HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL HaKI (1)

TUJUAN

1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-peraturan, hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HaKI.

2. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah- masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HaKI.

3. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk industri yang menyangkut disain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.

KEBI JAKAN PEM ERI N TAH D ALAM PERLI N D UN GAN H AK KEKAYAAN I N TELEKTUAL D AN LI BERALI SASI PERD AGAN GAN JASA PROFESI

D I BI D AN G H UKUM DI REKTORAT JENDERAL I NDUSTRI KECI L MENENGAH DEPARTEMEN PERI NDUSTRI AN

Jakart a, 2007

KEKAYAAN I N TELEKTUAL D AN LI BERALI SASI PERD AGAN GAN JASA PROFESI D I BI D AN G H UKUM PEN D AH ULUAN

Pert am a- t am a m arilah kit a m em anj at kan puj i dan syukur kehadapan Allah SWT, karena at as rahm at - Nya kit a dapat m elaksanakan pert em uan t ingkat Ment ri dalam rangka m enghadapi perundingan

I nt ernasional di bidang perdagangan. Menghadapi era perdagangan bebas dew asa ini, dit engah- t engah krisis m ult i dim ensional yang sedang kit a hadapi, diperlukan langkah- langkah st rat egis yang t erpadu dan t erkoordinasi dengan baik ant ar inst ansi/ depart em en bahkan j uga ant ar pem erint ah dengan dunia usaha unt uk m erum uskan konsensus nasional sebagai landasan dalam m em perj uangkan kepent ingan

I ndonesia di forum int ernasional.

Saya dim int a unt uk m enyam paikan pokok bahasan m engenai :

“Ke bij a k a n Pe r lin du n ga n H a k Ke k a ya a n I n t e le k t u a l da n Libe r a lisa si Pe r da ga n ga n Ja sa Pr ofe si di Bida n g H u k u m ”.

Secara garis besar paparan saya m encakup :

A. Kebij akan Dan Kesiapan I ndonesia di Bidang Hak Kekayaan

I nt elekt ual.

B. Arah Kebij akan Liberalisasi Perdagangan Jasa di Bidang Hukum .

Kedua perm asalahan t ersebut didekat i dari aspek hukum dengan m em perhat ikan ket erkait annya dengan aspek- aspek lainnya dalam rangka m eningkat kan kesiapan I ndonesia m enghadapi liberalisasi perdagangan yang dalam wakt u dekat ini akan dilaksanakan sebagai konsekuensi keikut sert aan I ndonesia sebagai anggot a WTO.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

KEKAYAAN I N TELEKTUAL

Dalam dasaw arsa t erakhir ini, t elah sem akin nyat a bahw a pem bangunan harus bersandarkan pada indust ri yang m enghasilkan nilai t am bah yang t inggi. Kesepakat an I ndonesia unt uk m erealisasikan gagasan m engenai ASEAN Free Trade Area ( AFTA) sert a keikut sert aan

I ndonesia sebagai anggot a World Trade Organizat ion ( WTO) dan Asia Pacific Econom ic Cooperat ion ( APEC) , t elah m enunj ukan keseriusan Pem erint ah dalam m endukung sist em perekonom ian yang bebas/ t erbuka, dan secara t idak langsung m em acu perusahaan- perusahaan di I ndonesia unt uk lebih m eningkat kan daya saingnya.

Sem akin derasnya arus perdagangan bebas, yang m enunt ut m akin t ingginya kualit as produk yang dihasilkan t erbut i sem akin m em acu pekem bangan t eknologi yang m endukung kebut uhan t ersebut . Seiring dengan hal t ersebut , pent ingnya peranan hak kekayaan int elekt ual dalam m endukung perkem bangan t eknologi kiranya t elah sem akin disadari. Hal ini t ercerm in dari t ingginya j um lah perm ohonan hak cipt a, pat en, dan m erek, sert a cukup banyaknya perm ohonan desain indust ri yang diaj ukan kepada Direkt orat Jenderal Hak Kekayaan

I nt elekt ual, Depart em en Kehakim an dan Hak Asasi Manusia, sebagaim ana yang t erlihat pada lam piran 1.

Pem erint ah sangat m enyadari bahw a im plem ent asi sist em hak kekayaan int elekt ual m erupakan suat u t ugas besar. Terlebih lagi dengan keikut sert aan I ndonesia sebagai anggot a WTO dengan konsekuensi m elaksanakan ket ent uan Agreem ent on Trade Relat ed Aspect s of I nt ellect ual Propert y Right s ( Perset uj uan TRI PS) , sesuai dengan Undang- undang Nom or 7 t ahun 1994 t ent ang Pengesahan Agreem ent Est ablishing t he World Trade Organizat ion ( Perset uj uan Pem bent ukan Organisasi Perdagangan Dunia) . Berdasarkan pengalam an selam a ini, peran sert a berbagai inst ansi dan lem baga, baik dari bidang pem erint ahan m aupun dari bidang sw ast a, sert a koordinasi yang baik di ant ara senua pihak m erupakan hal yang m ut lak diperlukan guna m encapai hasil pelaksanaan sist em hak kekayaan int elekt ual yang efekt if.

Pelaksanaan sist em hak kekayaan int elekt ual yang baik bukan saj a m em erlukan perat uran perundang- undangan di bidang hak kekayaan int elekt ual yang t epat , t et api perlu pula didukung oleh adm inist rasi, penegakan hukum sert a program sosialisasi yang opt im al t ent ang hak kekayaan int elekt ual.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

I n t e r n a t ion a l.

Pada saat ini I ndonesia t elah m em iliki perangkat perat uran perundang- undangan di bidang hak kekayaan int elekt ual yang cukup m em adai dan t idak bert ent angan dengan ket ent uan sebagaim ana yang dipersyarat kan dalam Perset uj uan TRI PS. Perat uran perundang- undangan dim aksud m encakup :

1. Undang- undang No. 12 Tahun 1997 t ent ang Perubahan Undang- undang No. 6 Tahun 1982 t ent ang Hak Cipt a sebagaim ana t elah diubah dengan Undang- undang No. 7 t ahun 1987 ( UU Hak Cipt a) ; dalam wakt u dekat , Undang- undang ini akan direvisi unt uk m engakom odasikan perkem bangan m ut akhir dibidang hak cipt a;

2. Undang- undang No. 29 Tahun 2000 t ent ang Perlindungan Variet as Tanam an;

3. Undang- undang No. 30 Tahun 2000 t ent ang Rahasia Dagang;

4. Undang- undang No. 31 Tahun 2000 t ent ang Desain I ndust ri;

5. Undang- undang No. 32 Tahun 2000 t ent ang Desain Tat a Let ak Sirkuit Terpadu;

6. Undang- undang No. 14 Tahun 2001 t ent ang Pat en ( UU Pat en) ; dan

7. Undang- undang No. 15 Tahun 2001 t ent ang Merek;

Di I ndonesia, sist em perlindungan m erek t elah dim ulai sej ak t ahun 1961, sist em perlindungan hak cipt a dim ulai sej ak t ahun 1982, sedangkan sist em pat en baru dim ulai sej ak t ahun 1991. Sebelum disem purnakan m elalui perat uran perundang- undangan yang dit et apkan pada t ahun 2001, beberapa w akt u yang lalu ( t ahun 1997) t erhadap ket iga perat uran perundang- undangan t ersebut t elah dilakukan perubahan unt uk m enyesuaikan dengan kebut uhan dan Perset uj uan TRI PS. Sebagaim ana dim aklum i, Perset uj uan TRI PS m erupakan kesepakat an int ernasional yang paling com prehensif, dan m erupakan suat u perpaduan yang unik dari prinsip- prinsip dasar GATT – General Agreem ent on Tariff and Trade ( khususnya t ent ang nat ional t reat m ent dan m ost - favoured nat ion) dengan ket ent uan- ket ent uan subst ant if dari kesepakat an- kesepakat an int ernasional bidang hak kekayaan int elekt ual, ant ara lain Paris Convent ion for t he prot ect ion of

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Sej alan dengan perubahan berbagai undang- undang t ersebut di at as,

I ndonesia j uga t elah m erat ifikasi 5 konvensi int ernasional di bidang hak kekayaan int elekt ual, yait u sebagai berikut :

3 Paris Convent ion for t he Prot ect ion of I ndust rial Propert y dan Convent ion Est ablishing t he World I nt ellect ual Propert y

Organizat ion ( Keput usan Presiden No. 15 t ahun 1997 t ent ang Perubahan at as Keput usan Presiden No. 24 Tahun 1979) ;

3 Pat ent Cooperat ion Treat y ( PCT) and Regulat ion under t he PCT ( Keput usan Presiden No. 16 Tahun 1997) ;

3 Tradem ark Law Treat y ( Keput usan Preiden No. 17 Tahun 1997) ;

3 Berne Convent ion for t he Prot ect ion of Lit er ary and Art isct ic Works ( Keput usan Presiden No. 18 Tahun 1997) ;

3 WI PO Copyright Treat y ( Keput usan Presiden No. 19 Tahun 1997) ;

A. 1 . b Adm in ist r a si H a k Ke k a ya a n I n t e le k t u a l

Secara inst it usional, pada saat ini t elah ada Direkt orat Jendral Hak Kekayaan I nt elekt ual yang t ugas dan fungsi ut am anya adalah m enyelenggarakan adm inist rasi hak cipt a pat en, m erek, desain indust ri, dan desain t at a let ak sirkuit t erpadu. Direkt orat Jenderal Hak Kekayaan I nt elekt ual ( sem ula disebut Direkt orat Jenderal Hak Cipt a, Pat en dan Merek) dibent uk pada t haun 1998. Direkt orat Jendral Hak Kekayaan I nt elekt ual yang baik sebagaim ana yang diharapkan oleh m asyarakat , baik yang berasal dari dunia indust ri dan perdagangan, m aupun dari inst it usi yang bergerak di bidang penelit ian dan pengem bangan.

Sej auh ini pegaw ai di lingkungan Direkt orat Jenderal Hak Kekayaan

I nt elekt ual berj um lah 450 orang. Dibandingkan dengan yang ada di beberapa negara yang t elah m aj u. Direkt orat Jendral HaKI m erupakan inst it usi yang relat if m asih m uda/ naru. Oleh sebab it u, dapat dim aklum i seandainya dalam pelaksanaan t ugasnya, m asih dij um pai berbagai m acam kendala. Walaupun dem ikian, m elalui berbagai program pelat ihan yang int ensif t elah ada beberapa st af yang m em iliki

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Perlu pula kiranya dikem ukakan bahw a dalam rangka lebih m eningkat kan pelayanan dan kem udahan bagi m asyarakat , sej ak j anuari 2000, pengaj uan perm ohonan hak kekayaan int elekt ual dapat dilakukan di Kant or- kant or Wilayah Depart em en Kehakim an dan Hak Asasi Manusia. Selanj ut nya, Kant or- kant or Wilayah akan m enyam paikan perm ohonan t ersebut kepada Direkt orat Jenderal HaKI unt uk diproses ebih lanj ut . Di sam ping it u, pada saat ini, dengan bant uan World Bank sedang dilaksanakan penyem purnaan sist em ot om asi di Direkt orat Jenderal HaKI yang diharapkan dapat lebih m enunj ang proses adm inist rasi dim aksud.

Tidak sebagaim ana bidang kekayaan int elekt ual lain yang adm inist rasinya dikelola oleh Direkt orat Jenderal HaKI , bidang variet as t anam an dit angani oleh Depart em en Pert anian.

A.1 .C Pe n e ga k a n H u k u m H a k Ke k a ya a n I n t e le k t u a l

Sebagaim ana t elah dikem ukakan diat as, ket erlibat an berbagai pihak secara t erkoordinasi dan int ensif sangat diperlukan unt uk m enj am in t erlaksananya sist em hak kekayaan int elekt ual yang diharapkan.

Sesuai dengan Keput usan Presiden Nom or 189 Tahun 1998, Depart em en Kehakim an dan Hak Asasi Manusia cq. Direkt orat Jenderal Hak Kekayaan I nt elekt ual t elah dit ugasi m elakukan koordinasi dengan sem ua inst ansi Pem erint ah yang berkom pet en m engenai segala kegiat an dan perm asalahan di bidang hak kekayaan int elekt ual.

A.1 .d. Pe n in gk a t a n Ke sa da r a n M a sya r a k a t

Secara bert ahap dan berkesinam bungan t elah diupayakan sosialisasi m engenai peran hak kekayaan int elekt ual di berbagai aspek dalam kehidupan sehari- hari sepert i : kegiat an perindust rian dan perdagangan, invest asi, kegiat an penelit ian dan pengem bangan, dan sebagainya. Berbagai lapisan m asyarakat pun t elah dilibat kan dalam kegiat an ini.

Tum buhnya berbagai sent ra hak kekayaan int elekt ual, klinik hak kekayaan int elekt ual, dan pusat hak kekayaan int elekt ual lain, baik yang dim ot ori oleh Depart em en Perindust rian dan Perdagangan,

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

A.2 . Ke bij a k sa n a a n Pe m e r in t a h D a la m M e la k sa n a k a n Be be r a pa Ke t e n t u a n D a la m Pe r se t u j u a n TRI PS

Pada int inya sem ua perat uran perundang- undangan di bidang hak kekayaan int elekt ual t elah disusun dengan m em perhat ikan kepent ingan m asyarakat dan selaras dengan ket ent uan m inim um sebagaim ana yang dipersyarat kan oleh Perset uj uan TRI PS. Walaupun dem ikian, berikut ini dikem ukakan beberapa di ant ara ket ent uan dalam Perset uj uan TRI PS yang kiranya m em erlukan penelahaan lebih lanj ut . Hal it u pada saat nya akan disam paikan oleh pej abat yang akan kam i t ugasi unt uk it u.

A.2 .a Pe r lin du n ga n h a k k e k a ya a n in t e le k t u a l di bida n g

biot e k n ologi.

Kit a m aklum i bersam a bahw a dalam beberapa dasaw arsa t erakhir peranan bidang ilm u yang baru ini ( biot eknologi) dalam kehidupan sehari- hari sangat lah besar. Sebagai penerapan proses biologi unt uk m em buat produk yang berguna bagi m asyarakat ( sepert i :

m akanan dan m inum an, obat - obat anm dan kom posisi/ bahan kim ia) , pem anfaat an biot eknologi secara t epat t erbukt i dapat m eningkat kan : kesehat an m asyarakat , m encegah penyebarluasan penyakit dan ham a, efisiensi dan kualit as produk hasil pert anian, m ut u hasil indust ri, dan kualit as lingkungan hidup m elalui produksi gas dan lim bah indust ri yang diinginkan.

Walaupun dem ikian, t idak sedikit pula pendapat dan hasil pengam at an yang m enyangsikan at au bakan kurang m endukung upaya pengem bangan lebih lanj ut dari t eknologi baru t ersebut yang di banyak negara j ust ru berkem bang secara pesat . Topik Ut am a yang selalu dan m asih t erus dipert anyakan ( dipert ent angkan) di ant aranya adalah :

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

• Kepatutannya terhadap m oralitas agam a, etika, dan kesusilaan;

dan

• Manfaat dan risiko penggunaannya

Berbagai forum baik di t ingkat nasional m aupun int ernasional t elah m enelaah m engenai hal- hal t ersebut .

Dalam kait an dengan hak kekayaan int elekt ual, dengan pert im bangan t idak sedikit nya invensi yang dapat dihasilkan oleh bidang ilm u baru ini, sew aj arnya bila sist em hak kekayaan int elekt ual m em beri perlindungan yang m em adai.

Art icle 27.3. Perset uj uan TRI PS m enyat akan bahw a :

Mem bers m ay also exlude from pat ent abilit y :

( a) Diagnost ic, t herapeut ic and surgical m et hods for t reat m ent of hum an or anim al;

( b) Plant s and anim al ot her t han m icro or ganism , and essent ially biological processes for t he product ion of plant s or anim al ot her t han non- biological and m icrobiological processes. However, Mem bers shall provide for t he prot ect ion of plant variet ies eit her by pat ent s or by an effect ive sui generis syst em or by any com binat ion t hereof. The provisions of t his paragraph shall be review ed four years aft er t he dat e of ent ry int o force of t he WTO Agreem ent .

Sem ent ara it u, UU Nom or 14 t ahun 2001 t ent ang Pat en berbunyi :

Pat en t idak diberikan unt uk invensi t ent ang :

a. Proses at au produk yang pengum um an dan penggunaan at au pelaksanaannya bert ent angan dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku m oralit as agam a, ket ert iban um um at au kesusilaan;

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

c. Teori dan m et ode di bidang ilm u penget ahuan dan m at em at ika; at au

d. i.

sem ua m ahluk hidup, kecuali j asad renik; ii.

proses biologis yang esensial unt uk m em produksi t anam an at au hew an kecuali proses non- biologis at au proses m ikrobiologis

Di sam ping it u, sebagaim ana yang t elah diuraikan di at as, berdasarkan UU nom or 29 Tahun 2000 I ndonesia j uga m elindungi invensi m engenai variet as ( baru) t anam an. Berdasarkan hal- hal t ersebut di at as j elaslah bahw a bent uk perlindungan hak kekayaan int elekt ual sebagaim ana yang dipersyarat kan dalam Perset uj uan TRI PS t elah t ersedia di I ndonesia.

Walaupun dem ikian, dapat dikem ukakan m engenai adanya m asukan dari sebagian negara anggot a WTO agar ket ent uan t ersebut dapat lebih disem purnakan guna m endukung Ket ent uan yang dit et apkan dalam Convent ion on Biological Diversit y ( CBD) , yang oleh I ndonesia t elah dirat ifikasi m elalui Undang- undang No. 5 Tahun 1994 t ent ang Rat ifikasi Konvensi Keanekaregam an Hayat i. Usulan yang diaj ukan adalah agar m encakup j uga beberapa aspek

pent ing sehubungan dengan akses sum ber daya genet ika ( acces t o genet ic resources) dalam ket ent uan pem berian pat en m isalnya : dengan m enyebut kan asal- usul bahan/ m at eri yang digunakan ( source of origin) , m elam pirkan bukt i bahw a para penelit i sebelum nya t elah m em berit ahukan secara m em adai kepada pihak/ ot orit as yang berkom pet en di t em pat yang bersangkut an ( prior inform ed consent ) , sert a m elengkapinya dengan kesepakat an pem bagian hasil yang sepadan ( benefit sharing agreem ent ) . Pendapat lain yang j uga t elah dim unculkan adalah unt uk m engupayakan sist em perlindungan bagi t radit ional know ledge yang lebih m em adai di luar sist em Hak kekayaan int elekt ual yang t elah ada sekarang ini.

World I nt ellect ual Propert y Organizat ion ( WI PO) t elah m em bent uk suat u I nt er Governm ent al Com m it t ee on I nt elect ual Propert y and Genet ic resources, Tradit ional Knowledge anf Folklore dengan t ugas pokok berupaya unt uk m em peroleh solusi yang bij aksana m engenai

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Access t o genet ic resources and benefit sharing; Prot ect ion or t radit ional know ledge, innovat ion and creat ivit y; dan Prot ect ion of expression of folklore including handicraft s.

Dalam hal ini Pem erint ah berpandangan unt uk m endukung upaya yang t elah dirint is oleh WI PO. Sebagai salah sat u realisasi dukunan Pem erint ah dalam hal ini, perlu kiranya disam paikan bahw a pada t anggal 17- 19 Okt ober 2001 dengan bekerj asam a dengan WI PO, Pem erint ah akan m enyelenggarakan WI PO- Asia Pacific Sym posium on t he Prot ect ion of I nt ellect ual Propert y Right s, Tradit ional Kow ledge and Relat ed I ssues, di Yogyakart a. Kegiat an t ersebut akan diikut i oleh w akil- w akil dari 26 negara di kaw asan Asia Pasifik dan m engikut sert akan sem ua pihak yang berkom pet en di dalam negri. Diharapkan dalam forum ini akan dapat disiapkan/ disusun posisi negara- negara Asia Pasifik dalam m enangani perm asalahan t ersebut .

Di sam ping it u m engingat bidang ilm u ( biot eknologi) yang relat if baru ini erat kait annya dengan kem ungkinan dihasilkannya j asad renik ( m icro- organism e) yang baru, perlu pula kiranya dikem ukakan adanya isu yang berkem bang pada akhir- akhir ini di dalam negri yang pada int inya m enolak pem at enan at as segala bent uk m ahluk hidup.

Padahal, sebagaim ana dim aklum i, UU pat en ( pada pasal 7 huruf d) t elah m engakom odasi usulan t ersebut kecuali unt uk invensi m engenai j asad renik. Sehubungan dengan hal ini beberapa pert im bangan yang t elah dikaj i dan diuraikan berikut ini dapat dit elaah lebih lanj ut .

a) Sist em pat en bert uj uan unt uk m erangsang perkem bangan t eknologi dan m unculnya ide dan gagasan baru, yang sudah t ent u hanya dapat t erj adi karena adanya ridha dan perkenan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kurang bij aksanalah bila hal yang berguna bagi kesej aht eraan m anusia, j ust ru diham bat kem ungkinan pem berian penghargaan t erhadapnya.

b) Mahluk hidup, pada dasarnya m em ang m erupakan cipt aan- Nya. Walaupun dem ikian, at as kreat ivit as seseorang, m aka khusus bagi j asad renik yang m em enuhi krit eria pat on ( t erut am a persyarat an m engenai kebaruan, lankah invent if, dan dapat dit erapkan dalam indust ri) selayaknya dapat diberi pat en. Perlu

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

- Jasad renik yang dapat m engkonsum si m inyak, yang bisa digunakan unt uk m engat asi m asalah t um pahan m inyak di

laut ; - Jasad renik yang dapat digunakan unt uk m enghasilkan

berbagai vaksin baru; - Ragi yang digunakan unt uk m enghasilkan t em pe pada

t em perat ur rendah; dan sebagainya.

Sej ak diberlakukannya UU Pat en lam a ( UU No. 6 t ahun 1989 t ent ang Pat en) pada t ahun 1991, perm ohonan pat en dari m asyarakat I ndonesia m engenai j asad renik m em ang m asih rendah. Nam un, beberapa inst it usi sepert i Depart em en Pert anian cq. Badan Lit bang, I nst it ut Pert anian Bogor, Fakult as Pert anian – Universit as Paj aj aran, dan I nst it ut Teknologi bandung m em andang t et ap perlu adanya perlindungan pat en bagi invensi m engenai ( at au yang berkait an dengan) j asad renik. Hal ini diperlukan unt uk m engant isipasi dihasilkannya invensi m engenai ( at au yang berkait an dengan) j asad renik m engingat bahw a kegiat an penelit ian dan pengem bangan di bidang t ersebut t elah gencar dilakukan.

c) Adanya kekhaw at iran bahw a sist em pat en dapat m enyebabkan harga produk m enj adi m ahal. Yang j elas, m elalui m ekanism e pasar ( t erm asuk kem ungkinan m em boikot pem beliannya, bila perlu) , pengendalian m engenai m asalah ini kiranya akan dapat dilakukan dengan efekt if. Di sam ping it u, dalam UU Pat en di sam ping adanya ket ent uan t ent ang lisensi w aj ib, t elah pula dicakup ket ent uan m engenai dim ungkinkannya ket ent uan t ent ang lisensi w aj ib, t elah pula dicakup ket ent uan m engenai dim ungkinkannya pararel im por, sert a diakom odasikannya

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

e) Sifat m onopolist ik sist em pat en Sebagai bagian dari sist em hak kekayaan int elekt ual, dengan pat en dim ungkinkan adanya m onopoli at as invensi yang m erupakan m iliknya. Walaupun dem ikian, Undang- undang Pat en t elah m engat ur bahw a sifat ini t idak bersifat t ak t erbat as. Hal ini

t ercerm in dengan adanya pengat uran m engenai j angka w akt u perlindungan pat en ( selam a 20 t ahun dan t idak dapat diperpaj ang) , lisensi w aj ib, pelaksanaan pat en oleh Pem erint ah, at au pem bat alannya karena t idak dipenuhinya kew aj iban t ert ent u.

f) Adanya pandangan bahw a sist em pat en t idak propublik dan ant i pet ani Melalui sist em pat en, kreat ivit as seseorang diakui dan dihargai, dan karena it u, sepant asnya apabila kepada invent or yang bersangkut an diberikan im balan ( berupa royalt i) yang sepadan at as segala j erih payah, w akt u, dan biaya yang t elah dikeluarkannya unt uk m enghasilkan suat u invensi. Dem ikian pula, siapa pun yang akan m em anfaat kan/ m enggunakan invensi it u sewaj arnya unt uk m em bayar sedikit lebih m ahal dibandingkan dengan produk yang t elah ada sebelum nya m engingat adanya kelebihan- kelebihan t ert ent u pada invensi t ersebut . Tidak ada ket ent uan yang m engharuskan pihak ket iga at au siapa pun unt uk m enggunakan at au m em anfaat kan invensi it u. Bagi pihak lain, t et ap t erbuka kem ungkinan unt uk m enggunakan produk sej enis yang t elah ada ( sehingga perlu m em bayar lebih m ahal) . Just ru sebaliknya, sist em pat en m em buka kem ungkinan

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

g) Akses t erhadap sum ber daya genet ika dan pem bagian keunt ungan yang adil. Ket ent uan m engenai akses t erhadap sum ber daya genet ika dan kem ungkinan pem bagian keunt ungan yang adil bagi m asyarakat yang berlokasi di sekit ar sum ber it u, sebagaim ana digariskan dalam CBD m em ang t idak diat ur dalam Undang- undang Pat en. Pert im bangan ut am anya adalah karena ket ent uan m engenai hal t esebut seyogyanya t idak hanya m engat ur invensi t erhadap sum ber daya genet ika yang dipat enkan, m elainkan j uga

m engenai akses t erhadap sum ber daya genet ika it u sendiri, penelit ian dan pengem bangan, sert a eksplorasinya, yang dapat saj a t idak t erkait dengan m asalah pat en. Pengat uran m engenai hal ini, sapat dan perlu segera diw uj udkan sebagai ket ent uan lebih lanj ut dari Undang- undang No. 5 Tahun1994 t ent ang Rat ifikasi Konvensi Keanekaragam an Hayat i sepert i t elah disinggung di at as.

A.2 .b. Pe r lin du n ga n h a k k e k a ya a n in t e le k t u a l di bida n g in dik a si

ge ogr a fis

Art icle 22, Art icle 23, Art icle 24 dari Perset uj uan TRI PS sebagaim ana pada lam piran 2, m engat ur m engenai perlindungan hak kekayaan int elekt ual di bidang indikasi geografis. Bila dalam Art icle 22 diat ur ket ent uan yang m encakup berbagai produk, dalam Art icle 23 diat ur ket ent uan spesifik m engenai perlindungan dalam bent uk indikasi geografis bagi w ines and spirit s.

Padahal, sebagaim ana dim aklum i, ada berbagai hasil alam dan produk hasil olahan yang dapat diperoleh dari berbagai negara. Dem ikian pula halnya dengan I ndonesia. Ada beraneka ragam hasil alam dan produk hasil olahannya yang khas berasal dari

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

Walaupun dem ikian, perlu kiranya dit elaah lebih lanj ut apakah proposal ini bet ul- bet ul perlu dan berpeluang besar unt uk diakom odasikan m engingat bahw a :

- Art icle 22 t elah m em ungkinkan m asing- m asing negara anggot a unt uk m engat urnya secara spesifik sesuai dengan

kepent ingan negaranya m asing- m asing;

- Perset uj uan TRI PS j uga m engat ur bahw a sesuat u dilindungi berdasarkan indikasi geografis di suat u negara j uga perlu

diakui di negara lain ( TRI PS Know ledges t hat w hat is recognized as a geographical indicat ion in one j urisdict ion m ay be seen as a descript ive t erm elsew here) ;

- Sej auh ini belum ada pet unj uk yang cukup kuat yang dapat dij adikan bukt i bahw a dengan t idak dicakupnya produk-

produk t ert ent u dalam ket ent uan ini t elah m enim bulkan kerugian yang besar.

Di I ndonesia, indikasi geografis t idak diat ur dalam ket ent uan t ersendiri ( secara sui generis) m elainkan t elah dicakup dalam Undang- Undang No. 15 Tahun 2001 t ent ang Merek sebagaim ana t ercant um dalam Bab VI I pada Pasal 56 s.d Pasal 60.

A.2 .c. Re gist r a si m u lt ila t e r a l ba gi in dik a si ge ogr a fi

Art icle 23 ( 4) Perset uj uan TRI PS m em ungkinkan dilakukannya negosiasi unt uk m em ungkinkan dilakukannya regist rasi m ult ilat eral t erhadap indikasi geografis bagi w ines. Negara- negara yang t ergabung dalam EU dan beberapa negara Eropa lainnya m enginginkan disusunnya perat uran lebih lanj ut ( t ersendiri) m engenai indikasi geografis yang diharapkan dapat m erupakan hak yang bersifat eksklusif dan m encakup kom unit as yang lebih luas dan t idak sekedar

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

A.2 .d Ele ct r on ic com m e r ce

Di sam ping biot eknologi, bidang ilm u penget ahuan lain yang berkem bang secara pesat dalam beberapa t ahun t erakhir ini adalah t eknologi digit al dan t eknologi di bidang t elekom unikasi berbasis digit al.

Hal yang perlu dikaj i lebih lanj ut adalah sej auh m ana Perset uj uan TRI PS m enj am in adanya perlakuan yang seim bang/ sepadan 9equal t reat m ent ) ant ara akt ifit as perdagangan yang m enggunakan fasilit as int ernet bila dibandingkan dengan dilakukan secara konvensional. Dengan ungkapan lain, apa saj a yang perlu diat ur unut k m enj am in bahw a elect ronic com m erce berj alan secara waj ar/ baik.

A.2 .e . Alih t e k n ologi

Art icle 7 Perset uj uan TRI PS m em ang m engat ur perlu didukungnya upaya alih t eknologi dari negara m aj u ke negara berkem bang. Walaupun dem ikian, dalam pelaksanaannya, agar penerapan ket ent uan ini dapat lebih efekt if dipandang perlu unt uk m enj abarkannya secara lebih lanj ut .

Beberapa ket ent uan dalam perat uran perundang- undangan di bidang hak kekayaan int elekt ual t elah m engakom odasikan ket ent uan yang baik secara langsung at aupun t idak langsung m ensyarat kan dilaksakanannya pat en.

Perlu disadari bahw a, bet apapun idealnya pengat uran m engenai alih t eknologi, pada akhirnya segalanya t ergant ung kepada kem am puan kit a sendiri unt uk m enyem purnakan dan m engem bangkan t eknologi yang bersangkut an. Oleh karena it u, peran sert a berbagai inst ansi

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

A.2 .f Pe n a n ggu la n ga n t e r h a da p pe m ba j a k a n opt ica l disc

Tingginya t ingkat pem baj akan opt ical disc t idak hanya m engkhaw at irkan pihak pem egang hak cipt a, m elainkan j uga Pem erint ah.

Walaupun perat uran perundang- undangan m engenai hak cipt a yang t ersedia pada saat ini relat if sudah cukup m em adai m engat ur m engenai hal yang berkait an dengan pendayagunaan opt ical disc, koordinasi dengan sem ua pihak yang berkom pet en perlu lebih diint ensifkan guna m enekan t ingginya produk hasil baj akan yang pada saat ini beredar di m asyarakat luas.

Kegiat an sosialisasi dan penyuluhan yang t erprogram dengan baik bagi berbagai pihak m asih perlu t erus dit ingkat kan. Di sam ping it u, langkah- langkah yang bersifat lebih konkrit perlu segera dipersiapkan dan dit indaklanj ut i secara sist em at is.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

H AK D AN KEW AJI BAN PEM ERI N TAH D ALAM PEN ERAPAN UN D AN G- UN D AN G

N O. 7 / 1 9 9 4 TEN TAN G RATI FI KASI

TRI P’S DI REKTORAT JENDERAL I NDUSTRI KECI L MENENGAH DEPARTEMEN PERI NDUSTRI AN

Jakart a, 2007

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

H a k da n Ke w a j iba n Pe m e r in t a h

da la m Pe n e r a pa n UU N o. 7 / 9 4 Te n t a n g Ra t ifik a si TRI Ps

Pe m bu k a a n

• Abad 21 Merupakan abad I PR/ HaKI ;

• HaKI m em ainkan peran yang penting sebagai sum ber atau pusat

kreat ifit as suat u bangsa;

• Berbicara perdagangan dan investasi tak lepas dari I PR/ HaKI ;

• Knowledge-based econom y;

Ke bij a k a n Pe m e r in t a h da la m Pe r lin du n ga n Globa l dibida n g

H a KI

• 14 April 1994 disepakati General Agreem ent on Tariff and Trade

• Mem uat Agreem ent on Trade Related aspects of I ntellectual Propert y/ TRI Ps

• Undang-undang No. 7 Tahun 1994

• 1 januari 2000

Tu j u a n TRI P’s

• Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI bertuj uan untuk m endorong t im bulnya inovasi, pengalihan dan penyebaran t eknologi dan diperoleh m anfaat bersam a ant ara penghasil dan pengguna penget ahuan t eknologi, dengan cara m encipt akan kesej aht eraan sosial ekonom i sert a keseim bangan ant ara hak dan kew aj iban.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Pr in sip- pr in sip pok ok TRI P’s

• Menetapkan standar m inim um untuk perlindungan dan penegakan hukum HaKi di negara- negara pesert a.

• Masing-m asing negara peserta harus m elindungi warga negara

dari negara pesert a lainnya

• Negara-negara peserta diharuskan m em berikan perlindungan HaKI yang sam a kepada w arga negara pesert a lainnya.

• Penergakan hukum yang ketat disertai dengan m ekanism e penyelesaian perselisihan sengket a, yang diikut i dengan hak bagi negara yang dirugikan unt uk m engam bil t indakan secara silang.

Pe n ga t u r a n H a KI da la m Tr ip’s

1. Hak Cipt a dan Hak yang berkait an dengan Hak Cipt a

2. Merk Dagang

3. I ndikasi Geografis

4. Desain I ndust ri

5. Pat en

6. DTSLT

7. Rahasia Dagang

8. Cont rol of Ant i- Com pet it ive Pract ices in cot ract ual licenses

9. Enforcem ent

H a k M ilik I n du st r i

• Paten; • Paten Sederhana; • Desain I ndustri; • Merek Dagang, Merek jasa, Rahasia Dagang; • I ndikasi Geografis.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

H a k Cipt a da n H a k - h a k ya n g Te r k a it de n ga n H a k Cipt a

• Karya Seni dan sastra

• Perform ers;

• Gam bar

• Broadcasting

• Film Organaiszat ion; • Puisi

• Producers of Phonogram s. • Novel • Fotografi • Ukiran • Software kom puter • Data base • Desain arsitektur

Ba n t u a n Te k n is W I PO

• Konsultasi Teknis dalam m em persiapkan rancangan undang-

undang di bidang HaKI ;

• Keikutsertaan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh WI PO;

• Kerjasam a dengan berbagai badan/ lem baga internasional m elalui kordinasi WI PO di bidang HaKI ;

• Bantuan tenaga ahli di bidang otom asi, pem eriksaan paten dan

m erek, PCT, sert a adm inist rasi HaKI , dll;

• Sosialisasi inform asi HaKI .

Ke a n ggot a a n D a la m Kon ve n si I n t e r n a sion a l D i Bida n g H a KI

• Konvensi Paris untuk Perlindungan Hak Milik I ntelektual (Paris

Convent ion) ;

• Traktat Kerjasam a Paten (PCT);

• Traktat Kerjasam a Merek (Trade Mark Law Treaty);

• Traktat Kerjasam a WI PO di bidang Hak Cipta (WI PO Copyright

Treat y) ;

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Un da n g- u n da n g H a KI

• Paten : UU No. 6/ 1989 tentang Paten sebagaim ana telah dirubah dengan UU No. 13/ 1997; digant i dengan UU No. 14 Tahun 2001 t ent ang Pat en.

• Merek : UU No. 19/ 1992 tentang Merek sebagaim ana telah dirubah dengan UU No. 14/ 1997, digant i dengan UU No. 15 Tahun……….?

UU Ba r u H a KI

3 Desain I ndust ri : UU No. 31/ 2000;

3 Rahasia Dagang : UU No. 30/ 2000;

3 Desain Tat a Let ak Sirkuit Terpadu : UU No. 32/ 2000.

V isi D ir e k t or a t Je n de r a l H a KI

• Mengem bangkan sistem HaKI yang efektif dan kom petitif secara int ernasional dalam m enopang pem bangunan nasional.

M isi D ir e k t or a t Je n de r a l H a KI

Mengelola sist em HaKI dengan cara :

• Mem berikan perlindungan, penghargaan dan pengakuan atas set iap kreat ivit as;

• Mem prom osikan teknologi dan investasi yang berbasis ilm u penget ahuan

• Merangsang pertum buhan karya dan budaya yang inovatif dan invent if.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

H a k Cipt a

Hal- hal baru dalam UU ak Cipt a No. 12/ 1997 :

Copyright works, perform ers, producers of phonogram , broadcast ing organizat ion, dan hak penyew aan, program kom put er, sert a karya sinem at ografi.

Pa t e n

UU Pat en No. 13/ 1997 dan disem purnakan lagi dengan UU No. 14 t h 2001

¾ Perpanj angan j angka wakt u perlindungan;

¾ Lingkup invensi yang dapat diberikan pat en;

¾ Pem enuhan persyarat an PCT

¾ Lingkup dari hak khusus pem egang paten

¾ Paralel I m por

¾ Lisensi Waj ib

¾ Bolar provisi

Merek

UU Merek No. 14/ 1997

¾ Mekanism e pendaft aran ulang m erek t erkenal;

¾ Perlindungan at as I ndikasi Geografis

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Ke t e n t u a n la in ya n g be r k a it a n de n ga n H a KI

• UU No. 29/ 2000 tentang Varietas Tanam an;

• UU No. 10/ 1995 tentang Bea Cukai;

• UU No. 7/ 1996 tentang Makanan;

• UU No. 8/ 1999 tentang Perlindungan Konsum en.

Pe r a n da n Ta n t a n ga n Sist e m H a KI di M a sa D e pa n

• Menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang kom petitif;

• Meningkatkan perkem bangan teknologi;

• Mendukung perkem bangan dunia usaha yang kom petitif dan spesifik di pasar global;

• Meningkatkan invensi dan inovasi dalam negri yang berorientasi

ekspor dan bernilai kom ersial;

• Mem prom osikan sum ber daya sosial dan budaya yang dim iliki;

• Mem berikan reputasi internasional untuk ekspor produk lokal yang berkarakt er dan m em iliki t radisi budaya daerah.

H a k i D a la m Pe n ge m ba n ga n Pe r e k on om ia n da n Te k n ologi

• Perlindungan hukum sebagai insentif bagi inventor, kreator, desainer, dan pencipt a dengan m em berikan hak khusus unt uk m engkom ersialkan hasil dari kreat ifit asnya;

• Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor

• Mendorong kegiatan penelitian dan pengem bangan untuk m enghasilkan penem uan baru di berbagai bidang t eknologi;

• Sistem paten akan m em perkaya pengetahuan m asyarakat dan

m elahirkan penem u- penem u baru;

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

• Peningkatan dan perlindungan HaKI akan m em percepat pert um buhan indust ri, m encipt akan lapangan kerj a baru, m endorong perubahan ekonom i, m eningkat kan kualit as hidup m anusia yang m em berikan kebut uhan m asyarakat luas.

H a KI : Pe r m a sa la h a n da n Ta n t a n ga n

• Kegiatan inventif dan inovasi tak terpisahkan dari bagian t erpent ing proses pem bangunan I ndonesia;

• HaKI erat dengan pem bangunan ekonom i m elalui inovasi t eknologi unt uk m endorong produkt ivit as;

• HaKI adalah alat yang am puh untuk m endorong pem bangunan

ekonom i, ilm u penget ahuan, sosial dan budaya;

• Masalah yang sangat besar dalam sistem HaKI adalah apabila

HaKI t idak dipert im bangkan sebagai alat pem bangunan ekonom i.

D im e n si Pe n ge m ba n ga n H a KI

• Traditional Kowledge

• E-Com m erce (Perdagangan Elektronik)

• I nternet Service Provider (Jasa Pelayanan I nternet)

• Protection non original databases

• Cyber law

• Dom ain nam es

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Pe n ca pa ia n

• I ndonesia telah m erubah standar peraturan HaKI dengan st andar m inim um ket ent uan TRI Ps;

• Sosialisasi HaKI yang berkelanjutan m elalui kerjasam a universit as, inst ansi pem erint ah dan UKM;

• Melaksanakan pem eriksaan banding paten dan m erek;

• Penerim aan pendaftaran HaKI m elalui Kantor Wilayah

• Pelaksanaan sistem otom asi HaKI

• Peningkatan law enforcem ent HaKI yang lebih baik;

• Peningkatan kualitas Sum ber Daya Manusia;

• Peningkatan dan pem anfaatan kerjasam a internasional di bidang HaKI

Ke sim pu la n

• HaKi adalah isu penting bagi para pem buat keputusan ekonom i;

• Modernisasi kantor HaKI dan pengaturan HaKI nasional sebagai

alat kebij akan yang berpengaruh kepada pem bangunan ekonom i;

• Perlunya perubahan sifat m asyarakat yang berorientasi dari

ert anian ( st at is) ke indust ri ( dinam is) dan m engarah kepada budaya bisnis ( kom pet it if) .

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

H a KI D AN I M PLEM EN TASI N YA

TERH AD AP LI TBAN G, I N V ESTASI & I N OV ASI D I I N D ON ESI A

DI REKTORAT JENDERAL I NDUSTRI KECI L MENENGAH DEPARTEMEN PERI NDUSTRI AN

Jakart a, 2007

H a KI D AN I M PLEM EN TASI N YA TERH AD AP

LI TBAN G, I N V ESTASI & I N OV ASI D I I N D ON ESI A

M AKN A H a KI

• Definisi HaKI adalah hak eksklusif yang diberikan Pem erintahan kepada penem u / pencipt a / pendesain at as hasil karya cipt a dan karsa yang dihasilkannya.

• Hak eksklusif adalah hak m onopoli untuk m em perbanyak karya cipt a dalam j angka w akt u t ert ent u, baik dilaksanakan sendiri at au dilisensikan.

I M PLEM EN TASI H KI D I D UN I A LI TBAN G

• HKI di dunia litbang akan terlihat hasilnya bila :

1. Kegiat an R&D didukung dengan fasilit as dan SDM yang berm ut u.

2. Adanya laborat orium yang t erst andard dan t erakridit asi dengan pranat a lit bang yang t erdidik.

I N V EN SI YAN G BERN I LAI H KI

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

• I nvensi harus m erupakan inovasi baru di dunia.

PESAN KM N RT D ALAM PEN I N GKATAN M UTU I N OV ASI

• Menyelaraskan derap langkah pem anfaatan, pengem bangan dan

penguasaan ipt ek dalam m endukung pem bangunan Nasional, m aka berbagai langkah t elah dilaksanakan, ant ara lain :

1. Dengan program – program insent if

2. Kerj asam a dengan inst ansi lain yang t erkait

3. kerj asam a dengan DRD m aupun Balit bangda.

PROGRAM I N SEN TI F KM N RT YAN G TERKAI T D EN GAN PEN I N GKATAN H KI

1. Program I nsent if Sent ra HaKI ( m ulai 2000)

2. Program insent if oleh PATEN ( m ulai 2000)

3. Program insent if St andardisasi Laborat orium ( m ulai 2000)

4. Program insent if Asuransi Teknologi ( m ulai 2000)

5. Program insent if Perlindungan Penget ahuan Tradisional ( m ulai 2002)

6. Program insent if oleh Desain I ndust ri ( rencana 2002)

Se m u a pr ogr a m t e r se bu t m e m pu n ya i k e t e r k a it a n da la m pe n in gk a t a n ipt e k N a sion a l

• Program StanLab, m ewujudkan inovasi yang bernilai HKI • Sentra HKI m erupakan kelem bagaan yang dapat m engelola

inovasi sam pai dengan m em asarkan agar dapat diindust rikan.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

• Program Lintrad, tahap awal m elakukan inventarisasi dan m endokum ent asikan Penget ahuan Tradisional yang banyak dim iliki bangsa I ndonesia, sekaligus dengan m engelom pokkan ke dalam regim HKI .

• Program oleh Desain, guna m em bantu I KM / UKM untuk pendaft aran Desain indust ri sesuai dengan crit eria ket ent uan yang ada.

Secara keseluruhan peran I pt ek dalam upaya Peningkat an Daya Saing Bangsa.

Persaingan Global

St andar

I nt ernat ional

Kem am puan Daya Saing Nasional

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

LI N GKUP PEN ERAPAN I PTEK

Jakart a I pt eknas

I PTEK

Punas Rist ek

STAKEHOLDER

Kehidupan R&D

I ndust ri

Rakyat

Jasa

Barang

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

M EKAN I SM E D I FUSI I PTEK

Problem Hunt ing

Kebut uhan I pt ek

LI TBANG PENGGUNA

Form ulasi kebij akan I pt ek

Um pan Balik

Teknologi Tepat Guna

TOLAK UKUR KEBERH ASI LAN PEN CAPAI AN TUJUAN STRATEGI S I PTEK N ASI ON AL

1. Pengem bangan kem am puan inovasi dan difusi t eknologi di sect or produksi.

2. Perkem bangan I KM berbasis t eknologi di pusat dan di daerah

3. Penggalangan kem it raan riset ipt ek, ant ara indust ri kecil dan m enengah dengan indust ri besar.

4. I nt ensit as kegiat an ipt ek di daerah.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian Depart em en Perindust rian

6. I nt ensit as kem it raan penelit ian, pengem bangan, dan rekayasa ant ara pelaku ipt ek dan pelaku ekonom i.

7. Pengem bangan kapasit as penelit ian, pengem bangan, dan rekayasa pada sej um lah cabang ipt ek yang st rat egis secara inst it usional

8. dukungan sect or keuangan : perpaj akan, perbankan dan asuransi dalam pem anfaat an ipt ek dalam negeri bagi dunia indust ri.

PELAKSAN AAN KEBI JAKAN I LM U PEN GETAH UAN D AN TEKN OLOGI D I I N D ON ESI A

• Strukturisasi KMNRT. • Penyusunan Anggaran. • Reorganisasi Tanggung Jawab dan j aringan koordinasi LNPD. • Evaluasi dan Restrukturisasi Riset, ilm u Pengetahuan dan

Teknologi. • Pengem bangan Program I nsentif. • Pengem bangan Peraturan Perundang-undangan. • Pengem bangan Program Pendukung I ptek. • Jaringan Teknologi untuk daerah.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

LI N GKUP PROGRAM I PTEK

Perguruan

Kont rak

Tinggi

Riset

Dukungan Lit bang

LPND/ LPD

I nsent if Perpaj akan

Lem baga Rist ek

Program

Dukungan Daerah

I pt ek

I nsent if

Modal

St andard and Lem baga Rist ek

Regulat ions Sw ast a

Pengem bangan SDM

I ndust ri

Asist ensi

St rat egis

Teknis

PERW UJUD AN PROGRAM I N TEN SI F KM N RT, UN TUK :

• Menghasilkan inovasi yang bernilai HKI dan dapat diindustrikan. • Mem antapkan teknologi yang telah ada dengan m elakukan

perbaikan m ut u, dan • Program insentif tersebut tidak akan berm anfaat apabila Dep.

I ndag t idak ikut berperan m enaw arkan inovasi t ersebut kepada invest or unt uk invest asi, sehingga indust ri nasional yang berbasis ipt ek dom est ic dapat berkem bang.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

KREATI V I TAS D AN I N OV ASI D ALAM KERAN GKA I N V ESTASI SERTA UN D AN G-

UN D AN G PATEN D AN PERLI N D UN GAN H UKUM DI REKTORAT JENDERAL I NDUSTRI KECI L MENENGAH DEPARTEMEN PERI NDUSTRI AN

Jakart a, 2007

H AK KEKAYAAN I N TELEKTUAL

( H a KI / I PR)

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah Depart em en Perindust rian

Modifikasi/ I m provem ent

Aplikasi t eknologi Pada produk baru

High Technology

Fut ure Technology

I nvent ion New

Technology Principle

C- 212

’80 ‘83 CN- 235

’86 ‘95 CN- 235

N- 2130

N- 250

I ssu e Globa l

Lim a Sila

• Environm ent • Standard • Dem ocracy • Hum an Rights • I PR

I PR/ H a KI

• Copy Rights • Patent • Tradem ark

Pe la n gga r a n I PR/ H a KI

I ndonesia dit uduh m elakukan pem baj akan at as video, CD dan VCD, Soft w are ( hak cipt a) dan m eniru m erk t erkenal sepert i POLO, LEVI s ( t rade m ark)

Melalui US. Special 301, USTR m em asukan I ndonesia dalam kat egori Priorit y Wat ch List

Am erika m elaksanakan CROSS RETALI ATI ON, sehingga ekspor garm ent , keraj inan dan hasil bum i dipersulit .

S & T I n dica t or s

I ndikat or dari t ingkat ipt ek negara indust ri ant ara lain dit unj ukan oleh :

• R & D expenditures • I nternal publications • Resident patent

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

I N TERN AL PUBLI CATI ON S

I n don e sia

Sin ga por e

M a la ysia

Th a ila n d

Sou t h Kor e a

Br a z il

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

PATEN TS

Aplik a si Pa t e n t di Be be r a pa N e ga r a , 1 9 9 4

Cou n t r y / Or ga n iz a t ion

Re side n t N on Re side n t

Tot a l

Aust ralia 9.402 25.624 35.026 36,7 Brazil 2.296 18.947 21.242 11 Canada 3.043 38.419 41.462 7 China 11.241 23.500 34.741 32,4 Egypt 308 528 836 36,8

France 16.130 70.155 86.285 18,7 Germ any 49.402 78.011 127.413 38,8

I ndia 1.588 3.212 4.800 33.1

I ndonesia Japan 320.175 50.477 370.652 80,5 Malaysia

Net herland 4.357 61.733 66.090 7 Thailand

U.S.A 109.981 99.710 209.691 50

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Aplik a si Pa t e n t di Be be r a pa N e ga r a , 1 9 9 4

Cou n t r y / Or ga n iz a t ion

Re side n t N on Re side n t

Tot a l

Aust ralia 9.402 25.624 35.026 36,7 Brazil 2.296 18.947 21.242 11 Canada 3.043 38.419 41.462 7 China 11.241 23.500 34.741 32,4 Egypt 308 528 836 36,8

France 16.130 70.155 86.285 18,7 Germ any 49.402 78.011 127.413 38,8

I ndia 1.588 3.212 4.800 33.1

I ndonesia

Japan 320.175 50.477 370.652 80,5 Malaysia

Net herland 4.357 61.733 66.090 7 Thailand

U.S.A 109.981 99.710 209.691 50

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

STATI STI K PATEN D I ASEAN , 1 9 9 6

PERMOHONAN PATEN

NO

NEGARA

DALAM NEGERI

LUAR NEGERI

TOTAL

1. I NDONESI A

2. THAI LAND

4. MALAYSI A

5. VI ETNAM

7. SI NGAPURA

Ket erangan : - t idak t ercat at

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

JUM LAH PERM I N TAAN PATEN & PATEN SED ERH AN A KON D I SI 1 9 9 9 PATEN

D .N

L.N

JUM LAH

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

PATEN I N TERN ASI ON AL TEM UAN RI US EP JP WO

1 . ROTAN ( RATTAN )

2 . BATI K

3 .TEM PE ( TEM PEH )

4 . GAM BUT

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Pe n ga m a t a n

Minim nya j um lah pengaj uan pat en dom est ik di I ndonesia, m erupakan collect ive responsibilit y m asyarakat , khususnya m asyarakat int ellect ual.

Pe n ga m a t a n

Pada um um nya penelit i dan perekayasa hanya m engenal “ copyt ight ” ( hak cipt a) berupa penelit ian m ereka, t et api t idak m engenal pat en, padahal pat en m erupakan salah sat u ciri ut am a negara indust ri. Pat en adalah indikat or kreat ivit as bangsa

Pe r se psi M a sya r a k a t

Pat en it u

• Masalah Hukum saj a • Hightech saja • Proses Rum it • Waktu Lam a • Jarak Jauh • Biaya Mahal

Pa t e n t s

A grant by a st at e t o an invent or, giving exxlusive right t o m ake, use, exercise and vend t he invent ion for a lim it ed period of t im e in exchange for t he disclosure of his event ion t o public in a pat nt docum ent ( privat e ret urn vs public ret urn)

V isi da n M isi

Visi : Pada t ahun 2003 I ndonesia m erupakan negara yang m em punyai j um lah aplikasi pat en dom est ik t erbesar di Asia Tenggara.

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Misi : Mencipt akan iklim dan sist im yang kondusif bagi penem u dan

pengusaha/ indust ri unt uk m eningkat kan aplikasi dan penggunaan pat en dom est ik.

H a k At a s Ke k a ya a n I n t e le t u a l ( H a KI ) ( I n t e lle ct u a l Pr ope r t y Righ t / I PR)

TRI P’S

Trade Relat ed Aspect s of I nt ellect ual Propert y Right s Berlaku 1 Januari 2000

Ca k u pa n H a KI

A. Hak Cipt a ( copy Right )

B. Hak at as Kekayaan I ndust ri

1. Pat en

2. Merek ( Trade Mark)

3. Desain Produk ( insdust rial design)

4. I nform asi Rahasia ( t rade secret )

5. I ndikasi geografis ( geographical indicat ions)

6. Desain Tat a Let ak Sirkuit Terpadu ( circuit lay- out )

7. Varit as t anam an ( plant variet ies)

8. Kom pet isi t erselubung ( unfair Com pet it ion)

H a k At a s Ke k a ya a n I n t e le k t u a l ( H a KI )

Hak eksklusif yang diberikan oleh pem erint ah kepada seseorang at au kelom pok orang, m erupakan perlindungan at as penem uan, cipt aan di bidang seni & sast ra, ilm u, t eknologi dan pem akaian sim bol at au lam bang dagang ( UUP Psl.XX) . Cont oh : Fulpen

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

H a KI

H a k Cipt a Merek

Reklam e

D e sa in Pr odu k Bent uk 3D baru

H a k Cipt a

Desain sirkuit & Mechanics t eknologi lam a

D e sa in La you t

Sir k u it Te r pa du Pa t e n

Tat a let ak I C Baru Teknologi baru

D e sa in La you t Sirkuit TErpadu

Direkt orat Jenderal I ndust ri Kecil Menengah

Depart em en Perindust rian

Pe r se psi M a sya r a k a t

Pa t e n it u :

• Masalah Hukum saj a • Hightech saja • Proses rum it • Waktu Lam a • Jarak Jauh • Beaya Mahal

Pa t e n

UU No. 13, 7 Mei 1997

I n for m a si Pa t e n

• I ndustrial dan globalisasi • HaKI untuk m eningkatkan invention • Masyarakat (ilm iah) harus m engenal HaKI

Pa t e n

UU No. 13 t g; 7 Mei 1997 UU No. 14 2000

Pa sa l 1

( 1) Pat en adalah hak khusus yang diberikan oeh Negara kepada

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN ATAS KUALITAS LAYANAN PEMBAYARAN KREDIT MOTOR YAMAHA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PADA PT. BUSAN AUTO FINANCE JEMBER

0 35 19

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SIDOARJO

0 25 27

TELAAH ATAS KETELADANAN RASULULLAH SAW DALAM MENDIDIK ANAK (USIA 6­12 TAHUN)

4 74 1

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENGHAPUSAN ATAS MEREK DAGANG "SINKO" DARI DAFTAR UMUM MEREK OLEH DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (Studi Putusan Pengadilan Niaga No. 03/Merek/2001/PN.Jkt.Pst)

0 23 75

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN CV. ERLANGGA, SIDOARJO

0 19 11

HUBUNGAN ANTARA LEBAR INTERMOLAR DAN PANJANG LENGKUNG GIGI RAHANG ATAS PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

0 26 17

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN ADAT TERHADAP WANPRESTASI DALAM HAK NUMPANG KARANG (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 110

1 42 17

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45