Kinerja Simpang Pembahasan PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 57

4.5. Kinerja Simpang

Dari hasil perhitungan kinerja simpang dilihat pada derajat kejenuhan DS , pada simpang Tiga Serangkai tidak memenuhi syarat karena DS 0,85, di coba untuk membuat desain ulang pada simpang tersebut dengan membuat Simpang tak Bersinyal menjadi Simpang Bersinyal. Direncanakan dengan pengaturan 2 fase.

4.6. Data Masukan dan Pembahasan Simpang Bersinyal

4.6.1 Geometrik, Pengaturan Lalu-lintas dan kondisi Lingkungan SIG I Informasi untuk diisi pada bagian atas Form SIG-1: 1 Umum Isilah tanggal, Dikerjakan oleh, Kota, Simpang, Hal dan Waktu pada judul formulir. 2 Ukuran kota Masukkan jumlah penduduk perkotaan ketelitian 0,1 jt penduduk 3 Fase dan waktu sinyal Pada kotak-kotak di bawah judul Formulir SIG-1 untuk menggambar diagram diagram fase yang ada jika ada. Masukkan waktu hijau g dan waktu antar hijau IG yang ada pada setiap kotak, dan masukkan waktu siklus dan waktu hilang total LTI= ∑IG untuk kasus yang ditinjau jika ada. 4 Belok kiri Iangsung Tunjukkan dalam diagram-diagram fase dalam pendekat-pendekat mana gerakan belok kiri langsung diijinkan gerakan membelok tersebut dapat dilakukan dalam semua fase tanpa memperhatikan sinyal. Pada bagian tengah dari formulir SIG I untuk membuat sketsa simpang tersebut dan masukan semua data masukan geometrik yang diperlukan : commit to user 58 Keterangan: Kolom 1 : Kode pendekatan yang digunakan untuk penempatan arah Kolom 2 : Tipe lingkungan jalan COM = Komersial, RES = Permukiman, RA = Akses terbatas. Kolom 3 :Tingkat Hambatan Samping Tinggi: Besar arus berangkat padatempat masuk dan keluar berkurang oleh karena aktivitas disamping jalan padapendekatan seperti angkutan umum berhenti,perjalan kaki berjalan sepanjang ataumelintasipendekat,kelur-masuk halaman disamping jalan Rendah: Besar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar tidak berkurang oleh hambatan samping dari jenis-jenis yang disebutkan diatas. Kolom 4 : Median jika terdapat median pada bagian kanan dari garis hentidalam pendekatan. Kolom 5 : Kelandaian kelandaian dalam , naik = +; turun = -. Kolom 6 :Belok Kiri Langsung LTOR diijinkan YaTidak pada pendekatan. Kolom 7 : Jarak ke Kendaraan Parkir jarak normal antara garis-henti dan kendaraan pertama yang diparkir disebelah hulu pendekatan. Kolom 8 :Lebar Pendekata W A merupakan lebar dari bagianpendekat diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu m. Kolom 9 : Lebar Pendekat W MASUK merupakan lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti m. Kolom 10 : Lebar Pendekat W LTOR merupakan dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan untuk belok kiri langsung. Kolom 11 : Lebar Pendekat W E merupakan lebar dari bagian yang diperkeras, yang digunakan dalam perhitungan kapasitas commit to user 59

4.6.2 Data Arus Lalu Lintas SIG II

Data survei arus lalu lintas simpang Tiga Serangkaipada jam puncak pagi dilakukan setiap 15 menit selama 2 jam. Survei dimulai pukul 06.00-08.00. Data yang didapat adalah arus kendaraan yang melewati simpang. Arus kendaraan yang terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor. Kemudian data dijadikan dalam satuan smpjam. Setelah mendapatkan data arus lalu lintas masukkan hasil survei dalam SIG II diketahui besarnya arus lalu lintas yang melewati Simpang Tiga Serangkai pada jam puncak. Keterangan: Kolom 1 : Kode pendekat terdiri arah Utara, Selatan, Barat, Timur. Kolom 2 :Arah arus kendaraan terdiri LTLTOR belok kiribelok kiri langsung, ST lurus, RT belok kanan. Kolom 3 : Jumlah arus kendaraanjam pada kendaraan ringan LV. Kolom 4 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp terlindung = 1,0 pada kendaraan ringan LV smpjam. Kolom 5 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp terlawan = 1,0 pada kendaraan ringan LV smpjam. Kolom 6 : Jumlah arus kendaraanjam pada kendaraan berat HV. Kolom 7 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp terlindung = 1,3 pada kendaraan berat HV smpjam. Kolom 8 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp terlindung = 1,3 pada kendaraan berat HV smpjam. Kolom 9 : Jumlah arus kendaraanjam pada sepeda motor MC. Kolom 10 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp terlindung = 0,2 pada sepeda motor MC smpjam. Kolom 11 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp terlindung = 0,4 pada sepeda motor MC smpjam. Kolom 12 : Hasil total seluruh kendaraanjam. commit to user 60 Kolom 13 : Hasil total seluruh kendaraan terlindung smpjam. Kolom 14 : Hasil total seluruh Kendaraan terlawan smpjam. Kolom 15 : Rasio kendaraan belok kiri P LT . jam smp Total jam smp LT P LT  Kolom 16 : Rasio kendaraan belok kanan P RT jam smp Total jam smp RT P RT  Kolom 17 : Jumlah arus kendaraan tak bermotor UM. Kolom 18 : Rasio kendaraan tak bermotor P UM . MV UM P UM 

4.6.3 Data Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang SIG III

Data yang terdiri dari Lalu Lintas Berangkat, Lalu Lintas Datang dan Waktu Merah Semua.

4.6.3.1 Waktu Hilang

1. Lalu Lintas Berangkat

Kolom 1 : Pendekat Timur, Barat, Utara dan Selatan. Kolom 2 : Kecepatan V EV mdtk. Dimana: V EV : kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang berangkat mdet. Namun dalam MKJI untuk nilai V EV : 10 mdet kendaraan bermotor, tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini. commit to user 61

2. Lalu Lintas Datang

Kolom 1 : Pendekat Timur, Barat, Utara dan Selatan. Kolom 2 : Kecepatan V AV mdet. Dimana: V AV : kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang datang mdet. Namun dalam MKJI untuk nilai V AV : 10 mdet kendaraan bermotor, tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini. Kolom 3 : Jarak Berangkat L EV – Datang L AV m Dimana: L EV dan L AV jarak dari garis henti ke titik konflik masing - masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang dating mdet, untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar pada lampiran.I EV : panjang kendaraan yang berangkat m. Namun dalam MKJI untuk nilai I EV : 5 m LV atau HV dan 2 m MC atau UM, tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini. Kolom 4 : Waktu Berangkat V EV – Datang V AV mdet. Dimana: V EV dan V AV kecepatan masing -masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang mdet, Namun dalam MKJI untuk nilai V AV : 10 mdet kendaraan bermotor, V EV : 10 mdet kendaraan bermotor 3 mdet kendaraan tak bermotor 1,2 mdet perjalan kaki, tergantung dari komposisi lalu lintasdan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini. commit to user 62

3. Waktu Merah Semua

Dapat dimasukkan dalam rumus sebagai berikut: Merah Semua            AV AV EV EV EV V L V I L          10 4 . 7 10 5 10 = 0.76 dibulatkan 2 detik Merah Semua            AV AV EV EV EV V L V I L          10 6 . 9 10 5 8 . 13 = 0,92 dibulatkan 2 detik Gambar Perhitungan waktu merah semua dapat dilihat pada lampiran D titik konflik simpang Tiga Serangkai.

4.6.3.2 Waktu Hilang

Waktu Hilang LTI merupakan jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap det. Waktu Hilang Total LTI dapat dihitung dengan waktu merah semua total ditambahkan dengan waktu kuning. LTI = Waktu merah semua + waktu kuning = 4 + 4 = 8 detik

4.6.4 Data Waktu Sinyal dan Kapasitas SIG IV

Keterangan SIG IV : Kolom 1 : Pendekat Utara, Barat, Timur dan Selatan. Kolom 2 : Nomor dari fase yang masing-masing pendekat atau gerakannya mempunyai nyala hijau. commit to user 63 Kolom 3 : Tipe dari setiap pendekat, pelindung P atau terlawan O. Kolom 4 : Rasio kendaraan berbelok kiri langsung P LTOR . Kolom 5 : Rasio kendaraan berbelok kiri P LT . Kolom 6 : Rasio kendaraan berbelok kanan P RT . Kolom 7 : Arus RT arah dari masing – masing pendekat Kolom 8 : Arus RT arah lawan dari masing – masing pendekat. Kolom 9 : Lebar efektif W E m. Kolom 10 : Nilai dasar S O Untuk tipe arus terlindung P E O W S   600 8 . 3 600   = 2280 smpjam Kolom 11 : Tipe pendekat ukuran kota F CS dapat dilihat dalam tabel 2.6. Kolom 12 : Tipe pendekat Hambatan Samping F SF Kolom 13 : FG, faktor kelandaian , diperoleh dari gambar 2.5. Contoh untuk kelandaian 0 maka faktor kelandaian FG = 1. Kolom 14 : Tipe pendekat Pakir F P dapat dilihat dalam grafik 2.6. Kolom 15 : Tipe pendekat terlindung belok kanan F RT dapat dilihat dalam grafik 2.7 berlaku bila tipe P, tanpa median dan jalan dua arah . Kolom 16 : Tipe pendekat terlindung belok kiri F LT dapat dilihat dalam grafik 2.8 berlaku bila tipe P, tanpa LTOR, tanpa median dan jalan dua arah . Kolom 17 : Nilai arus jenuh yang disesuaikan S dapat dihitung dengan rumus: LT RT P G SF CS F F F F F F S S        Kolom 18 : Arus lalu lintas Q smpjam. Kolom 19 : Rasio arus FR, dihitung dengan rumus: FR = QS Kolom 20 : Rasio fase PR. Kolom 21 : Waktu hijau det. Kolom 22 : Kapasitas C, dihitung dengan rumus: c g S C   commit to user 64 kolom 23 : Derajat kejenuhan DS, dapat dihitung dengan rumus: DS=QC

4.6.5 Panjang Antrian,Jumlah Kendaraan Terhanti, TundaanSIG V

Keterangan: SIG V: Kolom 1 : Kode pendekat terdiri arah Utara Barat, Timur, Selatan. Kolom 2 : Arus lalu lintas Q smpjam. Kolom 3 : Kapasitas C, dihitung dengan rumus: c g S C   Kolom 4 : Derajat kejenuhan DS, dapat dihitung dengan rumus: DS=QC. Kolom 5 : Rasio hijau GR,dapat dihitung dengan rumus: GR=gc. Kolom 6 : jumlah kendaraan antri smp NQ 1 yang tersisa dari fase hijau sebelumnya, dapat dihitung dengan rumus:                C DS DS DS c NQ 5 , 8 1 1 25 , 2 1 . Kolom 7 : jumlah kendaraan antri smp NQ 2 yang datang selama fase merah, dapat dihitung dengan rumus: 3600 1 1 2 Q DS GR GR c NQ       Kolom 8 : jumlah kendaraan antri yang tersisa dari fase hijau sebelumnya smp ditambah jumlah kendaraan antri yang datang selama fase merah, dapatdihitung dengan rumus: 2 1 NQ NQ NQ   1 Kolom 9 : Jumlah arus kendaraan antri max NQ MAX , Kolom 10 : QL , panjang antrian, diperoleh dengan rumus Wmasuk X NQ QL 20 max  Kolom 11 : Angka henti masing-masing pendekat. 3600 9 , X c Qx NQ x NS  commit to user 65 Kolom 12 :Angka henti seluruh simpang dengan cara membagi jumlah kendaraan terhenti pada seluruh pendekat dengan arus simpang total. Nsv= Q x NS Kolom 13 : Tundaan lalu lintas rata-rata pendekatan DT pengaruh timbal balikdengan gerakan-gerakan lainnya. DT = C x NQ cxA 3600 1  Kolom 14 : Tundaan geometri rata-rata DG akibat perlambatan dan percepatan ketika menunggu giliran pada suatu simpang. DG =   4 x Psv + 6 Pt x x Psv - 1 Keterangan : Psv = NS1 Pt = Rasio kendaraan berbelok dari SIG IV Kolom 15 :Tundaan rata-rata smpdet, dapat dihitung dengan rumus: D = DT+DG Kolom 16 : Tundaan total smpdet,dapat dihitung dengan rumus: DxQ. commit to user 66 commit to user 67 commit to user 68 commit to user 69 commit to user 70 commit to user 71

4.7. Pembahasan

Desain ulang Simpang Tak Bersinyal menjadi Simpang Bersinyal Tiga Serangkai di dasarkan pada kinerja simpang yang tidak memenuhi syarat yaitu Derajat kejenuhan lebih besar dari 0,85 DS0,85 maka direncanakan simpang bersinyal dengan 2 fase. Hasil perbandingan kinerja simpang dapat di lihat pada tabel di bawah ini :  Kondisi Simpang Tiga Serangkai Tak Bersinyal Tabel 4.13. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Simpang tak Bersinyal Pilihan Arus lalu lintas Derajat Tundaan Lalu Tundaan Lalu Tundaan lalu Tundaan Tundaan Peluang kejenuhan lintas simpang lintas Jl. Utama lintas jl. Minor Geometrik simpang antrian smpjam Detsmp Detsmp Detsmp Simpang Detsmp Detsmp DS DTI DTMA DTMI DG D OP 1 2439 0.97 15 11 20 4.00 19 40 - 80  Kondisi Tiga Serangkai Bersinyal dengan 2 fase Tabel 4.14. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Simpang Bersinyal 2 fase Pendekat Waktu Hijau g Waktu Siklus c Derajat kejenuhan Panjang Antrian QL Angka Henti NS Tundaan D detik detik DS m stopsmp detsmp T 16 40 0,717 36 0,863 17.01 U 16 0,717 66 0.887 17.80 S 16 0,535 38 0.717 12.19 commit to user 72 Waktu hijau minimum pada Simpang Tiga Serangkai di dasarkan pada waktu pejalan kaki menyeberang jalan. Tabel 4.15. Waktu Hijau Minimum Waktu Hijau Minimum Kode Pendekat Tipe Pendekat Lebar Pendekat Kecepatan V EV mdtk Waktu Hijau detik T P 8.23 1.2 9.9 B P 3.8 1.2 4.6 U O 7.4 1.2 8.9 S O 6.7 1.2 8.0 Tabel 4.16 Waktu Sinyal Simpang empat Tiga Serangkai Syarat:Waktu hijau waktu hijau minimum. Hasil perhitungan desain ulang kinerja simpang diatas menunjukan kinerja Simpang Tiga Serangkai menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat pada penurunan jumlah derajat kejenuhan DS lebih kecil dari 0,85 DS 0,85, panjang antrian QL, tundaan D juga terjadi penurunan dan waktu hijau sudah memenuhi syarat lebih dari waktu hijau minimum. Pendekat Waktu merah semua detik Waktu KuningFase detik Waktu Hijau detik Waktu Siklus Timur 2 2 16 40 Utara 2 2 16 Selatan 2 2 16 commit to user 73 Denah desainsimpang empat Tiga Serangkai dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Penempatan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas. Ket : 1. Penempatan alat pemberi Isyarat lalu-lintas dilakukan sedemikian rupa sehingga mudah di lihat dengan jelas oleh pengemudi, Pejalan kaki dan ditempatakan pada persimpangan di sisi jalur lalu-lintas menghadap arah datangnya lalu-lintas dan dapat diulangi pada sisi kanan atau sisi atas jalur lalu-lintas. 2. Tingi lampu bagian yang paling bawah sekurang-kurangnya 3m dari permukaan jalan. 3,60 3,10 4,20 3,20 3,8 U J l. Dr S oe po mo Jl. Ronggo Warsito Jl. Wora - Wari J l. Dr S oe po mo M : 2 K : 2 H :16 M : 2 K : 2 H :1 6 H : 16 K : 2 M : 2 Ket : M : Merah K : Kuning H : Hijau LTOR 3 2,23 3 commit to user 74

BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN

TIME SCHEDULE

5.1. Penghitungan Biaya Survey Dan Tenaga Ahli

1. Survei Geometrik Surveyor : 3 orang Waktu : 1 hari Harga Satuan : Rp 30.000,00 orghr Total Biaya : Jumlah Surveyor x Waktu x Harga Satuan : 3 x 1 x 30.000 : Rp 90.0000,00 2. Survei Pendahuluan Surveyor : 4 orang Waktu : 3 hari Harga Satuan : Rp 30.000,00 orghr Total Biaya : Jumlah Surveyor x Waktu x Harga Satuan : 4 x 3 x 30.000 : Rp 360.000,00 3. Survei Arus Lalu Lintas Surveyor : 9 orang Waktu : 1 hari Harga Satuan : Rp 30.000,00 orghr Total Biaya : Jumlah Surveyor x Waktu x Harga Satuan : 9 x 1 x 30.000 : Rp 270.000,00 Total Biaya Survey : Survey Geometrik+ Pendahuluan + Arus Lalu Lintas : 90.0000 + 360.000 + 270.000 :Rp 720.000,00 4. Tenaga Ahli Jumlah : 1 orang Waktu : 3 hari