KERANGKA BERFIKIR LANDASAN TEORI

66 kualitas kelulusan siswa. Oleh karena itu manajemen yang baik akan berpengaruh posistif pula terhadap kualitas kelulusan output sekolah. Beberapa penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa manajemen berbasis sekolah merupakan suatu penawaran bagi sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi peserta didik karena MBS memberi peluang bagi kepala sekolah, guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi disekolah berkaitan dengan masalah pembelajaran, kurikulum, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

2.6 KERANGKA BERFIKIR

Manajemen merupakan proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien Mulyasa, 2005. Dari pengertian tersebut terlihat jelas bahwa setiap organisasi, dalam hal ini sekolah perlu adanya manajemen untuk melaksanakan segala programnya sehingga tujuan yang hendak akan terwujud. Dalam pelaksanana manajemen sekolah perlu adanya strategi yang efektif dan efisien. Manajemen Berbasis Sekolah MBS merupakan strategi jitu untuk mencapi manajemen sekolah yang efektif dan efisien melalui ketujuh aspeknya. Ketujuh aspek tersebut adalah manajemen kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus. Namun keberhasilan pelaksanaan MBS juga sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer sekolah. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS merupakan segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam menjalankan tugasnya, seorang kepala sekolah harus memiliki kompetensi- kompetensi tertentu sehingga tujuan pendidikan akan terwujud. Kompetensi 67 tersebut adalah kompetensi keoribadian, kompetensi manajerial., kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. MBS adalah suatu model manajemen dengan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelolanya termasuk mengambil keputusan sebagai wujud desentralisasi pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu dengan melibatkan partisipasi dari warga sekolah guru, siswa, karyawan, orang tua siswa, masyarakat. MBS sebagai wujud adanya desentralisasi wewenang dari pusat kepada sekolah untuk mengurus rumah tangganya dan tentunya dengan dukungan dari berbagai pihak. Dalam pengelolaan sekolah, fokus dari segala usaha terletak pada proses belajar mengajar. Sukses dalam pembelajaran dapat ditunjang oleh kepala sekolah, guru, komite sekolah, serta sarana dan prasarana yang memadai.Tanggung jawab sekolah dalam MBS bukan hanya pada proses, tetapi tanggung jawab akhirnya adalah pada hasil yang dicapai yaitu kualitas lulusan dari siswanya. Pelaksanaan manajemen sekolah yang efektif dan efisien daharapkan akan menghasilkan output yang baik, dalam hal ini adalah tingkat kelulusan siswa. Menurut Tirtarahardja dan La Sula 1995 mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf atau yang ditentukan. Penerapan mutu atau kualitas pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen calon luaran lulusan. Selanjutnya jika lulusan tersebut terjun dalam dunia kerja, penilaian akan dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes performance test. Jadi, mutu atau kualitas pendidikan dapat dinilai dari luarannya atau lulusannya yang dapat dilihat dari proses berlangsungnya pendidikan, hasil Ujian Nasional UAN, dan dari indeks prestasi kumulatif IPK jika di Perguruan Tinggi. Dalam proses belajar yang berkualitas diharapkan akan dihasilkan kualitas hasil lulusan yang berkualitas juga. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lulusan siswa adalah melalui manajemen berbasis sekolah MBS. Kelancaran proses pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdidri dari kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekoaah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus. Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut, sekolah diharapkan akan mempunyai keluaran lulusan dengan prestasi output yang memuaskan, baik output akademik nilai UAN maupun non-akademik. 68 Dalam penelitian ini hanya sebatas melihat kinerja manajemen sekolah yang diterapkan pada SMP Negeri dan Swasta yang ada di Semarang. Sehingga pembahasan cenderung pada penilaian keuanggulan dan kekurangan disetiap SMP Negeri dan Swasta. Gambar.2.1 kerangka berpikir: a Kepemimpinan kepala sekolah 1. kepribadian 2. manajerial 3. kewirausahaan 4. supervisi 5. sosial b Kurikulum dan Program pengajaran 1. kurikulum KTSP 2. kalender pendidikan 3. program pembelajaran 4. penilaian hasil belajar 5. peraturan akademik c Tenaga kependidikan 1. kepala sekolah wakil 2. guru 3. konselor 4. tenaga pustakawan 5. tenaga laboratorium 6. tenaga administrasi d. Kesiswaan 1. input 2. proses pembelajaran e. Keuangan dan pembiayaan 1. sumber dana 2. penggunaan 3. laporan f Sarana dan prasarana 1. pengadaan sarana prasarana 2. pemeliharaann sarana prasarana 3. inventarisasi sarana prasarana g . Layanan khusus 1. perpustakaan 2. kesehatan 3. keamanan h Hubungan masyarakat 1. hubungan dengan masyarakat 2. kemitraan dengan instansi lain a. Kepemimpinan kepala sekolah 1. kepribadian 2. manajerial 3. kewirausahaan 4. supervisi 5. sosial b Kurikulum dan program pengajaran 1. kurikulum KTSP 2. kalender pendidikan 3. program pembelajaran 4. penilaian hasil belajar 5. peraturan akademik c Tenaga kependidikan 1. kepala sekolah wakil 2. guru 3. konselor 4. tenaga pustakawan 5. tenaga laboratorium 6. tenaga administrasi d Kesiswaan 1. input 2. proses pembelajaran e Keuangan dan pembiayaan 1. sumber dana 2. penggunaan 3. laporan f Sarana prasarana 1. pengadaan sarana prasarana 2. peliharaan sarana prasarana 3. inventarisasi sarana prasarana g Layanan khusus 1. perpustakaan 2. kesehatan 3. keamanan h Hubungan masyarakat 1. hubungan dengan masyarakat 2. kemitraan dengan instansi lain Kinerja Manajemen sekolah negeri Kinerja Manajemen sekolah swasta Uji Beda 69

2.7 Hipotesis