Metode Iqro’ Braille : Pembelajaran Membaca Huruf Al Qur’an bagi Tunanetra

10

G. Batasan OperasionalIstilah 1. Anak Tunanetra

Adapun anak tunanetra yang akan penulis tunjuk sebagai subyek penelitian adalah peserta didik tunanetra beragama Islam yang telah duduk di atas kelas VISDLBA pada SLB Muhammadiyah Dekso di Kalibawang Kulon Progo.

2. Metode Iqro’ Braille :

Metode Iqro’ : adalah suatu metode pengajaran membaca alQur’an Ciptaan KH. As.As Humam Pendiri TeamTadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla AMM di Kotagede Yogyakarta. Yang telah diwujudkan dalam bentuk Buku Iqro; yang terdiri dari enam jilid. Metode Iqro’ Braille : adalah Metode Iqro’ yang telah penulis modifikasikansesuaikan untuk dapat dipelajari Tunanetra Islam yang diwujudkan dalam Buku Iqro’dalam Bentuk Huruf Braille dengan menyalin Buku Iqro’ Jilid 1 Yang Asli yang diterbitkan oleh Tim Tadarus AMM di Kotagede Yogyakarta.

3. Pembelajaran Membaca Huruf Al Qur’an bagi Tunanetra

Sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra SDLB-A, pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, disebutkan bahwa : Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek : AlQur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlaq dan Fiqih. Adapun mengenai 11 materi mengenal huruf AlQur’an yang merupakan salah satu butir dari Standar Kompetensi dari Aspek Qur’an dan Hadits tersebut dimulai di Kelas IIISDLB. Semester I dan II dengan Kompeensi Dasarnya : 1.1. huruf-huruf AlQur’an, 1.2. Menulis huruf-huruf AlQur’an. Kelas IVSDLB : Kompetensi Dasarnya : 1.1. Membaca ayat-ayat al Qur’an dengan huruf Braille. 1.2. Membaca AlQur’an dengan huruf Braille. Aspek yang penulis teliti adalah kemampaun anaksiswa dalam belajar membacai Huruf AlQur’an dalam huruf Braille, dan pengaruh metode iqro’ dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca huruf AlQur’an dalam huruf Braille bagi siswa tunanetra. Pembelajaran Membaca Huruf AlQur’an Bagi Tunanenetra adalah Kegiatan Proses Belajar Mengajar untuk meningkatkan kemampuan membaca Alqur’an dalam Huruf Braille bagi Peserta Didik Tunanetra Islam di SLB se-Kabupaten KulonProgo. Kegiatan ini minimal melibatkan dua pihak yaitu : Peserta Didik : yang aktif untuk belajar membaca alQur’an dalam huruf Braille dari JIlid satu, Sedangkan pihak yang lain Pendidik : sebagai fasilitator dengan tugas menyimak bacaan SiswaSantri untuk mengetahui apakah bacaan siswapeserta didik tersebut sudah betul atau masih salah. Jika sudah betul diberi pujian dan disuruh melanjutkan, 12 namun jika masih salah diberi bimbingan sampai bisa membaca sendiri tanpa salah. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA