SEJARAH DAN PENINGGALANRUMAH ADAT KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

SEJARAH DAN PENINGGALAN RUMAH ADAT KARO
DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK
KABUPATEN KARO

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:
ANDRI FERNANDO P
NIM. 3113121009

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK

Andri Fernando. P . NIM : 3113121009. Sejarah Dan PeninggalanRumah
Adat Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Skripsi
Jurusan Pendidikan Sejarah program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dibentuknya sebuah kuta (desa)
di dataran tinggi Karo, dan untuk mengetahui bagaimana proses sejarah
berdirinya rumah adat Karo, sehingga merupakan salah satu peninggalan
bangunan Adat tertua pada masyarakat karo Di Desa Dokan serta melihat kondisi
bangunan- bangunan itu sekarang. Mengetahui partisipasi masyarakat dan
pemerintah setempat dalam upaya melestarikan rumah adat Karo tersebut. Untuk
memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan penelitian lapangan
(field research) dan study pustaka (library research) yaitu dengan cara melihat
langsung bangunan rumah adat Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten karo dan mengamati kondisi fisik bangunan rumah adat Karo tersebut.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah Observasi dan Wawancara
terhadap informan yang dianggap relepan dalam menyampaikan informasi. Dari
hasil penelitian yang dilakukan peninggalan rumah adat Karo yang tersisa di desa
tersebut berjumlah 5bangunan Rumah adat diantaranya, 4 rumahsiwaluh jabu dan
1 rumahsi empat jabu, dan satu buah lesung yang tidak di pungsikan lagi oleh
masyarakat. Jadi dapat ditarik kesimpulan, berdasarkan hasil dari penelitian
penulis lakukan bahwa rumah Adat karo di desa tersebut merupakan hal positif,
disamping sebagai peninggalan sejarah, bangunan ini juga memiliki makna yang

sangat tinggi untuk dijadikan sebagai warisan kepada generasi yang akan
mendatang, oleh sebab itu masyarakat diharapkan untuk memahami betapa
pentingnya benda-benda peninggalan sejarah sebagai cerminan dari kehidupan
masyarakat karo pada jaman dahulu dan dari kalangan pemda maupun kepala
desa lebih serius dalam memberikan perawatan dan pemeliharaan tarhadap
peninggalan rumah adat Karo tersebut.
Kata Kunci : peninggalan rumah adat Karo,sejarah berdirinya, pelestarian

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang. Maha Esa karena
atas berkat dan karuniaNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan baik.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi sebahagian dari
syarat untuk memperoleh gelar sarjana kependidikan di Universitas Negeri
Medan. Skripsi ini berjudul” Sejarah dan Peninggalan Rumah Adat Karo Di Desa
Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ”.
Penulis sadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

serta banyak kesalahan dan kekurangan, dengan segala keterbukaan maka penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap kedepannya
banyak karya-karya yang bermunculan yang lebih baik lagi.
Penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dibantu dan dibimbing oleh
berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materi yang di berikan kepada
penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terimaksih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas
Negeri Medan beserta staffnya.
2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan
3. Ibu Dra. Flores Tanjung ,MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah.
4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, Ms selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan
Sejarah.
5. Bapak Pristi Suhendro,S.Hum,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
penulis, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,


ii

mengarahkan, dan memberikan saran-saran kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.
6. Bapak Dr.Phil Ichwan Azhari,M.S selaku dosen PA dan sekaligus
dosen

penguji

penulis

yang

memberikan

masukan

demi


penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Yushar Tanjung, Ms selaku dosen penguji saya yang
memberikan masukan demi penyempurnaan skripsi ini.
8. Bapak Tappil Rambe, S.Pd, M.Si selaku dosen Penguji saya yang
memberikan masukan demi penyempurnaan skripsi ini
9. Dan seluruh bapak /ibu dosen jurusan pendidikan Sejarah yang telah
banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luar
biasa kepada penulis.
10. Bapak Samuil Ginting selaku kepala desa Dokan, dan Bapak johanes
Ginting selaku sekdes desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo
besaserta kepengurusan pemerintahan desa dokan.
11. Kepada para informan yang memberikan informasinya kepada penulis,
khususnya kepada Masyarakat Desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo, yang memberikan keramahan dan mendukung,
sehingga penulisdapat menyelesaikan skripsi ini .
12. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, bapak Jamsen Peranginangin dan ibuk Lindawari br Tarigan, yang banyak memberikan
dukungan baik materil maupun moril kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.

iii


13. Kakak dan abang saya tercinta Apni rosanti br p. S.Pd, Dan Edi Sinsen
Tarigan, dan adik-adik saya yang saya sayangi anisa kristiani br
perangin-angin dan

santi ngelemisa br perangin-angin yang

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.
14. Sahabat- sahabat penulis Indra Gita Saragih, Thomson ivo tarigan, Ian
rendi ginting, Rinaldi B. Barus dan seluruh sahabat-sahabat saya yang
yang tidak bisa saya sebutkan satu persasatu
15. Untuk teman-teman seperjuangan kelas A Reguler 2011 yang tidak
boleh disebut kan satu persatu namanya, saya ucapkan terima kasih
untuk segala motifasi yang saya jalani selama masa perkuliahan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi dunia pendidikan sejarah serta bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Januari 2016
Penulis


Andri fernando.p
3113121009

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ..........................................................................................


viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................

ix

BAB IPENDAHULUAN ................................................................................

1

A.

Latar Belakang Masalah .........................................................................

1

B.

Identifikasi Masalah................................................................................


5

C.

Pembatasan Masalah ...............................................................................

6

D.

Perumusan Masalah ................................................................................

6

E.

Tujuan Penelitian ....................................................................................

7


F.

Manfaat Penelitian ..................................................................................

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ............................................................................................

8

1. Sejarah ....................................................................................................

8

1.1. Sejarah berdirinya kuta (desa) Dokan .............................................

8

2. Peninggalan rumah adat Karo .................................................................


10

3. Rumah adat Karo .....................................................................................

10

3.1. Proses mendirikan rumah adat Karo ................................................

11

3.2. Pelestarian rumah adat Karo ............................................................

16

B. Kerangka berpikir ........................................................................................

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian ........................................................................................

19

B. Lokasi penelitian .........................................................................................

19

C. Sumber data .................................................................................................

20

D. Tehnik pengumpulan data ...........................................................................

21

E. Tehnik analisa data ......................................................................................

22

BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................

23

1. Keadaan Geografis .......................................................... ..............

23

v

2. Kondisi Perekonomian.......................................................... .........

24

B. Pembahasan .............................................................................................

28

1. Sejarah Berdirinya Kuta (Desa) Dokan..........................................

28

2. Peninggalan Rumah Adat Karo di kuta (desa) Dokan ...................

32

2.1. Sejarah Rumah Adat Karo Di Kuta (desa) Dokan ..................

35

2.2.Kondisi Fisik Rumah Adat Karo di Kuta (Desa) Dokan..........

41

2.3.Fungsi Rumah Adat Karo di kuta (desa ) Dokan .....................

49

3. Partisipasi pemerintah dan masyarakat dalam upaya
melestarikan Rumah Adat Karo di kuta (desa) Dokan ..................

51

4. Bangunan rumah Adat Karo di era Modern ...................................

53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................

58

B. Saran ..........................................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

62

Lampiran1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 1: Luas penggunaan lahan Di Desa Dokan ............................................

23

Tabel 2: Mata Pencaharian penduduk Desa Dokan .........................................

24

Tabel 3: Tingkat pendidikan masyarakat .........................................................

25

Tabel 4: Prasarana di Desa Dokan ...................................................................

25

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ..........................................................................................................

38

Gambar 2 ..........................................................................................................

39

Gambar 3 ..........................................................................................................

39

ix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Negara kita negara Bineka tunggal ika, yang terdiri dari beberapa suku
Bangsa dengan berbagai adat istiadat, bahasa dan kebudayaanya .Namun
kesemuanya adalah satu dalam pangkuan NKRI. Dengan demikian, sangat
penting untuk mengetahui, mengenal dan memahami sejarah dan adat-istiadat
suatu suku Bangsa sebagai bagian dari sejarah dan adat-istiadat nasional.
Adalah merupakan kenyataan sejarah,bahwa sejak dari jaman dahulu sukusuku bangsa ini hidup dalam pergaulan bersama.Kebhinekaan

itu justru

merupakan karunia yang tak ternilai besarnya dari “Tuhan Yang Maha Esa “bagi
Bangsa Indonesia karena negara-negara lain tidak memiliki keunikan yang di
miliki oleh Bangsa Indonesia.Salah satu Kebhinekaan tersebut berada di Sumatera
Utara yang terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa salah satunya adalah Suku
Karo, beberapa aspek kehidupan masyarakat Karo pada masa lalu dapat dikenali
dari beberapa peninggalan budaya yang berupa objek arkeologis dan historis.
Objek historis tersebut salah satunya berada di kabupaten Karo yang
terdapat di Desa Budaya Dokan terletak di Kecamatan Merek yang jaraknya kirakira 20 KM dari Kota Kabanjahe. Apabila dari Kota Medan jaraknya sekitar
95km. Desa Dokan memiliki atmosfer yang menyenangkan dan tidak terlalu
banyak yang mengunjungi. Desa Dokan adalah desa yang strategis yang terletak
di antara kota Berastagi dan Danau Toba. Di persimpangan sebelum memasuki

1

2

Desa Dokan juga terdapat pasar buah yang menjual segala hasil pertanian yang
dihasilkan oleh penduduk setempat.
Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional
yang menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Karo. Alasannya adalah
karena desa ini merupakan salah satu dari tiga desa yang mewakili sejarah dan
peradaban budaya karo. Desa lainnya adalah Desa Lingga dan Desa Peceran. Hal
ini ditandai masih berdirinya Rumah adat Siwaluh Jabu,rumah adat berusia
ratusan tahun yang menyiratkan kekayaan adat masyarakat setempat.
Di katakan rumah adat Karo sebagai warisan budaya Karo karena rumah
adat adalah salah satu lambang dari berdinya sebuah kuta(desa),di sanalah
sebagian besar mereka bertempat tinggal. Pada awalnya kuta (desa) tersebut
didirikan oleh senina,anak beru,kalimbubu, kemudian kuta tersebut di huni oleh
merga tertentu. mereka ini disebut “ si mantek kuta”membawa serta anak
beru,senina ,dan kalimbubu-nya. Kemudian datanglah penghuni-penghuni baru
ke kuta itu. Pendatang-pendatang baru ini kemudian mempunyai hubungan
kekeluargaan dengan dengan simantek kuta, karena adanya hubungan perkawinan.
Kelompok tersebut dikenal dengan ginemgem artinya orang yang di ayomi.
Selanjutnya orang yang mempunyai hubungan dengan simanteki kuta, mereka
disebut rakyat derip (rakyat biasa) untuk kewajiban membayar sewa tanah, izin
membuka tanah dan kerahen untuk simantek kuta .
Demikianlah pada masyarakat karo terdapat tiga kelompok masyarakat
yang bersipat hirarkis, yaitu simanteki kuta, ginemgem dan rakyat derip. Pengurus

3

kampung (kuta)di pegang oleh merga si manteki kuta dan di bantu oleh anak beru,
senina-nya, sehingga merupakan suatu majelis.
Setelah adanya penghuni dari kuta tersebut di bangunlah sebuah rumah
untuk tempat tinggal dari simanteki kuta, senina dan anak beru-nya, yang dikenal
dengan rumah galang (rumah besar). Dikatakan rumah galang karena bentuknya
yang sangat besar dan luas. Proses mendirikan rumah adat Karo pada masa itu
bukan lah hal yang mudah, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mendirikan rumah adat Karo tersebut.
Disamping dari peralatan yang dipergunakan sangat sederhana pembuatan
rumah ini harus sesuai aturan adat yang berbelit-belit, setelah adanya tapak rumah
(tempat) maka harus ditentukan oleh guru(dukun) kapan hari baik untuk memulai
dari rumah adat tersebut selanjutnya untuk pemilihan kayu ke hutan, setelah kayu
ditebang tidak bisa langsung di bawa ke rumah atau dipasang untuk mendirikan
rumah tetapi harus ditunggu beberapa tahap lagi acara-acara adat selanjutnya yang
di pinpin oleh guru (dukun) tersebut. Begitu selanjutnya sampai rumah selesai
dipasang atap sampai dengan penempatan jabunya.
Oleh sebab itu lah rumah adat karo merupakan sebuah kearifan lokal
masyarakat Karo dimana dalam proses pendirian rumah adat tersebut dikenal
dengan semangat gotong royong yang kuat dengan ihlas tanpa adanya imbalan
yang diharapkan oleh masyarakat pada masa itu sampai mendirikan dua belas
sampai delapan belas rumah adat di setiap kampungnya baik itu si empat jabu,
siwaluh jabu maupun si dua belas jabu, tetapi pada umunya rumah adat di tanah
karo yaitu rumah adat si waluh jabu (delapan). Tetapi pada jaman modernisasi

4

sekarang ini hampir jarang ditemukan keberadaan rumah adat Karo di setiap kuta
(kampung).
Oleh karena itu, peninggalan budaya Karo dijadikan sebagai cagar budaya
demi kelestarian peninggalan sejarah budaya Karo.
Menurut UU No 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya pasal 1 ayat 2,
benda cagar budaya adalah benda alam dan atau benda buatan manusia,
baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok atau
bagian-bagiannya atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

Selain dari dukungan oleh pemerintah, masyarakat juga harus ikut seta
dalam menjaga keberadaan rumah adat karo tersebut supaya kelestarianya tetap
terjaga sebagai salah satu peninggalan kebudayaan. karena dari peninggalanpeninggalan kebudayaan untuk generasi selanjutnya mengetahui bagaimana
kebiasaan-kebiasaan dari masyarakat karo baik itu bentuk mata pencaharian,
sistem pemerintahan, kepercayaan, dan arsitektur nya.
Rumah Adat Karo tidak sekedar menonjolkan efisiensi fungsi ruang tapi
juga tempat menumbuhkan nilai-nilai salah satunya kebersamaan, salah satu nilai
yang kuat yang terpancar di rumah ini karena di dalam rumah adat ini tinggal dua
belas, delapan, enam, dan empat keluarga yang hidup berdampingan dalam
keadaan damai dan tentram. Peninggalan tersebutlah yang dimiliki desa dokan
sebagai salah satu desa budaya di tanah Karo. Sebelumnya jumlah rumah adat
Karo di desa Dokan berjumlah delapan belas rumah karena, kurangnya perawatan
dan kepedulian terhadap rumah adat Karo tersebut. Saat ini tinggal lima
rumahadat Karo, dimana empat rumah siwaluh jabu (delapan) dansatu rumah si
empat jabu (empat) yang masih di huni oleh masyarakat setempat.

5

Disamping dari peninggalan rumah adat Karo, di desa ini juga masih di
temukan lesung (mengolah padi menjadi beras) yang pengolahanya masih
menggunakan tenaga manusia.Masyarakat dokan juga dikenal dengan ahli dalam
ertutur dan masih sangat mengerti yang namanya adat pada masyarakat karo. Jadi
berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul : Sejarah Dan Peninggalan Rumah Adat Karo Di Desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah

di

atas,

maka

penulis

mengidentifikasikan masalah tidak lain menguraikan lebih jelas tentang masalah
yang telah ditetapkan pada latar belakang penelitian. Di dalamnya berisi
perumusan masalah yang terkandung dalam suatu fenomena”.
Berdasarkan pendapat di atas selanjutnya penulis mengidentifikasikan
masalah antara lain:
1. Sejarah berdirinya kuta (desa) di tanah Karo khusunya di dokan kecamatan
merek kabupaten Karo.
2. Proses mendirikan rumah adat karo di desa dokan kecamatan merek kabupaten
karo.
3. Peran masyarakat dan pemerintah untuk melestarikan rumah Adat Karo yang
berada di desa dokan kecamatan merak kabupaten Karo.

6

C. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian di lapangan sangat diperlukan pembatasan
masalah. Sesuai dengan judul penelitian ini “Sejarah dan peninggalan Rumah
Adat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.
Agar pembahasan mengarah, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini, dengan demikian yang menjadi pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Sejarah berdirinya kuta (desa) di tanah Karo kususnya di desa dokan
kecamatan merek kabupaten karo.
2. Proses mendirikan rumah adat Karo di desa dokan kecamatan merek
kabupaten karo.

D. Perumusan Masalah
Perumusan

masalah

merupakan

kelanjutan

uraian

pendahuluan

Berdasarkan pada kutipan di atas maka peneliti mengambil rumusan masalah di
antaranya adalah:
1. Bagaimana sejarah darikuta (desa) di tanah karo khusunya di dokan kecamatan
merek kabupaten karo?
2. Bagaimana proses pendirian rumah adat Karo di desa dokan kecamatan merek
kabupaten karo ?
3. Bagaimana upaya melestarikan rumah adat karo sebagai salah satu kearifan
lokal pada masyarakat Karo ?

7

E. Tujuan Penelitian
Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal sangat penting karena setiap
penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan tertentu,dengan berpedoman
kepada tujuanya akan lebih mudah mencapai sasaran yang diharapkan.Adapun
menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah dari kuta(desa) di tanah karo kusunya desa dokan
kecamatan merek kabupaten karo.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses mendirikan rumah adat Karo .
3. Untukmengetahui apa saja makna-makna dari Rumah Adat Karo.
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam penyelamatan rumah adat karo
sebagai peninggalan sejarah.

F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan adanya tujuan di atas, maka adapun manfaat yang ingin di
peroleh sesudah melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan maupun pengetahuan peneliti tentang sejarah
berdinya kuta (desa) di Kabupaten Karo khususnya Desa Dokan dan proses
pendirian Rumah Adat Karo.
2. Supaya masyarakat luas mengetahui khsusnya masyarakat karo untuk mengkaji
lebih mendalam demi melestarikan Rumah Adat Karo sebagai peninggalan
sejarah.
3. Sebagai bahan pertimbagan bagi peneliti lainya yang akan meneliti masalah
yang sama.
4. Untuk menambah bahan pembelajaran bagi mahasiswa jurusan pendidikan
sejarah UNIMED.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka pada
bab ini penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah berdirinya Desa Budaya Dokan bersal dari sub- klan merga Ginting
munte yang melakukan migrasi dari tongging ke dokan, pemberian nama
Desa Dokan bermula dari berkumpulnya para tokoh agama dan tokoh adat
istiadat Karo (yang biasanya disebut penetua adat), dan dari perkumpulan
pengetua adat yang dilakukan tersebut diambil kesepakatan bahwa desa ini
diberi nama Desa Dokan. Dan berdasarkan pemerintahan adat disetiap desa
di dataran tinggi karo, dipimpin oleh tiga sub klan yaitu: simanteki kuta,dan
dibantu oleh anak beru kuta, dan kalimbubu kuta. Yang menjadi simanteki
kuta desa dokan yaitu sub klan marga Ginting munte karena, marga Ginting
munte yang pertama sekali mendiami desa dokan dan dibantu oleh anak
berunya yaitu sub klan marga Tarigan gerneng, dan kalimbubunya sub klan
marga Sitepu, dan hingga saat ini aturan adat tersebut masih dipakai
ditengah-tengah masyarakat desa dokan.
2. Dinamakan desa budaya dokan, karena terdapat sebuah bangunan bersejarah
yang diperkirakan berumur 200 tahun, yang sangat jarang di temukan di
datan tinggi karo yaitu Rumah Adat karo siwaluh jabu dan siempat jabu
yang memiliki potensi sebagai wisata sejarah dan nilai seni. Nilai seni yang

58

59

dimiliki rumah adat karo tersebut berasal dari ornamen-ornamen yang
terdapat di dalam maupun di luar bangunan rumah adat karo tersebut dan
dapat dijakan pedoman hidup masyarakat karo dalam berbudaya saat ini.
3. Bangunan peningggalan bersejarah ini bukan hanya menjadi sebuah aset
bagi Desa Budaya Dokan sendiri, tetapi juga sebuah beban yang menuntut
tanggung jawab dan perhatian yang lebih intensif dari pihak pemerintah
kabupaten Karo dan kepala desa dokan itu sendiri, agar bangunan ini tetap
utuh sepeti bagaimana keaslian bangunan ini sesungguhnya, agar tidak
punah baik rusak itu dimakan waktu ataupun akibat perkembangan jaman
modern.
4. Faktor-faktor penyebab punahnya Rumah adat karo disebabkan oleh
beberapa faktor yakni:
a) Berawal dari kurangnya perhatian dari pewaris rumah adat karo
memberikan perawat rumah dengan baik, hingga membiarkan rumah ini
rusak akibat termakan usia yang sudah lama. Karena banyak pewaris
rumah adat karo tersebut yang merantau ke luar dari kampung
halamnaya.
b) Akibat perkembangan jaman, banyak masyarakat di daerah datarn
tinggi karo membangun rumah bergaya modern dan kepemilikan secara
pribadi, mengakibatkan rumah adat kurang diminati untuk tempat
tinggal keluarga. Dan keluarga yangbertempat tinggal di Rumah Adat
karo menggunakan peralatan memasak yang sudah modern juga seperti
kompor gas dan kompor minyak.
59

60

c) Kurangnya perhatian Pemerintah Karo terhadap kelestarian rumah adat
karo untuk direnovasi, adapun dana untuk merenovasi rumah ini lama
sehingga rumah rusak termakan usia yang lama tidak dapat di renovasi
ulang.
5. Upaya- upaya yang dilakukan untuk melestarikan rumah Adat karo di Desa
Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo yaitu:
a) Dari kalangan pemerintah memberikan dana untuk merenovasi rumah
adat karo melalaui dinas pariwisata Kabupaten karo, dan bekerjasama
dengan kepala desa dokan memberikan sosialisasi kepada masyarakat
betapa berharganya keberadaan rumah adat karo didesa tersebut.
b) Dari kalangan masyarakat dan pemangku adat memberikan arahan
kepada generasi penerus tentang sejarah dan adat-istiadat dari ruamah
Adat karo di desa dokan tersebut.

B. Saran
1. Untuk mempertahankan bangunan bersejarah Di Tanah Karo khususnya
Rumah adat karo di desa dokan, dari kalangan pemda karo meningkatkan
rasa kepedulian terhadap bangunan Adat tersebut.
2. Kepala desa dokan bekerjasama dengan dinas pariwisata Karo untuk
memperomosikan bangunan rumah Adat karo ini sebagai daya tarik
wisatawan lokal maupaun mancanegara sebagai

daerah tujuan wisata

sejarah maupun budaya. Dan membentuk pengelolaan yang sesungguhnya

60

61

terhadap kelestarian rumah adat karo ini dengan diberlakukan berupa
pembuatan tarif kepada pengunjung yang datang.
3. Muda-mudi meningkatkan rasa ingin tahu terhadap sejarah dan maknamakna dari rumah adat karo Di desa dokan tersebut, dari pemangku adat dan
orang-orang tua yang mengerti dan mengetahui tentang rumah adat karo.
Dari itu pada muda-mudi dapat menjadi pemandu wisawan yang
berkunjung.
4. Diharapkan masyarakat menjaga dan melestarikan budaya-budaya karo, dan
memberikan sumbangan berupa materi dan tenaga jika dilakukan sosialisasi
untuk kelestarian maupun kebersihan sekitar rumah adat karo di desa dokan
ini.
5. Dari peninggalan rumah adat karo tersebut . Peninggalan ini merupakan
kegiatan manusiaa masa lampau, terlebih peninggalan tersebut juga
berkaitan bahkan dapat digunakan dalam upaya untuk merekonstruksi
sejarah masyarakat karo. Cara yang dapat dilakukan yakni dengan
menetapkan peninggalan peninggalan tersebut sebagai benda cagar budaya
yang harus dilindungi sesuai dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010
Tentang Benda Cagar Budaya, bahwa cagar budaya merupakan kekayaan
budaya bangsa sebagai pemikiran dan perilaku kehidupan, dengan
diberlakukanya ini maka masyarakat dan pewaris dari Rumah adat karo
tersebut sadar akan kebradaan Bangunan rumah adat karo.
6. Di tengah-tengah masyarakat karo membentuk perkumpulan tentang sadar

akan sejarah, budaya dan pakaian-pakaian adat karo.

61

DAFTAR PUSTAKA

Daliman, A.Metodologi Penelitian Sejarah. Ombak,yogyakarta
Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Bentang, Yogyakarta
Limbeng, yulianius. 1995. Orat tutur karo. Ulih Saber, Medan
Lubis,A.mukti, Sulaiman Jusuf, Tio Minar Butar-butar dan Muniar
Malau.1985/1986. Kalender peramalan batak. Departemen pendidikan
dan kebudayaan proyek pengembangan permuseuman, sumatera utara
Pitana, I Gde&I Ketut Surya Diarta.2009. pengantar ilmu pariwisata. Andi,
yogyakarta
Prinst, Darwin.2002.kamus karo indonesia. Bina media,medan
Prinst, Darwin. 2008. Adat Karo. Bina Media Perintis, Medan
Prinst, Darwin. 1985. Sejarah Dan kebudayaan Karo. CV Grama, Bandung
Putro, brahma.1995. Karo dari zaman ke zaman. Ulih Saber,Medan
Sedyawati, Edi. 2009.Museografia. Direktorat Museum, jakarta
Sjamsuddin, Helius. Metodologi Sejarah.Ombak, yogyakarta
Soedewo,Eri& Misnah shalihat. 2010. Kota-kota tua Sumatera Utara. Tim
inventori kota tua sumetera utara 2010,dinas kebudayaan dan pariwisata
provisi sumatera utara
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta
Bandung
Tarigan, sarjani. Pengadilan Keradjaan pemerintah tanah tinggi karo
doloe.BABKI, Medan
Tarigan, Sarjani. 2009. Lentera Kehidupan Orang Karo Dalam Berbudaya.
Medan.
Undang-undang No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya
Internet:
Firman Eka sebayang.http://www.karo.or.id/rumah-kurung-manik-karo/.
Selasa, 27 Oktober 2015

62