PERAN MASYARAKAT KARO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

(1)

PERAN MASYARAKAT KARO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK

KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Rista Lusiani Tarigan NIM. 3122111007

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ii ABSTRAK

Rista Lusiani Tarigan, NIM 3122111007. “Peran Masyarakat Karo Dalam Melestarikan Budaya Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Desa Dokan Kecamatan Merak Kabupaten Karo dan untuk mengetahui upaya masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat karo yang menetap di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Namun sebagai Sampel dalam penelitian ini adalah kepala desa beserta perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh adat karo dan masyarakat yang diwakili. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang dilakukan dengan cara mempersentasikan data-data yang diperoleh dari penelitian, kemudian dianalisis datanya secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Masyarakat sangatlah memiliki peranan yang penting dalam pelestarian budaya karo yang dapat memberikan sumbangan atau pengaruh yang sangat besar dalam hal pelestarian kebudayaan tersebut. Karena apabila dalam hal ini masyarakat tidak peduli terhadap budayanya tentu saja secara secara perlahan masyarakat karo akan kehilangan identitas budaya karo yang dianutnya, sehingga dalam hal ini akan mudahnya bagi masyarakat sekitar akan terpengaruh dengan masuknya kebudayaan-kebudayaan baru yang akan mengakibatkan masyarakat akan kehilangan budayanya sendiri khususnya masyarakat suku karo. yang paling bertanggung jawab melestarikan kebudayaan adalah pemerintah daerah itu sendiri, baik melalui dinas-dinas yang terkait dengannya secara langsung maupun tidak langsung. Seyogyanya pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan melestarikan warisan budaya leluhur yang sangat kaya dan beragam tersebut.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Selesainya skripsi ini bukan karena kuat atau karena hebatnya penulis akan tetapi karena kebaikan Dia yang terus mengasihi senantiasa, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

dan tepat waktu yang berjudul “PERAN MASYARAKAT KARO DALAM

MELESTARIKAN BUDAYA KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN

MEREK KABUPATEN KARO”

Penulis sadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kesalahan dan kekurangan, dengan segala keterbukaan maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap kedepannya banyak karya-karya yang bermunculan yang lebih baik lagi.

Penyusunan dan penyelesaian skripsi ini dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materi yang di berikan kepada penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan terima ksih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta staffnya.

2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dr.Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum selaku ketua jurusan sekaligus


(6)

iv

yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Arief Wahyudi, SH., MH selaku Sekertaris Jurusan dan sekaligus selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Yusna Melianti, SH selaku dosen Pembimbing Akademik sekaligus selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Julia Ivana, S.Sos., M.Si., M.AP selaku dosen penguji yang telah banyak membimbing dan member motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

7. Dan seluruh bapak /ibu dosen jurusan pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa kepada penulis.

8. Bapak Samuel Ginting selaku kepala desa Dokan, dan Bapak johanes Ginting selaku sekdes desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo besaserta kepengurusan pemerintahan desa dokan.

9. Kepada para informan yang memberikan informasinya kepada penulis, khususnya kepada Masyarakat Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo, yang memberikan keramahan dan mendukung, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini .

10.Teristimewa kepada kedua orang tua saya RismonTarigan danTalenta Br Barus yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan baik


(7)

v

berupa materiil serta doa-doa dan usaha-usaha yang dilakukan supaya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.

11.Kepada kedua adik saya Repika Sari dan Reka Yana yang selalu ada, selalu siap dan selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini agar selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.

12.Kepada seluruh keluarga besar Tarigan dan Barus yang telah banyak memberikan dukungan, doa serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Kepada sahabat kempompong saya Ifni Sriulina, Inti Lady, Gembira dan Ririn Meldiana Tindaon yang telah membantu penulis dan selalu memiliki banyak waktu untuk memberikan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

14.Kepada seluruh teman-teman PPKn Reg B 2012 yang telah banyak

memberikan pelajaran dan pengalaman selama 4 tahun ini kepada penulis dan yang telah banyak memberi motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

15.Kepada seluruh teman-teman PPL di SMK GBKP Kabanjahe sekaligus sebagai saudara yang berawal dari PPL selalu bias berteman baik dan selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

16.Kepada Dewi deviani dan Elva Sefta teman satu kos yang selalu ada selama 4 tahun ini dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini. 17.Kepada sahabat saya Elsa Cristy, Crist Martin dan Adi Pranata yang selalu


(8)

vi

kesulitan. Dan yang selalu banyak meluangkan banyak waktu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

18.Kepada abang tersayang Junior Surbakti yang telah banyak berkorban kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. Baik dari segi waktu, materi dan tenaga yang selalu siap kapan saja ketika penulis membutuhkan sesuatu.

19.Dan kepada seluruh sahabat, teman, keluarga yang tidak saya sebut namanya satu persatu, terimakasih buat semua doa, dukungan, motivasi serta waktu yang kalian berikan kepada penulis dalam menyelesakan akhir perkuliahan ini dengan baik dan benar sesuai dengan waktu yang diharapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan di jurusan PPKn serta bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Desember 2016 Penulis ,

RistaLusianiTarigan NIM. 3122111007


(9)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kerangka teoritis ... 10

1. Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Kebudayaan ... 10

a. Pengertian peran ... 10

b. Pengertian masyarakat ... 12

c. Kebudayaan ... 13

2. Kebudayaan Suku Karo... 15


(10)

viii

1) Merga (marga) ... 15

2) Rumah Adat Suku Karo ... 15

3) Bahasa Karo ... 16

4) Ertutur ... 16

b. Lembaga adat budaya Karo ... 17

c. Fungsi budaya Karo bagi masyarakat ... 18

B. Kerangka Berpikir ... 20

C. Kerangka Konsep ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

1. Data Primer ... 24

2. Data Sekunder ... 25

C. Lokasi Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

E. Variabel dan Defenisi Operasional ... 26

1. Variabel penelitian ... 26

2. Defenisi Operasional ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 27

G. Teknik Analisis Data ... 28


(11)

ix

A. Gambaran umum tentang desa Dokan Kecamatan Merek

Kabupaten Karo ... 30

1. Letak Geografis ... 30

2. Sejarah Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ... 31

3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

B. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ... 37

C. Upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan KecamTan Merek Kabupaten Karo ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN


(12)

x LAMPIRAN

1. Dokumentasi

2. Daftar pertanyaan wawancara

3. surat dari tempat penelitian

4. Nota Tugas

5. Surat izin Penelitian dari Fakultas 6. Surat izin penelitian dar Jurusan

7. Surat keterangan dari perpustakaan jurusan 8. Surat keterangan dari perpus Fakultas

9. Surat keterangan dari perpus UNIMED

10.Lembar keaslian tulisan 11.Daftar riwayat hidup


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.Kata “budaya” dipakai sebagai suatu singkatan dari “kebudayaan” dengan arti yang sama. Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa sanskerta buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan : “hal-hal yang bersangkutan dengan akal” (Koentjaraningrat, 1990:181).

Menurut Koentjaraningrat (dalam Muin 2013:136) kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.

Budaya merupakan suatu tatacara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Nilai-nilai budaya yang menjadi ciri-ciri kehidupan suatu masyarakat biasanya terkandung di dalam sumber-sumber tertulis, lisan dan gerak. Masyarakat merupakan


(14)

2

sekelompok orang yang terorganisasi, hidup dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Artinya masyarakat memiliki organisasi dan aturan-aturan untuk berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Budaya merupakan bagian dari masyarakat. Kebudayaan tidak akan pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupannya. Dapat pula disebutkan bahwa masyarakat merupakan pendukung dari kebudayaan. Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan T.O. Ihromi (2006 : 18).

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. Setiap kebudayaan terdapat unsur-unsur yang juga dapat dimiliki oleh kebudayaan lain. Koentjaraningrat menyebutkan sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universal yang meliputi :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan

4. Bahasa

5. Kesenian

6. Sistem mata pencaharian hidup

7. Sistem tegnologi dan peralatan

Secara eksplisit, budaya suatu suku bangsa lebih banyak tampak dalam hal makanan khas, pakaian adat, bahasa, kegiatan adat dan lain sebagainya. Misalnya suku karo yang memiliki cirri khas yang menjadi identitas mereka. Suku karo dikenal dengan makanan khasnya, seperti terites dan tasak telu. Gendang, sarune,


(15)

3

ketteng-ketteng, landek sebagai bentuk kesenian dan bahasa karo sebagai bahasa khas.

Pada hakikatnya, budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak hilang dan kelak menjadi warisan bagi generasi berikutnya. Keanekaragaman budaya di Indonesia merupakan salah satu daya tarik bangsa lain untuk mengetahui, bahkan tidak sedikit yang tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia yang dikenal sangat unik.

Kebanggaan bangsa Indonesia akan budaya yang beraneka ragam mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan dan melestarikan budayanya agar tidak pudar bahkan dicuri oleh bangsa lain. Hal ini masih tampak dari penggunaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh masing-masing suku dan kegiatan adat yang masih dilaksanakan dalam acara pernikahan, kematian dan lain sebagainya.

Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat istiadat sedangkan upacara merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain diwujudkan dalam pelaksanaan upacara tradisonal, yakni dalam bentuk upacara kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang memang manjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan lewat pewarisan (transformasi) tradisi.


(16)

4

Indonesia memiliki kebudayaan beraneka ragam yang mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan dan melestarikan budayanya agar tidak pudar bahkan dicuri oleh bangsa lain. Hal ini dari penggunaan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari oleh masing-masing suku dan kegiatan adat yang masih dilaksanakan dalam acara pernikahan, kematian dan lain sebagainya.Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat istiadat.Adapunupacara adat merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya.

Masyarakat tidak pernah terlepas dari kebudayaan. Kebudayaan tidak akan pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalanikehidupannya.Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya, sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya.

Kebudayaan adalah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama-sama oleh sebuah kelompok manusia yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.Dapat pula disebutkan bahwa masyarakat merupakan pendukung dari kebudayaan.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat dan sebagainya. Jadi, setiap tindakan masyarakat secara keseluruhan disebut kebudayaan, dalamnya terdapat juga unsur-unsur kebudayaan dari semua suku bangsa di dunia.


(17)

5

Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain diwujudkan dalam pelaksanaan upacara adat, yakni dalam bentuk upacara kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang memang menjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan lewat pewarisan (transformasi) tradisi.

Dalam arti cara hidup masyarakat itu apabila kebudayaan diterapkan pada cara hidup kita sendiri. Tiap masyarakat memiliki kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.

Pada umumnya semua suku bangsa berupaya untuk melestarikan dan mempertahankan kebudayaannya, tetapi ada kalanya beberapa suku mengalami erosi atau pengikisan kebudayaan yang disebabkan oleh kontak dengan budaya lain, terutama masyarakat di perkotaan. Erosi atau pengikisan kebudayaan yang dimaksud ditandai dengan kurangnya pemahaman masyarakat suatu suku terhadap kebudayaannya sendiri.

Dewasa ini, tidak semua masyarakat benar-benar peduli akan pelestarian budayanya. Hal ini menyebabkan beberapa kebudayaan berada pada taraf yang memprihatinkan. Salah satu kebudayaansuku bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan adalah kebudayaan suku Karo. Suku Karo yang memiliki ciri khas yang menjadi identitas mereka.

Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia, sejak dulu


(18)

6

mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa mereka sudah menghasilkan berbagai ragam dari ciptaan budi dan karya pikiran mereka. Misalnya kemampuan mereka dalam menciptakan seni bangunan, alat-alat musik atau bunyi-bunyian (kecapi, sarune, gung, penganak, penggual, surdam, balobat dan lain-lain), seni ukir, seni patung, seni tari, seni bahasa dengan tata bahasa yang baik.

Salah satu kebudayaan suku Karo yang perlu dijaga dan dilestarikan terdapat di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Desa ini sering disebut sebagai desa wisata Dokan atau desa budaya Dokan. Desa Budaya Dokan terletak di Kecamatan Merek Kabupaten Karo yang jaraknya kira-kira 20 meter dari Kota Kabanjahe.Apabila dari Kota Medan jaraknya sekitar 95km.

Desa Dokan memiliki atmosfer yang menyenangkan dan tidak terlalu banyak yang mengunjungi. Desa Dokan adalah desa yang strategis yang terletak di antara kota Berastagi dan Danau Toba. Jadi, tidak rugi bila kita berwisata ke desa ini. Penduduk setempatnya juga sangatlah ramah-ramah. Di persimpangan sebelum memasuki Desa Dokan juga terdapat pasar buah yang menjual segala hasil pertanian yang dihasilkan oleh penduduk setempat.

Desa Dokan dikatakan sebagai desa budaya karena di desa ini memiliki banyak peninggalan-peninggalan nenek moyang pada zaman dahulu kala. Salah satu peninggalan tersebut yang sampai sekarang masih ada adalah Rumah Adat Karo.Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional yang menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Karo. Alasannya adalah karena desa


(19)

7

ini merupakan salah satu dari tiga desa yang mewakili sejarah dan peradaban budaya Karo. Desa lainnya adalah Desa Lingga dan Desa Peceran.

Hal ini ditandai masih berdirinya Rumah adat Siwaluh Jabu,rumah adat berusia ratusan tahun yang menyiratkan kekayaan adat masyarakat setempat. Akan tetapi pada saat ini Desa Budaya Dokan sudah mengalami penurunan dalam pelestarian budayanya. Sebagai contoh adalah dalam pelestarian Rumah adat siwaluh jabu yang tidak seperti dulu lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “ Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Pentingnya pemahaman masyarakat tentang budaya Karo di desa

Dokan.

2. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

3. Upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.


(20)

8

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan terarah serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang mengambang, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Peran masyarakat karo dalam melestarikan budaya Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

2. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam melestarikan budaya Karo Di

Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah peran masyarakat Karo di dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ?

2. Bagaimanakah upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Karo


(21)

9

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti tidak sia-sia. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah

pengetahuan masyarakat dalam melestarikan budaya Karo.

3. Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti masyarakat, tokoh adat dan seluruh masyarakat Karo.


(22)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional yang menjadi salah satu objek wisata di kabupaten Karo. Ciri khas Desa Dokan dikatakan Desa Budaya adalah Rumah Adat Siwaluh Jabu. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di Desa dokan adalah ikut berpartisipasi dalam melestarikan Rumah Adat Siwaluh Jabu, dengan tujuan supaya Rumah adat tersebut tidak punah. Masyarakat juga ikut berperan penting dalam pelaksanaan pesta budaya misalnya festival art, kerja tahun yang dilakukan setiap tahunnya yang merupakan suatu tradisi di Desa Dokan Kecamatan Merek.

2. Di kabupaten Karo, yang paling bertanggung jawab dalam pelestarian kebudayaan adalah pemerintah. Baik itu melalui dinas-dinas yang terkait dengannya secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan melestarikan warisan budaya seperti Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu. Upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam pelestarian budaya Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo adalah memberikan dana untuk merenovasi rumah adat Karo melalui dinas pariwisata Kabupaten Karo,


(23)

62

dan bekerjasama dengan kepala desa Dokan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keberadaan rumah adat Karo didesa tersebut. B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk mempertahankan bangunan bersejarah Di Tanah Karo khususnya Rumah adat Karo di desa dokan, dari kalangan pemerintah daerah karo meningkatkan rasa kepedulian terhadap bangunan Adat tersebut. Muda-mudi harus meningkatkan rasa ingin tahu terhadap sejarah dan makna-makna dari budaya Karo Di desa dokan tersebut, dari pemangku adat dan orang-orang tua yang mengerti dan mengetahui tentang budaya Karo. Dari itu para muda-mudi dapat menjadi lebih peduli terhadap pelestarian budaya Karo di Desa Dokan. Serta diharapkan masyarakat menjaga dan melestarikan budaya-budaya Karo, dan memberikan sumbangan berupa materi dan tenaga jika dilakukan sosialisasi untuk kelestarian maupun kebersihan sekitar rumah adat Karo di desa Dokan ini.

2. Dalam hal pelestarian budaya Karo di desa Dokan tersebut harus ada hubungan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak pemangku kepentingan. Sehingga dalam hal ini semua pihak akan sama-sama menguntungkan demi tercapainya pelestarian budaya di desa Dokan. Dan dengan adanya pemerintah dalam pelestarian ini akan membantu atau memberikan sumbangsih bagi sektor ekonomi masyarakat di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.


(24)

63

DAFTAR PUSTAKA Sumber dari buku :

Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Shadily Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Soekanto soerjono. 1981. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Antonius S, Bungaran. 2008. Tradisi, Agama dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan. Medan : Penerbit Bina Media Perintis.

B.Horton, Paul. 2006. PengantarSosiologi.Yogyakarta : Western Michigan University.

Koentjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : penerbit PT RINEKA CIPTA.

Bangun Tridah. 1986. Penelitian dan Pencatatan Adat Istiadat Karo. Jakarta : Yayasan Merga Silima.

Tarigan Sarjani. 2010. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. MUSEUM GBKP : Gereja Batak Karo Protestan.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Muin, Idianto. 2013. Sosiologi. Bekasi : Penerbit Erlangga.

Setiawan, Deny, 2014, Metodologi Penelitian, Medan: Laboratorium PPKn FIS UNIMED.

Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.


(25)

64

Tentang Cagar Budaya.

Sumber dari internet :

http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html ( Diakses 06-okotber-2014, pukul 14.30 Wib )

http://gedeyenuyani.blogspot.co.id/2012/03/kedudukan-kebudayaan-karo-ditinjau-dari.html

( Diakses Rabu, 28 Maret 2012, pukul 11.45 )

Tania S.B, Rivira (2015). “Analisis Pengaplikasian Adat Rebu Pada Masyarakat

Karo”. Jurnal Ilmiah LISKI Volume 1 Tahun 2015. Bandung : Program Studi

Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom.

Christeward, Alus (2014). “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan

Lokal Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu”. Jurnal Acta Diurna

Volume 3 No.4 Tahun 2014.

Berliana, Friska P (2013). “FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

DALAMPROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA (Studi Kasus Empat Pasangan Berbeda Etnis Antara Etnis Batak dengan Etnis

Jawa, Toraja, dan Dayak)”.e-Journal Ilmu Komunikasi : Universitas


(26)

65

Ginting, Ananias (2013). “Analisis Pedah-Pedah Pada Upacara Adat Pernikahan

Suku Karo (Kajian Pragmatik)”. Artikel pada bulan Maret Tahun 2013.


(1)

9

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti tidak sia-sia. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan masyarakat dalam melestarikan budaya Karo.

3. Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti masyarakat, tokoh adat dan seluruh masyarakat Karo.


(2)

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional yang menjadi salah satu objek wisata di kabupaten Karo. Ciri khas Desa Dokan dikatakan Desa Budaya adalah Rumah Adat Siwaluh Jabu. Peran masyarakat dalam melestarikan budaya Karo di Desa dokan adalah ikut berpartisipasi dalam melestarikan Rumah Adat Siwaluh Jabu, dengan tujuan supaya Rumah adat tersebut tidak punah. Masyarakat juga ikut berperan penting dalam pelaksanaan pesta budaya misalnya festival art, kerja tahun yang dilakukan setiap tahunnya yang merupakan suatu tradisi di Desa Dokan Kecamatan Merek.

2. Di kabupaten Karo, yang paling bertanggung jawab dalam pelestarian kebudayaan adalah pemerintah. Baik itu melalui dinas-dinas yang terkait dengannya secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk mengelola dan melestarikan warisan budaya seperti Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu. Upaya yang harus dilakukan pemerintah dalam pelestarian budaya Karo Di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo adalah memberikan dana untuk merenovasi rumah adat Karo melalui dinas pariwisata Kabupaten Karo,


(3)

62

dan bekerjasama dengan kepala desa Dokan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keberadaan rumah adat Karo didesa tersebut. B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk mempertahankan bangunan bersejarah Di Tanah Karo khususnya Rumah adat Karo di desa dokan, dari kalangan pemerintah daerah karo meningkatkan rasa kepedulian terhadap bangunan Adat tersebut. Muda-mudi harus meningkatkan rasa ingin tahu terhadap sejarah dan makna-makna dari budaya Karo Di desa dokan tersebut, dari pemangku adat dan orang-orang tua yang mengerti dan mengetahui tentang budaya Karo. Dari itu para muda-mudi dapat menjadi lebih peduli terhadap pelestarian budaya Karo di Desa Dokan. Serta diharapkan masyarakat menjaga dan melestarikan budaya-budaya Karo, dan memberikan sumbangan berupa materi dan tenaga jika dilakukan sosialisasi untuk kelestarian maupun kebersihan sekitar rumah adat Karo di desa Dokan ini.

2. Dalam hal pelestarian budaya Karo di desa Dokan tersebut harus ada hubungan kerjasama yang kuat dari berbagai pihak pemangku kepentingan. Sehingga dalam hal ini semua pihak akan sama-sama menguntungkan demi tercapainya pelestarian budaya di desa Dokan. Dan dengan adanya pemerintah dalam pelestarian ini akan membantu atau memberikan sumbangsih bagi sektor ekonomi masyarakat di desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.


(4)

Soekanto Soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Shadily Hassan. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Soekanto soerjono. 1981. Hukum Adat Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Antonius S, Bungaran. 2008. Tradisi, Agama dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan. Medan : Penerbit Bina Media Perintis.

B.Horton, Paul. 2006. PengantarSosiologi.Yogyakarta : Western Michigan University.

Koentjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : penerbit PT RINEKA CIPTA.

Bangun Tridah. 1986. Penelitian dan Pencatatan Adat Istiadat Karo. Jakarta : Yayasan Merga Silima.

Tarigan Sarjani. 2010. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. MUSEUM GBKP : Gereja Batak Karo Protestan.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Muin, Idianto. 2013. Sosiologi. Bekasi : Penerbit Erlangga.

Setiawan, Deny, 2014, Metodologi Penelitian, Medan: Laboratorium PPKn FIS UNIMED.

Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.


(5)

64

Tentang Cagar Budaya.

Sumber dari internet :

http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/pengertian-peranan.html ( Diakses 06-okotber-2014, pukul 14.30 Wib )

http://gedeyenuyani.blogspot.co.id/2012/03/kedudukan-kebudayaan-karo-ditinjau-dari.html

( Diakses Rabu, 28 Maret 2012, pukul 11.45 )

Tania S.B, Rivira (2015). “Analisis Pengaplikasian Adat Rebu Pada Masyarakat Karo”. Jurnal Ilmiah LISKI Volume 1 Tahun 2015. Bandung : Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi Dan Bisnis Universitas Telkom.

Christeward, Alus (2014). “Peran Lembaga Adat Dalam Pelestarian Kearifan Lokal Suku Sahu Di Desa Balisoan Kecamatan Sahu”. Jurnal Acta Diurna Volume 3 No.4 Tahun 2014.

Berliana, Friska P (2013). “FUNGSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

DALAMPROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK DI KOTA SAMARINDA (Studi Kasus Empat Pasangan Berbeda Etnis Antara Etnis Batak dengan Etnis

Jawa, Toraja, dan Dayak)”.e-Journal Ilmu Komunikasi : Universitas


(6)

Ginting, Ananias (2013). “Analisis Pedah-Pedah Pada Upacara Adat Pernikahan Suku Karo (Kajian Pragmatik)”. Artikel pada bulan Maret Tahun 2013. Medan.