PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Komparatif Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia - Singapura)
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Komparatif Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia - Singapura)
THE EFFECT OF INTELLECTUAL CAPITAL TOWARD COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE WITH COMPETITIVE ADVANTAGE AS
INTERVENING VARIABLE
(Comparative Study on Manufacturing Companies in Indonesia and Singapore)
Oleh
RIZQIYA NUR ANISAH 20130420430
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Komparatif Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia - Singapura) THE EFFECT OF INTELLECTUAL CAPITAL TOWARD COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE WITH COMPETITIVE ADVANTAGE AS
INTERVENING VARIABLE
(Comparative Study on Manufacturing Companies in Indonesia and Singapore)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
RIZQIYA NUR ANISAH 20130420430
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Rizqiya Nur Anisah
NIM : 20130420430
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN DENGAN KEUNGGULAN KOMPETITIF SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING (STUDI KOMPARATIF PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA - SINGAPURA )” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 16 Desember 2016
(4)
Motto
”Wa man yatawakkal ‘alallaaha fahuwa hasbuh, inallaaha baalighu amrih.” ”Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya.” (QS Ath-Thalaq: 3)
”Waman jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi innallaha laghanii-yun 'anil
'aalamiin.”
”Dan barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta.” (QS Al-Ankabut 29 : 6 )
(5)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
Bapak ibuku tercinta, kakak-kakakku tersayang dan keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat, harapan, dorongan, dukungan serta kasih sayang sehingga menjadikan motivasi untuk memberikan yang terbaik, memberikan kebanggaan dan berusaha untuk tidak mengecewakan.
Ibu Dr. Ietje Nazaruddin, S.E., M.Si., Ak., CA, terimakasih banyak telah menuntun dan membimbing penulis ke jalan yang benar sehingga skripsi penulis dapat selesai dengan tepat waktu dan sukses.
Buat keluarga macam apa, ayah Ahlun, bunda Her, bulek Nana, adek Ika, Indang, menantu Yogai, Daryan ugal, tetangga Desi dan Nendong terimakasih atas semangat dan doanya.
Buat anggota Haryanto’s princess Kak Sun dan Mellot terimakasih sudah menemani, menjadi sahabatku, saling berbagi, sabar, susah seneng bareng selama hampir 3 tahun ini.
Buat mbak Devi Intan Saputri S.E terimakasih selama ini telah membimbing, membantu dan mengajari saya dalam perkuliahan selama ini.
Buat anak-anak kos Pak Suwarto terimakasih atas semangat dan doanya.
Buat Girls Generation Fida, Mela, Lely, Desi, dan Itak terimakasih sudah menemani dan menjadi sahabatku dari awal kuliah sampai sekarang.
Buat best partner Arif Eko Fristian, terimakasih untuk semangat, doa, kesabaran, pengertian, motivasi dan kepercayaannya selama ini.
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i.
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii.
HALAMAN PENGESAHAN... iii.
HALAMAN PERNYATAAN... iv.
HALAMAN MOTTO... v.
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi.
INTISARI... vii.
ABSTRAK... viii.
KATA PENGANTAR... ix.
DAFTAR ISI... xi.
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar BelakangPenelitian... B. Rumusan Masalah... 1 5 C. Tujuan Penelitian... 5
D. ManfaatPenelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7
A. Landasan Teori... 1. Resources Based Theory... 7 7 2. Kinerja Keuangan Perusahaan... 8
3. Intellectual Capital... 9
4. Keunggulan Kompetitif... 12
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 13
C. Penurunan Hipotesis... 15
1. Intellectual Capital Terhadap Keunggulan Kompetitif... 15
2. Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan... 17
3. Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif sebagai variabel intervening... 19
4. Tingkat Nilai Intellectual Capital di Indonesia dan Singapura .... 21
D. Model penelitian... 23
BAB III METODE PENELITIAN... 24
A. Obyek Penelitian... 24
B. Jenis dan Sumber Data... 24
C. Teknik Pengambilan Sampel... 24
D. Teknik Pengumpulan Data... 25
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 25
1. Variabel Dependen... 26
2. Variabel Independen... 26
3. Variabel Intervening... 29
F. Uji Kualitas Data... 29
1. Uji Statistik Deskriptif... 29
2. Uji Asumsi Klasik... 30
(7)
b. Uji Multikolinieritas... 30
c. Uji Autokorelasi... 30
d. Uji Heteroskedastisitas... 31
G. Uji Hipotesis Dan Analisis Data... 32
1. Regresi Berganda... a. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR2... b. Uji Signifikansi Nilai F... 32 33 33 c. Uji Signifikansi Nilai t... 2. Path Analysis... 33 33 3. Uji Chow... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 36
B. Uji Statistik Deskriptif ... 36
C. Uji Asumsi Klasik... 38
1. Uji Normalitas... 38
2. Uji Autokorelasi... 38
3. Uji Multikolinearitas ... 39
4. Uji Heterokedastisitas... 40
D. Pengujian Hipoteis... 41
1. Pengujian Hipoteis 1a dan 1b... a. Uji Signifikansi Nilai t... b. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR2... 2. Pengujian Hipoteis 2a dan 2b... a. Uji Signifikansi Nilai t... b. Uji Signifikansi Nilai F... c. Uji Koefisien Determinasi AdjustedR2... 41 42 42 43 44 44 45 3. Pengujian Hipoteis 3a dan 3b... 45
4. Pengujian Hipoteis 4... a. Uji Independent sample t-test... b. Uji Chow... 50 50 51 E. Pembahasan... 53
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN... 57
A. Simpulan... 57
B. Keterbatasan... 57
C. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu... 14
4.1 Tabel Prosedur Pemilihan Sampel... 36
4.2 Tabel Statistik Deskriptif... 37
4.3 Tabel Hasil Uji Normalitas... 38
4.4 4.5 Tabel Hasil Uji Autokorelasi... Tabel Hasil Uji Multikolinieritas... 39 39 4.6 Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas... 40 4.7
4.8
Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK Indonesia... Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK Singapura...
41 41 4.9
4.10 4.11 4.12
Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Indonesia... Tabel Hasil Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Singapura... ... Tabel Hasil Uji Independent Sample t-test ... Tabel Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis...
43 43 50 52
(9)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Kerangka Model Penelitian... 23 4.1
4.2
Gambar Analisis Jalur Sampel Indonesia... Gambar Analisis Jalur Sampel Singapura...
46 48
(10)
(11)
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura tahun 2013-2015 . Penelitian ini menggunakan sekunder melalui data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah model regresi linier berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura. Selanjutnya penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dimediasi oleh keunggulan kompetitif. Terdapat perbedaan yang signifikan intellectual capital di Indonesia dan Singapura. Terdapat perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
(12)
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of intellectual capital toward company financial performance with competitive advantage as intervening variable on manufacturing company in Indonesia and Singapore during the period of 2013-2015. This research used secondary data from data gathered by data gathering council and was published to society. The method used was double liniear regression model.
Based on the analysis that has been done, the result shows that the intellectual capital has a positive and significant effect toward a competitive advantage. The result of research shows that intellectual capital has a positive effect and significant against toward company financial performance. Furthermore this research also proved that the effect of intellectual capital toward company financial performance is mediated by competitive advantage. There is a significant difference toward intellectual capital in Indonesia and Singapore. There is a difference level of intellectual capital effect toward financial performance in manufacturing company in Indonesia and Singapore.
(13)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Munculnya new economy membuat perekonomian global tumbuh dengan cepat, hal tersebut terlihat dari perkembangan teknologi informasi yang lebih maju, penciptaan inovasi bisnis yang lebih modern dan persaingan bisnis yang lebih sempit. Perkembangan ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal yang biasa disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara yang tergabung dalam anggota ASEAN. Dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat selama MEA, kesuksesan perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menyediakan dan memproduksi produk atau jasa yang mampu dijual dan tidak lagi ditentukan dari seberapa besar perusahaan dapat menjual produknya (Mulyadi, 2001).
Secara umum MEA bertujuan untuk menciptakan ekonomi yang stabil, makmur dan memiliki tingkat daya saing yang tinggi. Agar perekonomian di Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain, maka perusahaan di Indonesia harus memiliki keunggulan kompetitif, yaitu dengan menciptakan inovasi dan strategi bisnis yang kreatif agar mampu bersaing. Jika sebuah perusahaan menginginkan untuk terus bersaing maka perusahaan harus mengubah strateginya, dari bisnis yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) kebisnis yang berdasarkan pengetahuan (knowledge based business).
Value added dapat tercipta dengan mengelola nilai-nilai tidak tampak yang terdapat dalam aset tidak berwujud (intangible asset) dan juga dapat meningkatkan perhatian
(14)
perusahaan pada modal intelektual jika perusahaan menerapkan strategi pengetahuan (knowledge based business). Menurut PSAK No. 19 (revisi 2010), aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang dan jasa, disewakan kepada pihak yang lainnya atau untuk tujuan administratif (IAI, 2009).
Intellectual capital merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengukuran dan penilaian intangible asset, dimana tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Menurut Bontis et al.,(2000) mengatakan bahwa elemen-elemen pembangun intelectual capital terdiri dari structural capital (SC), customer capital (CC) dan human capital (HC). Dengan mengoptimalkan unsur-unsur dalam IC tersebut maka perusahaan dapat menciptakan produk yang favorable bagi para konsumennya.
Intellectual capital yang dimiliki perusahaan akan mampu menciptakan inovasi baru yang kreatif, dimana inovasi ini dapat dijadikan modal bagi perusahaan untuk dapat bersaingdengan perusahaan lainnya. Pondasi bagi perusahaan untuk lebih kompetitif dan unggul adalah dengan adanya kesadaran akan pentingnya intellectual capital bagi kelangsungan perusahaannya. Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif dapat menjaga kelangsungan bisnisnnya (going concern) dalam jangka waktu yang lama dan nilai tambah bagi perusahaan akan muncul dengan sendirinya dari keunggulan perusahaan tersebut.
Jika perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan aset tidak berwujud maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Wang dan Chang (2005), mengakui bahwa daya saing kinerja perusahaan saat ini dan masa yang akan datang serta pertumbuhan nilai perusahaan
(15)
ditentukan oleh intelectual capital. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai dan kinerja keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh keunggulan kompetitif yang berasal dari intelectual capital.
Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pengukuran kinerja berguna untuk pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja perusahaan. Rasio keuangan digunakan oleh pengguna informasi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan seperti rasio profitabilitas. Indikator dari kinerja keuangan yang kerap digunakan untuk mengambil sebuah keputusan merupakan rasio profitabilitas. Hal tersebut karena rasio profitabilitas sangat cocok untuk mengevaluasi dan mengukur efektivitas kinerja manajemen dalam menjalankan produktivitas usahanya untuk mengelola seluruh aset-aset perusahaan.
Peneliti mengambil penelitian di Indonesia dan Singapura karena kedua negara tersebut masih dalam satu lingkup anggota MEA. Selain itu Singapura merupakan negara maju di Asia Tenggara yang letaknya dekat dengan Indonesia. Menurut United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), indeks daya saing industri Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Singapura. Indeks daya saing industri ini merefleksikan kapabilitas ekonomi untuk memproduksi dan mengekspor produk manufaktur. UNIDO menempatkan indeks daya saing industri Singapura ada di peringkat ke-7 sedangkan Indonesia ada pada peringkat ke-42 berdasarkan Competitive Industrial Performance (CIP) per 2013.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Kamukama et al.,(2011). Penelitian ini mengambil objek perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura tahun 2013-2015 karena intellectual capital banyak diterapkan di
(16)
perusahaan-perusahaan manufaktur guna memberikan nilai tambah sehingga dapat memberikan ciri khas bagi perusahaan. Ciri khas tersebut yang menjadi pembeda dari perusahaan pesaing lainnya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif sebagai Variabel Intervening (Studi Komparatif pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia-Singapura )”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura ?
2. Apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura ?
3. Apakah keunggulan kompetitif memediasi hubungan antara intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura ? 4. Apakah terdapat perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh positif intellectual capital terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
(17)
2. Untuk menguji pengaruh positif intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
3. Untuk menguji pengaruh positif keunggulan kompetitif sebagai pemediasi hubungan intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
4. Untuk menguji perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:
1. Penelitian ini dapat menjadi tambahan literatur dan bahan pertimbangan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan antara negara Indonesia dan Singapura. 2. Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai akuntansi keuangan.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya perusahaan, khususnya intellectual capital.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi tambahan mengenai pentingnya penerapan intellectual capital bagi kemajuan sebuah perusahaan.
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Resources Based Theory (RBT)
Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat menghasilkan nilai bagi perusahaan. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang melekat pada perusahaan dan sulit untuk ditiru oleh perusahaan lain. Keunggulan kompetitif didapatkan dengan memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik. Dalam sumber daya yang dimiliki perusahaan, resource based theory meyakini bahwa perusahaan sebagai kumpulan kemampuan dalam mengelola sumber daya tersebut (Penrose, 1959). Sumber daya adalah semua yang dimiliki dan dikendalikan perusahaan baik itu aset, kemampuan perseorangan karyawan, pengetahuan tentang teknologi, proses organisasional, dan informasi yang berguna untuk mengimplementasikan strategi perusahaan sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan.
Kuryanto (2008) menyatakan bahwa keunggulan kompetitif dihasilkan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dayanya dengan baik sehingga dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Sumber daya disini berupa intellectual capital yaitu human capital, structural capital, dan customer capital. Keunggulan kompetitif akan tercipta jika intellectual capital dapat dikelola dengan baik sehingga nantinya dapat menciptakan value added yang berguna untuk perusahaan dan akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan itu sendiri. Terdapat beberapa kriteria perusahaan agar mampu
(19)
mencapai keunggulan kompetitif menurut Barney dan Clark (2007), adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya harus bisa menambah nilai positif bagi perusahaan. b. Sumber daya harus sulit untuk ditiru oleh pesaingnya.
c. Sumber daya harus bersifat unik diantara sumber daya pesaingnya. d. Sumber daya tidak dapat digantikan denganpesaing lainnya.
Dari pengertian diatas, menurut RBT, intellectual capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya yang unik dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan value bagi perusahaan. Value ini berupa adanya kinerja yang semakin optimal di dalam perusahaan.
2. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan (Fahmi,2011).Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu kualitas perusahaan. Pengukuran terhadap kinerja perusahaan diperlukan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan baik atau buruk.
Pengukuran kinerja yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) karena dapat memberikan gambaran tingkat pengembalian keuntungan yang dapat diperoleh investor atas investasinya. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan keseluruhan total aset yang dimiliki. ROA dihitung dengan membagi laba
(20)
bersih (net income) dengan rata-rata total aset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan assetnya, baik aset fisik ataupun aset non-fisik (intellectual capital) akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
3. Intellectual Capital (IC)
Intellectual Capital (IC) merupakan hal yang penting dalam menentukan aktivitas-aktivitas entitas. Untuk memanfaatkan IC, entitas perlu memahami apakah yang dimaksud dengan IC tersebut. Ide atau gagasan mengenai intellectual capital mulai berkembang pada pertengahan tahun 1990-an yang diindikasikan dengan munculnya pergeseran dari labor based business ke knowledge based businessdan menghasilkan banyak literaturyang menggunakan istilah intangible sebagai nama lain intellectual capital. Melalui pemahaman makna aset intangible, entitas dapat menyusun dan menetapkan strategi serta kebijakan-kebijakan untuk mengevaluasi dan memaksimalkan produktivitas aset mereka yang paling bernilai tersebut.
Definisi dari IC menurut Ricceri (2007) berasal dari flow concept, yaitu intellectual capital adalah sumber daya knowledge based atau intelektual dari organisasi. Intellectual capital mencakup sumber daya yang terdapat dalam satu waktu dan sumber daya likuid yang digunakan untuk berinteraksi dengan sumber daya intelektual maupun physical.
Dalam knowledge based business, intellectual capital berguna untuk menciptakan keuntungan kompetitif, hal itu terjadi karena intellectual capital mempunyai beberapa keunggulan (Sangkala, 2006), yaitu:
a. Memberikan pemahaman sifat dasar sumber daya dalam tindakan. b. Memberikan gambaran menyeluruh mengenai perusahaan.
(21)
d. Lebih bersifat praktek daripada konseptual.
Umumnya terdapat dua pendekatan dalam mengukur intellectual capital. Pertama fokus pada cost different dan lainnya menggunakan pendekatan yang berorientasi pada nilai. Pengukuran intellectual capital yang menggunakan pendekatan berorientasi pada
nilai antara lain Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang dikembangkan oleh Pulic (2000) dengan tujuan untuk menyajikan informasi tentang value creation efficency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tak berwujud (intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Perhitungannya dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan value added (VA). Bontis et al., (2000) menyatakan bahwa secara umum para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari modal intelektual, yaitu: structural capital (SC), customer capital (CC) dan human capital (HC).
Human capital (HC) adalah sumber kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis berupa pengetahuan, inovasi, kompetensi dan ketrampilan yang dimiliki oleh karyawannya. HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Human capital dapat meningkat apabila perusahaaan dapat menggunakan dan mengoptimalkan pengetahuan karyawan. Human Capital dalam VAIC (Value Added Human Capital -VAHU) menunjukkan berapa banyak nilai tambah perusahaan yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dalam sumber daya manusia.
(22)
Structural capital (SC) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya, yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan yang mencakup dua elemen penting, yaitu intellectual property dan infrastructure asset. Intellectual property dilindungi oleh hukum (paten, hak cipta, dan merk dagang), sedangkan infrastructure asset, merupakan elemen intellectual capital yang dapat diciptakan di dalam perusahaan atau dimiliki dari luar (budaya perusahaan, management process, sistem informasi, networking system). SC dalam model VAIC disebut dengan Structural Capital Value Added (STVA). STVA menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan value added. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
Relational capital atau customer capital (CC) merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital menunjukkan hubungan yang baik antara lingkungan internal dan eksternal perusahaan, diantaranya adalah dengan mitra bisnisnya seperti pemasok, pelanggan, pemerintah maupun masyarakat di sekitar. Sedangkan tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui proses berjalannya bisnis. VAIC komponen ini disebut Value Added of Capital Employed (VACA). VACA merupakan indikator VA yang dihasilkan oleh satu unit physical capital.
(23)
4. Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif menurut Porter (1986) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Barney (1991), Stiles dan Kulvisaechana (2004) mengatakan bahwa suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika perusahaan tersebut mempunyai sumber daya organisasional yang berharga, langka, sangat sulit ditiru dan tidak dapat dengan mudah digantikan secara signifikan.
Dalam mengembangkan posisi kompetitif yang berkesinambungan, setiap perusahaan secara sengaja atau sebagai akibat tekanan pasar akan mencapai satu dari dua strategi kompetitif yaitu kepemimpinan diferensiasi (differentiation) atau biaya (cost leadership). Differentiation adalah strategi bisnis yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan produk yang memiliki keunikan atau ciri khas tertentu yang membedakan perusahaan tersebut dengan pesaing lain. Cost leadershipadalah keunggulan perusahaan dalam memproduksi produk dengan biaya yang lebih murah dibanding pesaing lain.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Kamukama et al., (2011) melakukan penelitian tentang hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa hubungan antara intellectual capital dengan kinerja keuangan perusahaan meningkat jika memiliki suatu keunggulan kompetitif. Jadi,hubungan antara intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan dapat dimediasi oleh keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. Beberapa penelitian tentang intellectual capitaldapat dilihat dalam tabel berikut :
(24)
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Hasil
1. Lestari, (2013)
Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar pada perusahaan multina- sional di Indonesia
Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar pada perusahaan multinasional di Indonesia
2. Mursida (2014)
Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan
Secarabersamaan komponen intellectual capital yang terdiri atas human capital, customer capital dan structural capital berpengaruh signifikan terhadap Return on Aset (ROA), sebagai indikator dari kinerja keuangan perusahaan.
3. Chusnah et al, (2014)
Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan dengan strategisebagai variabel moderasi
Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (ROA) dengan strategi sebagai variabel moderasi.
4. Sirapanji (2015)
pengaruh value added intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan khususnya di industri perdagangan jasa yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2008 – 2013
Intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan di sektor perdagangan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 hingga 2013
5. Simarmata (2016)
Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan perbankan indonesia
�� ���berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) dan terbukti dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.�� ���berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan terbukti memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pasar yang mampu mengelola
intangible asset berupa intellectual capital dalam perusahaan.
(25)
6. Faradina (2016)
Pengaruh intellectual capital danintellectual capital disclosure terhadap kinerja keuangan perusahaan
Intellectual Capital Disclosure berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak informasi Intellectual Capital Disclosure yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan maka semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan tersebut.
7. Diana (2015) Hubungan antara intellectual capital dan kinerja perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening (studi kasus bpr di sumatera utara)
1.Intellectual Capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keunggulan Kompetitif
2. Intellectual Capital
memberikan pengaruh langsung terhadap Kinerja Perusahaan. Dan Keunggulan Kompetitif dapat memediasi pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja
Perusahaan Sumber: Diolah dari beberapa hasil penelitian (2016)
C. Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Keunggulan Kompetitif
Menurut Resource Based Theory, keunggulan kompetitif akan tercipta jika perusahaan dapat mengolah sumber dayanya secara efisien dan efektif. Sumber daya unggul yang ada dalam aset intelektual perusahaan (modal intelektual) akan menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Wang dan Chang (2005) menemukan bahwa modal intelektual merupakan faktor penentu fundamental dari perkembangan nilai perusahaan di masa yang akan datang serta daya saing perusahaan saat ini dan masa yang akan datang.
Modal intelektual terdiri atas modal struktural, modal relasional dan modal manusia yang mampu memberikan value added bagi perusahaan (Madhani, 2009). Pengelolaan
(26)
modal intelektual yang menghasilkan value added akan meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar nilai modal intelektual maka, keunggulan kompetitif perusahaan juga menjadi semakin besar. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian dari Kamukama et al., (2011) yang menunjukkan bahwa modal intelektual memiliki pengaruh positif dengan keunggulan kompetitif perusahaan dan juga didukung oleh penelitian dari Wu (2013) yang menyatakan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif terhadap keunggulan perusahaan.
Temuan Bontis (2002), menunjukkan bahwa tiga unsur modal intelektual saling berhubungan dan beroperasi dengan cara interaktif atau kolaboratif untuk membentuk basis modal yang kuat intelektual yang menciptakan atau mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan. Bataineh et al.,(2011) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan positif yang kuat antara modal manusia dan struktural pada keunggulan kompetitif, dan moderat pengaruh signifikan dan positif dengan modal relasional. Diana (2015), menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan intellectual capital maka akan meningkatkan keunggulan kompetitif. Semua definisi di atas menunjukkan bahwa intellectual capital mendorong atau menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan, maka hipotesis yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut:
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif perusahaan manufaktur di Indonesia.
(27)
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif perusahaan manufaktur di Singapura.
2. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui kinerja dan prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan. Kinerja keuangan juga menunjukkan efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ukuran kinerja yang biasanya digunakan adalah ukuran kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh laporan keuangan perusahaan yang memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Untuk menjalankan perusahaannya dan memiliki kinerja keuangan yang baik adalah jika dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien.
Kinerja keuangan dan keunggulan kompetitif perusahaan yang unggul akan dihasilkan dengan adanya intelectual capital. Berdasarkan research based theory, kinerja perusahaan yang sangat baik dihasilkan dari konsep intellectual capital. Hal yang paling terlihat dalam mengukurnya adalah laba yang didapatkan perusahaan. Semakin tinggi intelectual capitalartinya semakin tinggi pendayagunaan sumber daya perusahaan dalam menghasilkan laba.
Intlectual capital dapat membawa pengaruh langsung terhadap aset yang dimiliki perusahaan jika perusahaan tersebut dapat mengelola komponen intlectual capitalnya dengan baik. Dalam hal ini maka perusahaan akan mengelola aset yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektifyang diukur dengan return on asset (ROA). Semakin tinggi intellectual capital maka laba akan semakin besar, hal tersebut membuat nilai ROA juga menjadi semakin besar. Dengan demikian intellectual capital mampu memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan.
(28)
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursida (2014), Chusnah (2014), Sirapanji (2015) dan Faradina (2016) mengungkapkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian tersebut berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2013) yang menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada perusahaan multinasional di Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut:
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia.
: Intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur diSingapura.
3. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Keunggulan Kompetitif sebagai Variabel Intervening
Dalam persaingan global, demi menjaga kelangsungan usahanya perusahaan perlu menciptakan suatu keunggulan kompetitif. Untuk mengarah pada keunggulan kompetitif, resource based theory menyebutkan bahwa penggunaan sumber daya yang berharga, langka, imperfect imitability dan tidak ada penggantinya dapat mencerminkan suatu keunggulan kompetitif perusahaan (Barney, 2007). Perusahaan yang telah memiliki sumber daya baik memerlukan suatu strategi untuk dapat terus bersaing dan memperoleh keunggulan kompetitif. Menurut Porter (1986), strategi tersebut adalah strategi kepemimpinan biaya rendah ( the cost of leadership dan strategi differensiasi. Meskipun Porter berpendapat bahwa perusahaan harus memilik salah satu dari strategi tersebut, tetapi perusahaan dapat memfokuskan padaberbagai kombinasi dari kedua strategi
(29)
tersebut. Masing-masing strategi ini memberikan dasar untuk memperoleh keunggulan bersaing dalam suatu industri.
Perusahaan yang memilih strategi diferensiasi dan memiliki modal intelektual yang tinggi, akan lebih mampu bersaing dan lebih mampu menghadapi ketidakpastian lingkungan karena didukung oleh skill yang memadai. Setiap strategi memberikan perbedaan mendasar dalam menentukan arah untuk mendapatkan keunggulan bersaing. Suatu perusahaan yang mampu merumuskan dan mengimplementasikan suatu strategi yang mengarah pada kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaing lainnya dikatakan memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dicapai oleh perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam memobilisasi aset intelektual mereka dalam bentuk keterampilan, pengetahuan, teknologi, kemampuan strategis dan pengalaman. Dengan demikian, esensi dari strategi itu adalah menjadi berbeda dari pesaingnya dan besifat unik.
Modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dihubungkan oleh keunggulan kompetitif sebagai efek pemediasi (Tovstiga dan Tulugurova, 2009). Hal tersebut menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif berpengaruh tidak langsungterhadap hubungan antara modal intelektual dan kinerja keuangan perusahaan. Prahalad dan Hamel (1990), Barney (1991), Tovstiga dan Tulugurova (2009), menegaskan bahwa modal intelektual mempengaruhi keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian oleh Kamukama et al., (2011) yang mengindikasikan bahwa hubungan antara modal intelektual dengan kinerja keuangan dapat dimediasi oleh keunggulan kompetitif perusahaan. Intellectual capital memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan dan keunggulan kompetitif dapat memediasi
(30)
pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening maka secara tidak langsung akan meningkatkan pengaruh variabel intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hipotesis yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut:
: Keunggulan kompetitif memediasi pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia.
: Keunggulan kompetitif memediasi pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Singapura.
4. Nilai Intellectual Capital di Indonesia dan Singapura
Adanya perbedaan faktor ekonomi, sosial dan politik antara negara maju dan negara berkembang, ditambah lagi Singapura sebagai negara maju lebih berperan sebagai trend setter yang mengutamakan inovasi dibanding dengan negara berkembang. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan pengaruh peran intellectual capital di dua negara tersebut.
Singapura adalah negara yang mengutamakan sektor perdagangan dan sangat bergantung pada ekspor dan impor.Industri manufaktur dan jasa keuangan menyumbang masing-masing 26% dan 22% dari produk domestik bruto Singapura pada tahun 2000. Menurut United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), indeks daya saing industri Indonesia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di ASEAN. Indeks daya saing industri ini merefleksikan kapabilitas ekonomi untuk memproduksi dan mengekspor produk manufaktur. UNIDO menempatkan indeks daya
(31)
saing industri Singapura ada di peringkat ke-7 sedangkan Indonesia ada pada peringkat ke-42 berdasarkan Competitive Industrial Performance (CIP) per 2013.
Menurut penelitian Tan et al., (2007) yang meneliti tentang hubungan intellectual capital dan kinerja keuangan perusahaan di Singapura. Penelitian ini menggunakan data sampel sebanyak 150 perusahaan go public yang terdaftar di Singapore Exchange untuk periode tahun 2000 sampai dengan 2002. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara intellectual capital perusahaan dengan kinerja, hubungan posiif antara peningkatan nilai intellectual capital perusahaan dengan kinerja perusahaan di masa datang, dan terdapat hubungan positif antara tingkat pertumbuhan perusahaan dengan kinerja perusahaan di masa datang, serta kontribusi intellectual capital untuk kinerja perusahaan akan berbeda sesuai dengan industrinya.
Penelitian mengenai pengaruh intellectual capital di indonesisa telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Simarmata (2016) menyatakan bahwa �� ��� berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) dan terbukti dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. �� ���berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan terbukti pasar memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pasar yang mampu mengelola intangible asset berupa intellectual capital yang terdapat dalam perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, untuk menguji perbedaan tingkat intellectual capital di perusahaan Indonesia dan Singapura, maka hipotesis yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut:
: Terdapat perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura.
(32)
D. Model Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Model Penelitian Keunggulan
Kompetitif
Kinerja Keuangan Perusahaan Intellectual Capital
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiadan Singapore Exchange yang memiliki data lengkap sesuai dengan variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Periode dalam penelitian ini mencakup data pada tahun 2013-2015.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data yang dipakai adalah data publikasi dari laporanan keuangan perusahaan industri manufaktur tahun 2013-2015 yang diperoleh dan diterbitkan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Singapore Exchange (www.sgx.com), serta website resmi perusahaan yang menjadi obyek penelitian.
C. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dengan pertimbangan tujuan atau masalah penelitian. Kriteria-kriteria tersebut adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapore Exchange.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkaptahun 2013-2015.
3. Perusahaan yang memiliki data-data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian tahun 2013-2015.
(34)
4. Perusahaan yang memiliki ROA yang positif dalam laporan keuangan tahun 2013- 2015.
5. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan untuk tahun 2013-2015 dalam bentuk denominasi rupiah (IDR) dan dolar Singapura (SGD).
D. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Data dan dokumen-dokumen tersebut merupakan laporan keuangan yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ada di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Singapore Exchange (www.sgx.com). Sedangkan studi pustaka, dilakukan dengan mengolah literature-literature, artikel, jurnal dan media tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.
E. Definisi operasional dan pengukuran variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen, variabel independen, dan variabel intervening. Penelitian ini menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan keunggulan kompetitif sebagai variabel intervening.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) .
ROA =
�� � � � � � �(35)
Rasio ini mewakili rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital (IC). IC dibagi menjadi tiga elemen utama yaitu : Human Capital (VAHU), Structural Capital (STVA) dan Physical Capital (VACA). Pulic (2000) menyatakan bahwa VAIC™ merupakan simbol dari gabungan ketiga value added tersebut. Kemampuan intelektual suatu organisasi ditunjukkan oleh Value added intellectual coefficient (VAIC). Formulasi perhitungan VAIC™ yaitu :
a. Value Added(VA)
Value Added adalah selisih antara output dan input, dengan formula: Output (OUT) : total penjualan atau pendapatan lain
Input (IN) : total beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)
VA : selisih antara output dan input Formulasi untuk menentukan VAIC:
VAIC : Value added intellectual coefficient VACA : Value added of capital employee VAHU : Value added of human capital STVA : Structural capital value added
VA = OUT – IN
(36)
b. Value Added Human Capital(VAHU)
VAHU merupakan suatu indikator yang menunjukkan seberapa besar value added yang dihasilkan dari biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kinerja. Jadi, kontribusi yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human capital (HC) terhadap value addedditunjukkan oleh VAHU. Human capital (HC) merupakan beban karyawanVAHU adalah indikator kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, dengan formula:
VAHU : rasio dari VA terhadap HC HC : beban karyawan
VA : selisih antara output dan input
c. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural capital Value Added (STVA) adalah rasio structural capital (SC) terhadap value added (VA). Structural capital (SC) adalah selisih antara value added (VA) dengan human capital (HC). Rasio ini mengukur jumlah SC yang diperlukan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Formula untuk menentukan STVA yaitu :
SC = VA – HC
STVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
VAHU = VA / HC
(37)
HC : beban karyawan
SC : selisih antara VA dan HC VA : selisih antara output dan input
d. Value Added Capital Employed (VACA)
Value Added Capital Employed merupakan rasio dari VA terhadap ekuitas perusahaan atau Physical Capital Employed (CE). Physical Capital Employed merupakan seluruh asset perusahaan baik financial assets maupun non financial assets. CE dihitung dari nilai buku bersih aktiva perusahan. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiapunit dari CE terhadap value added perusahaan, dengan formula :
VACA : rasio dari VA terhadap CE
CE : dana yang tersedia (ekuitas + laba bersih) VA : selisih antara output dan input
3. Variabel Intervening
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah keunggulan kompetitif. Variabel intervening adalah variabel mediasi atau antara yang berguna untuk memediasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Ghozali,2013). Variabel keunggulan kompetitif diukur dengan menggunakan Asset Utilization Efficiency (AUE).
F. Uji Kualitas Data
1. Uji Statistik Deskriptif
VACA = VA/CE
(38)
Uji statistik deskriptif memberikan gambaran penuh mengenai informasi atau penjelasan mengenai nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), median, dan standar deviasi dari sampel penelitian yang disajikan dengan menggunakan tabel statistic descriptive.
2. UjiAsumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunkan untuk menentukan alat statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Model regresi dalam penelitian ini signifikan apabila model tersebut memenuhi asumsi klasik. Terdapat empat asumsi yang harus dipenuhi, yaitu normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas (Darma dan Basuki,2015).
a. Uji normalitas
Uji normalitasberguna untuk memastikan bahwa residual dalam model regresi memiliki distibusi normal. Cara yang umum digunanakan untuk melakukan uji normalitas adalah Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji-KS). Data dikatakan memiliki distribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari alpha 0,05 atau 5%.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui adanya hubungan liner antara sesama variable independen. Pendeteksian multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factors (VIF). Data dikatakan tidak terkena multikolinieritas apabila nilai Variance Inflation Factors (VIF) < 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang tejadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamtan lain pada
(39)
model regresi. Pengujian autokorelasi pada umumnya menggunakan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika nilai dW lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti tedapat aurokorelasi.
2) Jika nilai dW terletak diantara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
3) Jika dW teletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai dU dn dL dapat diperoleh dari tabel statistic Durbin_Watson, dengan bergantung pad banyaknya observasi dan banyaknya variabel independen yang digunakan dalam penelitian (Ghozali,2013).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitasberguna untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas pada umumnya dilakukan dengan menggunakan uji metode glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan nilai absolute residual dengan variable independen dalam model penelitian. Data dikatakan tidak terkena heteroskedastisitas apabila nilai signifikansinya > alpha 0,05 atau 5%.
G. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dan untuk menguji pengaruh variabel mediasi (variabel intervening) dalam memediasi variabel independen terhadap variabel dependen digunakan metode analisis regresi berganda.
1. Regresi Berganda
KK = α +� IC + ε……….…………..…...(1) KKP = α +� IC + � KK + ε...(2)
(40)
Dimana :
IC = Intellectual Capital KK = Keunggulan Kompetitif
KKP = Kinerja Keuangan Perusahaan � , � , � = Koefisien Regresi
ε =Koefisien eror α = Konstanta
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya goodness of fit dapat diukur dari nilai determinasi ( ), nilai uji statistik F dan nilai uji statistik t.
a. Koefisien Determinasi Adjusted ��
Uji koefisien determinasi yaitu digunakan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted . Dimana untuk menginter prestasikan besarnya nilai koefisien determinasi harus diubah dalam bentuk presentase. Kemudian sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.
b. Uji Signifikansi Nilai F
Uji statistik F bertujuan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikan.Jika nilai sig f < α (alpha) 0.05 maka variabel independen secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
(41)
c. Uji Signifikansi Nilai t
Uji nilai t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Kriteria hipotesis diterima apabila nilai signifikansi t < tingkat signifikansi α (alpha) 0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis.
2. Path Analysis
Path Analysis dilakukan untuk melihat pengaruh variabel intervening pada hubungan independen dan variabel dependen. Sebelum melakukan uji ini, untuk mendapatkan koefisien jalur dilakukan regresi variabel independen dan variabel intervening terhadap variabel dependen kemudian regresi variabel independen terhadap variabel mediasi. Terdapat 3 koefisien jalur (p) yang didapat dari regresi tersebut, koefisien jalur variabel independen terhadap variabel dependen (P1), koefisien jalur variabel independen terhadap variabel dependen (p2), dan koefisien jalur variabel intervening terhadap variabel dependen (p3). Sebelum dilakukan interpretasi, harus dipastikan dahulu ketiga koefisien jalur tersebut memiliki nilai sig < α (alpha) 0,05, kemudian dapat ditentukan pengaruh interveningnya dengan perkalian p2 dengan p3. Kemudian untuk mengetahui apakah pengaruh mediasi signifikan, dilakukan Sobel Test untuk mendapatkan nilai t statistiknya dengan t tabel. Apabila nilai t statistik lebih besar dari t tabel maka pengaruh mediasi dikatakan signifikan (Ghozali,2013).
3. Uji Chow
Uji chow adalah alat untuk menguji test for equality of coefficients atau uji kesamaan koefisien. Pengujian ini dilakukan untuk menguji model regresi untuk kelompok yang digunakan dimana dalam penelitian ini ada 2 kelompok yaitu perusahaan manufaktur Indonesia dan Singapura. Kriteria yang digunakan dalam
(42)
pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F tabel.
a. Bila F hitung > F Tabel, maka fungsi intellectual capital berbeda secara signifikan antara perusahaan manufaktur Indonesia dan perusahaan manufaktur Singapura. b. Bila F hitung < F Tabel, maka fungsi intellectual capital tidak berbeda secara
signifikan antara perusahaan manufaktur Indonesia dan perusahaan manufaktur Singapura.
Adapun rumus F hitung untuk melakukan uji chow yaitu:
� = ��/ � + � − �� − �� /�
RSSr = Restricted Residual Sum of Squared untuk regresi dengan total observasi. RSSur = Unrestricted Residual Sum of Squared untuk penjumlahan RSS1 + RSS2
dengan df=(n1+n2-2k)
n1 = Jumlah pengamatan selama tahun 2013-2015 untuk perusahaan manufaktur di Indonesia
n2 = Jumlah pengamatan selama tahun 2013-2015 untuk perusahaan manufaktur di Singapura
(43)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Singapura. Hasil pemilihan sampel selama periode tahun 2013-2015 diperoleh jumlah sampel perusahaan Indonesia sebanyak 41 perusahaan dan perusahaan Singapura sebanyak 34 perusahaan. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1.
Prosedur Pemilihan Sampel
No Keterangan Indonesia Singapura
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek tahun 2013-2015
156 178
2. Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap tahun 2013-2015
(4) (10)
3. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tidak dalam bentuk denominasi rupiah dan dolar Singapura
(4) (8)
4. Perusahaan manufaktur tidak memperoleh laba berturut-turut selama tahun 2013-2015
(106) (126)
Perusahaan terpilih sebagai sampel 41 34
Tahun pengamatan 3 3
Jumlah observasi total periode penelitian 123 102
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
B. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk melihat hasil jumlah pengamatan, nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel dependen dan variabel independen. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut:
(44)
Tabel 4.2.
Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi
Perusahaan manufaktur di Indonesia
IC 123 1,091 16,547 4,620 2,802
KK 123 0,370 2,738 1,194 0,473
KKP 123 0,001 0,402 0,111 0,090
Perusahaan manufaktur di Singapura
IC 102 1,618 20,179 6,712 3,017
KK 102 0,019 2,593 0,929 0,551
KKP 102 0,001 0,270 0,063 0,053
Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Tabel 4.2 menunjukkan intellectual capital (IC) pada perusahaan manufaktur di Indonesia memiliki nilai minimum sebesar 1,091; nilai maximum sebesar 16,547; nilai rata-rata sebesar 4,620 dengan nilai standar deviasi sebesar 2,802. Keunggulan kompetitifperusahaan (KK) memiliki nilai minimum sebesar 0,370; nilai maximum sebesar 2,738; nilai rata-rata sebesar 1,194 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,473. Kinerja keuangan perusahaan (KKP) memiliki nilai minimum sebesar 0,001; nilai maximum sebesar 0,402; nilai rata-rata sebesar 0,111 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,090.
Pada perusahaan manufaktur di Singapura intellectual capital (IC) memiliki nilai minimum sebesar 1,618; nilai maximum sebesar 20,179; nilai rata-rata sebesar 6,712 dengan standar deviasi sebesar 3,017. Keunggulan kompetitifperusahaan (KK) memiliki nilai minimum sebesar 0,019; nilai maximum sebesar 2,593; nilai rata-rata sebesar 0,929 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,551. Kinerja keuangan perusahaan (KKP) memiliki nilai minimum sebesar 0,001; nilai maximum sebesar 0,270; nilai rata-rata sebesar 0,063 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,053.
(45)
C. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada regresi linier berganda, maka dari itu berikut pengujiannya.
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan metode uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3.
Hasil Uji Normalitas
Persamaan KSZ Unstandardized
Residual
Asymp.sig (2-tailed)
Keterangan Pengaruh IC dan KK
terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Indonesia
1,194 0,116 Normal
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Singapura
1,123 0,160 Normal
Sumber : Hasil Analisis Data
Nilai Asymp.sig.(2-tailed) dari KSZ unstandardized residual pada Tabel 4.3 masing-masing sebesar 0,116 dan 0,160 lebih besar dari = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan pengganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson statistics disajikan pada tabel 4.4 berikut.
(46)
Tabel 4.4.
Hasil Uji Autokorelasi
DW-test Du 4-dU Keterangan
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Indonesia
1,737 1,720 2,280 Tidak terjadi autokorelasi Pengaruh IC dan KK terhadap
KKP pada perusahaan manufaktur di Singapura
1,952 1,720 2,280 Tidak terjadi autokorelasi Sumber: Hasil Analisis Data
Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai DW-test pada dua persamaan regresi berada pada daerah dU < DW test < 4-dU, artinya tidak ada autokorelasi negatif maupun positif.
3. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas menggunakan metode variance inflation factor (VIF) disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.5.
Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF
Perusahaan manufaktur di Indonesia
IC 0,890 1,124 Tidak terjadi
multikolinearitas
KK 0,890 1,124 Tidak terjadi
multikolinearitas Perusahaan manufaktur di Singapura
IC 0,944 1,060 Tidak terjadi
multikolinearitas
KK 0,944 1,060 Tidak terjadi
multikolinearitas Sumber: Hasil Analisis Data
(47)
Tabel 4.5 menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 atau nilai variance inflation factor (VIF) tidak ada yang lebih dari 10, berarti model regresi tidak terdapat multikolinearitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.6.
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Variabel sig Kesimpulan
Terikat Bebas
Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Indonesia
Abse1 IC 0,076 Tidak terjadi heteroskedastisitas KK 0,646 Tidak terjadi heteroskedastisitas Pengaruh IC dan KK terhadap KKP pada perusahaan manufaktur di Singapura
Abse2 IC 0,150 Tidak terjadi heteroskedastisitas KK 0,053 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Hasil Analisis Data
Hasil perhitungan tabel 4.6 menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai abse, ditunjukkan oleh sig > 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak menunjukkan adanya heteroskedastisitas.
D. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis 1a dan 1b
Pengujian hipotesis 1a dan 1b untuk menguji pengaruh intellectual capital (IC) terhadap keunggulan kompetitif (KK) pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
(48)
Tabel 4.7.
Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK
Perusahaan manufaktur di Indonesia
Variabel Unstandar dized Coeff.
SE Standardi
zed Coeff
Sig
Konstanta IC
0,935
0,056 0,014 0,332
0,000** 0,000** Adj R-square F-stat Sig 0,110 14,995 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Tabel 4.8.
Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK
Perusahaan manufaktur di Singapura
Variabel Unstandar dized Coeff.
SE Standard
ized Coeff Sig Konstanta IC 0,637
0,043 0,018 0,238
0,000** 0,016* Adj R-square F-stat Sig 0,056 5,980 0,016 Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Keterangan:
** Signifikan pada level 1% * Signifikan pada level 5% a. Uji signifikansi nilai t
1) Pengujian hipotesis 1a (H1a)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.7 memiliki koefisien regresi sebesar 0,056 dengan nilai sig sebesar 0,000 < α (0,05), berarti intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hipotesis 1a (H1a) diterima.
(49)
2) Pengujian hipotesis 1b (H1b)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.8 memiliki koefisien regresi sebesar 0,043 dengan nilai sig sebesar 0,016 < α (0,05), berarti intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Singapura. Hipotesis 1b (H1b) diterima.
b. Uji Koefisien DeterminasiAdjustedR
Pada persamaan regresi pengaruh intellectual capital terhadap keunggulan
kompetitif pada (tabel 4.7) perusahaan manufaktur di Indonesia diperoleh nilai R square
sebesar 0,110. Nilai ini menunjukkan bahwa 11% variasi keunggulan kompetitifpada perusahaan manufaktur di Indonesia dapat dijelaskan oleh variable intellectual capital,
sedang sisanya sebesar 89% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini.
Pada persamaan regresi pengaruh intellectual capital terhadap keunggulan
kompetitif pada (tabel 4.8) perusahaan manufaktur di Singapura diperoleh nilai R
square sebesar 0,056. Nilai ini menunjukkan bahwa 5,6% variasi keunggulan kompetitif
pada perusahaan manufaktur di Singapura dapat dijelaskan oleh variabel intellectual
capital, sedang sisanya sebesar 94,4% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian.
2. Pengujian Hipotesis 2a dan 2b
Pengujian hipotesis 2a dan 2b untuk menguji pengaruh intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP) pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
(50)
Tabel 4.9.
Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Perusahaan manufaktur di Indonesia
Variabel Unstandar dized Coeff.
SE Standar
dized Coeff Sig Konstanta IC KK -0,029 0,022 0,030 0,002 0,012 0,694 0,159 0,057 0,000** 0,012* Adj R-square F-stat Sig 0,573 82,993 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.10.
Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP
Perusahaan manufaktur di Singapura
Variabel Unstandar dized Coeff.
SE Standar
dized Coeff Sig Konstanta IC KK 0,007 0,003 0,036 0,002 0,009 0,190 0,374 0,599 0,041* 0,000** Adj R-square F-stat Sig 0,194 13,150 0,000 Sumber: Hasil Pengolahan Data.
Keterangan:
** Signifikan pada level 1% * Signifikan pada level 5% a. Uji signifikansi nilai t
1) Pengujian hipotesis 2a (H2a)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.9 memiliki koefisien regresi sebesar 0,022 dengan nilai sig sebesar 0,000 < α (0,05), berarti intellectual capital
(51)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hipotesis 2a (H2a) diterima.
2) Pengujian hipotesis 2b (H2b)
Variabel intellectual capital (IC) pada tabel 4.10 memiliki koefisien regresi sebesar 0,003 dengan nilai sig sebesar 0,041 < α (0,05), berarti intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Singapura. Hipotesis 2b (H2b) diterima.
b. Uji signifikansi nilai F
Hasil uji F pada perusahaan manufaktur di Indonesia (tabel 4.9) diperoleh nilai sig 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan intellectual capital dan keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil uji F pada perusahaan manufaktur di Singapura (tabel 4.10) diperoleh nilai sig 0,00 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan intellectual capital dan keunggulan kompetitif berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Singapura. c. Uji Koefisien DeterminasiAdjustedR
Pada persamaan regresi pengaruh intellectual capital dan keunggulan kompetitif terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur (tabel 4.9) di Indonesia diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,573. Nilai ini menunjukkan bahwa 57,3% variasi kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel intellectual capital dan keunggulan kompetitif sedang sisanya sebesar 42,7% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini.
(52)
Pada persamaan regresi pengaruh intellectual capital dan keunggulan kompetitif
terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Singapura (tabel 4.10) diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,194. Nilai ini menunjukkan bahwa
19,4% variasi kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Singapura dapat dijelaskan oleh variable intellectual capital dan keunggulan kompetitif sedang
sisanya sebesar 80,6% dijelaskan variabel lain di luar model penelitian ini.
3. Pengujian Hipotesis 3a dan 3b
Pengujian hipotesis 3a dan 3b dalam penelitian ini menggunakan path analysis untuk menguji keunggulan kompetitif memediasi pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura. Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening dengan variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel Test.
a. Pengujian hipotesis 3a
Hasil dari pengujian pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.9 dapat diperoleh gambar analisis jalur sebagai berikut:
Gambar 4.1.
Analisis Jalur Sampel Perusahaan Indonesia
IC
KK
p1=0,332 p3=0,159
(53)
Dari tabel 4.9 dapat diketahui hasil regresi untuk p2 dan p3 adalah 0,694 dan 0,159 dengan nilai sig 0,000 dan 0,012 < 0,05, sementara untuk p1 dapat dilihat di tabel 4.7 yaitu 0,332 dengan nilai sig 0,000 < 0,05. p2 merupakan pengaruh langsung intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh tidak langsung intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui keunggulan kompetitif diketahui dengan perkalian p1 dan p3 dengan hasil 0,053. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung tersebut, dilakukan sobel test untuk mengetahui t hitung dan membandingkannya dengan t tabel (Ghozali, 2013). Berikut sobel test untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung :
P1 = 0,056
Se1 = 0,014
P3 = 0,030
Se3 = 0,012
Besarnya koefisien tidak langsung variabel intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP) merupakan perkalian dari pengaruh variabel intellectual capital (IC) terhadap variabel keunggulan kompetitif (KK) dengan keunggulan kompetitif (KK) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP), sehingga diperoleh sebagai berikut:
P1.3 = P1 . P3
= (0,056) (0,030) = 0,002
(54)
p1=0,238
p3=0,374
p2=0,190
Besarnya standard error tidak langsung variabel intellectual capital (IC) terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan (KKP) dengan keunggulan kompetitif (KK) sebagai variabel intervening, dihitung sebagai berikut:
Se1.3 = √ P12 . Se32 + P32 . Se12 + Se12 . Se32
= √ (0,056)2(0,012)2 + (0,030)2(0,014)2 + (0,014)2(0,012)2 = √0,00000045 + 0,00000018 + 0,00000003
= √ 0,00000066 = 0,0008
Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut:
t = P .
Se .
=
,, = 2,074
Nilai t hitung sebesar 2,074 tersebut lebih besar dari t tabel 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pengaruh tidak langsung 0,053 signifikan sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh tidak langsung. Dengan demikian Hipotesis 3a diterima.
b. Pengujian hipotesis 3b
Berdasarkan perhitungan regresi pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.10 diperoleh hasil sebagai berikut:
IC
KK
(55)
Gambar 4.2.
Analisis Jalur Sampel Perusahaan Singapura
Dari tabel 4.10 dapat diketahui hasil regresi untuk p2 dan p3 adalah 0,190 dan 0,374 dengan nilai sig 0,041 dan 0,000 < 0,05, sementara untuk p1 dapat dilihat di tabel 4.8 yaitu 0,238 dengan nilai sig 0,016 < 0,05. p2 merupakan pengaruh langsung intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengaruh tidak langsung intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui keunggulan kompetitif diketahui dengan perkalian p1 dan p3 dengan hasil 0,089. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung tersebut, dilakukan sobel test untuk mengetahui t hitung dan membandingkannya dengan t tabel (Ghozali, 2013). Berikut sobel test untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung :
P1 = 0,043
Se1 = 0,018
P3 = 0,036
Se3 = 0,009
Besarnya koefisien tidak langsung variabel intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP) merupakan perkalian dari pengaruh variabel intellectual capital (IC) terhadap variabel keunggulan kompetitif (KK) dengan keunggulan kompetitif (KK) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP), sehingga diperoleh sebagai berikut:
P13 = P1 . P3
= (0,043) (0,036) = 0,002
(1)
20 intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui keunggulan kompetitif diketahui dengan perkalian p1 dan p3 dengan hasil 0,089. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung tersebut, dilakukan sobel test untuk mengetahui t hitung dan membandingkannya dengan t tabel (Ghozali, 2013). Berikut sobel test untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung :
P1= 0,043; Se1 = 0,018; P3= 0,036; Se3= 0,009
Besarnya koefisien tidak langsung variabel intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP) merupakan perkalian dari pengaruh variabel intellectual capital (IC) terhadap variabel keunggulan kompetitif (KK) dengan keunggulan kompetitif (KK) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP), sehingga diperoleh sebagai berikut:
P13 = P1 . P3
= (0,043) (0,036) = 0,002
Besarnya standard error tidak langsung variabel intellectual capital (IC) terhadap variabel kinerja keuangan perusahaan (KKP) dengan keunggulan kompetitif (KK) sebagai variabel intervening, dihitung sebagai berikut:
Se1.3= √ P12 . Se32 + P32 . Se12 + Se12 . Se32
= √ (0,043)2(0,009)2 + (0,036)2(0,018)2 + (0,018)2(0,009)2
= √0,00000015 + 0,00000042 + 0,00000003 = √ 0,00000060
(2)
21 Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut :
t = P
Se
=
,
, = 2,005
Nilai t hitung sebesar 2,005 tersebut lebih besar dari t tabel 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pengaruh tidak langsung 0,089 signifikan sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh tidak langsung. Dengan demikian Hipotesis 3b diterima.
4. Pengujian Hipotesis 4
a. uji Independent sample t-test
Hasil uji Independent sample t-test diperoleh nilai sig sebesar 0,000 < (0,05) berarti ada perbedaan yang signifikan intellectual capital di Indonesia dan Singapura. Hipotesis 4 didukung.
b. Uji Chow
Uji uji chow digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan perusahaan (KKP) di Indonesia dan Singapura. Nilai F hitung yang diperoleh sebesar 150,036 lebih besar dariF tabel 3,89 (df1 = 1; df2 =
123+102-2), sehingga dapat dikatakan model regresi tidak stabil atau ada perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura.
(3)
22
V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura. Intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaanpada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura. Keunggulan kompetitif memediasi pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia dan Singapura. Terdapat perbedaan yang signifikan intellectual capital di Indonesia dan Singapura. Ada perbedaan tingkat pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan Singapura.
Saran
Investor yang hendak berinvestasi pada perusahaan manufaktur Indonesia dan Singapura perlu mempertimbangkan faktor intellectual capital karena terbukti berpengaruh signifikan terhadap keunggulan kompetitif dan kinerja keuangan perusahaan. Jumlah data observasi hendaknya lebih diperbanyak dengan periode pengamatan yang lebih panjang, sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
DaftarPustaka
Barney, J. B., dan Clark, D. N., 2007, “Resource-Based View Theory: Creatingand Sustaining Competitive Advantage”, Oxford University Press Inc, New York.
Bataineh, M. T., & Al Zoabi, M., 2011,“The Effect of Intellectual Capital on Organizational Competitive Advantage: Jordanian Commercial Banks (Irbid District) An Empirical Study”, International Bulletin of BusinessAdministration, ISSN: 1451-243X Issue 10 .
(4)
23 Bontis, N., 2002, “There is on your head: managing intellectual capital
strategically”, Business Quarterly, Vol. 60, No. 4, Summer, pp. 40-47. Chusnah, F.N., dkk.,2014, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Perusahaan dengan Strategi sebagai Pemoderasi”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi XVII, Lombok.
Darma, Emile Satria Dan Basuki, Agus Tri. 2015, Statistika Aplikasi Pada Ekonomi Dan Penelitian. Edisi 1, Danisa Media, Yogyakarta.
Diana,Herti., 2015, “Hubungan Antara Intellectual Capital Dan Kinerja Perusahaan Dengan Keunggulan Kompetitif Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Bpr Di Sumatera Utara)”, Skripsi, Universitas Hkbp Nommensen, Medan.
Ghozali, Imam, 2013,Aplikasi Analisis Multivariate Dengan ProgramIBM SPSS 21, Edisi 7, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang.
Gosta, Demis Rizky, Peringkat Daya Saing Manufaktur Indonesia, http://www
industri.bisnis.com, diakses tangggal 2 September 2016 pukul 23.15 WIB.
Guthrie, J., Perry, R., dan Ricceri, F., 2007,“Intellectual Capital Reporting: Lessons from Hong Kong and Australia”, The Institute of Chartered Accountants of Scotland, Edinburgh.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19 (revisi 2010) tentang Aset Tak Berwujud, Salemba Empat , Jakarta.
Kamukama, N., Ahiauzu, A., and Ntayi, J. M., 2011,”Competitive Advantage: Mediator of Intellectual Capital and Performance”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 12, No. 1, pp. 152-164.
Kuryanto,Benny.,dan Muchamad Syafruddin,2008,“Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan”, MakalahSimposium Nasional Akuntansi XI. Lestari P., dkk., 2013, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Dan Kinerja Pasar Pada Perusahaan Multinasional Di Indonesia”, Jurnal Infestasi. Vol. 9, No. 1, hal. 9-18.
(5)
24 Madhani, P.M., 2009, “Sales Employees Compensation: An Optimal Balance between Fixed and Variable Pay”, Compensation and Benefits Review, Vol. 41, No, 4, pp. 44-51.
Mursida, S., dan Soetedjo, S,. 2014, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan”, Makalah Simposium Nasional Akuntansi XVII, Lombok.
Penrose, E.T. 1959. The Theory of the Growth of the Firm, Oxford: Basil Blackwell.
Prahalad, C.K., and Hamel ,G., 1990, “The core competence of the corporation”, Harvard Business Review, Vol. 68, No. 3, pp. 79-91.
Pulic, A., 2000, “VAIC™- An Accounting Tool for Intellectual Capital Management”, (online), (www.vaic-on.net. Diakses tanggal 15 Juni 2016). Sangkala, 2006, Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun
Daya Saing Perusahaan, Yapensi, Jakarta.
Simarmata, R., dan Subowo., 2016, “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Perbankan Indonesia”, Accounting Analysis Journal. Vol.5, No. 1, ISSN 2252-6765
Sirapanji,Olivia., dan Hatane, S.E., 2015, “Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Pasar Perusahaan Khususnya Di Industri Perdagangan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 –2013”, Business Accounting Review. Vol. 3, No.1, hal.45-54. Stiles, P., and Kulvisaechana, S., 2004, “Human Capital and Performance in
Public Sector”, Judge Institute of Management, University of Cambridge, Cambridge.
Tan, H.P., D. Plowman, P.Hancock., 2007, “Inetellectual Capital and Financial Returns of Companies”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No. 1, pp. 76- 95.
Tovstiga, danTulugurova, 2009,“Intellectual capital practices: a four-region comparative study”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 10, No. 1, pp 70-80.
(6)
25
Hasil Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK Perusahaan Indonesia
Uji regresi pengaruh IC dan KK terhadap KKP perusahaan Indonesia
Hasil Uji Regresi Pengaruh IC terhadap KK Perusahaan Singapura
Uji Regresi Pengaruh IC dan KK terhadap KKP Perusahaan Singapura
Coeffi ci entsa
.935 .078 11.954 .000 .056 .014 .332 3.872 .000 (Constant)
IC Model 1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: KK a.
Coeffi ci entsa
-.029 .015 -1.925 .057 .022 .002 .694 11.071 .000 .030 .012 .159 2.540 .012 (Constant)
IC KK Model 1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: KKP a.
Coeffi ci entsa
.637 .130 4.885 .000 .043 .018 .238 2.445 .016 (Constant)
IC Model 1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: KK a.
Coeffi ci entsa
.007 .013 .528 .599 .003 .002 .190 2.071 .041 .036 .009 .374 4.066 .000 (Constant)
IC KK Model 1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: KKP a.