Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingkannya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama- sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang berkualitas antara lain melalui pengembangan, perbaikan kurikulum, sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain masih adanya siswa yang tidak lulus pada saat Ujian Nasional. Di Semarang angka kelulusan pada tahun pelajaran 20062007 dan tahun pelajaran 20072008 mengalami penurunan khususnya di SMP. Hal ini di tunjukkan dengan hasil angka kelulusan sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil angka kelulusan SMP Tahun ajaran 20062007 Tahun ajaran 20072008 Lulus Tidak Lulus Lulus Tidak Lulus Negeri 96,01 3,99 96,06 3,94 Swasta 83,80 16,20 83,82 16,18 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Semarang Di samping hasil angka kelulusan, Ujian Nasional pada tahun pelajaran 20062007 dan tahun pelajaran 20072008 mengalami penurunan juga khususnya di SMP. Hal ini di tunjukkan dengan hasil Ujian Nasional sebagai berikut: Tabel 1.2 Hasil Ujian Nasional SMP Nilai rata-rata UN 20062007 Nilai rata-rata UN 20072008 Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika Negeri 8,15 6,86 7,25 7,46 6,58 6,56 Swasta 7,25 6,10 6,07 6,72 5,92 5,62 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Semarang Dari fenomena tersebut banyak terdapat siswa yang tidak lulus sehingga angka kelulusan belum bisa mencapai 100 berarti dalam sistem manajemen sekolahnya belum baik. Peneliti ingin mengungkap mengapa hal tersebut bisa terjadi, tentang bagaimana kinerja sekolah tersebut, apakah pola manajemen sekolah yang diterapkan belum optimal. Berdasarkan hasil observasi awal pada bulan Januari 2009 di SMP Kesatrian 2 Semarang dan SMP Negeri 10 Semarang dalam pelaksanaan manajemen sekolah di SMP Semarang terdapat beberapa masalah yang ditemukan. Pertama pada aspek kepimpinan, kepala sekolah swasta masih ada yang belum memiliki kualitas akademik sarjana SI atau diplomat empatD IV kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi. Kedua aspek manajemen kurikulum, guru dalam program pembelajarannya ada yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional atau bersifat monoton. Selain itu Penguasaan guru tentang kulikulum KTSP belum maksimal. Ketiga aspek manajemen tenaga kependidikan, Guru sekolah swasta masih ada yang belum memiliki kualitas akademik sarjana SI atau diplomat empat D IV kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi. Keempat aspek manajemen kesiswaan umumnya sekolah negeri menjadi pilihan pertama bagi siswa baru yang memiliki kemampuan akademik lebih baik. Sekolah swasta menjadi pilihan kedua jika mereka tidak diterima di sekolah negeri. Input siswa SMP Negeri rata-rata memiliki input yang lebih tinggi kualitasnya dibandingkan input siswa SMP Swasta. Kelima aspek Sarana dan prasarana penunjang pendidikan juga berbeda. Sekolah negeri lebih mudah melengkapi sarana dan prasarana pendidikan karena dibantu secara langsung oleh pemerintah. Sekolah swasta harus menyesuaikan dengan keadaan yayasan. Tetapi pada kenyataannya di sekolah negeri masih ada yang belum mempunyai laboratorium komputer dan sarana penunjang lainnya, sedangkan di sekolah swasta kebanyakan sudah mempunyai laboratorium komputer dan sarana penunjang lainnya bahkan ada yang mempunyai ruang kelas ber-AC. Suara merdeka, 7 Agustus 2006 Keenam aspek manajemen keuangan dan pembiayaan, pada sekolah negeri dan swasta memiliki Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS. Dalam RAPBS sekolah negeri biasanya lebih lengkap dan sumber dana maupun pengeluaran sekolah lebih sistematis, jelas dan terinci, sehingga lebih mudah dalam penganalisisannya, sedangkan pada sekolah swasta lebih berbentuk sederhana. Dari aspek sumber dana sekolah negeri lebih unggul hal ini karena sekolah negeri mendapat sumber dana dari pemerintah sedangkan sekolah swasta kekurangan dananya ditopang yayasan, dimana yayasan biasanya juga menyumbang dana yang sedikit, sedangkan penggunaan dan pengelolaan tiap sekolah memiliki strategi masing-masing dimana strategi itu disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Ketujuh pada aspek manajemen hubungan masyarakat sekolah negeri dan swasta sama- sama melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan peran serta dari masyarakat sekitar, dengan komite sekolah dan wali murid. Kegiatan-kegiatannya meliputi bakti sosial, reuni sekolah, ikut berpartisipasi mengikuti pameran yang dilaksanakan pemerintah daerah Semarang. Rapat dengan wali murid juga berjalan lancar, rapat dengan wali murid dilakukan setahun sekali, dan hal ini bisa dilakukan lebih dari 1 kali bagi siswa yang telah duduk dikelas IX, hal ini terkait dengan berbagai kebijakan mengenai kelulusan peserta didik. Kedelapan pada aspek manajemen layanan khusus dari laporan inventaris perpustakaan koleksi buku yang ada di sekolah negeri relatif lebih lengkap bila dibanding dengan sekolah swasta. Helmi Abbas 2005 menyebutkan bahwa, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah ditandai dengan adanya otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat tanpa mengabaikan kebijaksanaan nasional dengan harapan kemandirian sekolah, partisipasi orang tua dan masyarakat, efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Ivery Morphi 2005 menyebutkan bahwa, salah satu indikator efisiensi manajemen pendidikan adalah terkelolanya sekolah secara optimal dalam situasi yang kondusif, seluruh komponen manajemen sekolah memiliki kinerja yang efektif, serta kepala sekolah memegang peranan penting dalam keberhasilan manajemen sekolah. Retnoning 2004 menyimpulkan bahwa, implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SLTPN 2 Klaten sudah baik. Sekolah mengimplementasikan komponen manajemen sekolah secara optimal. Dari penelitian tersebut disimpulkan, untuk mengetahui sekolah mempunyai kualitas kinerja manajemen, bisa diketahui melalui indikator implementasi komponen-komponen manajemen sekolahnya. Cranston 2001 dalam penelitiannya yang berjudul Collaborative decision-making and school based management: challenges, rhetoric and reality menyebutkan bahwa dampak utama pembelajaran jangka panjang pada manajemen berbasis sekolah di prinsip-prinsip Queensland, memberikan tantangan yang lebih khusus dalam hal kapasitas dan kemampuannya untuk lebih bekerjasama dan meningkatkan mutu berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Manajemen berbasis sekolah melibatkan semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolahnya. Michael 1999 dalam penelitiannya yang berjudul “School-based Management Reconceptualizing to improve learning outcomes” mengemukakan bahwa MBS mampu mengubah kapasitas sekolah dan masyarakat untuk dapat meningkatkan pelatihan, dukungan, dan aspek yang lainnya dalam kapasitas pembangunan jangka panjang dan meningkatkan sumber daya yang ada di sekolah tersebut dalam konteks tanggungjawab dan tujuannya. Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi basis pendidikan. Mutu pendidikan di Kota Semarang menjadi cerminan dan barometer pelaksanaan layanan pendidikan di Jawa Tengah. Jumlah Sekolah Menengah Pertama baik negeri maupun swasta termasuk yang terbanyak di Jawa Tengah. Jumlah yang besar ini sangat ideal untuk dijadikan lokasi penelitian. Harapannya, hasil dari penelitian ini dapat menjadi cerminan mutu pendidikan di Jawa Tengah secara keseluruhan dengan mengambil sampel Kota Semarang. Persoalan-persoalan di atas melatarbelakangi keinginan peneliti untuk mencermati dan menganalisis secara lebih mendalam mengenai kebijakan peningkatan mutu pendidikan dasar di era desentralisasi dan otonomi daerah, lebih khusus lagi mengenai kinerja sekolah pada SMP Negeri dan SMP Swasta dikota semarang. untuk itu peneliti mengambil judul “ANALISIS KINERJA MANAJEMEN SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SMP NEGERI DAN SWASTA DI KOTA SEMARANG”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian