13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan penjelasan hasil-hasil penelitian terdahulu dan pustaka-pustaka lain yang dipandang relevan terhadap penelitian ini. Sejauh ini,
ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan Denpasar Festival, namun saat ini yang diteliti adalah program yang ditampilkan dalam Denpasar Festival untuk
mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif dan merumuskan strategi pengembangan Denpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi
kreatif di Kota Denpasar. Antariksa t,t dalam penelitiannya yang berjudul “Konsep Indonesia
Kreatif: Tinjauan Awal Mengenai Peluang dan Tantangannya Bagi Pembangunan Indonesia”, menjelaskanberpendapat bahwa ekonomi kreatif berkaitan pula
dengan konsep kota kreatif creative city dimana salah satu pilar utamanya adalah pariwisata perkotaan urban tourism. Pariwisata perkotaan muncul karena terjadi
proses de-industrialisasi di negara maju. Pariwisata jenis ini difokuskan kepada konsep “place marketing” atau “menjual suatu tempat” dengan cara memberikan
citra tertentu pada suatu wilayah geografis agar menarik perhatian kalangan bisnis dan wisatawan. Fenomena de-industrialisasi tersebut terjadi karena perkembangan
industri di wilayah perkotaan telah menyebabkan kota menjadi wilayah geografis yang tidak nyaman untuk ditempati sebagai akibat persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan aksesibilitas, fleksibilitas dan kualitas hidup. Persaingan antar
14
industri di tingkat global juga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena tersebut.
Riyastini 2010 mengungkapkan tentang bentuk partisipasi masyarakat yang belum optimal, karena masyarakat hanya terlibat pada tahap pelaksanaan
saja, sementara paradigma pembangunan berbasis masyarakat menuntut peran serta masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Disarankan kepada Pemerintah Kota Denpasar untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam program-program yang direncanakan dengan cara membangun
kepercayaan masyarakat melalui komunikasi sosialisasi yang intensif, serta memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga pembangunan
berkelanjutan dan berbasis masyarakat dapat diwujudkan di kawasan tersebut. Juliati 2012 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kegiatan Denpasar
Festival memang mempunyai implikasi nyata terhadap warga Kota Denpasar. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk melestarikan budaya lokal sekaligus
meningkatkan perekonomian warganya. Kegiatan Denpasar Festival ini antara lain berimplikasi dalam bidang sosial, budaya dan ekonomi. Dalam bidang sosial,
Denpasar Festival mampu meningkatkan toleransi antara masyarakat pendatang dan masyarakat lokal. Namun sangat disayangkan budaya kelompok etnis non-
Bali seperti Tionghoa, Bugis dan Jawa sudah lama mengalami proses akulturasi dengan budaya lokal yang ada di Kota Denpasar dan sudah menjadi bagian dari
budaya lokal Kota Denpasar tidak dihadirkan. Dalam bidang budaya, beberapa budaya lokal Kota Denpasar yang hampir punah bisa diselamatkan dan dihadirkan
kembali di tengah-tengah masyarakat. Ditinjau dari segi ekonomi, kegiatan ini
15
mampu meningkatkan penghasilan warga yang ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan penjualan. Denpasar Festival sekaligus juga menjadi ajang promosi
gratis bagi mereka. Berkenaan dengan tulisan-tulisan tersebut, dapat dilihat bahwa Denpasar
Festival merupakan salah satu implementasi pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, sekaligus sebagai suatu momentum
kebangkitan masyarakat Kota Denpasar untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokalnya. Dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan Denpasar Festival ini harus
dimaknai sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, membuat masyarakat memiliki kesadaran untuk ikut berperan secara aktif dalam
pengembangan pariwisata di daerahnya. Sikap inheren seluruh warga untuk senantiasa menggelorakan aspek-aspek energi imajinasi, mencipta, berdaya hasil,
dan berimajinasi kembali lebih tinggi. Komitmen melekat pemangku kepentingan stakeholder secara intrinsik pada
aspek-aspek proses kebudayaan sebagai upaya karya cipta integrative Deva Communication, 2014
Tematik Dharma Cipta Mahabudaya mengedepankan komitmen Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat multikulturnya untuk memuliakan kreativitas seni
dan budaya yang tidak saja tumbuh kembang sebagai ‘seni murni’ ekspresi keindahan dengan tujuan persembahan kepada keagungan Sang Pencipta dan alam
raya, namun juga sebagai ‘seni dapur’ keragaman potensi, energi dan karya kreatif sebagai sumber penghidupan dan kesejahteraan sosial. Denpasar Festival
yang memasuki tahun pelaksanaan ketujuh telah menjadi medium ‘pengisahan’ yang kredibel dan dinamis akan kenyataan ragam kreativitas art sebagai akar
16
dan aset kultural yang menstimulasi dan memenuhi kepentingan pasar mart yang dikelola secara berkesinambungan serta efisien dan efektif melandasi kerinduan
kolektif akan Denpasar yang cerdas smart. Dharma Cipta Mahabudaya menjadi penanda akan pengabdian dan kemampuan masyarakat multi talenta dan
multikultur Denpasar dalam menghasilkan dimensi keseimbangan kreativitas tradisi dan modernitas yang menjadi kunci untuk meningkatkan kemakmuran
rakyat dalam segala bidang. ,
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Riyastini 2010 dan juga penelitian yang dilakukan oleh Juliati 2012, karena
penelitian difokuskan untuk mengetahui program yang ditampilkan dalam Denpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota
Denpasar, dan merumuskan strategi dan program pengembangan Denpasar Festival.
2.2 Konsep