Kadar Air Benih Gula Pati Protein Asam Lemak Bebas

57 memberi perlakuan zat pengatur tumbuh ZPT, agar vigor benih dapat dipertahankan. ZPT pada tanaman plant regulator, adalah senyawa organik yang bukan hara nutrient, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan Abidin, 1985. Lanjut dikatakan, bahwa GA 3 mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein. Demikian pula dengan NAA Naphthalene acetic acid, IAA Indole acetic acid dan IAN Indole-3-acetonitrile yang dapat mendorong pertumbuhan primordia akar. Peningkatan vigoritas benih setelah penyimpanan dipandang penting dalam proses pengadaan benih dan bermanfaat dalam bidang pemuliaan maupun untuk konservasi genetik. Perlakuan invigorasi benih dapat dilakukan untuk meningkatkan vigor pada benih yang telah mundur selama penyimpanan. Salah satu cara dalam menginvigorasi benih adalah dengan melakukan conditioning atau dikenal dengan istilah priming, osmocoditioning, matriconditing, moisturizing, dan lain-lain tergantung teknik pelaksanaannya Ilyas,1995. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji vigor bibit kakao pada berbagai lama penyimpanan dan invigorasi untuk keperluan tanaman batang bawah pada perbanyakan vegetatif.

II. BAHAN DAN METODE

Bahan-bahan yang digunakan adalah benih kakao varietas lokal, GA 3 , NAA, air kelapa, tanah, pasir, pupuk kandang ayam, serbuk gergaji, air, C a CO 3 , Pb-asetat, natrium oksalat, alkohol 80, asam sulfat pekat berat jenis 1,84, air raksa oksida, kalium sulfat, larutan hidroksida, larutan asam borat jenuh, larutan asam klorida 0,02 N, dan pelarut lemak dietil eter. Analisis Kimia Benih dilakukan pada sampel-sampel yang telah disimpan sesuai perlakuan penyimpanan. Analisis yang dilakukan untuk menentukan kadar karbohidrat gula dan pati, protein, lemak dan asam lemak bebas. Kemudian dilanjutkan dengan dua cara, yaitu cara Invigorasi GA 3 dan NAA serta cara air kelapa. Pelarutan GA 3 dan NAA yang berupa serbuk dilakukan dengan cara pemanasan secara terpisah, prosesnya yaitu: ambil air sebanyak 100 ml kemudian dituang dalam cangkir aluminium lalu masukan GA 3 atau NAA, lalu panaskan di atas kompor listrik dengan suhu rendah, kemudian diaduk sampai bahan terlarut dalam air. Didinginkan kemudian tambahkan air sampai larutan tercampur dalam 1 L air. Setelah itu, masing-masing larutan baik GA 3 maupun NAA diambil sebanyak 500 ml untuk bahan kombinasi GA 3 + NAA. Air kelapa yang digunakan adalah air kelapa muda yang masih segar sebanyak satu L. Air kelapa diambil sebagai perlakuan invigorasi, karena air kelapa mengandung bahan-bahan organik yang mudah terurai. Penelitian ini disusun berdasarkan pola faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah lama penyimpanan benih yang terdiri dari lima taraf yaitu: P = kontrol , P 1 = lama simpan 2 minggu, P 2 = lama simpan 4 minggu, P 3 = lama simpan 6 minggu, P 4 = lama simpan 8 minggu. Faktor kedua adalah cara invigorasi benih dengan menggunakan ZPT yang terdiri dari empat macam yaitu: I = tanpa ZPT, I 1 = 0,01 m mol GA 3 , I 2 = 0,01 m mol GA 3 + 0,1 m mol NAA, I 3 = air kelapa. Ucapan terima kasih kepada I.N. Daniel yang telah membantu dalam penelitian ini Data yang diperoleh dianalisis ragam, data yang memiliki koefisien keragaman lebih dari 20 ditransformasikan ke √ x+ 0,5 Sedangkan perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 0,05.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kadar Air Benih

Rata-rata kadar air benih kakao pada berbagai lama penyimpanan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Rata-rata Kadar Air Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan 37.27 33.91 34.18 31.66 27.97 5 10 15 20 25 30 35 40 P0 P1 P2 P3 P4 Lam a Pe nyim panan m inggu Ka da r A ir 58 2.21 1.86 1.92 1.75 1.45 0.5 1 1.5 2 2.5 P0 P1 P2 P3 P4 Lam a Pe nyim panan m inggu Ka da r P ro te in 0.73 0.91 1.12 1.19 1.57 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 P0 P1 P2 P3 P4 Lama Penyimpanan minggu K a d a r A s a m L e m a k B e b a s

2. Gula

Rata-rata kadar gula benih kakao pada berbagai lama penyimpanan disajikan pada Gambar 2. Gambar 2.. Rata-rata Kadar Gula Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan

3. Pati

Rata-rata Kadar Pati Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Rata-rata Kadar Pati Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan

4. Protein

Rata-rata kadar protein benih kakao pada berbagai lama penyimpanan disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Rata-rata Kadar Protein Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan.

5. Asam Lemak Bebas

Rata-rata Kadar Asam Lemak Bebas Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Rata-rata Kadar Asam Lemak Bebas Benih Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan Tabel 1. Rata-rata Persentase Bibit Vigor pada Berbagai Lama Penyimpanan dan Invigorasi benih Perlakuan Invigorasi Rata- rata BN J α = 0,05 Lama Penyimpa nan minggu I kontrol I 1 GA3 I 2 GA3 + NAA I 3 air kelapa 9,66 P = 0 95,0 100 100 100 98,75 c P 1 = 2 82,5 90,00 92,50 87,50 88,13 b P 2 = 4 77,5 90,00 85,00 82,50 83,75 b P 3 = 6 77,5 92,50 92,50 87,50 87,50 b P4 = 8 60,0 77,50 72,50 77,50 71,87 a Rata-rata 78,5 a 90,00 b 88,50 b 87,00 b BNJ α = 0,05 8,15 Keterangan: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada baris dan kolom yang sama masing-masing perlakuan tidak berbeda pada uji BNJ α = 0,05 1.1 1.1 0.82 0.61 0.42 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 P0 P1 P2 P3 P4 Lam a Pe nyim panan m inggu K ad ar G ul a 13.84 11.25 10.14 7.13 5.17 2 4 6 8 10 12 14 16 P0 P1 P2 P3 P4 Lam a pe nyim panan m inggu Ka da r P at i 59 Tabel 2. Rata-rata Tinggi Bibit cm Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan dan Invigorasi Benih Perlakuan Lama Penyimpanan minggu Rata-rata cm 4 MST 6 MST 8 MST P = 0 22,64 b 24,74 d 28,89 d P 1 = 2 20,01 a 22,29 c 26,97 c P 2 = 4 19,17 a 20,74 b 24,44 b P 3 = 6 18,99 a 19,70 a 22,27 a P 4 = 8 18,50 a 19,41 a 20,87 a BNJ α = 0,05 1,78 1,03 1,66 Perlakuan Invigorasi Rata-rata cm 4 MST 6 MST 8 MST I = kontrol 18,73 a 20,08 a 23,16 a I 1 = GA 3 20,20 ab 21,82 bc 25,60 b I 2 = GA 3 + NAA 20,48 b 22,33 c 25,56 b I 3 = air kelapa 20,04 ab 21,29 b 24,43 ab BNJ α = 0,05 1,50 0,86 1,38 Keterangan: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama masing-masing perlakuan tidak berbeda pada uji BNJ α = 0,05 Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun helai Bibit Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan dan Invigorasi Benih Perlakuan Lama Penyimpanan minggu Rata-rata helai 4 MST 6 MST 8 MST P = 0 4,13 c 5,31 b 6,36 c P 1 = 2 3,81 b 4,85 a 6,04 bc P 2 = 4 3,25 a 4,87 ab 5,79 ab P 3 = 6 3,48 a 4,73 a 5,54 ab P 4 = 8 3,24 a 4,56 a 5,44 a BNJ α = 0,05 0,24 0,44 0,55 Perlakuan Invigorasi Rata-rata helai 4 MST 6 MST 8 MST I = kontrol 3,37 a 4,45 a 5,23 a I 1 = GA 3 3,58 b 5,02 b 6,07 b I 2 = GA 3 + NAA 3,74 b 5,15 b 6,20 b I 3 = air kelapa 3,63 b 4,85 b 5,83 b BNJ α = 0,05 0,20 0,37 0,49 Keterangan: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama masing-masing perlakuan tidak berbeda pada uji BNJ α = 0,05 Tabel 4. Rata-rata Indeks Vigor Hipotetik Pertumbuhan Bibit Kakao pada Berbagai Lama Penyimpanan dan Invigorasi Benih. Perlakuan Lama Penyimpanan minggu Rata-rata 4 MST 6 MST 8 MST P = 0 5,93 c 5,06 c 4,68 d P 1 = 2 5,52 b 4,74 b 4,51 c P 2 = 4 5,04 a 4,66 b 4,39 c P 3 = 6 5,07 a 4,48 a 4,23 b P 4 = 8 4,96 a 4,33 a 4,10 a BNJ α = 0,05 0,28 0,16 0,12 Perlakuan Invigorasi Rata-rata 4 MST 6 MST 8 MST I = kontrol 4,98 a 4,43 a 4,18 a I 1 = GA 3 5,44 b 4,74 bc 4,47 bc I 2 = GA 3 + NAA 5,45 b 4,81 c 4,49 c I 3 = air kelapa 5,35 b 4,65 b 4,38 b BNJ α = 0,05 0,22 0,14 0,10 Keterangan: Rata-rata yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama masing-masing perlakuan tidak berbeda pada uji BNJ α = 0,05

1. PEMBAHASAN