Penyelesaian Masalah Rute Penyiraman Tanaman Menggunakan

46 Nilai 1 , , didapatkan dari Persamaan 2.12 dengan memasukan nilai � , ′, , dan nilai � 1 = � 2 = 0,5. Menurut Persamaan 2.13, untuk pelanggan A – J – D dengan menggunkan nilai � = 3,2 ; = 16; j = 5; = 13; = 14 , nilai ′ dan 1 , , diperoleh sebagai berikut: ′ = + j + = 16 + 5 +13 = 34. 1 , , = � 1 . � + � 2 . ′− = 0,5 . 3,2 + 0,5.34 – 14 = 11,6 b. Nilai 1 didapat dari Persamaan 2.11 dengan memilih nilai minimum dari 1 , , dimasing-masing rute awal. Misal untuk nilai 1 paling minimum untuk rute awal A – D – F – H - E – K – L – G – I – C – P – M – N – O – Q – B – A adalah 5,85 dengan urutan pelanggan yaitu C-J-P. Selanjutnya mencari nilai 2 yang didapatkan dari Persamaan 2.16 dengan memasukan nilai , 1 , dan nilai =1. 2 = . − 1 = 1 . 5 – 5,85 = - 0,85 Setelah masing-masing nilai 2 untuk setiap rute awal diketahui, selanjutnya adalah memilih nilai c 2 paling maksimum untuk diinsersikan. Didapat Pelanggan dengan nilai maksimum untuk 2 adalah -0,85 yaitu yang berada di pelanggan C – J – P yang kemudian akan diinsersikan ke dalam rute yang sedang dibentuk C – P menarik kembali titik u, dalam hal ini adalah titik J. c. Karena dari langkah b diperoleh rute C-P, selanjutnya pada Tabel 4.2 ditampilkan perubahan rute yang dibentuk diawal. 47 Tabel 4.2. Hasil Perubahan Rute no Rute Awal Rute Perubahan i A –D–F–H–E–K–L–G–I– C –P–M–N–O–Q–B–A A-D-F-H-E-K-L-G-I-C-P-M-N-O-Q-B-A ii A –D–F–H–E–K–L–G–I– C –O–P–M–N–Q–B–A A-D-F-H-E-K-L-G-I-O-C-P-M-N-Q-B-A A-D-F-H-E-K-L-G-I-C-P-O-M-N-Q-B-A iii A –B–C–D–E–F–G–H–I– K –L–M–N–O–P–Q–A A-B-D-E-F-G-H-I-K-L-M-N-O-C-P-Q-A A-B-C-P-D-E-F-G-H-I-K-L-M-N-O-Q-A iv A –I–B–C–D–E–H–F–G– L –K–P–O–N–M–Q–A A-I-B-D-E-H-F-G-L-K-C-P-O-N-M-Q-A A-I-B-C-P-D-E-H-F-G-L-K-O-N-M-Q-A Dari Tabel Iterasi 2 penentuan rute pada tahap route construction di Lampiran 5 halaman 79, dengan menggunakan tahapan yang ada dilangkah a dan b, diperoleh nilai maksimum untuk 2 = -2,15 yaitu yang berada di pelanggan G – J – H yang kemudian akan diinsersikan ke dalam rute yang sedang dibentuk G – H menarik kembali titik u yaitu titik J. Sampai tahap ini diperoleh dua urutan yaitu C – P dan G – H. Langkah dilanjutkan seperti pada langkah iterasi 1 dan 2. Iterasi akan berhenti setelah semua titik masuk ke dalam rute. Lebih lengkap dapat dilihat di Lampiran 5 halaman 81. Diperoleh rute hasil tahap Route Construction adalah A – I – Q – B – N – F – L – G – H – D – O – E – K – C – P – M – A. Selanjutnya rute tersebut akan dioprasikan pada tahap Route Minimization. b Route Minimization Setelah terbentuk rute di tahap Route Construction yaitu A – I – Q – B – N – F – L – G – H – D – O – E – K – C – P – M – A, rute tersebut 48 hasilnya melebihi batas kapasitas kendaraan yang tersedia, maka dilakukan langkah selanjutnya yaitu mengurangi banyaknya rute menggunakan prosedur ejection pool. Hasil dari mengurangi titik di dalam rute tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Hasil Pengurangan Banyaknya Rute Rute Kapasitas Air liter A – I – Q – A 1914 A – B – A 10415 A – N – F – L – A 3220 A – G – H – D – O – E – K – C – P – A 4564 A – M – A 2400 A – J – A 250 Total 22763 Rute-rute yang memiliki pelanggan dengan jumlah sedikit, selanjutnya digabungkan menjadi satu rute dalam ejection pool dengan syarat tidak melebihi kapasitas truk. Rute ejection pool yang dihasilkan yaitu A – I – Q – M – J – A, sehingga akan terbentuk rute sebagai berikut: Rute 1 = A – G – H – D – O – E – K – C – P – A Rute 2 = A – N – F – L – A Rute 3 = A – B – A Rute ejection pool = A – I – Q – M – J – A . Dikarenakan titik B memiliki wilayah yang luas, sehingga kebutuhan airnya sangat banyak yaitu 10415 liter memerlukan minimal dua truk untuk menyiraminya. Oleh karena itu khusus titik B harus dikunjungi minimal dua kali. Pada tahap ini hanya digunakan rute 1, rute 2 dan rute ejection pool EP. Terlihat pada Tabel 4.4. 49 Tabel 4.4 Hasil Pembentukan Rute Ejection Pool Rute Urutan Rute Jarak km Kapasitas Air liter 1 A-G-H-D-O-E-K-C-P-A 22,1 4564 2 A-N-F-L-A 10,9 3220 EP A-I-Q-M-J-A 12,3 4564 Selama EP masih berisi pelanggan dan rute kurang dari kapasitas maksimum, maka harus memilih salah satu titik yang terdapat di EP yang selanjutnya akan diletakkan ke rute lain. Akan dijelaskan cara memilih titik di EP yang memungkinkan akan diletakkan di rute 1 dengan kapasitas tidak melebihi kapasitas maksimum atau kurang dari 5000 liter dan jarak yang ditempuh paling minimun pada Lampiran 6 halaman 127. Misalnya titik yang dipilih dari Rute Ejection Pool EP untuk dipindahkan ke rute 1 yaitu titik I. Perubahan kapasitas di rute 1 diperoleh dari penjumlahan kapasitas yang ada di Tabel 4.4 yaitu 4564 liter ditambah kapasitas air di titik I sebanyak 120 liter, sehingga kapasitasnya berubah menjadi 4684 liter. Titik I layak untuk dilakukan karena kapasitas perubahannya tidak melebihi kapasitas maksimum. Selanjutnya rute yang dapat dibentuk setelah mendapatkan tambahan titik I sebanyak 9 rute baru. Bila penambahan titik dari rute EP ke rute 1 mengakibatkan kapasitas di rute 1 melebihi 5000 liter, sehingga penambahan titik tersebut tidak layak dan mengakibatkan tidak bisa dijalankan rute tersebut seperti yang terjadi pada titik Q dan M. Jarak yang dipaling adalah jarak yang paling minimum dari jarak yang layak dilakukan yaitu 21,5 km dalam hal ini berada di titik J yang mengakibatkan rute 1 50 menjadi A – G – J – H – D – O – E – K – C – P – A dan EP menjadi A – I – Q – M – A. Pada Tabel 4.5 yang menjelaskan cara memilih titik di EP yang mungkin akan diletakan di rute 2 dengan kapasitas tidak melebihi kapasitas maksimum atau kurang dari 5000 liter dan jarak yang ditempuh paling minimun. Misalnya titik yang dipilih dari Rute Ejection Pool EP untuk dipindahkan ke rute 2 yaitu titik I. Perubahan kapasitas di rute 2 diperoleh dari penjumlahan kapasitas yang ada di Tabel 4.4 yaitu 3220 liter ditambah kapasitas air di titik I sebanyak 120 liter, sehingga kapasitasnya berubah menjadi 3340 liter. Titik I layak untuk dilakukan karena kapasitas perubahannya tidak melebihi kapasitas maksimum. Selanjutnya rute yang dapat dibentuk setelah mendapatkan tambahan titik I sebanyak 4 rute baru yaitu A – I – N – F – L – A, A – N – I – F – L – A, A – N – F – I – L – A, dan A – N – F – L – I – A. Bila penambahan titik dari rute EP ke rute 2 mengakibatkan kapasitas di rute 2 melebihi 5000 liter, sehingga penambahan titik tersebut tidak layak dan mengakibatkan tidak bisa dijalankan rute tersebut seperti yang terjadi pada titik Q dan M. Jarak yang dipaling adalah jarak yang paling minimum dari jarak yang layak dilakukan yaitu 11,5 km dalam hal ini berada di titik I yang mengakibatkan rute 2 menjadi A – I – N – F – L – A dan EP menjadi A – Q – M – A. 51 Tabel 4.5 Hasil Pembentukan Rute Ejection Pool dengan Rute 2 No Titik di EP Kapasitas di Rute 2 liter Kelayakan Perubahan Rute 2 Jarak km Jarak min km 1 I 3340 Layak A-I-N-F-L-A 11,5 11,5 2 A-N-I-F-L-A 12,5 3 A-N-F-I-L-A 14 4 A-N-F-L-I-A 12,3 5 Q 5014 Tidak Layak A-Q-N-F-L-A - 6 A-N-Q-F-L-A - 7 A-N-F-Q-L-A - 8 A-N-F-L-Q-A - 9 M 5620 Tidak Layak A-M-N-F-L-A - 10 A-N-M-F-L-A - 11 A-N-F-M-L-A - 12 A-N-F-L-M-A - 13 J 3470 Layak A-J-N-F-L-A 14,4 14 A-N-J-F-L-A 12,2 15 A-N-F-J-L-A 11,95 16 A-N-F-L-J-A 12,95 Rute yang terbentuk setelah memindahkan satu titik di EP ke Rute 1 dan Rute 2 dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Hasil Pembentukan Rute 1 dan Rute 2 dari Rute Ejection Pool Rute Urutan Rute Jarak km Kapasitas liter Waktu menit 1 A-G-J-H-D-O-E-K-C-P-A 21,5 4814 336 2 A-I-N-F-L-A 11,5 3340 210 EP A-Q-M-A 6,1 4194 229 Tahap selanjutnya adalah memilih titik yang terdapat dirute 1 dan rute 2 selain titik yang sebelumnya merupakan pindahan dari EP yang bisa dipindahkan ke EP dan masih memungkinkan untuk dilakukan oleh rute EP tersebut dengan syarat kapasitas tidak melebihi kapasitas 52 maksimum dan jaraknya kurang dari EP yang dibentuk pada Tabel 4.6 yaitu 6,1 km. Dari Lampiran 7 halaman 128 diperoleh jarak minimum untuk rute EP yaitu 6,05 km. Rute EP berubah menjadi A – Q – M – O – A. Pada tahap Route Minimization, algoritma prosedur pengurangan rute dengan ejection pool menghasilkan rute yang dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Tahap Route Minimization Rute Urutan Rute Jarak km Kapasitas liter Waktu menit 1 A-G-J-H-D-E-K-C-P-A 18,7 4774 316 2 A-I-N-F-L-A 11,5 3340 210 3 A – B – A 4,4 10415 555 4 A-Q-M-O-A 6,05 4234 236 Dikarenakan titik B memiliki wilayah yang luas, sehingga kebutuhan airnya sangat banyak yaitu 10415 liter memerlukan minimal dua truk untuk menyiraminya. Oleh karena itu khusus titik B harus dikunjungi minimal dua kali. 2. Tahap Distance Improvement Total Jarak Pada tahap ini dilakukan untuk memperbaiki rute dari total jarak yang dibentuk dari tahap sebelumnya agar lebih optimum. Menggunakan data yang ada pada Tabel 4.7, rute yang dapat dioperasikan dengan tahap distance Improvement total jarak hanya tiga rute yaitu: Rute 1 = A – G – J – H – D – E – K – C – P – A Rute 2 = A – I – N – F – L – A 53 Rute 4 = A – Q – M – O – A. Rute 3 tidak bisa dioperasikan dikarenakan titik B memiliki wilayah yang luas, sehingga kebutuhan airnya sangat banyak yaitu 10415 liter memerlukan minimal dua truk untuk menyiraminya. Oleh karena itu khusus titik B memiliki rute khusus yang harus dikunjungi minimal dua kali. Rute 1 merupakan rute yang memiliki titik terbanyak dari pada rute yang lain, sehingga rute 1 akan dioperasikan menggunakan satu rute Single-route. Pengoperasian menggunakan dua rute Multi-route dilakukan pada rute 2 dan 4 dikarenakan rute tersebut memiliki sedikit titik dibandingkan rute 1. Tahap distance improvement total jarak yang akan dilakukan pada satu rute atau dua rute, bergantung bagaimana tahap improvement total jarak dioperasikan adalah sebagai berikut: a Satu Rute Single-route Single -route akan dilakukan untuk rute 1 yang tidak akan berdampak pada rute lain. Tahap improvement total jarak untuk satu rute dioperasikan sebagai berikut: 1. Relocate Relocate adalah memindahkan suatu pelanggan v i sebelum pelanggan v j dalam satu rute, dalam hal ini pelanggan merupakan sebuah titik. Menggunakan rute 1 yaitu A – G – J – H – D – E – K – C – P – A dapat dibentuk 49 rute baru, salah satunya adalah A – J – G – H – D – E – K – C – P – A yang terbentuk dari memindahkan titik J ke sebelum titik G dengan jarak yang dibentuk sepanjang 20,6 km. 54 Rute yang terbentuk pada tahap relocate untuk rute 1dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 129. Dari tahap ini diperoleh penghematan jarak menjadi sepanjang 17,25 km dari yang sebelumnya 18,7 km, rute baru yang terbentuk yaitu A – G – K – J – H – D – E – C – P –A. 2. Exchange Exchange adalah menukar posisi dua pelanggan yaitu v i dan v j dalam satu rute. Rute yang digunakan merupakan hasil dari tahap Relocate yaitu A – G – K – J – H – D – E – C – P –A yang kemudian dioperasikan ke tahap ini. Misalkan titik K ditukarkan posisinya dengan titik G, sehingga rutenya menjadi A – K – G – J – H – D – E – C – P – A dengan panjang jarak yaitu 18,7 km. Rute yang terbentuk pada tahap exchange sebanyak 28 rute yang dilihat pada Lampiran 9 halaman 131. Dari tahap ini diperoleh rute penghematan yaitu A – G – K – J – H – D – C – E – P – A dengan panjang jaraknya 16,85 km dari rute sebelumnya yaitu 17,25 km. 3. 2-Opt 2-Opt adalah memotong rute yang berisi sejumlah pelanggan berurutan menjadi dua rute dan menggabungkan rute tersebut menjadi rute baru. Menggunakan data yang dihasilkan dari tahap exchange yaitu A – G – K – J – H – D – C – E – P – A. Pada tahap ini langkah awal yaitu harus menghilangkan salah satu titik depot baik yang awal atau akhir, sehingga rute menjadi A – G – K – J – H – D – C – E – P atau G – K – J – H – D – C – E – P – A . 55 Langkah selanjutnya adalah memotong rute tersebut menjadi dua bagian, dalam hal ini mengambil rute A – G – K – J – H – D – C – E – P. Salah satu hasil potongan tersebut yaitu A – G dan K – J – H – D – C – E – P yang selanjutnya digabungkan dengan cara sebagai berikut: A – G K – J – H – D – C – E – P Gambar 4.4 Pembentukan Rute 2 - Opt untuk Single-route Rute baru yang terbentuk adalah K – J – H – D – C – E – P – G – A. Jika sebuah rute diawal dan diakhiri depot, maka rute tersebut menjadi A – K – J – H – D – C – E – P – G – A. Rute yang terbentuk pada tahap ini sebanyak 14 rute baru yang dapat dilihat di Lampiran 10 halaman 132. Dari Lampiran 10 halaman 132 terlihat pada tahap ini tidak diperoleh rute penghematan baru dikarena panjang jarak yang terbentuk tidak ada yang kurang dari dengan panjang jarak sebelumnya yaitu 16,85 km. Oleh karena itu, rute yang digunakan adalah A – G – K – J – H – D – C – E – P – A. 4. Or-Opt Or-Opt adalah menukarkan sebuah rute yang berisi sejumlah pelanggan , …, +k−1 sebanyak k ke posisi yang lain dengan k 3. Untuk k = 1 sudah dilakukan pada tahap relocate, sehingga dalam tahap ini hanya dilakukan pada k = 2 dan k = 3. Rute yang digunakan adalah A – G – K – J – H – D – C – E – P – A. Ambil k = 2 dengan rute terpilih 56 yaitu G – K yang akan dipindahkan ke posisi titik J, sehingga rute yang dihasilkan adalah A – J – G – K – H – D – C – E – P – A. Hasil tahap ini dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 133. Dari tahap ini diperoleh rute penghematan yaitu A – E – H – D – C –G – K – J – P – A dengan panjang jaraknya 16,6 km dari rute sebelumnya 16,85 km. b Dua Rute Multi-route Tahap Multi -route akan dilakukan terhadap sepasang atau dua rute yang berbeda yaitu rute 2 dan rute 4. Tahap improvement total jarak untuk dua rute dioperasikan sebagai berikut: a. Relocate Relocate adalah memindahkan suatu pelanggan v i dari rute 2 sebelum pelanggan v p’ pada rute rute 4, dalam hal ini pelanggan merupakan sebuah titik. Menggunakan rute 2, diambil salah satu titik yang akan dipindahkan ke rute 4, misalnya titik I yang dipindahkan ke sebelum titik Q dari rute 4, sehingga rute baru yang dibentuk adalah A – I – Q – M – O – A. Lakukan langkah tersebut terhadap semua titik yang ada dengan mempertimbangkan juga kapasitas dan waktu pelayanan. Dari tahap ini diperoleh 17 rute baru yang dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 134. Dari tahap ini diperoleh jarak total minimum untuk dua rute adalah 17,53 km. Rute 2 ditambahkan titik O sebelum titik I, sehingga berubah menjadi A –I – N – O – F – L – A dengan panjang jaraknya 11,43 km. Rute 4 dikurangi titik O untuk dipindahkan ke rute 2, sehingga berubah 57 menjadi A – Q – M – A dengan panjang jaraknya 6,1 km. Dua rute baru ini selanjutnya digunakan untuk tahap Exchange. b. Exchange Exchange adalah menukar pelanggan v i pada rute 2 dengan v p pada rute rute 4. Rute 4 yaitu A – Q – M – A, titik Q ditukarkan posisinya dengan salah satu titik di rute 2 yaitu titik O, sehingga rute 2 menjadi A – Q – N – O – F – L – A akan tetapi tidak layak karena kapasitasnya 5054 liter melebihi kapasitas kendaraan yaitu 5000 liter. Rute yang dibentuk setelah penukaran titik Q dengan O tidak layak. Rute yang terbentuk pada tahap exchange sebanyak 10 rute yang dilihat pada Lampiran 13 halaman 135 dengan rincian 3 rute yang layak dibuat dan 7 rute tidak layak dilakukan karena melebihi kapasitas kendaraan yaitu 5000 liter. Dari tahap ini tidak diperoleh rute penghemat karena jarak total yang diperoleh masing-masing pelanggan melebihi total jarak yang dibentuk pada tahap relocate. Oleh sebab itu, rute yang digunakan adalah rute yang dibentuk pada tahap relocate. c. 2-Opt 2-Opt adalah menukar bagian ekorbelakang dari masing - masing rute. Menggunakan data yang dihasilkan pada tahap relocate yaitu A – I – N – O – F – L – A yang merupakan rute 2 dan A – Q – M – A sebagai rute 4. Pada tahap ini, titik paling belakang untuk rute 2 dan rute 4 akan ditukar, sehingga membentuk rute baru yaitu: 58 Rute 2 = A –I – N – O – F – M – A Rute 4 = A – Q – L – A. Dapat dilihat pada Tabel 4.8 untuk keterangan masing - masing rute tersebut. Tabel 4.8 Tabel 2-Opt untuk Multi-Route Rute Kapasitas liter Kelayakan Jarak km A-I-N-O-F-M-A 5620 Tidak Layak - A-Q-L-A 1954 Layak 8,1 Rute A-I-N-O-F-M-A tidak layak karena kapasitasnya melebihi 5000 liter, sehingga hasil 2-Opt tidak layak dilakukan dan rute yang digunakan kembali lagi ke sebelumnya yaitu rute yang dibentuk pada tahap relocate. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa rute penyiraman tanaman di Kota Yogyakarta menggunakan Artificial Immune System AIS dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Rute Penyiraman menggunakan Artificial Immune System AIS Rute Kapasitas Air liter Jarak Tempuh km Waktu Tempuh menit A – E – H – D – C –G – K – J – P – A 4774 16,6 308 A –I – N – O – F – L – A 3380 11,43 212 A – B – A 10415 4,4 555 A – Q – M – A 4194 6,1 229 Total 22763 38,53 1304 Dikarenakan titik B memiliki wilayah yang luas, sehingga kebutuhan airnya sangat banyak yaitu 10415 liter memerlukan minimal 59 dua truk untuk menyiraminya. Oleh karena itu khusus titik B harus dikunjungi minimal dua kali. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui hasil penyelesaian rute perjalanan untuk penyiraman tanaman di Kota Yogyakarta menggunakan Algoritma Artificial Immune System AIS adalah sebagai berikut: Untuk rute 1 = A – E – H – D – C – G – K – J – P – A , yaitu: DLH – Jl. Kyai Mojo – Jl. Tentara Rakyat Mataram – Jl. Magelang – Jl. Diponegoro – Depan Samsat Yogyakarta – Jl. Pembela Tanah Air – Jl. Hos Cokro Aminoto – Jl. Mataram – DLH. Untuk rute 2 = A – I – N – O – F – L – A, yaitu: DLH – Perpustakaan pusat – Taman Adipura – Jembatan Kewek – Jl. Tentara Pelajar – Jl. Jlagran Lor – DLH. Untuk rute 3 = A – B – A, yaitu: DLH - Jl. Sudirman Barat – DLH. Untuk rute 4 = A – Q – M – A, yaitu: DLH –Jl. Atmo Sukarto – Jl. Abu Bakar Ali – DLH. Rute –rute tersebut dapat dibentuk sebagai suatu graf untuk penyelesaian rute perjalanan untuk penyiraman tanaman di Kota Yogyakarta sebagai berikut: 60 Gambar 4.5 Graf Rute Penyiraman Tanaman di Kota Yogyakarta Menggunakan Algoritma Artificial Immune System AIS Keterangan : Rute 1 Rute 3 Rute 2 Rute 4

C. Penyelesaian Masalah Rute Penyiraman Tanaman Menggunakan

Algoritma Clarke and Wright Savings Rute penyiraman tanaman di Kota Yogyakarta untuk 16 titik lokasi menggunakan truk tangki dengan 5000 liter akan dibuat matriks jarak terlebih dahulu dengan entri-entrinya adalah jarak depot dengan lokasi penyiraman dan antar lokasi penyiraman, dengan menggunakan data yang terdapat di Lampiran 3 halaman 80. Langkah selanjutnya adalah membuat nilai penghematan. Nilai penghematan tersebut diperoleh menggunakan Persamaan 2.17 dengan memasukkan nilai jarak. A B P C Q D E F G H I J K L M N O 61 21 = o + o − = 3,7+ 2,1 - 0,75 = 5,05 Menggunakan cara yang sama diperoleh matriks penghematan untuk semua titik yang disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Matriks Penghematan km R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4,2 5,05 5,2 5,4 4,6 4,6 4,6 4,2 4,6 4,9 4,5 4,5 4,1 4,2 4 3,2 2 5,05 7,4 6,8 6,65 6,6 6,6 6,6 4,1 6,6 6,8 6,4 5,7 5,3 5,4 5,1 4 3 2,2 4,6 8,6 4,4 4 4,3 4,3 1,7 4,3 4,6 4,2 3,2 2,9 2,9 2,3 1,6 4 3,5 6,2 6,1 7,2 6,95 6,85 7,2 2,9 7,2 7,1 6,7 5,3 5 5 4,8 3,2 5 4,7 7,4 7,2 7,25 8,4 6,9 7,2 4,1 7,2 7,1 6,7 5,7 5,3 5,4 5,1 4,1 6 2,2 5,3 5,1 5,1 6,3 8 6,2 3,5 8 8,25 7,85 5,9 5,9 5,7 5,2 3,9 7 4,2 6,95 6,8 6,3 7,5 7,35 8 3,6 7,4 7,6 7,2 5,8 5,5 5,5 5,3 3,7 8 3,9 4 3,9 3,9 3,9 3,9 3,9 4,4 3,9 4,2 3,9 3,9 3,8 3,9 3,7 3,3 9 4,2 7 6,8 6,8 8 7,8 7,9 3,9 10 9,35 8,45 6,3 6,5 6 5,8 4,2 10 4,5 7,2 7,1 7,1 8,2 8,1 8,15 4,1 9,35 9,6 8,75 6,8 6,7 6,5 6,3 4,5 11 4,1 6,8 6,7 6,7 7,8 7,65 7,75 4,5 8,45 8,75 8,8 6,9 6,8 6,6 6,4 4,8 12 4,3 4,9 4,8 4,9 4,8 4,8 4,8 4,8 5,8 6 6,1 7,2 6,05 6,15 5,9 5,1 13 3,9 4,6 4,5 4,5 5,5 5,4 4,5 4,4 6,2 6,5 6,5 6,86 6,8 6,57 6,35 4,8 14 3,9 4,8 4,6 4,6 5,8 5,6 5,7 4,4 6,4 6,7 6,8 6,789 6,731 6,8 6,6 4,7 15 3,6 4,8 4,6 4,6 5,8 5,7 5,7 4,1 6,5 6,7 6,8 5,2 5,2 5,3 7,4 4,8 16 3,4 3,8 3,7 3,8 4 3,8 3,9 3,9 4,6 4,9 5 5 4,9 5 4,9 5,2 Setelah matriks penghematan terbentuk, selanjutnya menentukan kelompok rute berdasarkan nilai penghematan yang terbesar sampai yang terkecil dari Tabel.4.10. Langkah ini merupakan iterasi dari matriks penghematan, dimana jika nilai penghematan terbesar tedapat pada Sij maka baris i dan kolom j dicoret, lalu i dan j digabungkan dalam satu kelompok rute, demikian seterusnya sampai iterasi yang terakhir. Selanjutnya pengelompokkan rute berdasarkan nilai penghematan diperoleh dari penggabungan hasil iterasi matriks penghematan tersebut. Kemudian mengurutkan daftar tujuantitik sesuai dengan kelompok rute yang berdasarkan nilai penghematan tersebut. 62 Langkah-langkah untuk pembentukan kelompok rute, sebagai berikut: 1. Memilih nilai penghematan terbesar dalam Tabel 4.10, yaitu 10 yang letaknya berada di S 99 . Menggabungkan titik 9 dan titik 9 menjadi satu rute dalam rute 1, kemudian mencoret semua kolom pada baris 9 dan mencoret semua baris pada kolom 9. Rute yang terbentuk adalah: Rute 1 = 0 - 9 atau A - J. Untuk rute ini kapasitas air yang diperlukan adalah 250 liter dan waktu yang diperlukan adalah 16 + 13 + 17 = 46 menit. Rute ini masih belum melampaui kapasitas dari truk yaitu 5000 liter dan masih belum melampaui waktu kerja yaitu 540 menit. Pengelompokan ini terlihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Iterasi 1 Pengelompokan Rute Berdasarkan Matriks Penghematan R 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 4,2 5,05 5,2 5,4 4,6 4,6 4,6 4,2 4,6 4,9 4,5 4,5 4,1 4,2 4 3,2 2 5,05 7,4 6,8 6,65 6,6 6,6 6,6 4,1 6,6 6,8 6,4 5,7 5,3 5,4 5,1 4 3 2,2 4,6 8,6 4,4 4 4,3 4,3 1,7 4,3 4,6 4,2 3,2 2,9 2,9 2,3 1,6 4 3,5 6,2 6,1 7,2 6,95 6,85 7,2 2,9 7,2 7,1 6,7 5,3 5 5 4,8 3,2 5 4,7 7,4 7,2 7,25 8,4 6,9 7,2 4,1 7,2 7,1 6,7 5,7 5,3 5,4 5,1 4,1 6 2,2 5,3 5,1 5,1 6,3 8 6,2 3,5 8 8,25 7,85 5,9 5,9 5,7 5,2 3,9 7 4,2 6,95 6,8 6,3 7,5 7,35 8 3,6 7,4 7,6 7,2 5,8 5,5 5,5 5,3 3,7 8 3,9 4 3,9 3,9 3,9 3,9 3,9 4,4 3,9 4,2 3,9 3,9 3,8 3,9 3,7 3,3 9 4,2 7 6,8 6,8 8 7,8 7,9 3,9 10 9,35 8,45 6,3 6,5 6 5,8 4,2 10 4,5 7,2 7,1 7,1 8,2 8,1 8,15 4,1 9,35 9,6 8,75 6,8 6,7 6,5 6,3 4,5 11 4,1 6,8 6,7 6,7 7,8 7,65 7,75 4,5 8,45 8,75 8,8 6,9 6,8 6,6 6,4 4,8 12 4,3 4,9 4,8 4,9 4,8 4,8 4,8 4,8 5,8 6 6,1 7,2 6,05 6,15 5,9 5,1 13 3,9 4,6 4,5 4,5 5,5 5,4 4,5 4,4 6,2 6,5 6,5 6,86 6,8 6,57 6,35 4,8 14 3,9 4,8 4,6 4,6 5,8 5,6 5,7 4,4 6,4 6,7 6,8 6,789 6,731 6,8 6,6 4,7 15 3,6 4,8 4,6 4,6 5,8 5,7 5,7 4,1 6,5 6,7 6,8 5,2 5,2 5,3 7,4 4,8 16 3,4 3,8 3,7 3,8 4 3,8 3,9 3,9 4,6 4,9 5 5 4,9 5 4,9 5,2 2. Memilih nilai penghematan terbesar berikutnya dalam Tabel 4.10, yaitu 9,6 yang letaknya berada di S 1010 . Menggabungkan titik 10 dengan titik 10 menjadi satu rute dalam rute 2, kemudian mencoret semua kolom pada baris