18
2.1.6 Indikator Kinerja Karyawan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator kinerja menurut Robert L. Mathis-John H. Jackson 2006: 378 adalah sebagai
berikut:
1. Kuantitas
Kuantitas adalah banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam waktu satu hari kerja.
2. Kualitas
Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi. 3.
Keandalan Keandalan adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan
dengan supervise minimum. 4.
Kehadiran Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai dengan
jam kerja. 5.
Kemampuan bekerjasama. Kemampuan bekerjasama adalah kemampuan seseorang tenaga kerja untuk
bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya.
2.2 Kepemimpinan
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah gaya dan perilaku seseorang untuk membuat orang lain megikuti apa yang dikehendakinya. Mangkuprawira dan Hubeis,
2007: 137. Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara
19
mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama Keating, 1986: 9. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi pengikutnya. Para pemimpin juga merupakan manusia-manusia yang jumlahnya sedikit, namun perannya
dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. Berangkat dari ide-ide pemikiran, visi para pemimpin
ditentukan arah perjalanan suatu organisasi. Walaupun bukan satu-satunya ukuran keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan tetapi kenyataan
membuktikan tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan bersifat statis dan cenderung berjalan tanpa arah. Dengan demikian jelas bahwa
pemimpin perlu memiliki berbagai kelebihan yang harus dimilikinya dibandingkan anggota yang lainnya. Dengan kelebihan-kelebihan inilah
mereka menjadi berwibawa sehingga diptuhi oeh para pengikutnya.
2.2.2 Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional meliputi pengembangan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dengan pengikutnya, bukan
hanya sekedar sebuah perjanjian tetapi lebih didasarkan kepada kepercayaan dan komitmen Jung dan Avolio 1999 dalam Sunarsih, 200: 209. Istilah
Kepemimpinan transformasional menjelaskan seseorang yang menggunakan kharisma dan kualitas terkait untuk meningkatkan aspirasi dan mengalihkan
pekerja dan sistem organisasional ke dalam pola-pola kinerja tinggi yang baru Schermerhorn, 1997: 17. Sedangkan menurut O’Leary 200: 21
kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan
20
oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran
organisasi yang sepenuhnya baru. Pemimpin transformasional memberikan aura visi yang kuat dan
antusisme yang mudah menular yang secara substansial menaikan kepercayaan, aspirasi dan komitmen dari para pengikut. Pemimpin
transformasional membangkitkan para pengikut untuk menjadi terdedikasi secara lebih tinggi , lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka, dan lebih
berkemauan untuk memberikan upaya-upaya ekstra guna meraih keberhasilan dalam masa-masa yang mendatang Schermerhorn, 1997: 18.
2.2.3 Indikator Kepemimpinan Transformasional