Suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak Perusahaan yang sehat dalam melaksanakan tugas dari setiap unit organisasi

dan fatur diterima dari penerima kas, pemegang kas mengarsipkannya kedalam buku pengeluaran. Pemegang kas juga wajib mengirim kwitansi dan faktur rangkap 2 kepada pembukuan untuk dicatat dibuku pembantu dan dipertanggung jawabkan. Agar lebih efektif dan efisien harus mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh dinas, setiap pengeluaran harus dibawah anggran yang telah dibuat dan juga harus diotorisasi oleh atasan langsung yang berwenang kepala dinas. Ada empat ciri-ciri sistem pengawasan intern yang memadai yang merupakan unsur-unsur pengawasan intern, yaitu:

1. Suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat

Pada dasarnya syarat pengawasan intern yang baik dalam organisasi adalah terdapatnya pemisahan fungsi tugas dan wewenang. Secara umum dapat dikatakan antara pelaksanaan dan penyimpanan dan pencatatan harus ada pemisahan. Seorang tidak diberikan merangkap dua atau lebih tugas dari setiap bagian. Pemisahan tidak hanya menghindari adanya manipulasi, akan tetapi sekaligus merupakan alat yang saling mengecek pekerjaan antara petugas. Struktur atau bagan organisasi yang dimiliki Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara menggambarkan suatu tugas, dan setiap bagian mengetahui dengan jelas kebijaksanaan prosedur dan kegiatan yang langsung Universitas Sumatera Utara dan tidak langsung mempengaruhi mereka dalam melaksanakan kegiatan dinas.

2. Sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak

Salah satu unsur pengawasan intern adalah adanya sistem otorisasi. Maksud dari sitem otorisasi ini bahwa setiap penerimaan dan pengeluartan kas harus disahkan oleh petugas yang berwenang. Dalam pelaksanaannya merupakan pendelegasian wewenang harus diawasi. Dalam dinas ini terlihat adanya otorisasi atas hal-hal diatas, dimana setiap penerimaan dan pengeluaran diwewenangkan langsung kepada pihak yang bersangkutan.

3. Perusahaan yang sehat dalam melaksanakan tugas dari setiap unit organisasi

Perusahaan yang mempunyai praktek-praktek yang sehat dapat membantu tercapainya pengawasan intern yang baik, ini dapat dilihat dengan membri cuti periodik kepada para karyawan dan diadakannya rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat kecurangan didalam dinas. Praktek yang sehat ini hanya berlaku untuk seluruh prosedur yang ada, sehingga pekerjaan suatu bagian tidak dipegang oleh satu kerja.

4. Pegawai-pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawabnya.