Sistem Pengawasan Internal Kas Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN)

CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

NUR SYAHFITRI 122101078

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : NUR SYAHFITRI

NIM : 122101078

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERAL KAS PADA

PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (KPBN) CABANG MEDAN

Tanggal : ... 2015 DOSEN PEMBIMBING

Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si. NIP : 19510213 198303 2 002 Tanggal : ... 2015 KETUA PROGRAM STUDI

Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si. NIP : 19741123 200012 2 001

Tanggal : ... 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA. NIP : 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dengan segala kemampuan dan bantuan yang diterima, Alhamdulillah Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Jurusan Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara Medan. Adapun Tugas Akhir ini berjudul “Sistem Pengawasan Internal

Kas Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si. selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis serta dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak H. Eddy S. Noor, S.E., Bapak Armansyah, SE, Bapak Uun Irwiko,

S.E., yang telah memberikan izin untuk melaksanakan magang dan membimbing penulis selama pelaksanaan Magang.


(4)

5. Buat Ayahanda dan Ibunda tercinta, Alm. Ikhwan Nur dan Yanti yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, doa, motivasi, semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Buat Keluarga, Pak Abdul Rachman, Bu Kurnia Rahmianum, Bu Listinawati

dan Nenek Suriati yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, doa, dan motivasi agar penulis secepat mungkin menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Buat sahabat-sahabat terbaik penulis, Dwi Retno Pratiwi, Gita Putri Asih, Dwi Juniary S.R, Rizki Risnanda, Rahmawati L, Aulia Septi Handayani Melissa Nst. dan Nur Indah Pradipta Yang selalu memberikan warna-warni persaudaraan selama di bangku perkuliahan. Serta seluruh teman-teman satu program studi D-III Manajemen Keuangan Stambuk 2012 khususnya grup B.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun Tugas Akhir ini dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas akhir ini memberikan manfaat dan memberikan masukan kepada kita semua yang membacanya, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Medan, Juni 2015 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN) CABANG MEDAN ... 6

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 6

1. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 6

2. Bentuk Lambang PT.KPBN ... 8

3. Visi dan Misi Perusahaan ... 10

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10

C. Job Description ... 12

D. Kinerja Usaha Terkini ... 17

E. Rencana Usaha/Kegiatan ... 18

BAB III PEMBAHASAN ... 19

A. Pengertian Kas ... 19

B. Pengertian Pengawasan Internal ... 21

C. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas ... 27

D. Unsur-Unsur Pengawasan Internal Kas ... 33

E. Pengawasan Atas Penerimaan Kas ... 37

1. Prosedur Penerimaan Kas ... 37

2. Pengawasan Internal Penerimaan Kas ... 41

F. Pengawasan Atas Pengeluaran Kas ... 42

1. Prosedur Pengeluaran Kas ... 42


(6)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 52


(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Lambang Perusahaan PT. KPBN Cabang Medan ... 8

2.2 Struktur Organisasi PT. Kharisma Pemasaran

Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan ... 11 3.1 Prosedur Penerimaan Kas PT.KPBN Cabang Medan ... 40 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas PT.KPBN Cabang Medan ... 45


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembayaran atas suatu aktivitas sebagian besar di dominasi dengan menggunakan kas. Ini tidak terlepas dari kondisi masa kini yang menjadikan uang tunai sebagai salah satu alat pembayaran yang sah. Sangat jarang ditemukan dalam sistem perekonomian sebuah negara saat ini yang tidak menggunakan uang tunai sebagai alat tukar.

Uang tunai atau sering disebut dengan kas merupakan komponen penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Sebagian besar aktivitas pada suatu entitas, apakah entitas bisnis ataupun entitas pemerintahan, selalu melibatkan uang tunai dalam pelaksanaan kegiatannya. Dapat dipastikan bahwa kas inilah yang memiliki peranan sentral dalam menjaga kelangsungan sebuah aktivitas (Warren, 2008 : 320).

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009 : 22) “Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan". Kas juga merupakan aktiva yang paling harus dijaga. Hal ini disebabkan karena kas sangat mudah dialihkan atau dipindah tangankan karena kas tidak memiliki identitas kepemilikan. Oleh karena itu


(9)

Mengelola manajemen kas merupakan tugas yang sulit karena apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki kas terlalu banyak, maka akan timbul kesan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang lebih besar, sebab dalam keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan sangat rendah. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan jumlah kas yang seimbang, dalam arti cukup untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul dari kegiatan pokok perusahaan (Syahyunan, 2013 : 59).

Didalam mencapai tujuannya perusahaan/instansi selalu menghadapi persoalan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari ciri-ciri dan kepentingannya, kas selalu menjadi objek utama yang disalahgunakan, untuk itu diperlukan pengawasan-pengawasan internal yang dapat mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas.

Pengawasan dapat diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perusahaan/instansi agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara untuk melaksanakan pengawasan adalah dengan menyusun sistem pengawasan internal kas yang memadai dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya dalam menjaga harta/aktiva suatu perusahaan atau instansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan untuk selalu mematuhi kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajer sehingga kecurangan dan penyalahgunaan kas dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Dengan kata lain pengawasan internal


(10)

yang baik didalam suatu perusahaan/instansi dapat menunjang keberhasilan setiap keputusan dan peraturan yang telah ditetapkan serta dapat mendukung keberhasilan suatu perusahaan/instansi.

Pengawasan internal merupakan salah satu fungsi manajemen yang memiliki peran penting dalam aktifitas perusahaan. Pengawasan yang baik dan efektif, memungkinkan perusahaan/instansi untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan serta dapat mengatur dan merencanakan aktivitas perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang.

Manajemen kas mempunyai tanggung jawab yang paling utama dalam menjaga keamanan harta/aktiva milik perusahaan serta menemukan dan mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi. Manajemen terhadap kas juga bertanggungjawab terhadap pembuatan perencanaan, melakukan prosedur atau otorisasi serta menetapkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui pengawasan internal. Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu pengawasan internal harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi oleh karyawan dan informasi yang diperlukan terkait dengan manajemen kas harus selalu tersedia (Syahyunan, 2013 : 60).

Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam pengendalian internal yang efektif atas kas merupakan suatu keharusan. Pengawasan internal yang baik menghindari terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan seperti melakukan perubahan laporan atas perhitungan kas. Adanya pencatatan laporan perhitungan kas yang sesuai


(11)

dengan prosedur dapat digunakan untuk melakukan pengawasan yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan dan biaya. Perangkat pengawasan yang menggunakan teknologi yang canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindari kesalahan jika terdapat persekongkolan para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan sistem pengawasan tersebut tidak berguna lagi.

Dengan landasan pemikiran diatas, maka dipilih judul “Sistem

Pengawasan Internal Kas Pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan membahas bagaimana pengawasan internal kas pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan.

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Peneriman dan Pengeluaran Kas

pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan ?


(12)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan internal penerimaan

dan pengeluaran kas pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi instansi

Memberikan masukan mengenai sistem pengawasan internal kas. 2. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengawasan internal kas di masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti yang akan datang

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat meneliti lebih lanjut mengenai pengawasan internal kas di masa yang akan datang.


(13)

BAB II

PROFIL PT. KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT.KPBN) CABANG MEDAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) adalah

perusahaan yang bergerak dibidang pemasaran komoditas perkebunan sebagai perubahan bentuk/transformasi dari Kantor Pemasaran Bersama PT. Perkebunan Nusantara I-XIV.

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara merupakan

Perseroan Terbatas yang dibentuk oleh Direktur Utama PTPN I s/d PTPN XIV & PT. RNI bertindak untuk dan atas nama PTPN I s/d PTPN XIV & PT. RNI (persero) melalui perjanjian antara PTPN I s/d PTPN XIV & PT. RNI Tentang Pendirian Perseroan Terbatas dibidang pemasaran komoditas perkebunan pada tanggal 26 November 2009 dihadapan notaris N.M Dipo Nusantara Pua Upa SH Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan status badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-60488.AH.01.01. Tahun 2009 tertanggal 11 Desember 2009.

Perubahan status menjadi Personal Terbatas tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari strategi PTPN I s/d PTPN XIV dan PT. RNI untuk memaksimalkan potensi keekonomian melalui penyusunan


(14)

ulang komponen-komponen korporat yang dimiliki PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan dalam menuju performa perusahaan sebagai perusahaan penyedia jasa pemasaran perkebunan yang semakin produktif dan memiliki keunggulan kompetitif dipasar domestik dan pasar internasional.

Sejalan dengan rencana pengembangan pemasaran komoditas perkebunan, PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) juga melakukan kegiatan usaha dibidang Logistik komoditas perkebunan yang merupakan kelanjutan pelaksanaan pengembangan Usaha Logistik pada tahun 2013.

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) ini bertugas untuk mengapalkan hasil-hasil perkebunan dari PTP I s/d PTP IX melalui pengapalannya yaitu :

1. Urusan Pengapalan Minyak Sawit/Kelapa Nyiur

2. Urusan Pengapalan Karet/Latex

3. Urusan Pengapalan Teh/Kakao

Setiap bagian ini bertugas memasarkan hasil komoditi perkebunan ssesuai dengan jenis komoditinya.

Dalam rangka pelayanan pemasaran komoditi agro industri, PT.

Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) pusat ( Jakarta ) dibantu oleh 3 ( tiga ) Kantor Cabang,

1. PT. KPBN Cabang Medan

2. PT. KPBN Cabang Surabaya


(15)

Kantor Cabang/Perwakilan PT. KPB Nusantara Cabang Medan adalah kantor yang melaksanakan tindak lanjut seluruh hasil transaksi penjualan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan dan bertanggung jawab kepada Direksi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan.

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan khususnya bagian Minyak Sawit/Kelapa Nyiur mengapalkan hasil dari PTPN I, II, III, IV, V. kegiatan pengapalan ini menjadi sangat penting artinya sebab dapat mengirimkan hasil produksi sesegera mungkin kepada pembeli.

2. Bentuk Lambang PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan.

Adapun lambang dari perusahaan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan, sebagai berikut :

Gambar 2.1

Lambang Perusahaan PT. KPBN Cabang Medan

Sumber : PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan.


(16)

Penjelasan dari gambar diatas adalah : a. Bola Dunia

Bentuk bola dunia menggabungkan makna bahwa daerah pemasaran PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) mencakup seluruh penjuru dunia. Hal ini terbukti dari telah berhasilnya PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) merealisasikan penjualannya keberbagai Negara yang terbesar di lima benua.

b. Huruf P

Huruf P secara keseluruhan merupakan inisial dari kata “Pemasaran”. Huruf P dengan warna biru yang berjumlah tiga merupakan singkatan dari Pemasaran Produk Perusahaan.

c. Warna Biru

Secara keseluruhan warna biru melambangkan warna laut dan bersahabat artinya bahwa PT.KPBN dalam melaksanakan tugas dan juga dalam mengambil keputusan penuh pertimbangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Selain itu PT. KPBN senantiasa meningkatkan mutu pelayanan kepada seluruh pembeli dan kolegannya, serta dalam melaksanakan bisnisnya tidak pasif dan statis melainkan aktif dan dinamis.


(17)

3. Visi Dan Misi Perusahaan 1. Visi

Menjadi Trading House Komaditas perkebunan Indonesia yang

unggul dan terpercaya. 2. Misi

Menyelenggarakan pemasaran komoditas perkebunan Indonesia dengan berpegangan pada prinsip-prinsip ekonomi untuk member manfaat bagi produsen dan pembeli.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi didalam suatu badan atau lembaga memiliki peranan yang sangat penting. Membuat organisasi dimaksudkan untuk memudahkan menajemen dalam mencapai suatu tujuan organisasi.

Struktur organisasi di PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan menganut bentuk organisasi fungsional dimana wewenang dari pucuk pimpinan di limpahkan pada satuan-satuan itu menyangkut bidang kerjanya. Berikut adalah Struktur Organisaasi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan.

Selain itu Kepala Cabang membawahi staf bagian Urusan Pengapalan Minyak Sawit/Kelapa Nyiur, Urusan Pengapalan Karet/Latex, Urusan Pengapalan Teh/Coklat serta Urusan Pengapalan Karet/Latex, Urusan Pengapalan Teh/Coklat serta Urusan Administrasi Keuangan/Umum. Masing-masing bagian dikepalai oleh seorang Kepala Urusan.


(18)

Struktur organisasi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan sebagai berikut :

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan

Sumber : PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan.

Bid.SDM PT.KPBN CABANG

MEDAN MANAJER

Urusan Penjualan Ass.Manajer

Urusan Log.1 Sawit dan Karet Ass.Manajer

Urusan Log.2 Teh dan Kakao Ass.Manajer

Urs.Keu SDM&UM Ass.Manajer

Pra Shipment

Shipment After Shipment

Pra Shipment

After Shipment

Bid.Keu

Bid.Umum Shipment


(19)

C. Job Description

Untuk lebih jelasnya, penulis menguraikan organisasi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) dan tugas-tugasnya sebagai berikut :

1. Manajer

Tugasnya adalah :

a. Membantu Direktur Utama PT.KPBN melaksanakan tindak lanjut

hasil transaksi penjualan PT.KPBN Jakarta dan PTPN.

b. Memonitor pelaksanaan pengapalan barang PTPN dan pembeli.

c. Memonitor persediaan barang di gudang/tangki timbun PTPN.

d. Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing Assisten Manajer dan

Karyawan/ti agar tercapai hasil kerja dan pelayanan yang maksimal.

e. Memonitor persiapan dokumen pengapalan sampai dengan pencairan

wesel dari hasil penjualan ke Bank Devisa dan langsung ditransfer ke rekening PTPN yang bersangkutan.

f. Mengusulkan kenaikan golongan berkala karyawan PT. KPBN

Cabang Medan.

g. Mengkoordinir, memonitor, dan menyelesaikan segala pekerjaan dan

permasalahan di PT. KPBN Cabang Medan.

h. Memonitor pelaksanaan pengelolaan Keuangan PT. KPBN Cabang

Medan.

i. Memonitor/memeriksa dan mengusulkan RKAP PT. KPBN Cabang

Medan kepada PT. KPBN Jakarta.


(20)

2. Bagian Urusan Penjualan Tugasnya adalah :

a. Menerima dan memeriksa serta memonitor surat-surat masuk dari

PTPN perihal Mutu, Quantum, waktu penyerahan, dan pelaksanaan tender inti sawit dan tetes Molasses.

b. Mengkoordinasi jadwal tender ke PT. KPBN pusat Jakarta dan PTPN

terkait perihal jadwal tender.

c. Memonitor perkembangan harga pasar ( Market Outlook ) di reuters

dan pasar harian Malaysia dan lain-lain.

d. Memonitor HPE, Kurs Pajak mingguan dan Kurs Tengah Bank

Mandiri.

e. Memonitor/meneliti laporan mingguan perkembangan harga gula pasir di Medan.

f. Memonitor penyampaian surat undangan/penawaran tender inti sawit. g. Memonitor percepatan penyampaian hasil tender Inti Sawit /Molasses

ke PT. KPBN Jakarta.

h. Meneliti dan memonitor percepatan pembuatan konsep kontrak hasil

tender Inti Sawit.

i. Meneliti/memonitor percepatan pembuatan pembuatan Berita Acara

Hasil Tender Inti Sawit/Molasses

j. Memonitor dan meneliti laporan mingguan / bulanan penjualan Inti

Sawit.

k. Mengkoordinir pelaksanaan tugas di urusan penjualan yang diberikan oleh Manajer kepada Karyawan yang dipimpinnya.


(21)

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer yaitu sebagai ketua Tim Pelayanan Ekspor untuk membantu urusan Logistic pengapalan Teh, Kakao, Karet, dan Sawit.

3. Bagian Urusan Log. 1 Sawit dan Karet Tugasnya adalah :

a. Menerima dan memeriksa serta memonitor surat-surat masuk dari

PTPN perihal Mutu, Quantum, waktu penyerahan dan pelaksanaan tender Inti sawit dan tetes Molasses.

b. Mengkoordinasi jadwal tender ke PT. KPBN pusat Jakarta dan PTPN

terkait perihal jadwal tender.

c. Memonitor perkembangan harga pasar ( Market Outlook ) di reuters dan pasar harian Malaysia.

d. Memonitor penyampaian surat undangan/penawaran tender Inti Sawit. e. Memonitor/meneliti laporan mingguan perkembangan harga gula pasir

di Medan.

f. Memonitor penyampaian surat undangan/penawaran tender inti sawit. g. Memonitor percepatan penyampaian hasil tender Inti Sawit /Molasses

ke PT. KPBN Jakarta.

h. Meneliti dan memonitor percepatan pembuatan konsep kontrak hasil

tender Inti Sawit.

i. Meneliti/memonitor percepatan pembuatan pembuatan Berita Acara


(22)

j. Memonitor dan meneliti laporan mingguan / bulanan penjualan Inti Sawit.

k. Mengkoordinir pelaksanaan tugas diurusan penjualan yang diberikan oleh Manajer kepada Karyawan yang dipimpinnya.

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer yaitu

sebagai ketua Tim Pelayanan Ekspor untuk membantu urusan Logistic pengapalan Teh, Kakao, Karet, dan Sawit.

4. Bagian Urusan Log. 2 Teh& Kakao Tugasnya adalah :

a. Menerima dan memeriksa surat-surat masuk, kontrak, L/C nominasi

dan bukti pembayaran serta dokumen-dokumen lainnya.

b. Menjawab dan menindaklanjuti surat, fax sehubungan dengan Log-2

Teh dan Kakao.

c. Menyelesaikan permasalahan dalam hal pengapalan.

d. Memaraf dan menandatangani dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan Log-2 Teh dan Kakao.

e. Memonitor kelengkapan dokumen dan negoisasi wesel pada

advise/Negotitating Bank serta menyelesaikan discrepancy pada Negotitating/Paying Bank.

f. Menginstruksikan penerbitan ataupun pembetulan S/I dan

dokumen-dokumen lainnya untuk instansi-instansi terkait apabila dokumen-dokumen pendukungnya sudah dilengkapi.


(23)

g. Mengkoordinir pelaksanaan tugas di Log-2 Teh dan Kakao yang diberikan oleh Manajer kepada karyawan yang dipimpinnya.

h. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Manajer.

5. Bagian Urusan Keuangan, SDM dan Umum Tugasnya adalah :

a. Mengkoordinir pembuatan RKAP dan laporan pertanggungjawaban

Keuangan Kantor Cabang Medan.

b. Mengontrol bukti-bukti keluar masuk Kas/Bank serta data-data

pendukungnya.

c. Memantau dropping/transfer Modal Kerja dari Kantor Pusat.

d. Memantau dan meneliti pembuatan daftar gaji dan hak-hak Karyawan lainnya.

e. Mengontrol pembukuan atas semua transaksi keuangan di Kantor

Cabang Medan.

f. Memeriksa bukti-bukti keluar masuk Kas/Bank serta data-data

pendukungnya.

g. Melaksanakan dan menindaklanjuti hasil rekonsilasi rekening Koran dengan kantor pusat, PTPN dan anak lembaga lainnya.

h. Mengkoordinir SDM sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh

kantor pusat.

i. Membuat usulan untuk pendidikan dan pelatihan karyawan kantor


(24)

j. Mengurus rumah tangga kantor cabang Medan baik untuk kepentingan Karyawan maupun pemeliharaan aset-aset kantor cabang.

k. Mengkoordinir pembuatan laporan kegiatan kantor cabang.

l. Mengadministrasikan pemungutan dan penyetoran PPN dan PPH serta

penyelesaian rampung PPH Karyawan.

m. Mendampingi dan memberikan penjelasan-penjelasan kepada tim

pemeriksa baik intern maupun ekstern.

n. Mengkoordinir pelaksanaan pameran di PRSU.

o. Memantau pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Manajer cabang

Medan kepada masing-masing Karyawan.

p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan dengan

sebaik-baiknya

D. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan, perusahaan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin serta loyalitas dalam bekerja.


(25)

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja terkini yang dijalankan perusahaan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman proses shipping administrasi dan pemahaman

atas komoditi PTPN dengan memberikan pelatihan mulai dari proses tanaman, produksi, pabrik sampai dengan proses bisnis administrasi.

2. Menciptakan hubungan yang baik dengan lembaga penerbit dokumen

utama dan pendukung ekspor dan hubungan komunikasi yang baik dengan pembeli.

3. Melaksanakan studi banding (Benchmark) secara berkala.

E. Rencana Usaha/Kegiatan

Rencana usaha/kegiatan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan antara lain :

1. Jadwal penyelesaian dokumen pengapalan dapat terukur.

2. Penempatan SDM yang memiliki kemampuan dan pengalaman

dibidangnya.

3. Memaksimalkan kinerja masing-masing urusan.

4. Memaksimalkan penggunaan Kantor Cabang Pembantu/Perwakilan di


(26)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Kas

Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan berfungsi sebagai alat pembayaran dalam kegiatan perekonomian. Kas terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam transaksi usaha. Kas sangat penting bagi semua pihak, karena baik itu perorangan, perusahaan ataupun pemerintahan harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai, yakni harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat terus beroperasi.

Kas dianggap sebagai salah satu salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Maksudnya, kas merupakan jenis aktiva yang paling banyak mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa dipengaruhi oleh perubahan transaksi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009 : 22) mendefinisikan “Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro”. Setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.


(27)

Menurut Soemarso (2009 : 296) mendefinisikan “ Kas adalah segala sesuatu (baik berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nominalnya.

Menurut Suharli (2006 : 173) mendefinisikan “Kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa “Kas merupakan pos aktiva dalam neraca yang paling liquid, maksudnya dengan mudah dipergunakan sebagai alat pertukaran dan menunjukan daya beli secara umum, dimana berbagai bentuk dinyatakan dengan nilai sekarang yang jelas dan pasti ditetapkan.

Kas sebagai bagian dari sistem transaksi, memiliki ciri-ciri umum yang membedakannya dengan sistem transaksi lainnya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bersifat lancar, mudah, dan bisa cepat diuangkan.

2. Memiliki syarat dan ketentuan berlaku sehingga bisa dipakai untuk alat bayar di bank atau perusahaan.

3. Dapat direncanakan pengeluaran dan penerimaannya, serta dikendalikan oleh perusahaan yang berkaitan.

Kas tidak mempunyai tanda kepemilikan khusus dan mudah dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa :


(28)

1. Setiap pengeluaran kas sudah sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah ditetapkan.

2. Kas yang seharusnya deterima benar-benar diterima. 3. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas perusahaan.

Kas juga mempunyai beberapa fungsi yang dapat membedakan dengan alat pembayaran lainnya. Adapun fungsi dari kas sebagai berikut :

1. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar/kecil.

2. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya. 3. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.

B. Pengertian Pegawasan Internal

Pengawasan internal merupakan alat pengawasan yang sangat membantu seorang pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi. Dalam arti sempit pengawasan internal merupakan pengecekan, penjumlahan baik penjumlahan secara mendatar (cross footing), maupun penjumlahan secara menurun (footing). Sedangkan pengertian pengawasan internal dalam arti luas, pengawasan internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi juga meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk melaksanakan pengawasan.


(29)

Menurut Warren, (2008 : 289) : “Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.

Menurut Mulyadi, (2008 : 163) : “Pengawasan internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Abubakar, (2006 : 83) : “Sistem pengawasan internal suatu organisasi yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan prosedur-prosedur yang bertujuan untuk :

1. Melindungi harta atau aktiva perusahaan.

2. Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya.

3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan,

4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.


(30)

Dalam kenyataannya, terdapat tiga (3) macam pengawasan internal yaitu :

1. Pengawasan Akuntansi Internal (Internal Accounting Controls)

Pengawasan ini digunakan untuk melindungi harta (assets) dan meyakinkan ketepatan serta kebenaran catatan-catatan akuntansi. Didalamnya termasuk sistem otorisasi dan pemisahan tugas pencatatan dari tugas-tugas pelaksanaan atau penyimpanan harta dalam suatu departemen, pengawasan akuntansi internal ditujukan untuk membantu menjamin dilaksanakannya hal-hal sebagai berikut :

a. Transaksi dilaksanakan sesuai dengan otorisasi umum atau khusus

yang diberikan oleh manajemen.

b. Transaksi-transaksi dicatat sesuai kebutuhan untuk :

1) Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi secara umum.

2) Untuk menjaga agar harta dapat dihitung setiap saat.

c. Penguasaan dan pemilikan harta perusahaan oleh karyawan hanya

dapat diizinkan sesuia dengan otorisasi manajemen.

d. Kebenaran pencatatan harta harus dibandingkan dengan harta yang

ada pada setiap jangka waktu yang layak dan tindakan sesuai dilakukan bila terdapat perbedaan.

2. Pengawasan Administratif Internal (Internal Administrative Control) Pengawasan administratif internal adalah pengawasan yang terutama berhubungan dengan efisiensi operasi dan diikutinya kebijaksanaan yang telah digariskan oleh manajemen. Pengawasan ini


(31)

dihubungkan dengan pengawasan akuntansi dalam hal yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang mengarahkan wewenang manajemen dalam melakukan transaksi-transaksi. Salah satu bentuk pengawasan administrasi intern adalah program training karyawan yang bertujuan mendidik karyawan baru supaya dapat menguasai dengan layak metode-metode untuk menangani pembelian, penjualan, dan lain-lain. Kadangkala antara pengawasan administratif dengan pengawasan akuntansi terjadi tumpang-tindih (overlap). Artinya, catatan penjualan dan biaya yang dibagi menurut departemen-departemen mungkin dapat digunakan dalam membuat keputusan manajemen sebagaimana halnya terhadap pengawasan akuntansi. Dalam mempelajari pengawasan internal, setiap pengawasan baik administratif maupun akuntansi yang berhubungan dengan transaksi-transaksi yang melibatkan harta perusahaan atau catatan-catatan akuntansi sangat penting.

3. Pengawasan Penggunaan Internal (Internal Using Control)

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar penggunaannya. Penggunaan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada

Menurut Mulyadi, (2008 : 165): Suatu sistem pengawasan internal yang efektif memiliki ciri-ciri atau sifat tertentu, yaitu sebagai berikut :


(32)

1. Pemisahan Tugas-Tugas (Separation of Duties)

Perencanaan suatu organisasi menjelaskan pemisahan tanggung jawab fungsional yang jelas. Wewenang melakukan transaksi, mengelola suatu departemen, menangani harta perusahaan, dan menjaga pencatatan harta-harta tiap departemen hendaknya tidak menjadi tanggung jawabsatu orang saja.

2. Sistem Akuntansi yang Sehat (Sound Accounting System)

Suatu sistem pendelegasian wewenang dan pelaksanaan pencatatan menghasilkan pengawasan akuntansi yang sehat terhadap harta, hutang, pendapatan, dan biaya. Untuk pencatatan dan prosedur, hendaknya terdapat suatu sitem pemeriksaan dan pengimbangan (check and balance) rutin yang secara otomatis dilakukan sesuai dengan yang telah digarisksn oleh kebijaksanaan manajemen.

3. Kebijaksanaan Kepegawaian yang Sehat (Sound Personnel Policies)

Tindakan –tindakan yang sehat hendaknya dilakukan didalam mengatur orang-orang yang melaksanakan tugas dan fungsinya disetiap bagian. Tindakan-tindakan ini mencakup pengawasan yang baik, pemindahan orang-orang yang memegang posisi kunci di dalam pekerjaan yang berbeda, mengharuskan karyawan mengambil curi tahunan dan melakukan “bonding” (pengikatan) terhadap karyawan yang memegang kas dan persediaan. Bonding adalah pemeriksaan secara hati-hati terhadap latar belakang seorang karyawan untuk


(33)

memberi jaminan perlindungan kepada perusahaan terhadap setiap pencurian yang dilakukan oleh karyawan tersebut.

4. Karyawan yang Dapat Dipercaya (Reliable Personnel)

Karyawan yang diangkat hendaknya mampu memegang tanggung jawab, yang berarti karyawan tersebut harus dilatih dengan baik dan mengetahui semua masalah yang dihadapinya. Jelaslah bahwa sistem akuntansi, betapa pun baik penyusunannya, hanya akan dapat berjalan dengan baik apabila dilaksanakan oleh orang yang cakap pula.

5. Pemeriksaan Internal yang Teratur (Regular Internal Review) Sistem hendaklah diperiksa kembali (direview) secara teratur. Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai pemeriksaan internal (internal auditor) yang secara teratur memeriksa kembali sistem pengawasan perusahaan untuk melihat bahwa sistem tersebut berjalan secara layak dan mengikut prosedur yang telah ditentukan.

Secara garis besar pengawasan kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu : administrative dan accounting control sesuai dengan tanggung jawab manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari :

a. Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin kelancaran

operasi perusahaan/instansi.

b. Menghindari terjadinya kas yang menganggur.

c. Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya

kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan.


(34)

Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengawasan internal kas, mencakup :

a. Sebagian besar transaksi perusahaan yang menggunakan kas sebagai alat pelunasan kewajiban pada nominalnya, secara tidak langsung mempengaruhi jumlah kas yang ada diperusahaan.

b. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. Perkreditan piutang disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penerimaan kas salah, kemungkinan perkreditan juga akan salah.

c. Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas.

d. Kesalahan dalam perkiraaan kas kemungkinan dikarenakan oleh adanya

kesalahan pada perkiraan lainnya.

C. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas 1. Tujuan Pengawasan Internal

Mengingat mayoritas transaksi di perusahaan melibatkan kas, maka pengawasan internal kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya penyelewengan yang dilakukan terhadap kas.

Pengawasan internal kas mencakup dalam suatu pengawasan internal kas. Pada dasarnya tujuan pengawasan internal kas adalah :


(35)

b. Untuk memeriksa kecermatan antara dana dari catatan menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

c. Untuk memeriksa pelaksanaan kegiatan/aktivitas mengenai kas

sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.

Pengawasan terhadap kas dapat diterapkan dengan cara, yaitu :

1) Pengawasan terhadap penerimaan kas

Sumber penerimaan kas yang lazim dalam perusahaan berasal dari penjualan tunai, penerimaan kas pelunasan piutang untuk penjualan kredit, dan penerimaan lainnya seperti hasil penjualan investasi sementara atau penjualan aktiva tetap perusahaan. Agar semua hasil penerimaan ini dapat diamankan dan menjadi milik perusahaan maka pengawasan internal yang baik harus diciptakan dan dibina.

2) Pengawasan terhadap pengeluaran kas

Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakaukan oleh perusahaan/instansi untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan, dan biaya-biaya lainnya.


(36)

Menurut Mulyadi, (2008 : 163), tujuan dari sistem pengawasan internal kas adalah sebagai berikut :

a. Menjaga harta milik perusahaan

Tanggung jawab utama menjaga harta milik perusahaan dan mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan terletak ditangan manajemen, perlu adanya pengawasan internal yang baik agar dapat melimpahkan tanggung jawab secara tepat.

b. Menjaga ketelitian data akuntansi

Sistem akuntansi dan administrasi sangat diperlukan guna menjaga ketelitian data akuntansi yang ada, sistem tersebut dapat berjalan dengan baik dengan mengadakan formulir atau bukti pencatatan yang tersedia, akan dapat diketahui apakah pencatatan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada atau tidak.

c. Mewujudkan efisiensi kerja

Untuk dapat mewujudkan efisiensi kerja, perlu dirancang suatu

sistem dan prosedur operasional tiap-tiap bagian operasi

perusahaan/instansi, sehingga pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan tertib.

d. Membentuk dan menjaga kebijaksanaan manajemen

Dengan adanya formulir, bukti pencatatan dan prosedur yang telah ditatpkan serta adanya pemisahan tanggung jawab yang jelas, diharapkan dapat membantu serta menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.


(37)

2. Fungsi Pengawasan Internal Kas

Fungsi pengawasan internal kas secara umum antar lain adalah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Ciri-ciri dasar dari sebuah pengawasan internal kas adalah sebagai berikut :

a. Secara umum menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan

kas.

b. Pemisahan pengelolaan dan pencatatan penerimaan kas. c. Mendepositokan seluruh kas yang diterima.

d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas. e. Pemeriksaan internal waktu yang tidak terduga.

Menurut Bambang (2011 : 81), Komponen struktur pengawasan internal kas terdiri dari :

a. Lingkungan Pengawasan (Control Environment)

Lingkungan pengawasan mempengaruhi organisasi dalam kesadaran pengawasan orang-orangnya merupakan dasar untuk semua komponen pengawasan intern, menetapkan disiplin dan struktur. Lingkungan pengawasan terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang merefleksikan perilaku keseluruhan manajemen puncak, direktur, pemilik. Berikut ini adalah sub komponen lingkungan pengawasan yaitu :


(38)

1) Intergritas dan nilai-nilai etis.

2) Komitmen dan kompetensi

3) Partisipasi Komite Audit dan Dewan Direksi. 4) Falasafah manajemen dan gaya operasi. 5) Struktur organisasi.

6) Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab.

b. Pertimbangan Risiko (Risk Assesment)

Pertimbangan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, risiko atasan manajemen atas penyiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

c. Kegiatan Pengawasan (Control Activities)

Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan yang termasuk dalam 4 komponen, membantu tindakan-tindakan seperlunya yang mengarahkan risiko dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada banyak contoh-contoh kegiatan pengawasan dalam organisasi :

1) Pemisahaan tugas yang layak. 2) Otorisasi yang layak.

3) Dokumen dan catatan yang layak. 4) Pengendalian fisik.


(39)

d. Komunikasi dan Informasi (Communication and Information) Sistem informasi yang relevan untuk tujuan pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dapat mengidentifikasi, menyatukan, analisa, klasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi organisasi/lembaga dan menjaga akuntabilitasnya, jumlah aktiva yang hitung. Informasi akuntansi dan sistem komunikasi mempunyai sub komponen seperti penjualan, retur penjualan, penagihan, akuisisi dan sebagainya.

e. Pemantauan (Monitoring)

Monitoring adalah proses penilaian performan, kualitas struktur pengawasan intern dalam suatu waktu. Kegiatan monitoring melalui kegiatan yang berjalan.

Terdapat tujuh (7) macam fungsi struktur pengawasan internal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengawasan internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada :

1) Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (valid).

Struktur pengendalian internal kas tidak dapat memberikan transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam catatan akuntansi lainnya.

2) Setiap transaksi diotorisasikan dengan tepat.

3) Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak di otorisasi, maka dapat mengakibatkan otorisasi yang curang.


(40)

4) Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dan hal ini dilakukan guna mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan.

5) Setiap transaksi harus dinilai dengan tepat dan cepat.

Pengendalian yang memadai harus disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan.

6) Transaksi yang terjadi harus diklasifikasikan dengan tepat.

Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal.

7) Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat.

Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

D. Unsur-Unsur Pengawasan Internal Kas

Untuk menjamin agar pengawasan internal dapat berjalan dengan baik, seorang manajer harus mengetahaui standar pengawasan internal tersebut. Untuk menghasilkan suatu pengawasan internal yang baik dalam perusahaan diperlukan adanya unsur-unsur yang dirancang dan diimplementasikan manajemen guna membentuk kepastian yang layak bahwa tujuan pengawasan internalnya akan tercapai. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengawasan internal kas sangat penting peranannya dalam melindungi harta perusahaan dari ancaman-ancaman yang dapat merugikan perusahaan,


(41)

terutama dari tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab yang datangnya dari perusahaan itu sendiri.

Menurut Mulyadi ( 2008 : 164 ), menyatakan bahwa unsur-unsur

pokok pengawasan internal terdiri dari :

1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok penerimaan kas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi dapat dilakukan dengan pemisahan fungsi operasi dan penyimpanan kas dari fungsi akuntansi, fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melakukan semua tahap transaksi penerimaan kas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, pendapatan dan biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat. Klasifikasi data keuangan dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar. Menurut AICPA, susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut :


(42)

a. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan dengan ekonomis , meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti semua harta, hutang, pendapatan, harga pokok, dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan operasi.

b. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat dalam setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :

a. Penggunaaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya

harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.

b. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakannya dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya.

c. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

d. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan internal kas. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.

Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang paling penting. Perusahaan/instansi memiliki karyawan yang


(43)

kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan/instansi tetap mampu menghasilkan pertanggung jawaban keuangan yang dapat diandalkan.

Cara untuk mendapatkan karyawan yang kompeten yaitu dengan seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya dan pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya dengan memberikan izin kepada karyawannya dalam mengikuti pelatihan teknis sehingga lebih memahami dan mampu mengelola keuangan khususnya penerimaan dan pengeluaran kas.

Menurut Bambang (2011:12), menyatakan ada 5 sifat (characteristics) sistem pengawasan internal yang dapat dipercaya (reliable) yaitu :

a. Kualitas karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.

b. Rencana organisasi yang memberi pemisahan tanggung jawab fungsi

secara layak.

c. Sistem pemberian wewenang, tujuan, teknik, dan pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengawasan atas aktiva, utang, penghasilan dan biaya.

d. Pengawasan terhadap penggungaaan aktiva dan dokumen serta formulir

yang penting.

e. Perbandingan catatan-catatan aktiva dan utang dengan senyatanya ada


(44)

E. Pengawasan Atas Penerimaan Kas 1. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melakukan kegiatan penerimaan kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan. “Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai” (Mulyadi, 2008 : 455).

Pada setiap perusahaan, prosedur penerimaan kas merupakan peranan yang sangat penting karena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan perusahaan. Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja. Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan intern kas.

Dalam prosedur penerimaan kas pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan, terdapat beberapa bagian yang terlibat didalamnya. Secara garis besar penerimaan kas pada PT.KPBN Cabang Medan berasal dari permintaan uang yang kerja yang didapatkan secara perbulan dari kantor PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Pusat.


(45)

Adapun prosedur penerimaan kas pada PT.KPBN Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. PT.KPBN Cabang Medan menerima uang kas/bank dari PT.KPBN

kantor pusat guna memenuhi kebutuhan biaya-biaya rutinitasnya. 2. Bagian Kasir membuat bukti penerimaan kas masuk (rekapitulasi) dan

mencetaknya.

3. Selanjutnya bukti penerimaan kas masuk beserta dokumen pendukung

diverifikasi.

4. Dokumen/bukti kas masuk yang sudah diverifikasi kemudian

diserahkan kepada Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU) untuk diperiksa dan diparaf/ ditanda tangani.

5. Dokumen/bukti kas masuk yang sudah diperiksa dan diparaf/ditanda tangani oleh Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU) kemudian diserahkan kepada Manajer PT.KPBN Cabang Medan sebagai bukti pengesahan penerimaan kas.

6. Dokumen/bukti kas masuk yang sudah diperiksa oleh Manajer

kemudian diserahkan pada bagian akuntansi untuk dibukukan baik secara manual (buku besar) ataupun sistem terkomputerisasi.

7. Dokumen/ bukti kas masuk yang sudah di bukukan kemudian

diarsipkan/disimpan untuk keperluan ataupun bukti dimasa yang akan datang.


(46)

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan dalam prosedur penerimaan kas pada PT.KPBN Cabang Medan terdiri atas :

1. Permintaan Uang Kerja (Break Down)

Dokumen ini berfungsi sebagai permohonan permintaan uang kas kepada PT.KPBN kantor pusat guna memenuhi kebutuhan biaya-biaya rutinitas pada PT.KPBN Cabang Medan.

2. Bukti Kas Masuk (BKM)

Dokumen ini berfungsi sebagai bukti penerimaan kas masuk dari kantor pusat yang dapat digunakan sebagai arsip dimasa yang akan datang.

3. Dokumen Pendukung

Dokumen ini berfungsi sebagai pendukung transaksi penerimaan kas yang dapat berupa kwitansi, cek ataupun nota kredit bank.


(47)

Bagian Kasir Bagian Akuntansi

Ass. Man.KSU dan Manajer PT.KPBN Cab.Medan

BKM : Bukti Kas Masuk

DP : Dokumen Pendukung

Gambar 3.1 Prosedur Penerimaan Kas PT.KPBN Cabang Medan Sumber : PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang

Medan, 2014. Mulai

Menerima kas dari kantor Pusat

Membuat bukti kas masuk

DP

BKM 1

1 Memverifikasi

dan meminta paraf atas BKM

1

DP

BKM 1

Membuat Pembukuan

N


(48)

2. Pengawasan Internal Penerimaan Kas

Kas memiliki bentuk yang sederhana dan mudah dibawa, sehingga kas mudah diselewengkan. Kesalahan pencatatan kas akan mempengaruhi perkiraan-perkiraan lain. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pengawasan internal kas yang baik terhadap transaksi yang berhubungan dengan kas. Tujuan dari pengawasan intern atas penerimaan kas adalah sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar-benar diterima dan

diamankan sebagai milik pengawasan internal kas.

b. Menciptakan manfaat dari jumlah kas yang diterima dan dimiliki

pengawasan internal kas.

Sistem pengawasan internal terhadap penerimaan pada PT.KPBN Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Hanya karyawan tertentu yang secara khusus ditugaskan untuk

menangani penerimaan kas.

2. Setiap penerimaan kas harus disertai dengan Bukti Kas Masuk

dengan memakai Nomor Bukti yang sesuai dengan urutan.

3. Adanya pemisahan antara penerima kas dengan fungsi pembukuan,

keduanya dijabat/diduduki oleh orang yang berbeda.

4. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap

periodenya.

5. Perusahaaan hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk


(49)

6. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen (sebagai bukti transaksi) seperti Nota Kredit Bank, yang berupa dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening bank.

7. Setiap transaksi penerimaan kas harus diverifikasi dan di paraf/di tanda tangani oleh Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU) dan Manajer PT.KPBN Cabang Medan.

8. Setiap transaksi penerimaan kas harus dibukukan baik secara manual (buku besar) ataupun sistem komputerisasi sebagai bukti kas masuk.

F. Pengawasan Atas Pengeluaran Kas 1. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2008 : 543).

Secara garis besar pengeluaran kas perusahaan dilakukan melalui dua sistem, yaitu sistem pengeluaran kas dengan uang tunai dan sistem pengeluaran kas dengan cek.

Prosedur pengeluaran kas adalah kesatuan yang melibatkan bagian-bagian, formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang saling berkaitan satu sama lain yang digunakan perusahaan untuk menangani pengeluaran kas.


(50)

Dalam prosedur pengeluaran kas pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan, terdapat beberapa bagian yang terlibat didalamnya. Secara garis besar pengeluaran kas pada PT.KPBN Cabang Medan berasal dari perbaikan inventaris, perobatan, pembelian inventaris, dan sebagainya.

Adapun prosedur pengeluaran kas pada PT.KPBN Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Pemakai dana kas membuat dokumen/surat permintaan pengeluaran

kas, sebelum melakukan suatu transaksi.

2. Permintaan pengeluaran kas tersebut kemudian diserahkan kepada

kepada Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU) untuk meminta persetujuan pengeluaran kas.

3. Setelah disetujui surat PPK (Permintaan Pengeluaran Kas) serta dokumen pendukung ( kwitansi, faktur pembelian) diserahkan kepada bagian Kasir (Pemegang dana kas).

4. Bagian kasir menerima surat permintaan pengeluaran kas beserta

dokumen pendukung pengeluaran uang.

5. Bagian kasir membuat bukti kas keluar (rekapitulasi) dan

mencetaknya.

6. Selanjutnya bukti pengeluaran kas beserta dokumen pendukung

diverifikasi.

7. Dokumen/bukti kas keluar yang sudah diverifikasi kemudian


(51)

8. Dokumen/bukti kas masuk yang sudah diperiksa dan diparaf/ ditanda tangani oleh Ass.Man.KSU, kemudian diserahkan kepada Manajer PT.KPBN Cabang Medan sebagai bukti pengesahan pengeluaran kas. 9. Bagian kasir menyerahkan uang kepada pemakai dana kas sesuai yang

tertera pada Bukti Kas Keluar.

10.Dokumen/bukti kas keluar yang sudah diperiksa oleh Manajer

kemudian diserahkan pada bagian akuntansi untuk dibukukan baik secara manual (buku besar) ataupun sistem terkomputerisasi.

11.Dokumen/ bukti kas keluar yang sudah di bukukan kemudian

diarsipkan/disimpan untuk keperluan ataupun bukti dimasa yang akan datang.

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas pada PT.KPBN Cabang Medan terdiri atas :

1. Surat Permintaan Pengeluaran Kas

Dokumen ini dibuat oleh pemakai dana kas untuk meminta persetujuan melakukan suatu transaksi. Permintaan pengeluaran kas yang sudah disetujui oleh kepada Ass.Man.KSU tersebut diserahkan kepada Bagian Kasir.

2. Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti kas keluar yang dapat digunakan sebagai arsip dimasa yang akan datang. 3. Dokumen Pendukung

Dokumen ini berfungsi sebagai pendukung transaksi pengeluaran kas yang dapat berupa kwitansi, faktur pembelian, dan lain-lain.


(52)

Pemakai Dana Kas Bagian Kasir

Ass.Man.KSU dan Manajer PT.KPBN Cabang Medan

Mulai

Membuat permintaan pengeluaran kas

DP

PPK

1

Meminta paraf PPK pada Ass.Man.KSU

1

Memverifikasi dan meminta paraf atas BKK

Membuat bukti kas keluar

DP

PPK

DP

BKK

Menyerahkan uang kepada


(53)

Bagian Akuntansi

PPK : Permintaan Pengeluaran Kas

BKK : Bukti Kas Keluar

DP : Dokumen Pendukung

Gambar 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas PT.KPBN Cabang Medan Sumber : PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN)

Cabang Medan, 2014. N

Selesai 2

DP

BKK

Memeriksa dan Mencocokkan

Membuat Pembukua

DP


(54)

2. Pengawasan Internal Pengeluaran Kas

Kas dikeluarkan untuk berbagai tujuan (alasan), misalnya untuk membayar beban tertentu (baik untuk pengeluaran operasional maupun nom-operasional), untuk membayar hutang kepada pemasok, bankir ataupun kreditur lainnya, serta dapat juga dikeluarkan untuk membeli aset. Pada umumnya, pengawasan internal atas pengeluaran kas akan lebih efektif ketika pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek ataupun transfer lewat rekening bank, daripada melibatkan uang kas secara langsung. Pengecualian dibuat untuk pengeluaran tertentu yang jumlahnya relatif kecil, dimana pengeluaran ini mungkin dapat dibiayai dari dana kas kecil (petty cash fund).

Pengawasan internal atas pembayaran kas seharusnya memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran hanya dilakukan untuk transaksi yang benar-benar telah diotorisasi dengan semestinya. Manajer keuangan perusahaan secara berkala akan menyusun anggaran pengeluaran kas dengan penuh hati-hati dan pada setiap akhir periode kinerja dari anggaran pengeluaran kas ini akan dievaluasi secara cermat untuk mengetahui lebih lanjut faktor penyebab terjadinya pengeluaran kas yang menyimpang jauh dari atau diluar anggaran.

Pengawasan internal sesungguhnya juga dapat menjamin bahwa setiap transaksi yang sifatnya menghemat pengeluaran kas benar-benar telah dimanfaatkan dengan semestinya untuk kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi karyawan tertentu.


(55)

Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran pada PT.KPBN Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Setiap karyawan yang akan melakukan transaksi keuangan membuat surat permintaan pengeluaran kas, dan mendapat persertujuan oleh Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU) PT.KPBN Cabang Medan.

2. Setiap pengeluaran kas disertai dengan Bukti Kas Keluar dengan

memakai Nomor Bukti yang sesuai dengan urutan.

3. Pada Bukti Kas Masuk, disertai dengan Nama Penerima kas tersebut beserta jumlah nominal yang dikeluarkan.

4. Bagian keuangan/kasir yang akan mengeluarkan dana, memeriksa

bukti pendukung dan telah memenuhi syarat pembayaran.

5. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi

tanda lunas dan diberi tangggal sesuai kapan transaksi tersebut terjadi.

6. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang dana kas dengan bagian

akuntansi/pembukuan, keduanya dijabat/diduduki oleh orang yang berbeda.

7. Perusahaaan menyimpan sejumlah kas/dana yang cukup untuk

kebutuhan perusahaan sehari-hari.

9. Setiap transaksi pengeluaran kas harus didukung oleh dokumen

(sebagai bukti transaksi) seperti kwitansi, faktur pembelian, dan lain-lain.


(56)

10. Setiap transaksi pengeluaran kas, diverifikasi dan diparaf/ditanda tangani oleh Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU) dan Manajer PT.KPBN Cabang Medan.

11. Sebelum Bukti Kas Keluar dibukukan bagian akuntansi/pembukuan

harus memeriksa dan mencocokkan bukti kas keluar dengan dokumen pendukung.

12. Setiap transaksi pengeluaran kas yang sudah disetujui harus

dibukukan baik secara manual (buku besar) ataupun sistem komputerisasi sebagai bukti kas masuk untuk keperluan dimasa yang akan datang.


(57)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan internal kas pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan, maka Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Pengawasan Internal Kas atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas

PT.KPBN Cabang Medan telah dilaksanakan cukup baik, hal ini ditunjukan oleh proses yang sudah memenuhi unsur-unsur pengawasan internal yang ada, antara lain :

a. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas PT.KPBN Cabang

Medan tidak dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal sampai akhir, tetapi juga melibatkan bagian keuangan/pembukuan.

b. Penerimaan dan pengeluaran kas mendapat otorisasi dari pejabat

berwenang yaitu Assisten Manajer Keuangan, SDM, dan Umum (Ass.Man.KSU) dan Manajer PT.KPBN Cabang Medan.

c. Semua pengeluaran kas disertai dengan kwitansi untuk menghindari penyelewengan dipatuhi.

d. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan.


(58)

e. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas perusahaan yang ada ditangan (seperti, almari dan brankas).

Namun ada unsur pengawasan internal perusahaan yang belum terpenuhi antara lain:

a. Pada PT.KPBN Cabang Medan, kas ditangan, kas yang ada

diperjalanan, serta kasir tidak diasuransikan karena saldo kas di perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta perusahaan telah melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan adanya almari dan brankas yang ada di ruangan kasier, dan juga kas yang ada di perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasier kepada pihak bank agar tidak terjadi perbedaan saldo kas yang ada diperusahaan dengan yang ada di bank.

b. PT.KPBN Cabang Medan tidak menggunakan peralatan mekanis

seperti kas register untuk memperlancar pengeluaran kas diperusahaan. Pihak perusahaan masih menggunakan dokumen penerimaan dan pengeluaran kas secara manual yaitu menggunakan tulisan tangan yang dibuat fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasier.


(59)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka diberikan saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan terhadap sistem pengawasan internal kas agar lebih baik serta dapat mengurangi terjadinya kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi serta merugikan perusahaan. Berikut saran-saran yang dapat diberikan :

1. Sistem pengawasan internal kas pada PT.KPBN Cabang Medan, harus

dapat ditingkatkan terus-menerus sesuai dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Selalu diadakan pemantauan terhadap prosedur-prosedur yang ada secara berkala dan teratur agar pengawasan internal diperusahaan dapat berjalan semaksimal mungkin.

2. Jumlah uang kas yang kecil di PT.KPBN Cabang Medan menyebabkan

tidak dirasa perlu di asuransikan. Namun, untuk lebih aman kas selalu diberikan sesuai kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan untuk jangka pendek saja.

3. Sebaiknya perusahaan menggunakan mesin kas register untuk

memperlancar fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasier dalam transaksi pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Erwin. 2006. Jurnal Ekonomi, Pertimbangan Intern Dalam Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Kecil.Edisi April. Medan: BPFE USU.

Bambang, Riyanto. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. BPFE Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Edisi ke 3. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Niswonger, Rollin, C., Philip E. Fess, Warren S., James. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi, Terjemahan oleh Helda Gunawan, Edisi ke 19. jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Soemarso, S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi ke 5. Jakarta: Salemba Empat.

Suharli, Michell. 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan. Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.

Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess. 2008. Accounting. Jakarta: Salemba Empat.


(1)

Sistem pengawasan internal terhadap pengeluaran pada

PT.KPBN Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Setiap karyawan yang akan melakukan transaksi keuangan membuat

surat permintaan pengeluaran kas, dan mendapat persertujuan oleh

Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum (Ass.Man.KSU)

PT.KPBN Cabang Medan.

2. Setiap pengeluaran kas disertai dengan Bukti Kas Keluar dengan

memakai Nomor Bukti yang sesuai dengan urutan.

3. Pada Bukti Kas Masuk, disertai dengan Nama Penerima kas tersebut

beserta jumlah nominal yang dikeluarkan.

4. Bagian keuangan/kasir yang akan mengeluarkan dana, memeriksa

bukti pendukung dan telah memenuhi syarat pembayaran.

5. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi

tanda lunas dan diberi tangggal sesuai kapan transaksi tersebut

terjadi.

6. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang dana kas dengan bagian

akuntansi/pembukuan, keduanya dijabat/diduduki oleh orang yang

berbeda.

7. Perusahaaan menyimpan sejumlah kas/dana yang cukup untuk

kebutuhan perusahaan sehari-hari.

9. Setiap transaksi pengeluaran kas harus didukung oleh dokumen

(sebagai bukti transaksi) seperti kwitansi, faktur pembelian, dan


(2)

10. Setiap transaksi pengeluaran kas, diverifikasi dan diparaf/ditanda

tangani oleh Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Umum

(Ass.Man.KSU) dan Manajer PT.KPBN Cabang Medan.

11. Sebelum Bukti Kas Keluar dibukukan bagian akuntansi/pembukuan

harus memeriksa dan mencocokkan bukti kas keluar dengan

dokumen pendukung.

12. Setiap transaksi pengeluaran kas yang sudah disetujui harus

dibukukan baik secara manual (buku besar) ataupun sistem

komputerisasi sebagai bukti kas masuk untuk keperluan dimasa yang


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan

internal kas pada PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT.KPBN)

Cabang Medan, maka Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Pengawasan Internal Kas atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas

PT.KPBN Cabang Medan telah dilaksanakan cukup baik, hal ini

ditunjukan oleh proses yang sudah memenuhi unsur-unsur pengawasan

internal yang ada, antara lain :

a. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas PT.KPBN Cabang

Medan tidak dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal

sampai akhir, tetapi juga melibatkan bagian keuangan/pembukuan.

b. Penerimaan dan pengeluaran kas mendapat otorisasi dari pejabat

berwenang yaitu Assisten Manajer Keuangan, SDM, dan Umum

(Ass.Man.KSU) dan Manajer PT.KPBN Cabang Medan.

c. Semua pengeluaran kas disertai dengan kwitansi untuk menghindari

penyelewengan dipatuhi.

d. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di


(4)

e. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya

pencurian terhadap kas perusahaan yang ada ditangan (seperti,

almari dan brankas).

Namun ada unsur pengawasan internal perusahaan yang belum terpenuhi

antara lain:

a. Pada PT.KPBN Cabang Medan, kas ditangan, kas yang ada

diperjalanan, serta kasir tidak diasuransikan karena saldo kas di

perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta perusahaan telah

melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan adanya almari

dan brankas yang ada di ruangan kasier, dan juga kas yang ada di

perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasier kepada pihak bank agar

tidak terjadi perbedaan saldo kas yang ada diperusahaan dengan

yang ada di bank.

b. PT.KPBN Cabang Medan tidak menggunakan peralatan mekanis

seperti kas register untuk memperlancar pengeluaran kas

diperusahaan. Pihak perusahaan masih menggunakan dokumen

penerimaan dan pengeluaran kas secara manual yaitu menggunakan

tulisan tangan yang dibuat fungsi kas yang ditangani oleh bagian


(5)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka diberikan saran yang mungkin

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT. Kharisma Pemasaran Bersama

Nusantara (PT.KPBN) Cabang Medan terhadap sistem pengawasan internal

kas agar lebih baik serta dapat mengurangi terjadinya kecurangan-kecurangan

yang mungkin terjadi serta merugikan perusahaan. Berikut saran-saran yang

dapat diberikan :

1. Sistem pengawasan internal kas pada PT.KPBN Cabang Medan, harus

dapat ditingkatkan terus-menerus sesuai dengan perkembangan dan

kemajuan perusahaan. Selalu diadakan pemantauan terhadap

prosedur-prosedur yang ada secara berkala dan teratur agar pengawasan internal

diperusahaan dapat berjalan semaksimal mungkin.

2. Jumlah uang kas yang kecil di PT.KPBN Cabang Medan menyebabkan

tidak dirasa perlu di asuransikan. Namun, untuk lebih aman kas selalu

diberikan sesuai kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan untuk jangka

pendek saja.

3. Sebaiknya perusahaan menggunakan mesin kas register untuk

memperlancar fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasier dalam


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Erwin. 2006. Jurnal Ekonomi, Pertimbangan Intern Dalam Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Kecil.Edisi April. Medan: BPFE USU. Bambang, Riyanto. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.

BPFE Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Edisi ke 3. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Niswonger, Rollin, C., Philip E. Fess, Warren S., James. 1999. Dasar-Dasar Akuntansi, Terjemahan oleh Helda Gunawan, Edisi ke 19. jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Soemarso, S.R. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi ke 5. Jakarta: Salemba Empat.

Suharli, Michell. 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Syahyunan, 2013. Manajemen Keuangan. Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan. Medan: USU Press.

Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess. 2008. Accounting. Jakarta: Salemba Empat.