Pengantar Kompetensi yang akan dicapai Indikator pencapaian kompetensi Ruang lingkup materi Hak cipta

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL HAKI

1. Pengantar

Materi ini akan mengantarkan peserta workshop lomba inovasi pembelajaran memahami tentang Hak atas Kekayaan Intelektual HaKI, serta peserta workshop dapat melakukan tindak lanjut lomba inovasi pembelajaran dengan melakukan perlindungan terhadap karya yang telah dihasilkan dalam perlombaan ini. Proses pendampingan akan dilakukan oleh fasilitator melalui berbagai pendekatan, seperti kegiatan diskusi, tanya jawab dan simulasi. Kegiatan workshop ini akan dilengkapi dengan informasi prosedur pendaftaran ciptaan yang telah dihasilkan. Harapan kami, semoga kegiatan dan materi workshop ini dapat bermanfaat bagi para peserta workshop inovasi pembelajaran sebagai bekal berkontribusi pada upaya peningkatan mutu pendidikan.

2. Kompetensi yang akan dicapai

Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta workshop yaitu memiliki pemahaman terkait HaKI

3. Indikator pencapaian kompetensi

Kompetensi yang diharapkan dimiliki peserta workshop diantaranya mampu: 1. Menjelaskan Konsep dasar HAKI 2. Menjelaskan perundangan tentang HAKI 3. Membandingkan jenis HAKI 4. Mendeskripsikan prosedur pengajuan HAKI

4. Ruang lingkup materi

Materi yang disajikan dalam bahan ajar ini terdiri dari koknsep dasar HaKI, perundangan tentang HaKI, jenis-jenis HaKI, dan prosedur pengajuan permohonan HaKI.

5. Uraian Materi A. Konsep dasar HAKI

Kekayaan intelektual sudah menjadi perhatian dunia sejak dibentuk sebuah Organisasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dunia World Intellectual Property Organization, WIPO di bawah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada pada 1967 di Stockholm. Organisasi ini berupaya untuk melakukan promosi atas perlindungan dari HaKI ke seluruh penjuru dunia. Asal mula WIPO berawal dari diadopsinya Konvensi Paris Paris Convention for the Protection of Industrial Property tahun 1883 dan Konvensi Berne Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Workstahun 1886. Kedua konvensi tersebut melakukan pembentukan sekretariat internasional di bawah pengawasan Pemerintah Federal Swiss WIPO Handbook. Secara histori, jauh sebelum 1967 telah ada sebuah undang-undang terkait HaKI yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470 di Venice, Italia. Tercatat nama-nama seperti Caxton, Galileo dan Guttenberg sebagai penemu-penemu dan mempunyai hak monopoli atas penemuannya Setyowati, 2005. Di Indonesia sendiri HaKI telah ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda dengan diperkenalkan undang-undang mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Selanjutnya Pemerintah Belanda mengundangkan UU Merek 1885, UU Paten 1910, dan UU Hak Cipta 1912. Sampai dengan saat ini peraturan perundang-undangan di Indonesia senantiasa terus dilakukan pembaruan disesuaikan dengan perkembangan zaman. HaKI terdiri dari tiga kata kunci yaitu: Hak, Kekayaan dan Intelektual. Hak dapat diartikan sebagai kewenangan atau kekuasaan terhadap sesuatu, dan kekayaan merupakan abstraksi yang dapat: dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual, sedangkan Kekayaan Intelektual merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Secara terminologi Hak atas Kekayaan Intelektual HaKI merupakan hak-hak wewenangkekuasaan untuk berbuat sesuatu atas Kekayaan Intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku. Menurut WIPO hak kekayaan intelektual mengacu pada hak yang diberikan kepada orang-orang atas hasil dari buah pikiran mereka creations of the mind berupa penemuan-penemuan, karya seni dan sastra, simbol-simbol, nama-nama dan gambar-gambar yang digunakan dalam kegiatan perdagangan commercil. Adapun tujuan perlindungan kekayaan intelektual melalui HaKI secara umum meliputi Setyowati, 2005: a. Memberi kejelasan hukum mengenai hubungan antara kekayaan dengan inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara yang menggunakannya, wilayah kerja pemanfaatannya dan yang menerima akibat pemanfaatan HKI untuk jangka waktu tertentu; b. Memberikan penghargaan atas suatu keberhasilan dari usaha atau upaya menciptakan suatu karya intelektual; c. Mempromosikan publikasi invensi atau ciptaan dalam bentuk dokumen HKI yang terbuka bagi masyarakat; d. Merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta alih teknologi melalui paten; e. Memberikan perlindungan terhadap kemungkinan ditiru karena adanya jaminan dari negara bahwa pelaksanaan karya intelektual hanya diberikan kepada yang berhak.

B. Perundangan tentang HAKI

Pada saat ini Indonesia telah memiliki produk hukum terkait hak kekayaan intelektual yang cukup memadai dan selaras dengan konvensi-konvensi dunia dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. Peraturan perundang-undangan dimaksud diantaranya sebagai berikut berdasarkan pada jenisnya masing-masing: A. Hak Cipta 1 UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1986 tentang Dewan Hak Cipta ditetapkan Tanggal 5 April 1989. 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1989 tentang Penterjemahan danatau Perbanyakan Ciptaan untuk Kepentingan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan ditetapkan Tanggal 14 Januari 1989. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1986 tentang Dewan Hak Cipta ditetapkan Tanggal 6 Maret 1986 . 5 PP No. 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 6 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2004 tentang Pengesahan WIPO Performances and Phonograms Treaty, 1996Traktat WIPO Mengenai Pertunjukan dan Perekam Suara. 7 Traktat WIPO Mengenai Pertunjukan dan Perekaman Suara. B. Paten 1 UU Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten 2 Penjelasan UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah ditetapkan Tanggal 5 Oktober 2004. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1995 tentang Komisi Banding Paten ditetapkan Tanggal 29 Agustus 1995. 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1993 tentang Bentuk dan Isi Surat Paten ditetapkan Tanggal 22 Februari 1993. 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang Pendaftaran Khusus Konsultan Paten ditetapkan Tanggal 11 Juni 1991 . 7 PP No. 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 8 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 76 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah Terhadap Obat Antiviral dan Antiretroviral 9 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah terhadap Obat-obat Anti Retroviral. 10 Surat Edaran Nomor : HKI-3-08.OT.02.02 Tahun 2016 Tentang Masa Peralihan Pembayaran Biaya Tahunan Undang-Undang Paten Nomor 14 Tahun 2001 ke Undang-Undang Paten Nomor 13 Tahun 2016 C. Merek 1 UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek 2 UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek 3 Penjelasan UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1995 tentang Komisi Banding Merek ditetapkan Tanggal 29 Agustus 1995 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1993 tentang Kelas Barang atau Jasa Bagi Pendaftaran Merek ditetapkan Tanggal 31 Maret 1993 . 6 PP No. 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 7 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Pendaftaran Merek 8 Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Nomor HKI- 02.KI.06.01 Tahun 2017 tentang Penetapan Formulir Permohonan Merek D. Desain Industri 1 UU Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri 2 Penjelasan UU Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri ditetapkan Tanggal 5 Januari 2005. 4 PP No. 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia E. Desain tata letak sirkuit terpadu 1 UU Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu F. Rahasia dagang 1 UU Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang G. Indikasi Geografis 1 PP Nomor 51 Tahun 2007 2 Penjelasan PP Nomor 51 Tahun 2007 3 PP No. 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia H. Perlindungan Varietas Tanaman UU Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam hal ini Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual sebagai unsur eksekutif yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum menjadi pelaksana administrasi hak cipta paten, merek, desain industri, dan desain tata letak sirkuit terpadu. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual semula disebut Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek dibentuk pada tahun 1998. Juga institusi ini telah ditugasi untuk melakukan koordinasi dengan semua instansi Pemerintah yang berkompeten mengenai segala kegiatan dan permasalahan dalam penegakan hukum HAKI.

C. Jenis-jenis HAKI

Secara garis besar HaKI dibagi dalam dua bagian yaitu Hak Cipta copyrights dan Hak Kekayaan Industri Industrial Property Rights. Selanjutnya dalam Hak Kekayaan Industri mencakup Paten Patent, Merek trademark, Desain industri industrial designs, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu integrated circuits, Rahasia Dagang trade secret, Indikasi Geografis Geographical Indication dan Perlindungan Varietas Tanaman PVT, yang terakhir berada berada dibawah pengelolaan Kementerian Pertanian RI. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis hak kekayaan intelektual berupa Hak Cipta, Paten dan Merek:

1. Hak cipta

UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam Paten, antara lain:  Ciptaan, setiap karya pencipta yang menunjukkan keasliannya.  Pencipta, seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan.  Pemegang Hak Cipta, pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak tersebut di atas. Lebih lanjut dalam UU tersebut dijelaskan tentang hak eksklusif yang melekat dalam Hak Cipta terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Hak moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum; menggunakan nama aliasnya atau samarannya; mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat; mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya. Sedangkan hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan melalui penerbitan Ciptaan; Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; penerjemahan Ciptaan; pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; Pendistribusian Ciptaan atau salinannya; pertunjukan Ciptaan; Pengumuman Ciptaan; Komunikasi Ciptaan; dan penyewaan Ciptaan. Dalam Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dijelaskan tentang ciptaan yang dilindungi meliputi:  Buku, program komputer, pamflet, perwajahan lay out karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;  Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;  Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;  Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;  Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan pantomim;  Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;  Arsitektur;  Peta;  Seni batik;  Fotografi;  Sinematografi;  Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. Jangka waktu perlindungan suatu ciptaan berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 lima puluh tahun setelah pencipta meninggal dunia. Jika dimiliki 2 dua orang atau lebih, hak cipta berlaku selama hidup pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 lima puluh tahun sesudahnya. Pelanggaran terhadap Hak Cipta dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun danatau denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 satu miliar lima ratus juta rupiah.

2. Paten