Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh suasana kelasnya. Kondisi tersebut seperti siswa yang merasa jenuh sehingga banyak siswa yang keluar masuk kelas secara berperiodik.
Trik yang digunakan guru yang mengajar TIK tersebut adalah mendekati siswa yang sering melakukan keluar masuk kelas tersebut, dengan demikian siswa akan menjadi ragu
untuk melakukan hal yang sama lagi apalagi kadang-kadang ada pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa selama pembalajaran berlangsung dan guru
menunujuk satu persatu siswa secara acak sehingga siswa selalu merasa siap. Fitri handayani selaku guru yang mengajar IPS Geografi di kelas XI IPS 1 Dan XI
IPS 2 sependapat dengan I Wayan Surata beliau menambahkan solusi yang dilakukan oleh guru untuk siswa apabila guru bidang studi tidak masuk kelas untuk mengajar adalah
memberikan tugas yang bterkait dengan materi pembelajaran dan meminta untuk dikumpulkan pada hari saat diberikan tugas. Dengan demikian dapat meminimalisir siswa
yang berkeliaran pada jam kosongtidak masuk mengajar. Teknik yang diterapkan juga adalah memeriksa catatan siswa yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan.
Dengan ada catatan dari siswa tentang pelajaran, menurutnya siswa telah antusias mengikuti pembelajaran. Beliau menambahkan penggunaan fasilitas belajar dalam
menunjang pembelajaran Geografi ataupun pembelajaran lainnya sudah cukup baik meskipun untuk mata pelajaran geografi fasilitas yang digunakan tidak terlalu memadai
atau tergolong kurang hanya ada beberapa fasilitas saja seperti Globe dan Peta oleh karena itu beliau mengharapkan adanya penambahan fasilitas yang mendukung pembalajaran IPS
Geografi
3.3 Hasil Observasi Penelitian
3.3.1 Hasil observasi mengenai interaksi di lingkungan kelas terhadap hasil belajar Hasil observasi peneliti mengenai interaksi yang terjadi di lingkungan kelas selama
pembelajaran berlangsung adalah proses pembelajaran di kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2 terlihat kurang kondusif, hal ini disebabkan oleh interaksi atau penyampaian materi oleh
guru terhadap siswa cenderung kurang, dikatakan kurang karena saat penyampaian materi, guru hanya terlihat berinteraksi sendiri, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jawab. Perilaku siswa yang terlihat adalah ada siswa yang antusias mendengarkan penjelasan dari guru, ada juga yang berinteraksi atau bercerita dengan
teman sebangkunya. Namun terkadang, ketika guru melempar pertanyaan kepada siswa guna membangkitkan interaksi kepada siswa, reaksi yang diberikan siswa atas upaya
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
tersebut ditanggapi dengan baik oleh siswa walaupun hanya beberapa siswa saja yang menanggapinya, sedangkan siswa lainnya cenderung diam. Siswa yang merespons upaya
guru tersebut adalah siswa yang antusias mendengarkan penjelasan guru. Dari hasil observasi kegiatan interaksi dikelas mulai terlihat kondusif yaitu saat guru mata pelajaran
tidak masuk untuk mengajar. Pada saat ini siswa sangat aktif berinteraksi terhadap teman sekelasnya, ada juga siswa kelas lain yang ikut bergabung dalam interaksi tersebut. Hal
yang dibicarakan tidak banyak yang berhubungan dengan pelajaran. 3.3.2. Pengaruh Kantin terhadap hasil belajar siswa
Kantin adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh siswa maupun oleh guru pada saat jam istirahat. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa
menghabiskan waktu istirahat sekolah di kantin. Sehingga tempat ini merupakan salah satu tempat bertemunya atau tempat berkumpulnya para siswa saat jam istirahat. Dari
observasi, terlihat berbagai aktivitas dan interaksi para siswa saat berada di kantin sekolah. Hal yang dibicarakanpun bermacam-macam. Ada siswa yang menceritakan mengenai
kejadian di kelasnya kepada teman siswa lain, ada juga siswa yang bercerita tentang hal yang mereka alami di sekolah ataupun diluar sekolah, tak sedikit juga ada yang membahas
atau berdiskusi mengenai pelajaran. Kantin sekolah memang menyediakan kebutuhan sehari-hari disekolah yaitu
menyediakan makanan dan minuman. Namun tak menutup kemungkinan, fungsi kantin dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Contoh yang peneliti temukan saat melakukan
penelitian adalah ketika jam istirahat telah selesai dan tiba kembali saatnya siswa untuk masuk belajar, beberapa siswa terlihat masih berada dikantin saat jam belajar berlangsung
aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut adalah untuk makan dan mengobrol dengan siswa lain yang berada ditempat yang sama. Mereka terlihat enggan untuk masuk kelas.
Hal ini tentunya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena waktu istirahat yang diberikan sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga saat jam belajar dimulai
kembali, siswa baru menggunakan waktu tersebut untuk makan sehingga jam belajarnya terpotong yang membuat siswa tersebut ketinggalan materi pelajaran. Peneliti juga
menemukan siswa yang berkunjung ke kantin saat jam belajar sedang berlangsung, siswa tersebut keluar untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar dikelas, ada juga siswa
yang ke kantin disebabkan oleh ajakan teman lain saat tidak ada guru yang masuk kelas untuk mengajar.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E-Journal Geo-Tadulako UNTAD
Guru di SMA Negeri 2 sering berkunjung ke kantin sekolah, hasil observasi dilapangan menunjukan aktivitas yang dilakukan guru dikantin adalah sama halnya seperti
yang dilakukan siswa meskipun tingkat keseringannya beda yaitu guru jarang berkumpul dengan teman sesama guru di kantin. Ada beberapa siswa yang tertangkap basah masih
berkumpul di kantin oleh guru pada jam pelajaran dimulai, kemudian guru tersebut menegur siswa tersebut untuk masuk ke dalam kelas. Hal ini berarti guru di SMA Negeri 2
Palu mengharapkan siswanya untuk tetap berada didalam kelas baik ada guru pelajaran yang masuk ataupun tidak ada guru yang masuk, tujuannya adalah selain menjaga
ketertiban sekolah juga dapat membuat suasana yang nyaman sehingga siswa lain yang sedang belajar tidak terganggu oleh siswa yang berkeliaran di luar kelas.
3.3.3. Interaksi sosial terhadap kelas lain Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang terlihat antara siswa dengan siswa
kelas lain sangat lancar dan harmonis meskipun tidak semua siswa saling berkomunikasi. Interaksi hanya dilakukan oleh siswa yang saling mengenal, sedangkan siswa yang
cenderung tidak saling mengenal terlihat jarang berkomunikasi dengan siswa kelas lain. Namun peneliti perlu mengacungi jempol kepada siswa SMA Negeri 2 Palu secara
keseluruhan karena meskipun berbeda kelas dan ada beberapa siswa yang tidak saling mengenal, mereka memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Hal ini terlihat pada
saat para siswa berkumpul di kantin, maupun saling berpapasan di lingkungan sekolah para siswa menyapa satu sama lain, sikap saling hormat ini juga terlihat antara kakak kelas
dengan adik kelas dalam ruang lingkup yang sama. Hal ini juga tentunya mempengaruhi hasil belajar, yaitu dengan adanya interaksi antara siswa yang satu terhadap siswa yang
lain baik dalam satu kelas maupun berbeda kelas, para siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing siswa.
3.4 Pembahasan