KINERJA KEPALA SEKOLAH : Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kabupaten Cirebon.

(1)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

KINERJA KEPALA SEKOLAH

(Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi

Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri Di Kabupaten Cirebon)

DISERTASI

Diajukan Kepada Panitia Ujian Promosi Universitas Pendidikan Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Kependidikan

Dalam Bidang Administrasi Pendidikan

Disusun Oleh :

M a s h u r i NIM. 0800799

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI :

Promotor Merangkap Ketua,

( Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A )

Kopromotor Merangkap Sekretaris,

( Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A )

Anggota,

( Prof. Dr. H. Akdon, M.Pd )

Disetujui Oleh

Ketua Jurusan/ Program Studi Administrasi Pendidikan


(3)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI :

Promotor Merangkap Ketua,

( Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, M.A )

Kopromotor Merangkap Sekretaris,

( Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A )

Anggota,

( Prof. Dr. H. Akdon, M.Pd )

Penguji,

( Prof. Dr. H. Udin Syaefudin Saud, Ph.D )

Penguji,

(Prof. Dr. H. Iim Wasliman, M.Pd)

Disetujui Oleh

Ketua Jurusan/ Program Studi Administrasi Pendidikan


(4)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

KINERJA KEPALA SEKOLAH

(Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi

Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Oleh: M a s h u r i

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Ilmu Administrasi Pendidikan

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© M a s h u r i 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

MASHURI. 0800799 (2013). KINERJA KEPALA SEKOLAH

(Pengaruh Budaya Organisasi, Perilaku Kerja, Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kabupaten

Cirebon). Desertasi, Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

ABSTRAK

Pengelolaan sekolah dewasa ini lebih berorientasi pada hasil akhir nilai-nilai akademik saja, kurang menitik beratkan pada aspek pengembangan manajemen yang produktif. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan (sekolah) yang menduduki tingkatan manajerial tertinggi (top managerial level) mempunyai peranan yang sangat penting didalam mengelola sekolah yang dipimpinnya sebagai suatu sistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi, perilaku kerja dan kompensasi secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian yaitu seluruh kepala sekolah dan guru-guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon. Sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel total untuk kepala sekolah dan

proportional random sampling untuk guru. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa kuesioner Skala Sikap model Likert.

Dari perolehan data penelitian setelah dianalisis peneliti menyimpulkan hasil sebagai berikut:

Pertama, Budaya organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Kedua, Perilaku kerja berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Ketiga, Kompensasi berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Keempat, Budaya organisasi, Perilaku kerja dan kompensasi secara simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Kepala Sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) Kepala sekolah hendaknya memberi contoh yang baik, menjadi teladan bagi bawahannya. Berjiwa ksatria serta berani bertanggung jawab. Sering diadakan pertemuan-pertemuan. Kepala sekolah memberikan dorongan dan dukungan kepada para guru/staf; (2) kepala sekolah hendaknya mempunyai jadwal rutin untuk melakukan kunjungan ke kelas-kelas, melaksanakan KBM 6 jam / minggu, lebih menjalin komunikasi dengan seluruh komponen yang terkait sehingga dapat menyerap aspirasi dan kebutuhan sekolah yang dipimpinnya; (3) Tugas kepala sekolah mencakup usaha membina, membimbing, mendidik guru, staf pegawai; (4) Perlu dijadikan pertimbangan


(6)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

bagi pihak-pihak terkait (khususnya pemerintah daerah) agar dapat meningkatkan tunjangan hari-hari besar.


(7)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

MASHURI. 0800799 (2013). PRINCIPAL PERFORMANCE (The Influence Of Organizational Culture, Work Behavior And Compensation ToThe Performance Of The Principals Junior High School

(SMP) in Cirebon Regency) (2013) Dissertation, Bandung: Graduate Program in Education University of Indonesia.

ABSTRACT

Management of schools today are more results-orientated academic values, less focused on the productive aspects of management development. Principals as leaders of educational institutions (schools) who occupied the highest managerial levels (top managerial level) has a very important role in managing his school as a system. This study aims to determine the influence of organizational culture, work behavior and compensation as individually or jointly on the performance of the Principals Junior High School (SMP) in Cirebon regency.

This research was conducted in Cirebon regency using survey methods with quantitative approaches. The entire study population of principals and teachers of Junior High School (SMP) in Cirebon regency. This study uses a survey method with a quantitative approach. The entire study population of principals and teachers of Junior High School (SMP) State in Cirebon regency. While using a sampling technique for the total sample of principals and proportional random sampling for teachers. Instruments used in this research is a model of Attitude Scale Likert questionnaire.

Of the acquisition of research data after researchers concluded the results were analyzed as follows:

First, organizational culture affects the performance Principal. Second, work behavior affects the performance Principal. Third, the compensation affect the performance Principal. Fourth, organizational culture, behavior and compensation simultaneously working / co-principal influence on performance.

Based on the results of the study, the researchers propose some suggestions as follows: (1) The principal should set a good example, be a role model for his subordinates. Spirited and brave knights responsible. Often held meetings. Principals provide encouragement and support to teachers / staff, (2) the principal should have a regular schedule to make a visit to the classes, carry KBM 6 hours / week, more communication with all of its components so that it can absorb the aspirations and needs of his school, (3) the principal tasks include fostering, guiding, educating teachers, staff employees, (4) should be taken into consideration for stakeholders (especially local government) in order to increase the allowance of feast day.


(8)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)


(9)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMAKASIH... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 16


(10)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

E. Struktur Organisasi Disertasi ….……… . 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 20

A. Kinerja Kepala Sekolah Dalam Konteks Administrasi Pendidikan ... 20

B. Kinerja Kepala Sekolah... 22

C. Perilaku Kerja... 46

D. Budaya Organisasi Sekolah... 63

E. Kompensasi ... 78

F. Pengaruh Perilaku Kerja terhadap Kinerja Kepala ... Sekolah ... 91

G. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Kepala Sekolah 91 H. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Kepala Sekolah 93 I. Hasil Penelitian Terdahulu ... 93

J. Kerangka Pemikiran ... 97

K. Hipotesis Penelitian ... 102

BAB III METODE PENELITIAN ... 103

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel ... 103

B. Desain Penelitian ... 112


(11)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

D. Definisi Operasional ... 116

E. Instrumen Penelitian... 118

F. Teknik Pengumpulan Data ... 121

G. Analisis Data ... 122

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 129

A. Deskripsi Data ... 129

B. Pembahasan ... 206

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 221

A. Simpulan ... 221

B. Saran ... 222

DAFTAR PUSTAKA ... 225


(12)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pencapaian Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat SMP dari tahun

2008/2009 sampai dengan 2010/2011 ... 5

1.2 Hasil penelitian tim pengawasan mengenai Kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon sampai dengan Tahun Ajaran 2010/2011 ... 10

3.1 Jumlah Guru dan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat ... 105

3.2 Perincian Jumlah Populasi dan Sampel ... 109

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kinerja Kepala ... 118

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Perilaku Kerja Kepala Sekolah ... 119

3.5 Sekolah Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Budaya Organisasi ... 120

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kompensasi Kepala Sekolah ... 120

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 125

4.1 Hasil Analisis data Deskriptif Variabel Perilaku Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2), Kompensasi (X3), dan Variabel Kinerja (Y) ... 129

4.2 Rangkuman Hasil Skoring X1, X2, X3 dan Y ... 141

4.3 Kriteria Skor ... 142


(13)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

4.5 Hasil Perhitungan Rata-Rata Variabel Perilaku Kerja Kepala

Sekolah (X1) ... 148 4.6 Hasil Perhitungan Rata-Rata Variabel Budaya Organisasi (X2) ... 157 4.7 Hasil Perhitungan Rata-Rata Variabel Kompensasi (X3) ... 163

4.8 Test of Normality Variabel Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X1)

Terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 170

4.9 Test of Normality Variabel Budaya Organisasi (X2) Terhadap Kinerja

Kepala Sekolah (Y) ... 175 4.10 Test of Normality Variabel Kompensasi (X3) Terhadap Kinerja Kepala

Sekolah (Y) ... 179 4.11 Model Summary Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X1) atas Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 183 4.12 ANOVA Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X1) atas Kinerja Kepala

Sekolah (Y) ... 183 4.13 Coefficients Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X1) atas Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 179 4.14 Model Summary Budaya Organisasi (X2) atas Kinerja Kepala

Sekolah (Y) ... 184 4.15 Anova Budaya Organisasi (X2) atas Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 185 4.16 Coefficients Budaya Organisasi (X2) atas Kinerja Kepala

Sekolah (Y) ... 185 4.17 Model Summary Kompensasi (X3) atas Kinerja Kepala Sekolah (Y) 186 4.18 ANOVA Kompensasi (X3) atas Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 186


(14)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

4.19 Coefficients Kompensasi (X3) atas Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 186 4.20 Correlation Variabel Budaya Organisasi (X1), Perilaku Kerja (X2),

Kompensasi (X3), terhadap Variabel Kinerja (Y) Secara Parsial ... 188

4.21 Tabel Anova Variabel Perilaku Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2), Kompensasi (X3), terhadap Variabel Kinerja (Y) Secara bersama-

sama ... 200 4.22 Model Summary Variabel Perilaku Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2),

Kompensasi (X3), terhadap Variabel Kinerja (Y) Secara bersama-

Sama ... 200 4.23 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ... 205


(15)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 101

3.1 Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 113

4.1 Histogram Kinerja Kepala sekolah ... 130

4.2 Histogram Budaya Organisasi ... 131

4.3 Histogram Perilaku Kerja Kepala Sekolah ... 132

4.4. Histogram Kompensasi ... 133

4.5 Normal Q-Q Plot untuk Variabel Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y) 171 4.6 Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) untuk Variabel Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 172

4.7 Kurve Normal Perilaku Kerja Kepala Sekolah (X2) ... 173

4.8 Normal Q-Q Plot untuk Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 176

4.9 Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot) untuk Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 177 4.10 Kurve Normal Budaya Organisasi (X2) terhadap


(16)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Kinerja Kepala Sekolah (Y) ... 177 4.11. Normal Q-Q Plot untuk Variabel Kompensasi (X3) terhadap Kinerja

Kepala Sekolah (Y) ... 180 4.12. Menguji Normalitas dengan Plot (Detrended Normal Q-Q Plot)

untuk Variabel Kompensasi (X3) terhadap Kinerja Kepala

Sekolah (Y) ... 181 4.13. Kurve Normal Kompensasi (X3) ... 182 4.14 Hasil Korelasi Ganda ... 205


(17)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Penelitian

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Perilaku Kerja (X1) Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi (X2)

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kompensasi (X3) 5. Data Hasil Penenlitian - Skor Seluruh Variabel Penelitian

6. Pengujian Normalitas dan Linieritas Variabel Perilaku Kerja (X1) terhadap Variabel Kinerja (Y)

7. Pengujian Normalitas dan Linieritas Variabel Budaya Organisasi (X2) terhadap Variabel Kinerja (Y) Pengujian Normalitas dan Linieritas Variabel Kompensasi (X3) terhadap Variabel Kinerja (Y)

8. Analisis Data Deskriptif Variabel Perilaku Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2), Kompensasi (X3), dan Variabel Kinerja (Y)

9. Hasil Perhitungan dan Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Pearson Product Moment (PPM) Variabel Perilaku Kerja (X1), Budaya Organisasi (X2), Kompensasi (X3), terhadap Variabel Kinerja (Y) Secara Parsial 10. Hasil Perhitungan Regresi Variabel Perilaku Kerja (X1), Budaya Organisasi

(X2), dan Kompensasi (X3), terhadap Variabel Kinerja (Y) Secara Bersama-Sama


(18)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)


(19)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sektor pendidikan saat ini memegang peranan yang sangat penting. Kebutuhan akan sumber daya manusia yang handal sangat dibutuhkan bagi pembangunan nasional negara ini. Oleh karena itu, harus ada goodwill dari pemerintah untuk menciptakan suatu sistem pendidikan yang lebih bermutu yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan jaman. Hal tersebut sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 yang menyatakan “(3) Pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang, (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua

puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan merupakan tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk membimbing, mendidik, melatih, dan mengembangkan potensi anak didik dalam rangka mencerdaskan


(20)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

kehidupan bangsa. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Mahmud (2009: 87) yang menjelaskan pendidikan sebagai suatu sistem sebagai berikut:

a. Input. Input pada sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu input mentah (raw input), input alat (instrumental input), dan input lingkungan (environmental input). Masukan mentah (raw input) akan diproses menjadi tamatan (output) dan input pokok dalam sistem pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan, dan anak didik atau peserta didik.

b. Process. Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung.

Adapun komponen-komponen yang saling berkesinambungan pada proses sistem pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Pendidik dan Non Pendidik; (2) Kurikulum (Materi Pendidikan); (3) Prasarana dan Sarana; (4) Administrasi; serta (5) Anggaran

c. Enviromental. Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan, lingkungan masyarakat, lingkungan keagamaan, sosial budaya, alam, ekonomi, dan lain sebagainya


(21)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

3

d. Output Pada sistem Pendidikan. Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output pada sistem pendidikan dapat berupa lulusan (tamatan) atau putus sekolah

Komponen-komponen pendidikan yang telah dijelaskan tersebut diatas berinteraksi secara berkesinambungan saling melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut dalam sebuah proses pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai batas optimal (Mahmud, 2009: 87).

Namun dewasa ini kriteria keberhasilan pendidikan seringkali hanya berorientasi pada nilai akademik saja, belum menunjuk kepada keberhasilan pengelolaan (managerial or administrative process and activities), sehingga efisiensi dan efektivitas internal maupun eksternal dari lembaga pendidikan tersebut belum dapat dilihat secara lebih jelas. Sebagai salah satu contoh, banyak sekolah mempertaruhkan reputasinya saat Ujian Nasional (UN). Makin banyak siswa yang tidak lulus ujian nasional, maka sekolah dianggap gagal menyelenggarakan pendidikan di sekolah. Sebaliknya, bila semua atau banyak siswa yang lulus, sekolah dianggap berhasil atau sukses. Kondisi demikian seringkali mendorong pihak-pihak terkait menghalalkan segala cara agar dapat lulus ujian nasional. Padahal, seperti pendapat Nurhadi Mahmud diatas, keberhasilan pendidikan sebagai suatu sistem, harus dilihat secara


(22)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

keseluruhan baik dari komponen input, pengukuran proses, output, maupun segi outcomes.

Untuk itu, salah satu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, sesuai dengan amanat Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60, dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, maka diperlukan adanya akreditasi sekolah yaitu kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah.

Fungsi akreditasi sekolah adalah : (a) untuk pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana kelayakan dan kinerja suatu sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator amalan baik sekolah, (b) untuk akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi harapan atau keinginan masyarakat, dan (c) untuk kepentingan pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan peningkatan kualitas atau pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi.

Akreditasi sekolah mencakup penilaian terhadap sembilan komponen sekolah, yaitu (a) kurikulum dan proses belajar mengajar; (b) administrasi dan manajemen sekolah; (c) organisasi dan kelembagaan sekolah; (d) sarana prasarana (e) ketenagaan; (f) pembiayaan; (g) peserta didik; (h) peranserta masyarakat; serta (i) lingkungan dan kultur sekolah. Hasil penilaian tersebut


(23)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

5

dapat digunakan untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dibandingkan standar kelayakan nasional yang dijadikan acuan. Dengan mengetahui kelayakan sekolah, selanjutnya kepada sekolah yang belum mencapai tingkatan minimal dari standard mutu, dilakukan pembinaan secara terus menerus sehingga mencapai standard mutu yang optimal.

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan, kondisi pendidikan di Kabupaten Cirebon masih belum maksimal. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari data-data yang diperoleh mengenai status Akreditasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Cirebon sampai dengan Tahun 2011, dapat diketahui bahwa belum semua Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Cirebon berstatus terakreditasi. Hal tersebut menandakan bahwa penyelenggaraan layanan pendidikan dan kinerja Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Cirebon masih belum maksimal sehingga masih perlu terus diupayakan peningkatan kualitas atau pengembangannya.

Kondisi pendidikan di Kabupaten Cirebon yang masih perlu ditingkatkan terlihat juga dari pencapaian hasil pada Ujian Nasional (UN) seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel. 1.1. Pencapaian Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat SMP dari Tahun 2008/2009 sampai dengan 2010/2011

Hasil Ujian Nasional Tahun

2008/2009 2009/2010 2010/2011

Tertinggi 35,58 33,32 34,41


(24)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Terendah 23,25 24.21 25,15

% Siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata

37,50% 28,54% 44,26%

% Kelulusan 97,65% 98,52% 99,65%

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Tahun 2011

Jika memperhatikan data diatas, maka dapat diketahui bahwa tingkat kelulusan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Cirebon tiap tahunnya mengalami peningkatan, akan tetapi masih belum mencapai angka maksimal (100% atau lulus semua). Selain itu, dari pencapaian nilai juga masih menunjukan adanya ketimpangan (belum merata). Untuk siswa yang mendapatkan nilai diatas rata-rata pada tahun 2010/2011 hanya sebesar 44,26%, hal tersebut menandakan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata masih banyak (55,74%, lebih dari setengahnya).

Dengan memperhatikan data-data yang diperoleh peneliti pada saat observasi awal seperti diuraikan diatas, nampak jelas mutu pendidikan di Kabupaten Cirebon, khususnya pada jenjang pendidikan menengah pertama, masih belum mencapai hasil yang maksimal dan perlu terus diupayakan peningkatan mutunya.

Robert Blum mengungkapkan bahwa : a positive school

environment is built upon caring relationships among all participants: students, principals, teachers, staff, administrators, parents and community members (Robert Blum :2005). Dari pendapat tersebut dapat difahami bahwa


(25)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

7

untuk mencapai sekolah yang bermutu maka diperlukan adanya lingkungan sekolah yang positif yang dibangun dengan memperhatikan hubungan antara semua komponen: siswa, kepala sekolah, guru, staf, administrator, orang tua dan anggota masyarakat.

Kepala sekolah sebagai salah satu komponan sekolah memiliki tugas dan fungsi yang berpengaruh terhadap kelangsungan penyelenggaraan persekolahan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Engkay (2010) bahwa “kepala sekolah memegang peranan penting, karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan penuh semangat. Dengan manajerial yang dimiliki, kepala sekolah membangun dan mempertahankan

kinerja guru yang positif”. Hal senada juga diungkapkan oleh Jerry

Makawimbang (2012) bahwa “peranan kepala sekolah adalah sebagai pemimpin yang efektif, sebagai manager, pemimpin pengajaran, fasilitator hubungan masyarakat, agen perubahan, mediator konflik dan penegak disiplin”.

Melihat pentingnya peranan kepala sekolah, maka pemerintah berupaya meningkatkan kualitas kepala sekolah melalui perangkat undang-undang (peraturan) sebagai rujukan dasar yaitu Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menetapkan ketentuan kualifikasi umum kepala sekolah/madrasah adalah sebagai berikut::

1. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non-kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi;


(26)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

2. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun;

3. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

4. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang. (Permendiknas No. 13 / 2007)

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon dapat diketahui bahwa semua Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Cirebon pada saat dilakukan pengangkatan sudah memenuhi persyaratan, baik dari segi pendidikan (bahkan sebagian besar sudah berpendidikan strata S2), usia, pengalaman, maupun kepangkatan. Selain ketentuan kualifikasi umum tersebut, Permendiknas No. 13 Tahun 2007 juga menuangkan standard kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah. Adapun unsur-unsur kompetensi kepala sekolah yang dituangkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 sebagai berikut: (1) Kompetensi Kepribadian; (2) Kompetensi Manajerial; (3) Kompetensi Kewirausahaan; (4) Kompetensi Supervisi; (5) Kompetensi Sosial.

Sedangkan menurut Boston Public Schools pada saat merekrut kepala sekolah harus memenuhi kualifikasi yang disyarat sebagai berikut:

“Principals as leaders who are driven by a strong vision of high

academic achievement for a diverse student population, are committed to social justice, and have the skills required to lead. Successful candidates will model effective leadership defined by integrity, clear and open communication, fairness, high standards, and an


(27)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

9

understanding of the needs and interests of a diverse community”

(www.bostonpublicschools.org).

Dengan adanya kepala sekolah yang memiliki perilaku kerja, diharapkan dapat memiliki tingkat kinerja yang maksimal pula sehingga dapat menciptakan sekolah yang unggul. Menurut Abdul Aziz Wahab (2011) ciri sekolah unggul adalah :

“sekolah yang menggunakan kurikulum yang diperkaya, perlakuan

tambahan diluar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, ketersediaan sarana prasarana, hasil proses belajar mengajar selalu dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa, lembaga dan masyarakat, pembinaan kemampuan kepemimpinan, tunduk pada peraturan perundang-undangan pendidikan, menjadi

percontohan sekolah lain”.

Namun berdasarkan Hasil penelitian Ramlan Lubis dari Universitas Negeri Medan (2012) menyatakan bahwa saat ini sebagian kepala sekolah agaknya masih belum memainkan peranannya secara optimal. Selanjutnya hasil penelitian tersebut mengungkapkan beberapa hal, yaitu:

1).Peran edukator, diantaranya dalam hal aktivitas mengajar , masih ada kepala sekolah yang sama sekali tidak pernah mengajar di kelas. Demikian juga halnya dengan peran membimbing guru melalui pelaksanaan supervisi klinis, Kepala menugaskan wakilnya untuk kegiatan supervisi klinis. (2).Dalam hal sistem penataan organisasi dan manajemen terkesan agak tertutup dan bersifat diatur dari pimpinan (top down). (3). Peran administrator yang dilakukan Kepala sekolah belum maksimal dalam penataan administrasi sekolah. (4). Peran Kepala sekolah sebagai leader, innovator dan motivator, masih menunjukkan lebih dominan dilakukan secara mandiri oleh orang-orang tertentu saja yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah, tidak dilakukan secara bersama-sama.

Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus memiliki visi yang kuat terhadap prestasi akademik yang tinggi bagi


(28)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

keragaman populasi siswa, komit terhadap keadilan sosial dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memimpin. Model kepemimpinan efektif yang sukses didefinisikan dengan adanya integritas, terus terang dan berkomunikasi secara terbuka, jujur, memiliki standar yang tinggi, dan memiliki pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan dari keragaman masyarakat sebagai pelanggan.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, penilaian kinerja kepala sekolah merupakan salah satu tugas pengawas sekolah. Dalam pasal 12 Permendiknas Nomor 28 tersebut disebutkan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun, dan dilaksanakan oleh pengawas sekolah/madrasah. Penilaian kinerja kepala sekolah tersebut meliputi aspek kepribadian dan sosial, kepemimpinan pembelajaran, pengembangan sekolah, manajemen sumberdaya, kewirausahaan, serta aspek supervisi pembelajaran.

Berdasarkan hasil penilaian tim pengawasan sampai dengan tahun ajaran 2010/2011, dapat diketahui bahwa kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) di Kabupaten Cirebon rata-rata masih berada pada klasifikasi belum optimal dengan rata-rata skor akhir masih dibawah 75. Hal tersebut seperti terlihat pada tabel dibawah ini :


(29)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

11

Tabel. 1.2. Hasil penilaian tim pengawasan mengenai kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon sampai dengan Tahun Ajaran 2010/2011

Skor Kategori Tahun Ajaran

2008/2009 2009/2010 2010/2011

≤ 50 Kurang 7 5 3

51 – 60 Sedang 36 34 31

61 – 75 Cukup 32 36 41

76 – 90 Baik 18 20 23

91 – 100 Amat Baik - - -

Jumlah Kepala Sekolah 93 95 98

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Tahun 2011

Disamping data-data tersebut diatas, dari hasil pra observasi yang dilakukan, peneliti juga memperoleh gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri di Kabupaten Cirebon belum semuanya dilakukan secara optimal jika dilihat dari masih banyaknya kasus-kasus yang tidak di tindak lanjuti, kurangnya pemanfaatan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh beberapa SMP Negeri yang ada di Kabupaten Cirebon, terutama SMP Satu Atap, misalnya kepala sekolah jarang ada di tempat, kepala sekolah yang tidak mempunyai jam pelajaran, guru yang kurang disiplin, kurang menguasai materi, pengembangan potensi dan penguasaan akademik. Serta masih adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, seperti adanya siswa-siswa dan tenaga pengajar yang terlambat masuk tetapi tidak dikenakan sanksi apapun, sehingga kejadian tersebut sering terulang setiap harinya.


(30)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Kondisi tersebut diatas tentunya sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi diharapkan dapat memberikan teladan perilaku kerja yang baik kepada guru, staf dan siswanya sehingga dapat mendukung kinerja kepala sekolah itu sendiri demi meningkatkan mutu sekolah. Pertanyaan dan sekaligus sebagai pokok masalahnya adalah bagaimana mungkin seorang kepala sekolah mampu menghasilkan kinerja yang baik kalau perilaku kerjanya saja masih belum optimal dan tidak dapat dijadikan teladan.

Adanya dukungan institusi sekolah sebagai faktor eksternal sangat diperlukan terkait dengan pengoptimalan kinerja kepala sekolah. Secara menyeluruh dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk budaya organisasi yang kondusif. Arti pentingnya budaya organisasi seperti dikemukakan oleh Jennifer A. Chatman & Sandra Eunyoung Cha (2003)

bahwa “Organizational culture is too important to leave to chance;

organizations must use their culture to fully execute their strategy and inspire

innovation. It is a leader’s primary role to develop and maintain an effective

culture”. Budaya organisasi sekolah mempunyai arti yang penting, karena

akan menentukan sikap dan perilaku tenaga pendidik agar menjadi profesional dalam memberikan pelayanan pendidikan.

Menurut Robbins (2003) budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lain. Budaya organisasi juga merupakan faktor


(31)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

13

yang turut menentukan perilaku kerja tenaga pendidik, budaya organisasi memiliki peran penting terhadap kesuksesan organisasi dengan beberapa alasan yang menjadi sumber stabilitas kelanjutan organisasi untuk membantu tenaga pendidik dalam menginterpretasikan apa yang terjadi di dalam organsasi, serta dapat membantu menstimulus antusias tenaga pendidik dalam menjalankan tugas secara profesional.

Faktor eksternal lainnya yang sangat diperlukan terkait dengan pengoptimalan kinerja kepala sekolah adalah sistem kompensasi. Kompensasi merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan kepada karyawan/pegawai karena prestasi kerjanya atau jasa-jasanya yang telah dikeluarkan demi mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Jika dikelola dengan baik, kompensasi membantu organisasi/perusahaan mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga karyawan/pegawai dengan baik. Sebaliknya tanpa kompensasi yang cukup, karyawan/pegawai yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan organisasi/perusahaan dan untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam kompensasi bisa mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja, dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis, seperti meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran karyawan/pegawai, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan jiwa karyawan/pegawai yang parah. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pemberian kompensasi, juga akan menyebabkan organisasi/perusahaan dan individual berkurang daya


(32)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

kompetisinya dan menyebabkan kegelisahan, perasaan bersalah, dan suasana yang tidak nyaman dikalangan karyawan/pegawai.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini akan mengkaji tentang bagaimanan kinerja kepala sekolah, yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya sebagai manajer sekolah dan pengabdian pada masyarakat melalui studi analisis faktor budaya organisasi, perilaku kerja, dan kompensasi.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi di lingkungan sekolahannya yang mempunyai tanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolahan yang di pimpinnya, untuk mengantarkan sekolahnya menjadi sekolah yang berkualitas memenuhi keinginan pelanggannya. Indikator keberhasilan kepala sekolah dapat dilihat dari sejauhmana visi, misi dan strategi yang ada dapat dijalankan sehingga semua yang terlibat dapat mendukung pencapaiannya.

Untuk menciptakan hal tersebut diperlukan sosok kepala sekolah yang memiliki perilaku kerja yang baik. Ia harus menjadi teladan dan panutan bagi warga sekolah yang lainnya sehingga dengan demikian akan mendukung tercapainya efektivitas dan efisiensi kinerja kepala sekolah itu sendiri.


(33)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

15

Penelitian ini akan sangat menarik, apabila seluruh faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah dapat diungkap. Namun seperti yang telah diuraikan sebelumnya, serta mengingat keterbatasan penulis, lingkup persoalan penelitian ini akan dibatasi dengan memfokuskan pada tiga faktor pokok yang secara dominan diduga mempunyai pengaruh terhadap kinerja kepala sekolah, yaitu (1) Budaya Organisasi, (2) Perilaku kerja dan (3) Kompensasi.

Sekolah sebagai suatu organisasi tentunya tidak akan terlepas dari adanya budaya sekolah. Secara sederhana budaya organisasi sekolah merupakan budaya yang berkembang atau berlaku dalam suatu organisasi sekolah yang dapat berupa norma-norma, nilai-nilai, keyakinan, upacara, ritual, tradisi, yang mengatur anggota-anggota komunitas sekolah. Chuang, Church dan Zikic dalam Sopiah (2008 : 180) berpendapat bahwa

“kesesuaian budaya organisasi akan dapat mengurangi terjadinya konflik,

baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang terkait dengan hubungan antar individu”. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau koperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.


(34)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Untuk menunjang hal tersebut, maka diperlukan adanya perilaku kerja kepala sekolah yang baik. Menurut Nasrul Wathon, (2005) ada delapan perilaku kerja yang sanggup menjadi basis keberhasilan kerja (kinerja) baik ditingkat pribadi, organisional maupun sosial yaitu: bekerja tulus, tuntas, benar, bekerja keras, serius, kreatif, bekerja unggul, dan bekerja sempurna. Dengan adanya delapan perilaku kerja tersebut maka akan menghasilkan keberhasilan kerja (kinerja).

Hal tersebut didukung oleh temuan Hattami Amar (2011), yang mengungkapkan bahwa perilaku kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pemeriksa di Kabupaten Bangka., dengan kata lain semakin baik perilaku kerja pemeriksa, maka kinerjanya pun akan semakin baik pula.

Disamping dibutuhkan perilaku kerja yang baik, dalam kehidupan suatu organisasi, perusahaan atau instansi, dalam hal ini lembaga pendidikan sekolah, pemberian kompensasi merupakan aspek yang sangat penting dan sensitif, mengingat bahwa karyawan atau pegawai dalam melakukan pekerjaannya dengan menharapkan imbalan atau kompensasi yang berbentuk gaji. Dengan adanya kompensasi, karyawan atau pegawai dapat termotivasi untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2000) bahwa salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui kompensasi.


(35)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

17

2. Perumusan Masalah

Dengan batasan masalah ini, maka dapat dirumuskan masalah yang berpengaruh kuat terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon yaitu, Budaya Organisasi, perilaku kerja kepala sekolah, dan Kompensasi kepala sekolah sebagai variabel bebas serta Kinerja kepala sekolah sebagai variabel terikat, yang secara umum dirumuskan sebagai berikut : Apakah budaya organisasi, perilaku kerja dan kompensasi berpengaruh baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon?. Lebih lanjut, rumusan masalah tersebut dirinci sebagai berikut :

a. Perilaku kerja berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon?

b. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon?

c. Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon?

d. Budaya organisasi, perilaku kerja dan kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon?


(36)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

1. Tujuan Umum Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah, melalui studi pengaruh perilaku kerja budaya organisasi, dan kompensasi sebagai variabel independen terhadap kinerja kepala sekolah sebagai variabel dependen serta untuk mendapatkan data yang kredibel dalam menguji hipotesis dan kesohehan penelitian yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan pengujian dari penelitian ini.

2. Tujuan Khusus Penelitian

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Pengaruh perilaku kerja terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon.

b. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon.

c. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon.

d. Pengaruh budaya organisasi, perilaku kerja dan kompensasi secara bersama-sama terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon.


(37)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

19

Dengan diketahuinya gambaran dan pengaruh budaya organisasi, perilaku kerja dan kompensasi (sebagai variabel independen) terhadap kinerja kepala sekolah (sebagai variabel dependen) SMP Negeri di Kabupaten Cirebon, diharapkan akan dapat memberikan manfaat berupa :

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini dapat berguna bagi penyajian keilmuan dan khasanah penelitian secara empirik di bidang budaya organisasi, perilaku kerja dan kompensasi terhadap kinerja kepala sekolah dan secara lebih luas dalam manajemen pendidikan, perilaku organisasi, khususnya dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan secara realita.

2. Manfaat Praktik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pimpinan/Kepala Sekolah. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat berguna: (1) sebagai masukan dalam proses peningkatan kinerja kepala sekolah, (2) sebagai masukan atau informasi dalam menciptakan budaya akademik yang kondusif untuk menunjang kinerja kepala sekolah yang produktif, (3) sebagai masukan dalam menyusun skala prioritas program pengembangan kualitas pelayanan pendidikan.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Disertasi ini akan dikembangkan dengan struktur organisasi sebagai berikut :


(38)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, serta struktur organisasi disertasi. Pada bagian pendahuluan ini, peneliti mengemukakan alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu masih rendahnya mutu pendidikan, serta kompleksitas penyebabnya.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian, Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan

Kinerja Kepala Sekolah, Perilaku kerja, Budaya Organisasi, dan Kompensasi, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Kajian pustaka ini akan menjadi landasan teoritis dalam penyusunan pertanyaan (instrument) penelitian.

Bab III Metode Penelitian, Pada bab ini dikembangkan tentang

Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrument Penelitian, Proses Pengembangan Instrument, Teknik Pengumpulan Data serta Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini akan diuraikan

tentang Pengolahan atau Analisis Data dan Pembahasan atau Analisis Temuan.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini disajikan penafsiran dan


(39)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu


(40)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang ada di Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat.

2. Obyek, Subyek dan Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2009 : 61) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Selain itu terdapat juga beberapa pengertian populasi yang lain, diantaranya Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 250) menyebutkan bahwa: Orang-orang, lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri atas orang-orang biasa disebut subyek penelitian, tetapi kalau bukan orang disebut obyek penelitian. Penelitian tentang suatu obyek mungkin diteliti langsung terhadap obyeknya, tetapi mungkin juga hanya dinyatakan kepada orang yang mengetahui atau bertanggung jawab terhadap obyek tersebut. Orang yang diminta menjelaskan obyek yang diteliti disebut responden.

Penelitian ini mengkaji kinerja kepala sekolah (pengaruh budaya organisasi, perilaku kerja, dan kompensasi terhadap kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon,


(41)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

104

mengacu pada pendapat Sugiyono (2009 : 61) dan Nana Syaodih Sukmadinata (2008 : 250) diatas maka yang menjadi obyek penelitian adalah kinerja kepala sekolah(Y), perilaku kerja (X1), budaya organisasi (X2), dan kompensasi(X3). Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah.

Di Kabupaten Cirebon ada 98 SMPN. Jadi, ada 98 orang kepala sekolah, keseluruhan kepala sekolah (98 orang) tersebut disebut populasi

penelitian (tepatnya populasi subjek penelitian).

Untuk menghindari bias (subyektifitas) dalam penilaian terhadap

obyek penelitian kinerja kepala sekolah (Y) maka perlu ditambahkan populasi penelitian nya yaitu guru (lebih tepatnya disebut populasi responden penelitian). Di Kabupaten Cirebon ada sebanyak 4.151 guru,

maka keseluruhan guru (4.151 orang) tersebut termasuk juga sebagai

populasi penelitian (populasi responden penelitian) untuk obyek penelitian kinerja kepala sekolah (Y).


(42)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Tabel 3.1. Jumlah Guru dan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat

No Nama Sekolah Kecamatan Jumlah Kepsek

Jumlah Guru

1 SMPN 1 Arjawinangun Arjawinangun 1 58 2 SMPN 2 Arjawinangun Arjawinangun 1 48 3 SMP Satu Atap 1 Arjawinangun Arjawinangun 1 29 4 SMPN 1 Astanajapura Astanajapura 1 45 5 SMP Satu Atap 1 Astanajapura Astanajapura 1 25 6 SMPN 1 Babakan Babakan 1 52 7 SMPN 2 Babakan Babakan 1 32 8 SMP Satu Atap 1 Babakan Babakan 1 21 9 SMPN 1 Beber Beber 1 54 10 SMP Satu Atap 1 Beber Beber 1 22 11 SMPN 1 Ciledug Ciledug 1 53 12 SMPN 2 Ciledug Ciledug 1 44 13 SMPN 1 Ciwaringin Ciwaringin 1 51 14 SMPN 2 Ciwaringin Ciwaringin 1 47 15 SMP Satu Atap 1 Ciwaringin Ciwaringin 1 35 16 SMPN 1 Depok Depok 1 38 17 SMPN 2 Depok Depok 1 32 18 SMPN 1 Dukupuntang Dukupuntang 1 44 19 SMP Satu Atap 1 Dukupuntang Dukupuntang 1 31 20 SMPN 1 Gebang Gebang 1 50 21 SMPN 2 Gebang Gebang 1 47 22 SMPN 1 Gegesik Gegesik 1 38 23 SMPN 2 Gegesik Gegesik 1 36 24 SMP Satu Atap 1 Gegesik Gegesik 1 30 25 SMPN 1 Gempol Gempol 1 39 26 SMP Satu Atap 1 Gempol Gempol 1 27 27 SMPN 1 Greged Greged 1 41 28 SMPN 2 Greged Greged 1 38 29 SMPN 1 Gunung Jati Gunung Jati 1 51 30 SMPN 2 Gunung Jati Gunung Jati 1 49 31 SMPN 3 Gunung Jati Gunung Jati 1 37 32 SMP Satu Atap 1 Gunung Jati Gunung Jati 1 32 33 SMPN 1 Jamblang Jamblang 1 48 34 SMPN 2 Jamblang Jamblang 1 41 35 SMP Satu Atap 1 Jamblang Jamblang 1 28 36 SMPN 1 Kaliwedi Kaliwedi 1 38 37 SMPN 2 Kaliwedi Kaliwedi 1 33 38 SMPN 1 Kapetakan Kapetakan 1 52


(43)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

106

39 SMPN 2 Kapetakan Kapetakan 1 35 40 SMPN 3 Kapetakan Kapetakan 1 50 41 SMP Satu Atap 1 Kapetakan Kapetakan 1 31 42 SMPN 1 Karangsembung Karangsembung 1 54 43 SMPN 2 Karangsembung Karangsembung 1 49 44 SMPN 1 Karangwareng Karangwareng 1 36 45 SMPN Satu Atap Karangwareng Karangwareng 1 32 46 SMP Satu Atap 1 Kedawung Kedawung 1 39 47 SMPN 1 Kedawung Kedawung 1 58 48 SMPN 1 Klangenan Klangenan 1 35 49 SMPN 2 Klangenan Klangenan 1 37 50 SMPN 1 Lemahabang Lemahabang 1 53 51 SMPN 2 Lemahabang Lemahabang 1 51 52 SMP Satu Atap Negeri Losari Losari 1 40 53 SMPN 1 Losari Losari 1 53 54 SMPN 2 Losari Losari 1 42 55 SMPN 1 Mundu Mundu 1 48 56 SMPN 2 Mundu Mundu 1 41 57 SMP Satu Atap 1 Mundu Mundu 1 28 58 SMPN 1 Pabedilan Pabedilan 1 52 59 SMPN 2 Pabedilan Pabedilan 1 38 60 SMP Satu Atap 1 Pabuaran Pabuaran 1 31 61 SMPN 1 Pabuaran Pabuaran 1 42 62 SMPN 1 Palimanan Palimanan 1 53 63 SMPN 2 Palimanan Palimanan 1 36 64 SMPN 3 Palimanan Palimanan 1 41 65 SMPN 4 Palimanan Palimanan 1 37 66 SMPN 1 Pangenan Pangenan 1 38 67 SMPN 2 Pangenan Pangenan 1 32 68 SMP Satu Atap 1 Panguragan Panguragan 1 39 69 SMPN 1 Panguragan Panguragan 1 44 70 SMP Satu Atap 1 Pasaleman Pasaleman 1 28 71 SMPN 1 Pasaleman Pasaleman 1 50 72 SMPN 1 Plered Plered 1 58 73 SMPN 2 Plered Plered 1 48 74 SMPN 3 Plered Plered 1 35 75 SMP Satu Atap 1 Plumbon Plumbon 1 29 76 SMPN 1 Plumbon Plumbon 1 58 77 SMPN 2 Plumbon Plumbon 1 54 78 SMPN 1 Sedong Sedong 1 53 79 SMPN 2 Sedong Sedong 1 48 80 SMPN 1 Sumber Sumber 1 52 81 SMPN 2 Sumber Sumber 1 49


(44)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

82 SMPN 3 Sumber Sumber 1 51 83 SMP Satu Atap 1 Sumber Sumber 1 31 84 SMPN 1 Suranenggala Suranenggala 1 49 85 SMPN 2 Suranenggala Suranenggala 1 50 86 SMPN 1 Susukan Susukan 1 51 87 SMPN 2 Susukan Susukan 1 48 88 SMPN 1 Susukanlebak Susukan Lebak 1 50 89 SMPN 2 Susukanlebak Susukan Lebak 1 51 90 SMPN 1 Talun Talun 1 50 91 SMP Satu Atap 1 Talun Talun 1 30 92 SMP Satu Atap 1 Tengah Tani Tengah Tani 1 32 93 SMPN 1 Tengah Tani Tengah Tani 1 58 94 SMP Satu Atap 1 Waled Waled 1 32 95 SMPN 1 Waled Waled 1 54 96 SMP Satu Atap 1 Weru Waled 1 35 97 SMPN 1 Weru Weru 1 53 98 SMPN 2 Weru Weru 1 53

JUMLAH 98 4.151

3. Sampel Penelitian

Seperti telah diuraikan diatas bahwa dalam penelitian ini terdapat dua macam populasi yang berbeda yaitu populasi subyek penelitian (kepala sekolah yang berjumlah 98 orang) dan populasi responden penelitian (guru yang berjumlah 4.151 orang), maka peneliti mengelompokan sampel kedalam dua kelompok.

a. Sampel kepala sekolah

Jumlah populasi Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Cirebon sebanyak 98 orang, menurut Arikunto (2002: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Oleh karena itu, penelitian


(45)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

108

ini mengambil seluruh kepala sekolah yang berjumlah 98 orang sebagai sampel.

b. Sampel guru

Untuk sampel guru dengan jumlah populasi sebanyak 4.151 orang, agar ukuran sampel yang diambil representatif maka dihitung dengan rumus Slovin (Umar : 2004) dengan presisi 5%, sebagai berikut:

1 ) ( 2 

e N

N n

Dimana:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:

1 ) 05 , 0 ( 4151

4151

2 

n

Orang n364,84365

Karena jumlah sub populasinya tidak sama antara setiap sekolahan, maka penentuan jumlah sampel tiap-tiap sub populasinya menggunakan tehnik proportional random sampling, dengan cara


(46)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

mengambil sampel secara acak dengan jumlah proporsional untuk masing-masing sekolahan. Untuk menentukan besarnya sampel pada masing-masing sekolahan dapat dilakukan dengan rumus alokasi proporsional (Sanusi, 2003) sebagai berikut :

n X N Ni

Ni /

Sampel sebanyak 365 orang guru selanjutnya dialokasikan sebagai berikut :

Tabel 3.2. Perincian Jumlah Populasi dan Sampel

No Nama Sekolah Jumlah Guru (Populasi)

Perhitungan

(Ni/N X n) Sample

1 SMPN 1 Arjawinangun 58 58/4151X365 5 2 SMPN 2 Arjawinangun 48 48/4151X365 4 3 SMP Satu Atap 1 Arjawinangun 29 29/4151X365 3 4 SMPN 1 Astanajapura 45 45/4151X365 4 5 SMP Satu Atap 1 Astanajapura 25 25/4151X365 3 6 SMPN 1 Babakan 52 52/4151X365 5 7 SMPN 2 Babakan 32 32/4151X365 3 8 SMP Satu Atap 1 Babakan 21 21/4151X365 2 9 SMPN 1 Beber 54 54/4151X365 5 10 SMP Satu Atap 1 Beber 22 22/4151X365 2 11 SMPN 1 Ciledug 53 53/4151X365 5 12 SMPN 2 Ciledug 44 44/4151X365 4 13 SMPN 1 Ciwaringin 51 51/4151X365 4 14 SMPN 2 Ciwaringin 47 47/4151X365 5 15 SMP Satu Atap 1 Ciwaringin 35 35/4151X365 3 16 SMPN 1 Depok 38 38/4151X365 4 17 SMPN 2 Depok 32 32/4151X365 3 18 SMPN 1 Dukupuntang 44 44/4151X365 4 19 SMP Satu Atap 1 Dukupuntang 31 31/4151X365 3 20 SMPN 1 Gebang 50 50/4151X365 4 21 SMPN 2 Gebang 47 47/4151X365 4 22 SMPN 1 Gegesik 38 38/4151X365 3 23 SMPN 2 Gegesik 36 36/4151X365 3 24 SMP Satu Atap 1 Gegesik 30 30/4151X365 3 25 SMPN 1 Gempol 39 39/4151X365 3


(47)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

110

26 SMP Satu Atap 1 Gempol 27 27/4151X365 2 27 SMPN 1 Greged 41 41/4151X365 4 28 SMPN 2 Greged 38 38/4151X365 3 29 SMPN 1 Gunung Jati 51 51/4151X365 4 30 SMPN 2 Gunung Jati 49 49/4151X365 4 31 SMPN 3 Gunung Jati 37 37/4151X365 3 32 SMP Satu Atap 1 Gunung Jati 32 32/4151X365 3 33 SMPN 1 Jamblang 48 48/4151X365 4 34 SMPN 2 Jamblang 41 41/4151X365 4 35 SMP Satu Atap 1 Jamblang 28 28/4151X365 2 36 SMPN 1 Kaliwedi 38 38/4151X365 3 37 SMPN 2 Kaliwedi 33 33/4151X365 3 38 SMPN 1 Kapetakan 52 52/4151X365 5 39 SMPN 2 Kapetakan 35 35/4151X365 3 40 SMPN 3 Kapetakan 50 50/4151X365 4 41 SMP Satu Atap 1 Kapetakan 31 31/4151X365 3 42 SMPN 1 Karangsembung 54 54/4151X365 5 43 SMPN 2 Karangsembung 49 49/4151X365 4 44 SMPN 1 Karangwareng 36 36/4151X365 3 45 SMPN Satu Atap Karangwareng 32 32/4151X365 3 46 SMP Satu Atap 1 Kedawung 39 39/4151X365 3 47 SMPN 1 Kedawung 58 58/4151X365 5 48 SMPN 1 Klangenan 35 35/4151X365 3 49 SMPN 2 Klangenan 37 37/4151X365 3 50 SMPN 1 Lemahabang 53 53/4151X365 5 51 SMPN 2 Lemahabang 51 51/4151X365 4 52 SMP Satu Atap Negeri Losari 40 40/4151X365 4 53 SMPN 1 Losari 53 53/4151X365 5 54 SMPN 2 Losari 42 42/4151X365 4 55 SMPN 1 Mundu 48 48/4151X365 4 56 SMPN 2 Mundu 41 41/4151X365 4 57 SMP Satu Atap 1 Mundu 28 28/4151X365 2 58 SMPN 1 Pabedilan 52 52/4151X365 5 59 SMPN 2 Pabedilan 38 38/4151X365 3 60 SMP Satu Atap 1 Pabuaran 31 31/4151X365 3 61 SMPN 1 Pabuaran 42 42/4151X365 4 62 SMPN 1 Palimanan 53 53/4151X365 5 63 SMPN 2 Palimanan 36 36/4151X365 3 64 SMPN 3 Palimanan 41 41/4151X365 4 65 SMPN 4 Palimanan 37 37/4151X365 3 66 SMPN 1 Pangenan 38 38/4151X365 3 67 SMPN 2 Pangenan 32 32/4151X365 3 68 SMP Satu Atap 1 Panguragan 39 39/4151X365 3


(48)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

69 SMPN 1 Panguragan 44 44/4151X365 4 70 SMP Satu Atap 1 Pasaleman 28 28/4151X365 2 71 SMPN 1 Pasaleman 50 50/4151X365 4 72 SMPN 1 Plered 58 58/4151X365 5 73 SMPN 2 Plered 48 48/4151X365 4 74 SMPN 3 Plered 35 35/4151X365 3 75 SMP Satu Atap 1 Plumbon 29 29/4151X365 3 76 SMPN 1 Plumbon 58 58/4151X365 5 77 SMPN 2 Plumbon 54 54/4151X365 5 78 SMPN 1 Sedong 53 53/4151X365 5 79 SMPN 2 Sedong 48 48/4151X365 4 80 SMPN 1 Sumber 52 52/4151X365 5 81 SMPN 2 Sumber 49 49/4151X365 4 82 SMPN 3 Sumber 51 51/4151X365 4 83 SMP Satu Atap 1 Sumber 31 31/4151X365 3 84 SMPN 1 Suranenggala 49 49/4151X365 4 85 SMPN 2 Suranenggala 50 50/4151X365 4 86 SMPN 1 Susukan 51 51/4151X365 4 87 SMPN 2 Susukan 48 48/4151X365 4 88 SMPN 1 Susukanlebak 50 50/4151X365 4 89 SMPN 2 Susukanlebak 51 51/4151X365 4 90 SMPN 1 Talun 50 50/4151X365 4 91 SMP Satu Atap 1 Talun 30 30/4151X365 3 92 SMP Satu Atap 1 Tengah Tani 32 32/4151X365 3 93 SMPN 1 Tengah Tani 58 58/4151X365 5 94 SMP Satu Atap 1 Waled 32 32/4151X365 3 95 SMPN 1 Waled 54 54/4151X365 5 96 SMP Satu Atap 1 Weru 35 35/4151X365 3 97 SMPN 1 Weru 53 53/4151X365 5 98 SMPN 2 Weru 53 53/4151X365 5

JUMLAH 4151 365

Berdasarkan alokasi perhitungan guru diatas, maka setiap sekolahan akan diambil 2 sampai dengan 5 orang guru sebagai sampel dalam penilaian terhadap obyek penelitian kinerja kepala sekolah (Y). Dengan demikian, maka khusus untuk obyek penelitian kinerja kepala sekolah (Y) akan ada 3 - 6 orang sampel dari setiap sekolah yaitu satu orang kepala sekolah dan dua sampai lima orang guru.


(49)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

112

Secara operasional, jelasnya penilaian terhadap kinerja kepala sekolah (Y), penilaian dari 3 - 6 sampel (1 orang kepala sekolah dan 2 - 5 orang guru per sekolah tadi) dihitung dirata-ratakan. Rerata 3 - 6 sampel tersebut sebagai nilai kinerja kepala sekolah (Y) dari satu sekolah. Dengan demikian, nantinya tetap akan ada sebanyak 98 nilai kinerja kepala sekolah (Y), karena sampel subjek penelitiannya (kepala sekolah) ada 98 orang. Kesembilan puluh delapan nilai itu dihitung direratakan, sehingga menghasilkan nilai kinerja kepala sekolah (Y) dari seluruh sampel. Nilai akhir tersebut (dari sampel yang 98 orang itu) diberlaku-umumkan (digeneralisasikan) kepada seluruh anggota populasi kepala sekolah.

B. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan kuantitatif . Penelitian survey kuantitatif ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah Perilaku kerja (Xl), Budaya Organisasi (X2), dan Kompensasi (X3) terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Y).

Secara skematis hubungan antar variabel penyebab dan variabel akibat dapat digambarkan sebagai berikut :


(50)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu Gambar 3.1

Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian

Kinerja Kepala Sekolah (Y) Perilaku Kerja

Kepala Sekolah (X1)

Budaya Organisasi (X2)

Kompensasi (X3)

ryx1

ryx2

ryx3

R2yx1x2x3

1

py

rx1x2

rx2x3

rx1x3


(1)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Negeri Semarang.

Ballou, Dave and Michael Podgursky. 2001. Let the Market Decide, Education Next. The Hoover Institution, Spring.

Bernardin, H.J. Russel, J.E.A. 1998. Human Resource Management: an Experiental approach. Boston London. Irwin/McGraw-Hill

Betty Tableman, et al. 2004. School Climate And Learning. Adapted from Best Practices Briefs, Michigan State University, 2004.

B.F. Skinner. 1938. The Behavior of Organisms: An Experimental Analysis. Cambridge, Massachusetts: B.F. Skinner Foundation. ISBN 1-58390-007-1, ISBN 0-87411-487-X

Billger, Sherrilyn M. 2007. Working Paper: Principals as agents? Investigating accountability in the compensation and performance of school Principals. IZA Discussion Papers, No. 2662

Bilson Simamora, 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Pustaka Utama. Surabaya.

Bogdan R. C. & Biklen, S. K. 1992. Qualitative research for education: An introduction to theory and methods. Allyn and Bacon. Boston.

Brown, U.J. 2003. Organizational Commitment in Higher Education,Working Paper. Jackson State University. Mississippi.

Budi Suhardiman. 2011. Studi Kinerja Kepala Sekolah (Anaalisis Pengaruh Faktor Rekrutmen, Kompetensi, dan Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Kepala SMP dan Dampaknya terhadap Kinerja Sekolah di Kabupaten Garut).

Caldwell, B.J., & Spinks, J.M. 1992. Leading the self managing school. London: The Falmer Press.

Castetter, William B. 1996. The Human Resources Function Educational Administration. New Jersey: Prentice Hall.

Data Pokok Pendidikan Wilayah Jawa Barat Tahun Pelajaran 2010/2011

David Edgerson and William Kritsonis. 2004. Analysis of the Influence of Principal –Teacher Relationships on Student Academic Achievement: A National Focus. Doctoral Forum, National Journal For Publishing And Mentoring Doctoral Student Research, Volume 1, Number 1, 2006. Davis, G.A & Thomas, M.A. 1998. Effective Schools and Effective Teachers.

Massachusetts: Ally and Bacon

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2010. Modul Levelling : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah/Madrasah Tingkat 1. Jakarta: Balai Pustaka.


(2)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Dharmmesta, Basu S. dan Hani Handoko. 2008. Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.

Dharma, Surya. 2002. Paradigma Baru: Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books.

Drucker, Peter F. 1997. Terjemahan, Managing in a Time of Great Change, Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

Ekosusilo, M. 2003. Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya Jawa: Studi Kasus Pembinaan guru SD di Kraton Surakarta.Univet Bantara Press. Sukoharjo.

E. Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Panduan Pembelajaran KBK. Remaja Rosdakarya. Bandung

______ 2005. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Engkay. 2010. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor

yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Guru SLB di Kabupaten Subang. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2 Tahun 2010.

Engkoswara. 2002. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: depdikbud. Fremon E. Kast dan James E. Rosenzweig, 1995, Organisasi Dan Manajemen.

Bumi Aksara, Jakarta.

Gede Arimbawa. 2011. Strategi, dan Kebijakan Kompensasi, Modul 6. Tersedia http://gedearimbawa.dosen.narotama.ac.id/files/2011/10/TM-6-Strategi-dan-Kebijakan-Kompensasi.pdf

Gove, Philips & Webster, Miriam. 1996. Webster’s Third New International Dictionary. Massachusset, USA: G&C Merriam Company Springfield. Hasibuan, M. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara.

Jakarta.

Heathfield, S.M. 2006. Culture: Your Environment for People at Work. Article. About, Inc. A part of The New York Times Company.

Hoy, W.K. & C.G. Miskel. 2008. Educational Administration: Theory, Research, and Practice. New York: McGraw Hill, Inc.

Jennifer A. Chatman & Sandra Eunyoung Cha. 2003. Leading by Leveraging Culture. Summer 2003. Vol 45, No. 4. by The Regents of the University of California.

Karel A. Leklikwati. 2005. Analisis Pengaruh Kompensasi Finansial dan Non Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Yapen Waropen, Papua. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2005


(3)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Educational Excellence. IJAES - Vol. 3 No. 1 Pg. No. 79

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2012. Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah.

Kimber, M, 2003. Does size matter? Distributed leadership in small secondary schools: Summary practitioner report. Nottingham: National College for School Leadership

Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta Komarudin Sastradipoera.[2006. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan.

Bandung : Kappa-Sigma

Lubis, Ramlan. 2012. Peran Kepala Sekolah Sebagai EMASLIM (Studi Perbandingan Antara SMP Negeri 2 Dengan SMP Swasta Methodist Lubuk Pakam). UPT Perpustakaan Unimed. Medan

Mahmud Yunus. 2009.Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan. Malang Press. Malang

Martoyo, Susilo. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.

Maslowski, Ralf. 2001. School Culture and School Performance, Ph.D. Thesis. Netherland: University of Twente Press, www.utwente.nl

Melianus Wayangkau. 2005. Analisis Pengaruh Faktor Insentif dan Kedisiplinan terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan di Koperasi Unit Desa di Kabupaten Yapen Waropen Seruai Papua. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 3, Nomor2, Agustus 2005.

Mitchell, T.R. 1978. People In Organization; Under Standing Their Behaviors. New York. Mc Grow-Hill.

Mondy, R.W. & Noe, R.M. 1993. Human Resource Management. Sixth Edition, Allyn & Bacon Inc, USA.

Mutiara, S. Panggabean. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia. Bogor.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito. Bandung

Nor’Aini Yusof & Davoud Nikbin. 2010. A Review Paper on Organizational

Culture and Organizational Performance. International Journal of Business and Social Science Vol. 1 No. 3.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ______ 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta


(4)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Odden, Allan and Carolyn Kelley .2000. Addressing Teacher Quality and Supply through Compensation Policy. Consortium for Policy Research in Education, December 20.

Pals, Daniel L. .2001. Seven Theories of Religian: dari Animisme E.B. Taylor, Materialisme Karl Marx Hingga Antropologi Budaya C.Geertz. TerjemahanAli Noor Zaman, Yogyakarta: Qalam.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000. tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun 2005. Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 13 Tahun 2007. Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 28 Tahun 2010. Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 46 Tahun 2011. Tentang. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2012. Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

Rahmad Sukor Ab. Samad, dkk. Organisasi Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Sosial: Antara Matlamat dan Fungsi (Educational Organization As A Social System: Between Form and Fucntion. Masalah Pendidikan. 31 (1). Fakulti Pendidikan Universiti Malaya. Tersedia :

http://myais.fsktm.um.edu.my/7441/1/organisasi_vol31_no1_(231-239)2008.pdf

Riduwan. 2005. Dasar-Dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Akdon. 2006. Rumus Dan Data Dalam Aplikasi Statistik (Cetakan ke-1). Alfabeta. Bandung

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analisys). Alfabeta. Bandung

Ritzer, G., & Trice, H. M. 1969. An empirical study of Howard Becker’s Side-bet theory. Sociological Forces.

Robbins, S.P. 1990. Organization Theory: Structure, Design and Applications. Prentice Hall.


(5)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Bumi Aksara.

______ 2003. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Application. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Robert Blum. 2005. Best Practices: Building Blocks For Enhancing School Environment. Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health 615 North Wolfe Street, E4527 Baltimore, Maryland 21205

Sagala, Syaiful. 2007.Manajemen Statejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. Jakarta

Schein. 1992. Organizational Culture and Leadership. Second Edition. Jossey-Bass Publishers, San Fransisco.

Sedarmayanti, 1995. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Ilham Jaya

Servais, K., & Sanders, K. 2006. Principal performance in high-need schools. Success in High-need Schools, Journal Issue: Volume 2, Issue 2: 9/8/2006.

Siagian, Sondang. 2002. Manajemen SDM. Jakarta : Bumi Aksara.

Singarimbun, M. 2006. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Pustaka Lp3es.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. . Bandung.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi (Cetakan Ke-10). Andi Ofset. Yogyakarta. Steers, Richard M. 1985. Efektifitas Organisasi (Kaidah Tingkah Laku). Jakarta:

Erlangga.

Subagio, 2010. Kinerja Kepala Sekolah. . Tersedia: http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/02/kinerja-kepala-sekolah.html

Sudharto. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kepuasan, Motivasi Kerja, dan Kinerja Kepala Sma Se Eks Karesidenan Semarang. Jurnal IKIP Semarang Vol.1, No. 1 Tahun 2012

Sudjana. 2001. Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga. Tarsito, Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.

Supranto. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Rineka Cipta, Jakarta.


(6)

M a s h u r i, 2013

Kinerja Kepala Sekolah (Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (Smp) Negeri Di Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu

Suwarni. 2009. Pengaruh Budaya Organisasi, Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan terhadap Kinerja Guru-guru Ekonomi SLTA di Kota dan Kabupaten Blitar. Jurnal FEUM Tahun 2009

Towsend, T. 1994. Effective Schooling For The Community. Routledge. London. Trisnawati, Ernie. S. Kurniawan Syaifullah. 2005. Pengantar Manajemen.

Prenada Media. Jakarta.

Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Keempat tahun 2002

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Cetakan Pertama. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Wahab, Abdul Azis. 2011. Gagasan & Pemikiran Pembangunan Pendidikan di Indonesia (Penghargaan & Penghormatan 68 Tahun). Bandung Laboratorium PKN, PIPS UPI Bandung.

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.

Wathon Nasrul & Yamit Zulian, 2005. Pengaruh Faktor Individu, Budaya Organisasi Dan Perilaku Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Dua. Universitas Islam Indonesia


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 13

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH SMP DI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 44

Pengaruh Sistem Seleksi Calon Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kota Bandung.

1 5 65

KONTRIBUSI KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA SMP NEGERI DI KABUPATEN PURWAKARTA.

0 2 70

STUDI KINERJA KEPALA SEKOLAH :Analisis Pengaruh Faktor Rekrutmen, Kompetensi, dan Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Kepala SMP dan Dampaknya terhadap Kinerja Sekolah di Kabupaten Garut.

0 1 70

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP BUDAYA MUTU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI : Survey Terhadap Persepsi Guru di Kota Bandung.

0 16 93

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 1 212

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Rancaekek

0 0 11

PENGARUH DISIPLIN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 32 BATURAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU -

0 1 93