BENTUK PENYAJIAN TARI MBUAH PAGE PADA UPACARA KERJA TAHUN MASYARAKAT KARO DI DESA DOKAN KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat, hidayah
dan karunia yang telah dulimpahkan –Nya kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun judul Skripsi ini adalah “Bentuk Penyajian Tari mbuah page Pada upacara
kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.
Tujuan penelitian dan penulisan Skripsi ini untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Tari. Selama proses penelitian penulis
menghadapi berbagai kendala, akan tetapi dalam menghadapi kendala-kendala
tersebut penulis sangat terbantu dari beberapa pihak yang suka rela selalu
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Sendratasik
4. Siti Rahmah, S.Pd, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Tari.
5. Nurwani, S.S.T, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik
6. Yusnizar Heniwaty, S.S.T, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi I.
7. Iskandar Muda, S.Sn. M.Sn selaku Dosen Pembinmbing Skripsi II.
8. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Narasumber

9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Tari Jurusan Sendratasik.
1. Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua
orang tua penulis, Bapak Budi Hartono dan Ibu Erna Rahayu yang telah

melahirkan dan membesarkan penulis, serta senantiasa memberikan doa
yang tulus, kasih saying dan berjerih payah untuk mencukupkan segala
kebutuhan penulis. Kedua saudara penulis Imron dan Bayu Tri Ramadhan.
2. Narasumber Modesta Br Tarigan, Rika Endang Ginting, Namaken Ginting
Munte, Sanggar Tari Mbuah Page yang telah memberikan informasi
kepada penulis.
3. Sahabat penulis, Annisha Junita, Destari FD, Fitri Irawati, Semandari,
Utari, Maria Fabyola, Hendra, dan seluruh mahasiswa stambuk 2011.
10. Teristimewa buat orang terdekat Satria Nugroho Putra S.Pd yang telah
memberikan perhatian, do’a dan motivasi dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, penulis
berharap kepada para pembaca Skripsi ini untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan Skripsi ini nantinya. Semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan


Agustus 2015

Eka Lestari
Nim 2111542004

ABSTRAK

Eka Lestari, NIM. 2111542004. Bentuk Penyajian Tari Mbuah Page Pada
Upacara Kerja Tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek
Kabupaten Karo. Skripsi. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan
Tari. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi kerja tahun dan tari
mbuah page, untuk mengetahui bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara
kerja tahun masyarakat Karo di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk yang menjelaskan
tentang struktur, yaitu susunan, proses dalam pertunjukan tari mbuah page.
Elemen-elemen juga akan dijelaskan meliputi tema, gerak, gerak tari ,tata rias dan
busana, pola lantai, dan iringan (musik).
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi
penelitian ini berada di Desa Dokan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Sampel

dalam penelitian ini adalah sejumlah took budaya dan seniman Karo yang aktif
melestarikan tari mbuah page. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa eksistensi tari mbuah
page dan upacara kerja tahun di Desa Dokan masih ada keberadaanya, itu terlihat
pada peringatan upacara kerja tahun yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya di
bulan April, tari mbuah page ditampilkan di dalam perayaan puncak upacara kerja
tahun tersebut. Bentuk penyajian tari mbuah page, meliputi beberapa elemen ialah
tema, tari mbuah page ini bertemakan bertani, sesuai dengan tema tersebut
gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari mbuah page ini juga tidak terlepas dari
gerakan bertani, seperti mencangkul (encangkul), menabur benih (merdang),
panen (rani), dan lain sebagainya. Untuk busana dan rias wajah yang digukanakan
juga disesuaikan dengan tema tari mbuah page, pola lantai tari mbuah page juga
berubah-ubah disebabkan beberapa hal diantaranya jumlah penari, dan
mengurangi rasa monoton pada setiap pertunjukannya. Jumlah penari tidak
dibatasi, tetapi diharuskan menari secara berpasangan. Musik pengiring yang
digunakan berupa music rekaman, suasana dalam music pengiring bernuansa
bahagia dan penuh pengharapan terhadap hasil panen berikutnya.
Kata Kunci: Tari Mbuah Page, Bentuk Penyajian, Upacara Kerja Tahun


i

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Merek ................................................................

24

Gambar 4.2 Lemang . .......................................................................................

29

Gambar 4.3 Tape . ............................................................................................

30

iv

DAFTAR FOTO

Halaman
Foto 4.1Pembukatarimbuahpage .....................................................................

37

Foto4.2 Prosesjongkokpadatarimbuah page . .................................................

38

Foto 4.3 Proses berdiripadatarimbuahpage . ....................................................

39

Foto 4.4Berjalandalamtarimbuahpage . ...........................................................

39

Foto 4.5Mencangkul (encangkul) dalamtarimbuahpage .................................

40


Foto 4.6Menaburbenih (merdang) padatarimbuahpage . .................................

41

Foto 4.7Berkumpulbersamapadatarimbuahpage .............................................

41

Foto 4.8Menyabit (nyabi)dalamtarimbuahpage . .............................................

42

Foto 4.9Membawapadidarisawahkerumahpadatarimbuahpage . .....................

43

Foto 4.10Memisahkanbatangdenganbiji (ngerik) padatarimbuah page. ..........

43


Foto 4.11Memisahkanbijipadi yang berisidengan yang tidakberisi (ngangin) 44
Foto 4.12Gerakanpenutup tari . ........................................................................

44

Foto4.13 Tata Busanatarimbuahpage . ............................................................

47

Foto 4.14 Tata Riastarimbuahpage . ................................................................

49

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau, dan juga
dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya. Keberagaman
budaya yang ada di Indonesia melahirkan suatu adat-istiadat yang menjunjung
tinggi norma-norma yang berlaku disetiap daerah. Sebagai bangsa yang besar
Indonesia juga dikenal dengan adat dan kesenian yang beragam.
Suku-suku di Indonesia memiliki keanekaragaman budaya sebagai ciri
khas. Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang ada di Indonesia dan juga
mempunyai banyak suku, salah satunya adalah suku Batak. Suku Batak terbagi
atas enam kelompok suku, yaitu Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo,
Batak Pak-pak, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Diantara keenam suku
Batak tersebut ada juga yang mempunyai kebudayaan dan kesenian yang
berbeda-beda, seperti halnya yang ada pada suku Batak Karo.
Batak Karo mempunyai kebudayaan yang sangat kuat. Kebudayaan
merupakan bentuk aktivitas masyarakat, segala bentuk dan fungsinya akan
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Kebudayaan tradisional memerlukan
perhatian sungguh-sugguh untuk kelestariannya, agar tidak punah dan tidak
hilang, karena kebudayaan itu sendiri merupakan kekayaan yang dimiliki oleh
bangsa kita. Hal ini sesuai dengan pendapat E.B Taylor dalam Hotmaida
(2000:1) menyatakan bahwa: “kebudayaan adalah kompleks yang mencakup


1

2

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan cara kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan

yang

didapatkan

oleh

manusia

sebagai

anggota

masyarakat.”

Untuk melengkapi pendapat di atas, Koentjaraningrat (1970:193)
menyatakan bahwa:

“kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan hasil karya dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan
milik dari manusia dengan belajar.” Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
kebudayaan merupakan tingkah laku bangsa.
Kebudayaan yang masih dipertahankan oleh masyarakat Karo antara lain
perkawinan, pesta adat, kematian dan lain sebagainya. Masing-masing bentuk
Upacara tersebut dilakukan dengan cara-cara tertentu yang menjadi ciri khas
dari masing-masing suku bangsa tersebut. Ciri khas tersebut disatu pihak ada
yang masih dipertahankan oleh masyarakat Karo dan tidak mengalami
perubahan sebagai kebudayaan yang menjadi bagian dari masyarakat Karo.
Masyarakat Karo merupakan masyarakat desa yang mayoritas kehidupan
mengandalkan kepada pertanian. Selain sebagai kehidupan religius dan
interaksi sosial. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman penting dan
membutuhkan penghormatan terhadap proses penanamannya. Panggilan
tertentu seperti “beru dayang” menunjukan dihargainya padi. Selain sebagai
bahan pangan pokok dan sumber kekuatan ekonomi.

Salah satu kegiatan atau aktifitas pada masyarakat karo untuk menghargai
tataman padi adalah upacara kerja tahun dan sudah mentradisi di tanah Karo
yang sampai sekarang masih dilakukan diberbagai daerah. Kerja tahun adalah

3

sebuah perayaan berupa pesta sebagai rasa syukur kepada sang pencipta atas
keberhasilan panen padi yang diadakan setahun sekali. Dengan itu dulunya
dibentuk suatu kelompok kerja yang beranggotakan 15 orang atau lebih,
mereka bergotong royong secara bergilir bkerja dari satu tempat ketempat yang
lain dan setelah semuanya selesai maka diadakanlah kerja tahun sebagai
ucapan rasa syukur kepada sang pencipta atas keberhasilan panen padi. Sesuai
dengan perkembangan zaman, pelaksanaan kerja tahun berbeda diberbagai
daerah di tanah Karo, masing-masing daerah lebih memfokuskan pada tahapan
tertentu kegiatan pertanian, ada yang merayakan dimasa awal penanaman
(merdang merdem), pertengahan pertumbuhan (nimpah bunga benih), pada
masa akan panen (mahpah), ataupun pada masa panen (ngerires).
Upacara kerja tahun di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten karo
sangatlah penting hal ini dapat dilihat dari perayaan upacara kerja tahun yang
rutin dilaksanakan di lingkungan setiap tahunnya tepatnya sekitar bulan April.
Adapun salah satu kesenian yang ditampilkan dalam Upacara kerja tahun ini
yaitu tarian mbuah page.
Tari Mbuah Page salah satu kesenian yang masih dipertahankan oleh
masyarakat Karo dan ditampilkan diupacara kerja tahun. Tari mbuah page
merupakan tarian yang didalamnya mengandung nilai gotong royong yang
sangat kuat, tarian ini menceritakan proses menanam padi dimulai dari
menanam, merawat, panen, sampai dengan menumbuk agar menjadi beras.
Adapun bentuk penyajian tari mbuah page secara berpasangan, jumlah penari
tidak dibatasi tetapi tidak dibenarkan satu marga. Properti yang digunakan

4

dalam menarikan tarian ini berupa bakul, cangkul, sabit, dan tongkat. Adapun
instrument musik yang mengiringi, gondang (musik) lima sendalanen sebuah
perangkat musik tradisional Karo yang terdiri dari lima alat musik, sarune,
(alat musik tiup), gendang singindungi, gendang singanaki, gong, dan
penganak (gong kecil) sebagai pengatur ritme.
Seiring perkembangan zaman tarian mbuah page tidak hanya dtarikan
pada saat pesta panen tetapi tarian ini juga ditampilkan pada saat acara-acara
adat lainnya seperti pesta tahunan, pesta perkawinan dan pesta guro-guro aron.
Gerakan tari yang saat ini banyak ditampilkan pada masyarakat umum
merupakan gerakan tari yang telah dimodifikasi oleh masing-masing pelestari
tarian tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik dan berkeinginan
untuk meneliti dan mengetahui lebih dalam lagi tentang “Bentuk Penyajian
Tari mbuah page Pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan
Kecamatan Merek Kabupaten Karo”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah merupakan hal-hal yang menjadi pertanyaan bagi
para penulis untuk dicari jawabannya, identifikasi diperlukan untuk melihat apa
saja yang ada dalam latar belakang. Menurut Sugiyono (2008:52) “setiap
penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun
diakui bahwa masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam
proses penelitian”.

5

Dengan munculnya identifikasi masalah berarti adanya upaya untuk
mendekatkan dan mengenal permasalahan sehingga masalah yang dibahas
tidak meluas dan melebar, serta mencapai ada sasaran penelitian untuk dicari
jawabannya. Tujuan dari identifikasi masalah ialah agar peneliti menjadi
terarah dalam melakukan penelitian dan bahasan masalah tidak menjadi terlalu
luas, maka dari uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifiikasi sebagai berikut :
1. Bagaiman eksistensi tari mbuah page dan upacara kerja tahun Masyarakat
Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?
2. Bagaimana peran tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat
Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?
3. Bagaimana sistem kekerabatan Mayarakat Karo dan hubungannya pada
upacara kerja tahun di Desa Dokan Kecamatan Merek kabupaten Karo?
4. Apakah iringan tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo
di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?
5. Bagaimana bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun
Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

C. Pembatasan Masalah
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar
masalah yang diteliti tidak terlalu luas. Batasan masalah merupakan pertanyaan
yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.
Hal ini sesuai dengan pendapat : Surakhmad (1990 : 36) bahwa:

6

“Sebuah masalah yang dirumuskan terlalu luas tidak perlu dipakai
sebagai masalah penyelidikan, tidak akan pernah jelas batasanbatasan masalah, pembatasan masalah ini perlu bukan saja untuk
mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan
akan tetapi juga menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang
diperlukan dalam memecahkan masalah, waktu, ongkos, dan lain
sebagainya”.
Berdasarkan pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa perlunya
pembatasan masalah dalam penelitian, maka untuk itu penelitian menentukan
batasan-batasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaiman eksistensi tari mbuah page dan upacara kerja tahun Masyarakat
Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?
2. Bagaimana bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun
Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo?

D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dijelaskan rumusan masalah penulisan ini. Menurut Abdul dalam
Burhan (2012:43) mengemukakan bahwa:
“rumusan fokus masalah tidak perlu diurut sebanyak mungkin,
melainkan diusahakan dikemas dalam beberapa poin penting atau
konsep kunci saja yang menunjuk pada inti masalah yang hendak di
telusuri secara mendalam dan tuntas.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaiman bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja tahun
Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek kabupaten Karo

7

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan permasalahan yang dibahas
dalam suatu pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang hasil dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah
yang terjadi. Dengan tujuan yang jelas, maka kegiatan sebuah penelitian
menjadi lebih terarah. Menurut pendapat Abdul dalam Burhan (2012:44)
menyatakan “tujuan penelitian mesti diletakkan dalam keterkaitan logis dengan
fokus kajian penelitian dan kesimpulan yang berhasil ditarik setelah kegiatan
penelitian selesai.” Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan eksistensi tari mbuah page dan kerja tahun Masyarakat
Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo
2. Mendeskripsikan bentuk penyajian tari mbuah page pada upacara kerja
tahun Masyarakat Karo di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo.

F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian selalu memiliki hasil yang bermanfaat atau berguna,
terutama untuk pengembangan ilmu, baik bagi penulis maupun lembaga,
instansi tertentu, ataupun orang lain. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai tari mbuah page pada upacara kerja tahun Masyarakat Karo
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Batak
Karo.

8

3. Sebagai bentuk pelestarian kebudayaan khususnya seni tari yang tidak
dikenal oleh masyarakat umum.
4. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi penulis lainnya
yang hendak meneliti kesenian ini lebih jauh.
5. Sebagai bahan bacaan bagi generasi muda masyarakat Batak Karo agar tidak
melupakan kesenian leluhurnya.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Upacara kerja tahun di Desa Dokan masih terlihat eksistensinya, hal itu
dapat dilihat dengan diadakan rutin upacara kerja tahun tersebut setiap
tahunnya pada bulan April. Peringatan uapacara kerja tahun sudah
berlangsung cukup lama dimasyaraka Karo desa Dokan. Begitu juga
dengan tari mbuah page, tari mbuah page biasa ditampilkan dimalam
puncak perayaan upacara kerja tahun, masyarakat Karo Desa Dokan
berupaya mempertahankan dan melestarikan warisan budaya mereka,
mereka mempertahankannya dengan beberapa cara salah satunya ialah
membuat perkumpulan generasi muda yang disebut dengan sanggar
mbuah page melalui sanggar inilah generasi muda sebagai penerus
mempelajari adat istiadat maupun kebudayaan mereka.
2. Tari mbuah page bertemakan bertani, adapun gerakan-gerakan dari tari
mbuah page, yaitu gerakan-gerakan bertani seperti mencangkul
(encangkul), menabur benih (merdang), dan gerakan panen (rani).
Untuk tata busana maupun riasnya tidak terlepas dari tema, busana
yang digukan pun disesuaikan dengan tema yaitu bertani, begitu juga
dengan riasan yang digunakan. Pola lantai tari mbuah page tidaklah
tetap atau baku hal itu dikarenakan beberapa hal, diantaranya ialah
53

54

jumlah penari yang tidak dibatasi tetapi menarikannya secara
berpasangan dan tidak dalam satu marga atau ada hubungan darah.
Jumlah penari untuk menarikan ini bisa saja 3 pasang, 2 pasang,
bahkan 1 pasang sekalipun. Untuk musik pengiring tari mbuah page ini
mengunakan musik rekaman, alat musik yang digunakan berupa alat
musik tradisonal suku Karo berupa kulcapi,gendang singanaki, gedang
singindungi. Suasana yang terdapat dalam musik tersebut merupakan
suasana gembira dan penuh pengharapkan akan hasil panen berikutnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
memberi beberapa saran antara lain:
1. Agar para penulis menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
tari mbuah page pada upacara kerja tahun.
2. Pemerintah dan penduduk setempat harus bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang sama yaitu melestarikan adat-istiadat,
kesenian, dan kebudayaan yang diwariskan kepada mereka.
3. Generasi muda khususnya generasi Karo harus benar-benar
memahami tentang sejarah tarian mereka agar terjaga kelestarian
hingga ke masa-masa yang akan datang.
4. Menjadi masukkan bagi mahasiswa seni tari untuk menambah
referensi tentang kebudayaan Karo khususnya tari mbuah page.

55

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. (2007). Analisis Esensial. PT. Raja Grafindo. Jakarta: Persada
Dalman, H. (2012). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.
Sleman: Pustaka Widyatama.
Hadi, Sumandiyo (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher.
Harsojo.(1985). Pengantar Antropologi. Jakarta: Gramedia
Ihromi (2000). Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Jazuli, M.1994.Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni.Yogyakarta:Persada
----------. 2013. Sosiologi Seni edisi 2. Yogjakarta: Graha Ilmu
Joosten Ginting, Leo dan Kriswanto Ginting. 2014. Tanah Karo (Selayang
Pandang). Medan: Bina Media Perintis
Kamus (2002). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Jakarta:Gramedia
Kayam, Umar.1981. Seni, Tradisi, Masyarakat (Art, Tradition and Populace)
Koentjaraningrat.1970.Kebudayaan,MetalitasdanPembangunan.Jakarta:Gramedia
-------------------. 1976. Penghantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta
--------------------. 1981. Sejarah Tari Antropologi. Jakarta: UI Press
Langer, Suzanne, K (1988), Problematika Seni Terjemahan F.X Widyarato,
Bnadung: Akademi Seni Tari Indonesia.
Meliza Nasution, putri. 2013. Landek dalam upacara Cawir Metua Pada
Masyarakat Karo. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan
Nugrahaningsih, RHD dan Yusnizar Heniwaty. 2012. Tari (Identitas dan
Resistensi). Medan: Unimed Press
Nurhasanah. 2011. Bentuk Penyajian dan Nilai Estetika Tari Piso Surit Pada
Masyarakat Karo. Skripsi. Medan: Universitas Negeri
Nurwani. 2014. Pengetahuan Seni Tari. Unimed Press: Universitas Negeri Medan
Nova Adelina, Christi. 2012. Karakteristik Landek Pada Masyarakat Karo.
Skripsi. Medan. Universitas Negeri Medan

56

Salam, H, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial, Jakarta: Rineka Cipta
Setiana,Ginting,Junita.(2006). Merdang Merdem Sebagai Suatu Tradisi Pada
Masyarakat Karo di Kecamatan Tiga Binanga (Kajian Perubahan Sosial
Budaya). Jurnal.Medan.Universitas Negeri Medan
Soedarsono.(1972). Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan Dramaturgi
Tradisionel di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Soeharto, Ben (1985), Komposisi Tari. Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta.
Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2008).Metode Penelitian. Alfabeta: Bandung
----------. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surakhmad, W. 1990. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia
Wuri, Handayani, Lilis.2013. Penari Penceng Pesta Gendang Guro-guro Aron
dalam Acara Kerja Tahun Di Desa Ketaren Kabupaten Karo: Kajian
Nilai dan Norma Adat. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan

http://id.m.wikipedia.org/wiki/sumatera
http://silima-merga.blogspot.com/2011/02/pengertian-rakut-sitelu.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Rakut_Sitelu