PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA PEMBELAJARAN IPS GEOGHRAFI DI SMA NEGERI 2 PALU | Eka Permana | GeoTadulako 3257 10100 1 PB

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS PADA PEMBELAJARAN IPS GEOGHRAFI

DI SMA NEGERI 2 PALU

I PUTU RADITIYA EKA PERMANA

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(2)

ABSTRAK

I Putu Raditiya Eka Permana, 2014,Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Geografi Di SMA Negeri 2 Palu. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako, Pembimbing (I) Drs. Syakir Mahid, M.Hum dan Pembimbing (II) Amiruddin, S.Pd,.M.Pd

Penelitian ini dilatar belakangi oleh tingginya frekuensi siswa yang keluar masuk kelas pada pembelajaran IPS Geografi yang disebabkan oleh kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan disebabkan oleh adanya faktor lingkungan sosial, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar siswa, popolasi penelitian ini sebanyak 33 siswa yang diambil dari XI IPS 1 dan XI IPS 2 dan sampel penelitian ini sebanyak 33 sampel sehingga penelitian ini bersifat penelitian populasi, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif metode pendekatan yang digunakan adalah metode kausal (hubungan sebab akibat). Sumber data diperoleh dari angket, wawancara, observasi yang merupakan data primer dan studi dokumentasi berupa data nilai siswa yang merupakan data sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskritif kuantitatif yang menggunakan teknik persentase dan teknik analisis inferensial yang menggunakan rumus Product Moment Pearson yang digunakan untuk menguji hipotesis pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji korelasi menunjukan bahwa rhitung(0,89) > rtabel(0,344). Beranjak dari hasil tersebut mengartikan bahwa Ha diterima sedangkan H0 ditolak. yang menjelaskan bahwa ada pengaruh signifikan antara lingkungan sosial terhadap hasil belajar. Adapun besarnya sumbangan atau pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar ditunjukan dengan nilai 79,2 % sedangkan 21,8 % menyatakan ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar. Kesimpulan penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji deskritif kuantitatif dan uji korelasi menunujukan bahwa ada lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa XI IPS pada pembelajaran IPS Geografi dengan tingkat hubungan sangat kuat.


(3)

ABSTRACT

I Putu Raditiya Eka Permana, 2014,The Influence of Social Environment toward Student’s Learning Outcome on Geography Subject Of SMA Negeri 2 Palu. Thesis, Training and Education Faculty, Tadulako University, Supervisor (I) Drs. Syakir Mahid, M.Hum (II) Amiruddin, S.Pd,.M.Pd

The background of this research was caused by the high frequency of students in and out of the classroom social study learning Geography caused by saturation of students in attending geography lesson and caused by the social environment factors, the purpose of this research was to determine the significant level of social environmental influences to the student learning outcomes, the population of this research was 33 students that was taken from XI IPS 1 and XI IPS 2 and the total sample of this research was 33 samples, as the result, the characteristic of this research was population research, the type of this research was a quantitative research. The method which used was causal method (causal relationship). Sources of data was obtained from questionnaire, interview, and observation which is the primary data and documentation study in the form of students values data is as the secondary data. The technique of analysis data which used was quantitative descriptive technique that uses percentage and inferential analysis technique using Product Moment Pearson formula that are used to test hypotheses on the level of belief 95 %. The correlation test results showed that rcounted(0.89) > rtabel(0.344).

Referring to its result means that Ha was accepted while H0 was rejected. It indicates that there is a significant influence between social environment to the learning outcomes. The amount of the contribution or influence of social environment to the learning outcomes was indicated by the value of 79.2%, while 21.8 % stated there are other factors that influence learning outcomes. The conclusion of this research is based on the result of quantitative and descriptive correlation test showed that the social environment significantly influence learning outcomes of the student XI IPS in learning IPS Geography with the level of relationship is very strong.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

Berbagai permasalahan mengenai pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Geografi bisa mengubah pola pikir seorang siswa tentang mata pelajaran tersebut sehingga hasil belajar siswa berkurang. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang selalu meremehkan mata pelajaran Geografi. Berbagai faktor lainnya seperti faktor lingkungan kelas juga mempengaruhi hasil siswa dalam pembelajaran IPS Geografi, sebagai contoh guru bidang studi mata pelajaran terkait cara mengajarnya apakah dapat menarik perhatian siswa atau malah menjadi pelajaran yang membosankan. Hal itu juga dapat mengurangi semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Selain kedua faktor tadi, ada faktor lainnya yang turut mempengaruhi hasil siswa dalam pembelajaran Geografi, seperti halnya ajakan teman sekelas untuk membolos saat mata pelajaran Geografi sedang berlangsung.

Secara kajian empirik, SMA Negeri 2 Palu terdapat berbagai permasalahan seperti beberapa siswa yang kedapatan membolos saat jam belajar, siswa yang bolos dalam arti siswa tersebut keluar kelas sebentar hanya untuk menghilangkan kejenuhan dalam kelas, sesudah itu siswa yang bersangkutan masuk kembali mengikuti pelajaran. Kejenuhan yang dimaksud adalah rasa bosan siswa terhadap materi pembelajaran yang berlangsung yang disebabkan oleh kegiatan interaksi yang terjadi dalam kelas yang terlihat kurang kondusif. Contoh nyata yang terlihat berdasarkan hasil observasi adalah ketika pembelajaran sedang berlangsung dikelas, yaitu dimana dalam pembelajaran tersebut terjadi kegiatan interaksi antara siswa terhadap guru mengenai pembelajaran. Dari hasil observasi, kegiatan interaksi di kelas yaitu interaksi guru terhadap siswa terlihat lancar namun kurang kondusif, hal ini dikarenakan cara penyampaian materi oleh guru kurang bervariatif, artinya cara atau metode yang digunakan guru bersifat monoton sehingga siswa cenderung lebih tertarik untuk melakukan kegiatan lain seperti berinteraksi dengan teman yang tujuannya hanya untuk meminimalisir kejenuhan mereka, terlihat ada juga siswa yang lebih cenderung tertarik pada hal-hal yang diluar kelas sehingga tidak menutup kemungkinan siswa untuk keluar kelas sejenak untuk menghilangkan penat. Hal ini tentunya mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil observasi lain menunjukan bagaimana peranan atau pengaruh kantin terhadap hasil belajar siswa. Kantin sekolah juga berperan penting dalam keberhasilan belajar siswa, siswa yang keluar kelas pada pembelajaran


(5)

sedang berlangsung lebih banyak menuju ke kantin sekolah. Hasil observasi menunjukan aktivitas yang dilakukan siswa saat ke kantin adalah untuk bercerita dengan teman atau siswa lain yang kebetulan sedang berada di kantin saat jam belajar berlangsung untuk sekedar menghilangkan kepenatan dikelas ataupun sekedar membeli makanan atau minuman, kemudian setelah kejenuhan siswa berkurang siswa kembali masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Namun ada siswa yang tidak memanfaatkan waktu istirahat dengan baik di kantin, hal ini terlihat yaitu ketika jam istirahat aktivitas yang siswa lakukan adalah bercerita dengan temannya, pada saat jam belajar dimulai siswa baru memanfaatkan waktu istirahatnya. Hal ini tentunya menyebabkan waktu belajar siswa terpotong yang secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil pengamatan tersebut menarik perhatian penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Palu untuk mengukur pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Geografi. Untuk memudahkan dalam menemukan informasi

yang lebih akurat, penulis melakukan penelitian dengan judul “ pengaruh lingkungan

sosial terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada pembelajaran IPS Geografi di SMA Negeri 2 Palu. Namun fokus penulisan ini adalah bagaimana mengukur pengaruh lingkungan sosial yang terjadi di sekolah yang berupa interaksi yang terjadi, pengaruh fasilitas, dan pengaruh lingkungan kantin disekolah SMA Negeri 2 Palu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikansi antara lingkungan sosial terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Geografi. Kegunaan penelitian adalah (1) Bagi Sekolah, adalah untuk mengambil kebijakan sebagai bahan masukkan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga dapat menciptakan atmosfer yang dapat mendukung proses pembelajaran Geografi di Lingkungan SMA Negeri 2 Palu (2) Bagi Guru, dalam hal ini sebagai pendidik diharapkan lebih tegas dan disiplin terhadap anak didiknya untuk mencapai tujuan utama pendidikan yaitu mendidik dan membimbing (3) Bagi Siswa, diharapkan untuk lebih menaati aturan yang ada disekolah dan lebih menghormati guru disekolahnya sehingga menjadi seseorang yang dewasa dalam berfikir, dewasa dalam bertindak dan dewasa dalam bertutur kata.(4) Bagi peneliti, adalah agar menjadi lebih peka terhadap pemasalahan sosial terutama pada aspek lingkungan sekolah sehingga sekiranya dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan mengenai lingkungan sosial di SMA Negeri 2 Palu


(6)

BAB II METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan hubungan kausal (sebab-akibat). Secara administratif, lokasi SMA Negeri 2 Palu sebagai lokasi penelitian terletak di Kelurahan Lolu Selatan Kecamatan Palu Selatan Kota Palu.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 33 orang, Sugiono, (2010: 44) menyatakan

“apabila populasi kurang dari 100, maka pengambilan sampel adalah seluruh dari jumlah

populasi sehingga dapat dijadikan sebagai sampel populasi dan responden yang dijadikan

sampel adalah populasi penelitian” sehingga sampel dalam penelitian adalah sebanyak 33

responden yang diambil dari jumlah populasi penelitian sebanyak 33 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik Korelasi Product Moment untuk menguji hipotesis pada taraf kesalahan 5%. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi:

r

xy=

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi N = Jumlah Responden

X = Variabel Lingkungan Sosial Y = Variabel Hasil Belajar (∑x) = Jumlah kuadrat skor butir (∑Y) = Jumlah Kuadrat skor total

( Sugiono, 2011)

Untuk menguji signifikansi digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : t = Signifikan

r = koefisien korelasi


(7)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Analisis Inferensial

Untuk menguji hipotesis digunakan analisis korelasi Product Moment yang menggunakan analisis inferensial. Berikut hasil analisis inferensial yang disajikan dalam perhitungan dengan rumus sebagai berikut :

rxy=

rxy= rxy= rxy=

rxy= rxy= rxy= 0,89

Hasil analisis yang diperoleh yaitu rhitung (0,89) > rtabel (0,344). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial (X) terhadap hasil belajar (Y) siswa pada pembelajaran IPS Geografi di SMA Negeri 2 Palu. Berdasarkan tabel tingkat hubungan koefisien korelasi (lihat lampiran 2) adalah 0,89 memiliki tingkat hubungan sangat kuat yaitu berada diantara 0,80-1,00.


(8)

= 12,35

Hasil uji signifikansi menunjukan bahwa tingkat signifikansi pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar sebesar 12,35.

3.2 Hasil Wawancara

Hasil wawancara menunjukan bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa guru bidang studi IPS Geografi sebanyak 1 orang dan non bidang studi nongeografi sebanyak 2 orang. Berikut hasil wawancara yang sudah direduksi dengan salah seorang guru bernama Musdalifah , beliau menuturkan bahwa lingkungan sosial khususnya untuk disekolah akan selalu mempengaruhi siswa dalam belajar di sekolah. Beberapa contohnya adalah interaksi antara siswa terhadap guru, menurut penuturan beliau interaksi antara siswa dan guru terbilang lumayan lancar baik dalam proses belajar di kelas maupun diluar kelas, namun tingkat interaksi antara siswa dan guru yang tinggi terjadi pada saat pembelajaran dikelas dimana berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Beliau menambahkan mengenai kondisi peraturan tata tertib, menurutnya peraturan sekolah yang kerap berganti-ganti dan

stakeholder sekolah yang tiba-tiba melakukan rapat sekolah dengan para guru dapat mempengaruhi pembelajaran salah satu contoh kasus yang terjadi adalah tata tertib sekolah yang tidak terlaksana dengan baik, manajemen sekolah yang belum terlihat baik, pergantian struktur organisasi sekolah dan kebijakan sekolah yang berubah-ubah juga mempengaruhi manajemen sekolah dalam menjalankan tata tertib.

I Wayan Surata selaku guru multimedia yang juga mengajar di Kelas XI dan XII ini juga menuturkan bahwa sikap siswa dalam proses belajar mengajar di kelas terbilang lumayan bagus yang menjelaskan siswa antusias mengikuti pembelajaran, interaksi didalam kelaspun terbilang cukup interaktif. Interaksi yang cukup baik didalam kelas dalam artian siswa tidak ragu untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang di ajarkan, namun walaupun terbilang cukup lancar, siswa tidak selalu atau tidak sering berinteraksi dengan guru terkadang bila ada yang perlu ditanyakan barulah siswa tersebut berinteraksi dengan guru. Namun beliau menambahkan keantusiasan siswa mengikuti


(9)

pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh suasana kelasnya. Kondisi tersebut seperti siswa yang merasa jenuh sehingga banyak siswa yang keluar masuk kelas secara berperiodik. Trik yang digunakan guru yang mengajar TIK tersebut adalah mendekati siswa yang sering melakukan keluar masuk kelas tersebut, dengan demikian siswa akan menjadi ragu untuk melakukan hal yang sama lagi apalagi kadang-kadang ada pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa selama pembalajaran berlangsung dan guru menunujuk satu persatu siswa secara acak sehingga siswa selalu merasa siap.

Fitri handayani selaku guru yang mengajar IPS Geografi di kelas XI IPS 1 Dan XI IPS 2 sependapat dengan I Wayan Surata beliau menambahkan solusi yang dilakukan oleh guru untuk siswa apabila guru bidang studi tidak masuk kelas untuk mengajar adalah memberikan tugas yang bterkait dengan materi pembelajaran dan meminta untuk dikumpulkan pada hari saat diberikan tugas. Dengan demikian dapat meminimalisir siswa yang berkeliaran pada jam kosong/tidak masuk mengajar. Teknik yang diterapkan juga adalah memeriksa catatan siswa yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan. Dengan ada catatan dari siswa tentang pelajaran, menurutnya siswa telah antusias mengikuti pembelajaran. Beliau menambahkan penggunaan fasilitas belajar dalam menunjang pembelajaran Geografi ataupun pembelajaran lainnya sudah cukup baik meskipun untuk mata pelajaran geografi fasilitas yang digunakan tidak terlalu memadai atau tergolong kurang hanya ada beberapa fasilitas saja seperti Globe dan Peta oleh karena itu beliau mengharapkan adanya penambahan fasilitas yang mendukung pembalajaran IPS Geografi

3.3 Hasil Observasi Penelitian

3.3.1 Hasil observasi mengenai interaksi di lingkungan kelas terhadap hasil belajar

Hasil observasi peneliti mengenai interaksi yang terjadi di lingkungan kelas selama pembelajaran berlangsung adalah proses pembelajaran di kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2 terlihat kurang kondusif, hal ini disebabkan oleh interaksi atau penyampaian materi oleh guru terhadap siswa cenderung kurang, dikatakan kurang karena saat penyampaian materi, guru hanya terlihat berinteraksi sendiri, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab. Perilaku siswa yang terlihat adalah ada siswa yang antusias mendengarkan penjelasan dari guru, ada juga yang berinteraksi atau bercerita dengan teman sebangkunya. Namun terkadang, ketika guru melempar pertanyaan kepada siswa


(10)

menanggapinya, sedangkan siswa lainnya cenderung diam. Siswa yang merespons upaya guru tersebut adalah siswa yang antusias mendengarkan penjelasan guru. Dari hasil observasi kegiatan interaksi dikelas mulai terlihat kondusif yaitu saat guru mata pelajaran tidak masuk untuk mengajar. Pada saat ini siswa sangat aktif berinteraksi terhadap teman sekelasnya, ada juga siswa kelas lain yang ikut bergabung dalam interaksi tersebut. Hal yang dibicarakan tidak banyak yang berhubungan dengan pelajaran.

3.3.2. Pengaruh Kantin terhadap hasil belajar siswa

Kantin adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh siswa maupun oleh guru pada saat jam istirahat. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa menghabiskan waktu istirahat sekolah di kantin. Sehingga tempat ini merupakan salah satu tempat bertemunya atau tempat berkumpulnya para siswa saat jam istirahat. Dari observasi, terlihat berbagai aktivitas dan interaksi para siswa saat berada di kantin sekolah. Hal yang dibicarakanpun bermacam-macam. Ada siswa yang menceritakan mengenai kejadian di kelasnya kepada teman siswa lain, ada juga siswa yang bercerita tentang hal yang mereka alami di sekolah ataupun diluar sekolah, tak sedikit juga ada yang membahas atau berdiskusi mengenai pelajaran.

Kantin sekolah memang menyediakan kebutuhan sehari-hari disekolah yaitu menyediakan makanan dan minuman. Namun tak menutup kemungkinan, fungsi kantin dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Contoh yang peneliti temukan saat melakukan penelitian adalah ketika jam istirahat telah selesai dan tiba kembali saatnya siswa untuk masuk belajar, beberapa siswa terlihat masih berada dikantin saat jam belajar berlangsung aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut adalah untuk makan dan mengobrol dengan siswa lain yang berada ditempat yang sama. Mereka terlihat enggan untuk masuk kelas. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena waktu istirahat yang diberikan sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga saat jam belajar dimulai kembali, siswa baru menggunakan waktu tersebut untuk makan sehingga jam belajarnya terpotong yang membuat siswa tersebut ketinggalan materi pelajaran. Peneliti juga menemukan siswa yang berkunjung ke kantin saat jam belajar sedang berlangsung, siswa tersebut keluar untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar dikelas, ada juga siswa yang ke kantin disebabkan oleh ajakan teman lain saat tidak ada guru yang masuk kelas untuk mengajar.


(11)

Guru di SMA Negeri 2 sering berkunjung ke kantin sekolah, hasil observasi dilapangan menunjukan aktivitas yang dilakukan guru dikantin adalah sama halnya seperti yang dilakukan siswa meskipun tingkat keseringannya beda yaitu guru jarang berkumpul dengan teman sesama guru di kantin. Ada beberapa siswa yang tertangkap basah masih berkumpul di kantin oleh guru pada jam pelajaran dimulai, kemudian guru tersebut menegur siswa tersebut untuk masuk ke dalam kelas. Hal ini berarti guru di SMA Negeri 2 Palu mengharapkan siswanya untuk tetap berada didalam kelas baik ada guru pelajaran yang masuk ataupun tidak ada guru yang masuk, tujuannya adalah selain menjaga ketertiban sekolah juga dapat membuat suasana yang nyaman sehingga siswa lain yang sedang belajar tidak terganggu oleh siswa yang berkeliaran di luar kelas.

3.3.3. Interaksi sosial terhadap kelas lain

Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang terlihat antara siswa dengan siswa kelas lain sangat lancar dan harmonis meskipun tidak semua siswa saling berkomunikasi. Interaksi hanya dilakukan oleh siswa yang saling mengenal, sedangkan siswa yang cenderung tidak saling mengenal terlihat jarang berkomunikasi dengan siswa kelas lain. Namun peneliti perlu mengacungi jempol kepada siswa SMA Negeri 2 Palu secara keseluruhan karena meskipun berbeda kelas dan ada beberapa siswa yang tidak saling mengenal, mereka memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Hal ini terlihat pada saat para siswa berkumpul di kantin, maupun saling berpapasan di lingkungan sekolah para siswa menyapa satu sama lain, sikap saling hormat ini juga terlihat antara kakak kelas dengan adik kelas dalam ruang lingkup yang sama. Hal ini juga tentunya mempengaruhi hasil belajar, yaitu dengan adanya interaksi antara siswa yang satu terhadap siswa yang lain baik dalam satu kelas maupun berbeda kelas, para siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing siswa.

3.4 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara

lingkungan sosial terhadap hasi belajar siswa pada pembelajaran IPS Geografi di SMA

Negeri 2 Palu”. Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang baik dan lancar antar individu di lingkungan sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun dalam hal ini, interaksi yang dapat mempengaruhi hasil belajar ataupun dapat meningkatkan hasil belajar adalah interaksi yang berhubungan terkait dengan pembelajaran IPS Geografi. Faktor kantin sekolah juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Kantin merupakan salah satu tempat yang


(12)

dilapangan, interaksi yang dilakukan oleh siswa saat dikantin terlihat sangat baik dan lancar, namun hanya sedikit yang menyinggung masalah pembelajaran. Hal ini secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa yang mengindikasikan hasil belajar bisa saja turun bukan meningkat. Penyebab lainnya adalah jam belajar yang terpotong oleh siswa, siswa yang tidak memanfaatkan waktu istirahat dengan baik dapat mempengaruhi hasil belajar di kelas. Namun, bagaimana dengan pengaruh interaksi antar kelas? Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang terlihat antara siswa dengan siswa kelas lain sangat lancar dan harmonis meskipun tidak semua siswa saling berkomunikasi. Interaksi hanya dilakukan oleh siswa yang saling mengenal, sedangkan siswa yang cenderung tidak saling mengenal terlihat jarang berkomunikasi dengan siswa kelas lain. Namun peneliti perlu mengacungi jempol kepada siswa SMA Negeri 2 Palu secara keseluruhan karena meskipun berbeda kelas dan ada beberapa siswa yang tidak saling mengenal, mereka memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Hal ini terlihat pada saat para siswa berkumpul di kantin, maupun saling berpapasan di lingkungan sekolah para siswa menyapa satu sama lain, sikap saling hormat ini juga terlihat antara kakak kelas dengan adik kelas dalam ruang lingkup yang sama. Hal ini juga tentunya mempengaruhi hasil belajar, yaitu dengan adanya interaksi antara siswa yang satu terhadap siswa yang lain baik dalam satu kelas maupun berbeda kelas, para siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing siswa.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada pembelajaran IPS Geografi di SMA Negeri 2 Palu. Pengaruh yang kuat ini dapat ditunjukan dengan hasil perhitungan inferensial dengan angka 0,89 yang berdasarkan pedoman tabel intrepretasi koefisien korelasi menyatakan angka 0,80-1,00 tergolong kategori sangat kuat dan 0,89 berada diantara 0,80-1,00 sehingga tingkat hubungan antara lingkungan sosial terhadap hasil belajar tergolong sangat kuat dengan tingkat signifikansi sebesar 12,35 yang apabila mengacu pada aturan menurut Husaini bahwa jika thitung>ttabel maka pengaruh signifikan


(13)

kuat dengan ttabel sebesar 2,042 pada taraf kesalahan 5% maka thitung>ttabel dengan nilai

12,35>2,042.

Hasil observasi penelitian menunjukan bahwa interaksi antar siswa yang terjadi baik siswa terhadap siswa maupun siswa dengan guru yang terdapat di dalam kelas terlihat sangat lancar meskipun kurang kondusif. Interaksi yang terjadi dikantin terlihat sangat lancar dari para siswa dan hubungan interaksi antar kelas sangat harmonis karena meskipun ada siswa yang tidak saling mengenal, sikap menghargai siswa perlu diacungi jempol.

4.2 Saran

1. Untuk sekolah yang mana sebagai pengambil kebijakan adalah perlunya peningkatan sarana maupun prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah tanpa terkecuali pada pembelajaran IPS Geografi sehingga dapat menciptakan atmosfer yang mampu mendukung proses pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 2 Palu

2. Bagi guru adalah perlunya peningkatan sosialisasi antara guru dengan siswa terutama sosialisasi yang berkaitan dengan pembalajaran. Interaksi antara guru dan siswa terkait penggunaan fasilitas belajar juga perlu ditingkatkan guna membantu siswa dalam keberhasilan proses pembelajaran

3. Bagi siswa adalah sangat dianjurkan untuk lebih meningkatkan interaksi antar siswa dan guru sehingga dapat membantu keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah.

BAB V DAFTAR RUJUKAN

Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Research and Depelopment, Bandung: Alfabeta,


(14)

Lampiran 1

Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 2

Tabel hubungan koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00–0,199 Sangat Rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang

0,60–0,799 Kuat

0,80–1,000 Sangat kuat Sumber Sugiono, 2011


(15)

(1)

tersebut ditanggapi dengan baik oleh siswa walaupun hanya beberapa siswa saja yang menanggapinya, sedangkan siswa lainnya cenderung diam. Siswa yang merespons upaya guru tersebut adalah siswa yang antusias mendengarkan penjelasan guru. Dari hasil observasi kegiatan interaksi dikelas mulai terlihat kondusif yaitu saat guru mata pelajaran tidak masuk untuk mengajar. Pada saat ini siswa sangat aktif berinteraksi terhadap teman sekelasnya, ada juga siswa kelas lain yang ikut bergabung dalam interaksi tersebut. Hal yang dibicarakan tidak banyak yang berhubungan dengan pelajaran.

3.3.2. Pengaruh Kantin terhadap hasil belajar siswa

Kantin adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh siswa maupun oleh guru pada saat jam istirahat. Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar siswa menghabiskan waktu istirahat sekolah di kantin. Sehingga tempat ini merupakan salah satu tempat bertemunya atau tempat berkumpulnya para siswa saat jam istirahat. Dari observasi, terlihat berbagai aktivitas dan interaksi para siswa saat berada di kantin sekolah. Hal yang dibicarakanpun bermacam-macam. Ada siswa yang menceritakan mengenai kejadian di kelasnya kepada teman siswa lain, ada juga siswa yang bercerita tentang hal yang mereka alami di sekolah ataupun diluar sekolah, tak sedikit juga ada yang membahas atau berdiskusi mengenai pelajaran.

Kantin sekolah memang menyediakan kebutuhan sehari-hari disekolah yaitu menyediakan makanan dan minuman. Namun tak menutup kemungkinan, fungsi kantin dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Contoh yang peneliti temukan saat melakukan penelitian adalah ketika jam istirahat telah selesai dan tiba kembali saatnya siswa untuk masuk belajar, beberapa siswa terlihat masih berada dikantin saat jam belajar berlangsung aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut adalah untuk makan dan mengobrol dengan siswa lain yang berada ditempat yang sama. Mereka terlihat enggan untuk masuk kelas. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena waktu istirahat yang diberikan sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga saat jam belajar dimulai kembali, siswa baru menggunakan waktu tersebut untuk makan sehingga jam belajarnya terpotong yang membuat siswa tersebut ketinggalan materi pelajaran. Peneliti juga menemukan siswa yang berkunjung ke kantin saat jam belajar sedang berlangsung, siswa tersebut keluar untuk menghilangkan kejenuhan dalam belajar dikelas, ada juga siswa yang ke kantin disebabkan oleh ajakan teman lain saat tidak ada guru yang masuk kelas untuk mengajar.


(2)

Guru di SMA Negeri 2 sering berkunjung ke kantin sekolah, hasil observasi dilapangan menunjukan aktivitas yang dilakukan guru dikantin adalah sama halnya seperti yang dilakukan siswa meskipun tingkat keseringannya beda yaitu guru jarang berkumpul dengan teman sesama guru di kantin. Ada beberapa siswa yang tertangkap basah masih berkumpul di kantin oleh guru pada jam pelajaran dimulai, kemudian guru tersebut menegur siswa tersebut untuk masuk ke dalam kelas. Hal ini berarti guru di SMA Negeri 2 Palu mengharapkan siswanya untuk tetap berada didalam kelas baik ada guru pelajaran yang masuk ataupun tidak ada guru yang masuk, tujuannya adalah selain menjaga ketertiban sekolah juga dapat membuat suasana yang nyaman sehingga siswa lain yang sedang belajar tidak terganggu oleh siswa yang berkeliaran di luar kelas.

3.3.3. Interaksi sosial terhadap kelas lain

Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang terlihat antara siswa dengan siswa kelas lain sangat lancar dan harmonis meskipun tidak semua siswa saling berkomunikasi. Interaksi hanya dilakukan oleh siswa yang saling mengenal, sedangkan siswa yang cenderung tidak saling mengenal terlihat jarang berkomunikasi dengan siswa kelas lain. Namun peneliti perlu mengacungi jempol kepada siswa SMA Negeri 2 Palu secara keseluruhan karena meskipun berbeda kelas dan ada beberapa siswa yang tidak saling mengenal, mereka memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Hal ini terlihat pada saat para siswa berkumpul di kantin, maupun saling berpapasan di lingkungan sekolah para siswa menyapa satu sama lain, sikap saling hormat ini juga terlihat antara kakak kelas dengan adik kelas dalam ruang lingkup yang sama. Hal ini juga tentunya mempengaruhi hasil belajar, yaitu dengan adanya interaksi antara siswa yang satu terhadap siswa yang lain baik dalam satu kelas maupun berbeda kelas, para siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing siswa.

3.4 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sosial terhadap hasi belajar siswa pada pembelajaran IPS Geografi di SMA Negeri 2 Palu”. Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang baik dan lancar antar individu di lingkungan sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun dalam hal ini, interaksi yang dapat mempengaruhi hasil belajar ataupun dapat meningkatkan hasil belajar adalah interaksi yang berhubungan terkait dengan pembelajaran IPS Geografi. Faktor kantin sekolah juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Kantin merupakan salah satu tempat yang paling sering dikunjungi oleh siswa saat jam istirahat, jam kosong ataupun saat siswa


(3)

tersebut keluar karena kejenuhan belajar dikelas. Berdasarkan fakta yang terlihat dilapangan, interaksi yang dilakukan oleh siswa saat dikantin terlihat sangat baik dan lancar, namun hanya sedikit yang menyinggung masalah pembelajaran. Hal ini secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa yang mengindikasikan hasil belajar bisa saja turun bukan meningkat. Penyebab lainnya adalah jam belajar yang terpotong oleh siswa, siswa yang tidak memanfaatkan waktu istirahat dengan baik dapat mempengaruhi hasil belajar di kelas. Namun, bagaimana dengan pengaruh interaksi antar kelas? Berdasarkan hasil observasi, interaksi yang terlihat antara siswa dengan siswa kelas lain sangat lancar dan harmonis meskipun tidak semua siswa saling berkomunikasi. Interaksi hanya dilakukan oleh siswa yang saling mengenal, sedangkan siswa yang cenderung tidak saling mengenal terlihat jarang berkomunikasi dengan siswa kelas lain. Namun peneliti perlu mengacungi jempol kepada siswa SMA Negeri 2 Palu secara keseluruhan karena meskipun berbeda kelas dan ada beberapa siswa yang tidak saling mengenal, mereka memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Hal ini terlihat pada saat para siswa berkumpul di kantin, maupun saling berpapasan di lingkungan sekolah para siswa menyapa satu sama lain, sikap saling hormat ini juga terlihat antara kakak kelas dengan adik kelas dalam ruang lingkup yang sama. Hal ini juga tentunya mempengaruhi hasil belajar, yaitu dengan adanya interaksi antara siswa yang satu terhadap siswa yang lain baik dalam satu kelas maupun berbeda kelas, para siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing siswa.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh lingkungan sosial terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada pembelajaran IPS Geografi di SMA Negeri 2 Palu. Pengaruh yang kuat ini dapat ditunjukan dengan hasil perhitungan inferensial dengan angka 0,89 yang berdasarkan pedoman tabel intrepretasi koefisien korelasi menyatakan angka 0,80-1,00 tergolong kategori sangat kuat dan 0,89 berada diantara 0,80-1,00 sehingga tingkat hubungan antara lingkungan sosial terhadap hasil belajar tergolong sangat kuat dengan tingkat signifikansi sebesar 12,35 yang apabila mengacu pada aturan menurut Husaini bahwa jika thitung>ttabel maka pengaruh signifikan


(4)

kuat dengan ttabel sebesar 2,042 pada taraf kesalahan 5% maka thitung>ttabel dengan nilai 12,35>2,042.

Hasil observasi penelitian menunjukan bahwa interaksi antar siswa yang terjadi baik siswa terhadap siswa maupun siswa dengan guru yang terdapat di dalam kelas terlihat sangat lancar meskipun kurang kondusif. Interaksi yang terjadi dikantin terlihat sangat lancar dari para siswa dan hubungan interaksi antar kelas sangat harmonis karena meskipun ada siswa yang tidak saling mengenal, sikap menghargai siswa perlu diacungi jempol.

4.2 Saran

1. Untuk sekolah yang mana sebagai pengambil kebijakan adalah perlunya peningkatan sarana maupun prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah tanpa terkecuali pada pembelajaran IPS Geografi sehingga dapat menciptakan atmosfer yang mampu mendukung proses pembelajaran di lingkungan SMA Negeri 2 Palu

2. Bagi guru adalah perlunya peningkatan sosialisasi antara guru dengan siswa terutama sosialisasi yang berkaitan dengan pembalajaran. Interaksi antara guru dan siswa terkait penggunaan fasilitas belajar juga perlu ditingkatkan guna membantu siswa dalam keberhasilan proses pembelajaran

3. Bagi siswa adalah sangat dianjurkan untuk lebih meningkatkan interaksi antar siswa dan guru sehingga dapat membantu keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah.

BAB V DAFTAR RUJUKAN

Sugiono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Research and Depelopment, Bandung: Alfabeta,


(5)

Lampiran 1

Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 2

Tabel hubungan koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00–0,199 Sangat Rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang 0,60–0,799 Kuat 0,80–1,000 Sangat kuat


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODELPEMBELAJARAN ICARE TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 PANGURURAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 4 29

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1

0 5 15

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KABANJAHE DAN KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TIGAPANAH.

2 5 20

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Palu) | Maryani | Katalogis 6585 21879 1 PB

0 0 12

Efektifitas Pelajaran oleh Guru IPS di Kelas VII terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa di SMP Negeri 15 Palu | U. Mangatul | GeoTadulako 2596 7784 1 PB

0 0 16

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI | Taufik | GeoTadulako 3258 10104 1 PB

0 0 14

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU | Hariyati | GeoTadulako 3255 10092 1 PB

0 0 16

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Palu | Usman | GeoTadulako 5809 19230 1 PB

0 0 18

this PDF file MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 PALU | Tandirerung | Katalogis 1 PB

0 0 13