pecah pada trimester ketiga, maka hanya diperlukan beberapa hari saja sehingga pelahiran terjadi dibandingkan dengan trimester kedua Cunningham, 2006.
2.2.3 Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah
tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena selaput ketuban rapuh.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester tiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ada hubungannya
dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina Sarwono, 2008.
Mekanisme ketuban pecah dini ini terjadi pembukaan prematur serviks dan membran terkait dengan pembukaan terjadi devolarisasi dan nekrosis serta dapat
diikuti pecah spontan. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang
mengeluarkan enzim proteolitik, enzim kolagenase Manuaba, 2008. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase
laten, makin panjang fase laten, semakin tinggi kemungkinan infeksi. Semakin muda kehamilan, makin sulit pula pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas
janin. Oleh karena itu komplikasi ketuban pecah dini semakin meningkat Manuaba, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang selalu ada ketika terjadi ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, cairan vagina berbau amis
dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, disertai dengan demammenggigil, juga nyeri pada perut, keadaan seperti
ini dicurigai mengalami amnionitis Saifuddin, 2002. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila ibu duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara
Ayurai, 2010. Ada pula tanda dan gejala yang tidak selalu ada kadang-kadang timbul
pada ketuban pecah dini seperti ketuban pecah secara tiba-tiba, kemudian cairan tampak diintroitus dan tidak adanya his dalam satu jam. Keadaan lain seperti nyeri
uterus, denyut jantung janin yang semakin cepat serta perdarahan pervaginam sedikit tidak selalu dialami ibu dengan kasus ketuban pecah dini. Namun, harus
tetap diwaspadai untuk mengurangi terjadinya komplikasi pada ibu maupun janin Saifuddin, 2002.
2.2.5 Komplikasi