Kebutuhan Tidur Latihan Fisik dan Kelelahan Stres Emosional Gaya Hidup dan Kebiasaan

4 kembali ketahap 3 dan 2 selama ± 20 menit. Tahap REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit, melengkapi siklus tidur yang pertama Potter Perry, 2005. Siklus tidur orang dewasa : Skema 2.1.Siklus Tidur pada Orang Dewasa Sumber : Potter Perry, 2005.

2.1.3.4 Kebutuhan Tidur

Menurut para ahli dari National Sleep Foundation NSF Amerika 2015, rekomendasi durasi tidur yang spesifik bagi tiap jenjang usia: Tabel 2.1. Tabel jumlah kebutuhan tidur per usia Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur 0-3 bulan Bayi baru lahir 14-17 jam hari 4-1 bulan Masa bayi 12-15 jam hari 1-2 tahun Masa anak 11-14 jam hari 3-5 tahun Masa prasekolah 10-13 jam hari Tahap pratidur NREM tahap 1 NREM tahap 2 NREM tahap 3 NREM tahap 4 NREM tahap 2 NREM tahap 3 Tidur REM 6-13 tahun Masa sekolah 9-11 jam hari 14-17 tahun Masa remaja 8-10 jam hari 18-25 tahun Masa dewasa mudah 7-9 jam hari 26-64 tahun Masa dewasa 7-9 jam hari 65 tahun Masa dewasa tua 7-8 jam hari Sumber : National Sleep Foundation 2015. 2.1.3.5 Gangguan Tidur 2.1.3.5.1 Insomnia Menurut Chaplin 2001 insomnia adalah ketidakmampuan yang kronis untuk tidur. Ini akan menjadi gangguan jangka pendek jika berakhir dalam waktu hanya beberapa malam, namun akan menjadi kronik jika berbulan-bulan atau semakin lama. Insomnia didefinisikan sebagai kesulitan dengan inisiasi pemeliharaan durasi atau kualitas dari tidur yang mengakibatkan aktifitas di siang hari terganggu, meskipun memiliki kesempatan dan situasi yang memadai untuk tidur Potter Perry, 2005. Pola tidur akan kembali normal ketika rutinitas kembali seperti biasanya. Insomnia kronik mungkin disebabkan karena depresi, medikasi, perilaku, atau masalah psikologi. 2.1.3.5.2 Hipersomnia Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu terjadi kelebihan waktu tidur, terutama pada siang hari Kozier, 2004. Hipersomnia dapat disebabkan karena kondisi media, seperti adanya kerusakan pada sistem syaraf pusat, gangguan metabolik asidosis diabetic dan Hipotiroidisme. Seseorang tertidur 8 - 12 jam dan kesulitan bangun di pagi hari kadang dikenal sebagai tidur dengan keadaan mabuk Harkreader,2007. 2.1.3.5.3 Gangguan Irama Sirkadian Gangguan tidur irama sirkardian terjadi karena tidak tepatnya jadwal tidur seseorang dengan pola normal tidur sirkardiannya Harkreader, Hogan, Thobaben, 2007. Seperti seseorang tidak tidur ketika orang tersebut berharap untuk tidur, ingin tidur, ataupun pada saat membutuhkan tidur. Sebaliknya, seseorang mengantuk disaat waktu yang tidak diinginkan. Gangguan irama sirkardian sering terjadi adalah gangguan tidur pada pekerja shift dan syndrome jet lag. Pekerja shift yang terjadi perubahan jadwal kerja harus mengatur jam biologisnya untuk mempertahankan performa kerja dan tidur di waktu yang tepat. ASDA 1997 dan Greaber 1994 memiliki pandangan yang sama bahwa jet lag terjadi ketika seseorang melakukan perjalanan dari negara barat ke timur dengan melintasi zona waktu, dapat menyebabkan tidur yang buruk Craven Hirnle, 2000.

2.1.3.5.4 Sleep Apnea

Sleep apnea adalah kondisi dimana seseorang akan berhenti nafasnya dalam periode singkat selama tidur Kozier, Erb, Bernam, dan Snyder, 2004. Ada tiga tipe sleep apnea: obstruktif, sentral dan mixed complex. Apnea obstuktif disebabkan oleh jaringan halus yang berelaksi, dimana membuat sebagian sampai seluruhanya tersumbat di saluran nafas. Syndrom sleep apnea obstruktif merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi, stroke, dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Szentkiralyi, Madarasz, dan Novak, 2009 berpendapat bahwa kondisi somatic lainnya seperti syndrome metabolic, diabetes dan penyakit ginjal kronik juga dikaitkan dengan sleep apnea obstruktive. Apnea sentral terjadi karena kegagalan otak untuk berkomunikasi degan otot respiratori. Apnea mixed-complex merupakan kombinasi dari apnea obstruktif dan apnea sentral. 2.1.3.5.5 Narkolepsi Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur Potter Perry, 2005. Narkolepsi terjadi secara tiba-tiba ketika seseorang sedang dalam keadaan terjaga, dapat terjadi secara berulang-ulang dan tidak terkontrol. Periode tidur singkat ini bisa terjadi setiap waku dan durasinya dari beberapa detik sampai lebih dari 30 menit. Sebagai contoh, sesorang dapat jatuh tertidur saat sedang membaca buku, menonton televisi, maupun menyetir. Harkreader, Hogan, Thobaben, 2007 berpendapat bahwa narkolepsi terjadi pada wanita dan pria di berbagai usia, meskipun gejala ini dirasakan pertama kali pada saat remaja atau dewasa muda. Narkolepsi merupakan gangguan tidur yang dikarakteristikan oleh abnormalnya pengaturan tidur rapid eye movement REM Lois et al.,2001. 2.1.3.5.6 Deprivasi Tidur Deprivasi tidur meliputi kurangnya tidur pada waktu tertentu atau waktu tidur yang kurang optimal Gryglewska, 2010. Potter Perry 2005 mengungkapkan bahwa depivasi tidur dapat disebabkan oleh penyakit, stress emosional, obat- obatan, gangguan lingkungan dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Apabila pola tidur mengalami gangguan maka terjadi perubahan siklus tidur normal. Gryglewska 2010 mengungkapkan bahwa deprivasi tidur mengakibatkan daya ingat yang melemah, sulit membuat keputusan dan gangguan emosional seperti respon interpersonal yang memburuk dan meningkatnya sikap agresif. 2.1.3.5.7 Parasomnia Craven Hirnle 2000 mendefinisikan parasomia sebagai suatu aktivitas yang normal di saat seseorang terjaga tetapi akan menjadi abnormal jika aktivitas tersebut muncul di saat seseorang sedang tertidur. Mindell 2000 berpendapat bahwa masalah tidur ini lebih benyak terjadi pada anak-anak dari pada dewasa, aktivitas tersebut meliputi somnambulisme berjalan saat tidur, terjaga malam, mimpi buruk, enuresis nocturnal mengompol, dan menggertakkan gigi bruksisme Potter Perry, 2006. Apabila orang dewasa mengalami hal ini maka dapat mengidentifikasikan gangguan yang lebih serius. 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur 2.1.4.1 Penyakit Penyakit yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan fisik pada seseorang, dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tidur dan mempertahankan tidurnya. Selain itu, irama tidur dan bangun yang normal sering terganggu. Penyakit dapat menurunkan kemampuan untuk tidur Potter dan Perry, 2005. Seseorang dengan gangguan pernapasan dapat mengganggu tidurnya, napas yang pendek membuat orang sulit tidur dan orang yang memiliki kongesti di hidung dan adanya drainase sinus mungkin mengalami gangguan untuk bernafas dan sulit untuk tertidur Kozier, 2004 2.1.4.2 Lingkungan Lingkungan fisik tempat seseorang berada dapat mempengaruhi tidurnya. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Seseorang lebih nyaman tidur sendiri atau bersama orang lain, teman tidur dapat mengganggu tidur jika mendengkur. Suara juga mempengaruhi tidur, butuh ketenangan untuk tidur, hindari dari kebisingan Potter dan Perry, 2005. Rumah sakit adalah tempat yang kurang familiar bagi kebanyakan pasien. Suara bising, cahaya lampu, tempat tidur dan suhu yang kurang nyaman, posisi restrain yang tidak nyaman, kurangnya privasi dan kontrol, kecemasan dan kekhawatiran, perpisahan dengan orang yang dicintai serta deprivasi tidur dapat menimbulkan masalah tidur pada pasien yang dirawat di rumah sakit Harkreader, Hogan dan Thobaben, 2007. Sri Hartini 2014 meneliti tentang gangguan pola tidur pada Ny.S dengan ca servik selama hospitalisasi di RS Dr. MOEWARDI menemukan bahwa adanya gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya privasi pasien saat berada di rumah sakit.

2.1.4.3 Latihan Fisik dan Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan stres sehingga individu mengalami kesulitan tidur Potter dan Perry, 2005. Seseorang yang kelelahan memiliki waktu tidur REM lebih pendek Kozier, 2004

2.1.4.4 Stres Emosional

Stres emosional dapat menyebabkan individu merasa tegang dan putus asa. Perasaan tersebut menyebabkan individu sulit tidur, sering terbangun saat tidur, atau terlalu banyak tidur. Bila stres berkepanjangan dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk Potter dan Perry, 2005.

2.1.4.5 Gaya Hidup dan Kebiasaan

Kebiasaan sebelum tidur dapat mempengaruhi tidur seseorang. Seseorang akan mudah tertidur jika kebiasaan sebelum tidurnya sudah terpenuhi. Pola gaya hidup dapat mempengaruhi jadwal bangun tidur seseorang seperti pekerjaan dan aktivitas lainnya. Selain pekerjaan, pola tidur orang dewasa juga dipengaruhi oleh kebiasaan behavior. Menurut Prasadja 2009 umumnya orang dewasa memiliki kebiasaan menonton TV, hang out di café atau di diskotik, bermain di depan komputer sebelum tidur, dan lain-lain.

2.1.4.6 Obat-Obatan dan Zat Kimia

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Permainan Game Online dengan Gangguan Pola Tidur pada Mahasiswa Poso di Salatiga T1 462011094 BAB I

1 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Permainan Game Online dengan Gangguan Pola Tidur pada Mahasiswa Poso di Salatiga T1 462011094 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Permainan Game Online dengan Gangguan Pola Tidur pada Mahasiswa Poso di Salatiga T1 462011094 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Permainan Game Online dengan Gangguan Pola Tidur pada Mahasiswa Poso di Salatiga

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Permainan Game Online dengan Gangguan Pola Tidur pada Mahasiswa Poso di Salatiga

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Gangguan Tidur pada Perawat Pekerja Shift T1 462007045 BAB II

0 0 20

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Bermain Game Online terhadap Risiko Gangguan Miopi Berat pada Mahasiswa FKIK dan FTI UKSW Salatiga T1 BAB V

0 0 2

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Bermain Game Online terhadap Risiko Gangguan Miopi Berat pada Mahasiswa FKIK dan FTI UKSW Salatiga T1 BAB IV

0 1 17

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Bermain Game Online terhadap Risiko Gangguan Miopi Berat pada Mahasiswa FKIK dan FTI UKSW Salatiga T1 BAB III

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Bermain Game Online terhadap Risiko Gangguan Miopi Berat pada Mahasiswa FKIK dan FTI UKSW Salatiga T1 BAB II

0 0 17