xvi 4.
Menurut Howard Bonham yang dikutip oleh Bambang Siswanto dalam buku Hubungan Masyarakat Teori dan Praktek
mengemukakan humas adalah seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga menciptakan kepercayaan publik
terhadap seseorang atau instansi. Bambang Siswanto, 1985: 6 Dari semua definisi yang dikemukakan memiliki persamaan
mengenai definisi humas yaitu kegiatan yang di tujukan untuk memperoleh
goodwill
atau kepercayaan antara instansi dan khalayaknya.
B. Proses Humas
Pelaksanaan tugas humas tidak hanya begitu saja di lakukan melainkan melalui proses – proses yang mana akan mempermudah
pelaksanaan tugas humas itu sendiri. Karena suatu program humas itu harus berdasarkan fakta bukan hanya asumsi. Berikut ini adalah empat
langkah yang bisa dilakukan dalam proses hubungan masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh Cultip dan Center dalam buku
Manajemen Public Relations yang ditulis oleh Rhenald Kasali : 1.
Definisikan Permasalahan. Sebagaimana praktisi
Public Relations Officer
Biro Kehumasan harus dapat mengenal penyebab permasalahan. Maka, dalam tahap
ini praktisi PR perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu, praktisi PR perlu memantau dan
membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh tindakan lembagaInstasi
xvii Pemerintah. Pada tahap ini ditentukan
” what’s happening now?”
. Dan langkah ini perlu dilakukan oleh praktisi PR secara kontinu,
bukan hanya pada saat krisis terjadi. 2.
Perencanaan dan Program. Pada tahap ini PRHumas sudah menemukan penyebab
timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah – langkah pemecahanpencegahan. Langkah – langkah itu dirumuskan dalam
bentuk rencana dan program termasuk anggarannya. Tahap ini akan memberi jawaban atas pertanyaan,
” What should we do and why?”
3. Aksi dan Komunikasi.
Pada tahap ini PRHumas melakukan aksi dan komunikasi berdasarkan asumsi pribadi. Aksi dan komunikasi harus dikaitkan
dengan
objective
dan
goals
yang spesifik. Tahap ini menjawab pertanyaan,
” How do we do it and say it ”
4. Evaluasi dan Program
Proses PR selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui apakah
prosesnya sudah selesai atau belum, PRHumas perlu melakukan evaluasi atas langkah – langkah yang telah diambil. Seperti biasa,
selesainya suatu permasalahan selalu diikuti dengan permasalahan baru. Maka, tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil
tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program
xviii yang sama, atau setelah suatu masa berakhir. Pengukuran ini
menjawab pertanyaan,
” How did we do? ”
Rhenald Kasali, 1994:82 – 85 Menurut Lesly yang dikutip oleh Yosal Iriantara dalam bukunya
Community Relation Konsep dan Aplikasinya, menjelaskan secara lebih rinci, tahapan – tahapan proses humas yang sifatnya siklis dan
berkesinambungan sebagai berikut : 1.
Analisis iklim umum sikap dan relasi organisasi dengan lingkungannya. Setiap organisasi pasti berfungsi dalam sebuah
sistem, sehingga ada relasi saling ketergantungan antara organisasi dan keseluruhan sistem. Itu sebabnya penting untuk bisa memahami
pelbagai kecenderungan di dalam sistem tersebut dan bagaimana dampak kecenderungan tersebut terhadap organisasi, di antaranya
sikap publik terhadap organisasi dan tempat organisasi itu berada. 2.
Menentukan sikap setiap kelompok terhadap organisasi. Bila sikap publik organisasi sudah bisa di ketahui, maka organisasi bisa
menentukan apakah dalam sikap tersebut terdapat kesalahpahaman atau kebijakan dan tindakan organisasi yang melahirkan opini yang
tidak favourable. 3.
Analisis kondisi opini. Analisis bisa jadi menunjukan adanya ketidak senangan di kalangan publik, Analisis ini untuk membantu dalam
menyusun rencana perbaikan opini yang berkembang pada berbagai publik organisasi.
xix 4.
Antisipasi masalah – masalah potensial, kebutuhan atau peluang. Analisis dan survey yang dilakukan organisasi bisa memperkirakan
apa yang mungkin berkembang pada sikap publik – publik organisasi. Berdasarkan hal ini bisa disarankan atau disusun rencana
tindakan tepat. 5.
Perumusan kebijakan. Analisis juga bisa saja menunjukan kebijakan yang mana perlu di ubah duntuk memperbaiki sikap kelompok –
kelompok tersebut terhadap perusahaan. 6.
Perencanaan sarana guna memperbaiki sikap satu kelompok. Dengan memahami apa yang dipikirkan publik terhadap organisasi dan
klarifikasi kebijakan organisasi yang mempengaruhi opini publik, maka tersedia dasar untuk melakukan tindakan dan menyusun
program kegiatan dalam mengatasi kesalahpahaman dengan mengembangkan itikad baik
goodwill
7. Pelaksanaan kegiatan yang terencana. Pada tahap ini, dijalankan
kegiatan dengan menggunakan sarana – sarana PR seperti publisitas, iklan dan kegiatan karyawan.
8. Umpan balik, evaluasi, dan penyempurnaan. Kondisi terus berubah
dan PR berfungsi memberi sumbangan sekaligus dipengaruhi perubahan tersebut. Karena itu penting untuk terus mengkaji public.
Tindakan ini
akan membantu
dalam menilai
hasil dan
mengembangkan serta menyempurnakan program – program PR.
xx
C. Humas Pemerintah