Strategi Pengembangan "Denpasar Festival" Dalam Mendukung Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar.

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN

DENPASAR

FESTIVAL

DALAM MENDUKUNG PARIWISATA

BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR

NI MADE DEWIYANTI NIM 1391061019

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(2)

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN

DENPASAR

FESTIVAL

DALAM MENDUKUNG PARIWISATA

BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana

NI MADE DEWIYANTI NIM 1391061019

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(3)

Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 30 MEI 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr.Ir.Made Antara, MS. Dr. Drs. Ida Bagus Gde Pujaastawa, M.A. NIP 195412251981021001 NIP 196211181988031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Direktur

Magister Kajian Pariwisata Program Pascasarjana

Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Universitas Udayana,

Prof. Dr. I. Nyoman Darma Putra, M.,Litt. Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi,Sp.S(K)


(4)

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada TanggaL 25 Mei 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No : 2282/UN14.4/HK/2016, Tanggal 19 Mei 2016

Ketua : Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS.

Sekretaris : Dr. Drs. Ida Bagus Gde Pujaastawa, M.A. Anggota :

1. Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.,Litt. 2. Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE.,MP. 3. Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc.


(5)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

NAMA : Ni Made Dewiyanti

NIM : 1391061019

PROGRAM STUDI : S2 Kajian Pariwisata

JUDUL TESIS : Strategi Pengembangan ”Denpasar Festival ” dalam Mendukung Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis* ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 25 Mei 2016 Pembuat Pernyataan,

(Ni Made Dewiyanti) NIM. 1391061019


(6)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung wara nugraha-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Tesis dengan judul “Strategi

Pengembangan ”Denpasar Festival” dalam Mendukung Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Denpasar” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

gelar Magister pada Program Studi Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

Tesis ini dapat terwujud berkat adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS. selaku Pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. Drs. Ida Bagus Gde Pujaastawa, M.A. selaku pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Rektor Uviversitas Udayana, Prof. Dr.dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Kajian Pariwisata di Universitas Udayana. Selanjutnya, ucapan terima kasih ini juga penulis haturkan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)


(7)

atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi karyasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.,Litt. selaku Ketua Program Studi Magister Kajian Pariwisata sekaligus sebagai penguji bersama Dr. I Putu Gde Sukaatmadja, SE.,MP. dan Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi untuk menyempurnakan tesis ini. Namun di saat ujian tesis Dr. I Nyoman Madiun tidak bisa datang karena beliau kondisinya sudah mulai tidak baik, namun tiada kata lain yang bisa terucap selain terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas dorongan dan semangat yang diberikan sehingga akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh dosen pengajar pada Program Pascasarjana Kajian Pariwisata Universitas Udayana, atas bantuan dan perhatian yang diberikan dari awal masa perkuliahan hingga akhir penyusunan tesis ini.

Dalam kesempatan ini ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Mudra, M.Si; Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Drs. I Putu Budiasa, M.Si; I.G.Ayu Laxmy Saraswaty, SS., M. Hum selaku Kepala Seksi Pembinaan Usaha Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, Putu Sandika, SE.M.Si selaku Kasubag Perindustrian Daerah Bagian Perekonomian Setda Kota Denpasar; Ni Luh Putu Riyastini selaku Kepala Seksi Promosi Pariwisata pada Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Agung Suyadnya selaku Kepala Seksi Atraksi Wisata pada Dinas Pariwisata Kota Denpasar, A.A. Oka Suwetja, SH selaku


(8)

vii

Bendesa Pakraman Denpasar, Bapak Kayun (CV. Deva Communication) atas waktu, kesempatan, bantuan, saran, informasi yang diberikan serta kemudahan dalam mengumpulkan data untuk penyelesaian tesis ini.

Rasa syukur dan ucapan terima kasih yang tulus kepada keluarga tercinta, kedua orang tua tercinta dan juga ibu mertua, suami tercinta Ketut Subagia, serta anak-anak I Putu Pande Chelsea Ananda Putra dan Ni Kadek Pande Marchia Marcilinda tersayang atas doa, dukungan, perhatian, dan dorongan yang telah diberikan selama ini. Terima kasih pula kepada rekan-rekan seangkatan tahun 2013-2015, serta berbagai pihak yang telah membantu penelitian serta penyusunan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang secara tulus member bantuan sehingga tesis ini dapat terwujud. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan mohon maaf apabila masih ada kekurangan dalam penulisan dan penyusunan tesisi ini.

Denpasar, Mei 2016


(9)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGANDENPASAR FESTIVALDALAM MENDUKUNG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF

DI KOTA DENPASAR

Denpasar Festivalmerupakan sebuah kegiatan inovasi dari Pemerintah Kota Denpasar untuk menghidupkan kembali Kawasan Jalan Gajah Mada sebagai pusat kota dan pusat perekonomian di Kota Denpasar. Namun dalam penyelenggaraannya masih terkesan sebagai pagelaran hiburan untuk rakyat, pola pengembangan Denpasar Festival yang masih menggunakan pendekatan top-down, partisipasi masyarakat belum optimal, fasilitas pendukung yang kurang memadai dan kurangnya promosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program yang ditampilkan dalam penyelenggaraan Denpasar Festival dan merumuskan strategi pengembangan Denpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perencanaan dan teori partisipasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan pemeriksaan dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan Matrik Strength Weakness Opportunity Threat

(SWOT).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program yang ditampilkan dalam penyelenggaraan Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif meliputi: (1) Pameran Usaha Kecil/Industri Kerajinan; (2) Lapak Makanan Tradisional (Kuliner); (3) Penyelenggaraan Acara Hiburan (Pertunjukan Seni Budaya); (4) Pertunjukan Film, Video, & Penyelenggaraan Pameran Foto; (5) Fesyen; dan (6) Desain. Setelah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal selanjutnya dengan menggunakan analisis Matriks SWOT dapat dirumuskan strategi pengembangan Denpasar Festival secara umum yang kemudian diturunkan ke dalam beberapa strategi alternatif di mana masing-masing strategi alternatif terdiri dari berbagai macam program.

Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa partisipasi yang ditunjukkan masyarakat dalam penyelenggaraan Denpasar Festival belum optimal. Oleh karena itu dalam perencanaan penyelenggaraan ke depannya agar lebih baik di mana masyarakat dilibatkan secara optimal, dan promosi lebih ditingkatkan lagi, sehingga nantinya Denpasar Festival dapat dikembangkan sebagai sebuah event

yang dapat mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Kata kunci : Strategi Pengembangan, Denpasar Festival, Pariwisata Berbasis


(10)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT STRATEGY OF DENPASAR FESTIVAL AS EFFORT ECONOMIC CREATIVE BASED TOURISM IN DENPASAR

Denpasar Festival is an innovative event established by Denpasar City Government in order to revitalize and preserve Gajah Mada Street Area as civic and economic center in Denpasar City. However, in practice still impressed as entertainment performances for the people, development patterns of Denpasar Festival is still using a top-down approach, community participation is not optimal, as well as inadequate support facilities, also less promotion. The aim of this study was to know about the program was displayed in Denpasar Festival also to decide development strategy of Denpasar Festival as effort economic creative of tourism in Denpasar City.

This study was used planning theory and participation theory. The approach used in this research is descriptive qualitative, The data was collected through observation and complemented by interviews and other published sources with qualitative approach. The collected data analyzed by Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT).

Result of this research indicate the program was displayed in Denpasar Festival as effort economic creative of tourism such as: (1) Exhibition of Small Business (Craft Industry); (2) Stand Traditional Food (Culinary); (3) Organization of Entertainment Events (Cultural Performance);(4) Show the Film, Video, and Photo Exhibition; (5) Fashion; and (6) Design. After identifying the internal and external factors further by using SWOT Matrix analysis can be formulated development strategies are still common Denpasar Festival which is then lowered into some alternative strategy, in which each alternative strategy consists of various programs.

In this study, it is known that the participation indicated the public in Denpasar Festival is not optimal, therefore, in planning the implementation of the future for the better where the people involved optimally, and the promotion of further enhanced, so that later Denpasar Festival can be developed as an event that can supporting the creative economy based tourism in Denpasar.

Keyword: Development Strategy, Denpasar Festival, Economic Creative Based Tourism


(11)

RINGKASAN

Bali hingga saat ini masih dipandang sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia, karena memiliki potensi kepariwisataan yang besar seperti keindahan alam, keanekaragaman seni dan budaya, serta kehidupan sosial religius masyarakatnya yang unik dengan mayoritas penduduknya yang beragama Hindu. Pesatnya perkembangan kepariwisataan di Bali menjadikan pariwisata sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Bali.

Demikian pula halnya dengan Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali, sudah selayaknya mendapat perhatian lebih karena merupakan barometer pariwisata Bali dan citra Bali secara keseluruhan (first image of Bali). Sebagai daerah tujuan wisata, Denpasar mempunyai sejumlah daya tarik wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lain. Pengembangan kepariwisataan harus lebih maksimal melalui penataan, pemeliharaan, promosi maupun penggalian potensi yang ada, tanpa meninggalkan ciri khas Denpasar sebagai kota yang berwawasan budaya, sekaligus mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat lokal.

Menyikapi paradigma perkembangan kepariwisataan tersebut, Pemerintah Kota Denpasar sejak Tahun 2008 telah mencanangkan sebuah Program

SightseeingDenpasar. Program SightseeingDenpasar merupakan sebuah program kepariwisataan yang mewadahi berbagai aktivitas seni dan budaya, yang dilaksanakan secara simultan di Kota Denpasar dari awal hingga penghujung tahun. Upaya untuk mendukung kepariwisataan Kota Denpasar juga dilakukan melalui kebijakan mewujudkan Kota Denpasar sebagai kota kreatif (creative city)


(12)

xi

berbasis budaya unggulan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Kebijakan tersebut diimplementasikan dalam bentuk sejumlah kegiatan yang menunjukkan semangat inovatif dan kreativitas masyarakat Kota Denpasar. Adapun kegiatannya yakni: Pekan Seni Remaja, Ritual Rahina Tumpek, Sanur Village Festival, Denpasar Festival , Denpasar Sightseeing, sampai dengan kegiatan Maha Bandana Prasadha dan Peringatan HUT Kota Denpasar yang senantiasa diisi dengan diversitas food heritage, musik, fesyen , pasar seni, pasar tani, konvensi/seminar, dan pemberian penghargaan.

Denpasar Festival merupakan salah satu kegiatan unggulan dari Program

Sightseeing Kota Denpasar. Festival ini dilaksanakan di sepanjang kawasan

heritageyang juga dikenal sebagai titik 0 (nol) Kota Denpasar. Kawasan heritage

mencakup Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Kawasan Patung Catur Muka, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Veteran. Denpasar Festival adalah ajang penampilan kekayaan budaya kreativitas masyarakat Kota Denpasar yang dirancang sebagai ajang untuk kreativitas masyarakat Kota Denpasar yang lebih bersifat inklusif di mana masyarakat dapat ikut menikmati dan berperan secara aktif menampilkan hasil-hasil kreasi unggulan mereka.Denpasar Festival tampil dan dikemas dengan berbagai kegiatan menarik antara lain Pawai Budaya, Festival Kuliner, Pameran Ekonomi Kreatif, Panggung Kreasi dan Hiburan, Florikultura, dan Parade Melepas Matahari.

Berdasarkan hasil pengamatan selama ini, peneliti melihat bahwa Denpasar Festival masih terkesan sebagai pagelaran hiburan rakyat atau pesta rakyat,


(13)

sedangkan salah satu tujuan dari penyelenggaraan Denpasar Festival adalah untuk mengembangkan pariwisata perkotaan yang diminati oleh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, namun kenyataannya sebagian besar wisatawan nusatara yang datang. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa penyelenggaraan

Denpasar Festival dalam mendukung ekonomi kreatif di Kota Denpasar belum mencapai tujuan secara optimal, mengingat pengembangan pariwisata perkotaan

lebih difokuskan kepada konsep “place marketing” atau “menjual suatu tempat”

dengan cara memberikan citra tertentu pada suatu wilayah geografis agar menarik perhatian kalangan bisnis dan wisatawan.

Selain itu pola pengembangan Denpasar Festival masih menggunakan pendekatan top-down. Pendekatan ini tidak sesuai dengan paradigma pembangunan berkelanjutan, yang mengutamakan pembangunan dengan pendekatan bottom-up. Dari hasil wawancara maka ditemukan masalah lainnya adalah penataan lapak kuliner yang dirasakan kurang nyaman oleh pengunjung, minimnya fasilitas umum seperti toilet dan juga Tourist Information Center, serta promosi belum optimal. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan Denpasar Festival sebagai upaya untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar masih menyimpan sejumlah permasalahan untuk dikaji. Permasalahan tersebut dirumuskan menjadi dua yakni program apa yang ditampilkan dalam Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, dan bagaimana strategi pengembangan Denpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar? Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk


(14)

xiii

mengetahui program yang ditampilkan dalam penyelenggaraan Denpasar Festival

untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, serta dapat dirumuskan strategi pengembangan ke depannya yang lebih baik dalam rangka mendukung Pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam menambah khasanah pengetahuan khususnya bidang ilmu pariwisata yang memfokuskan perhatiannya terhadap masalah pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif, dan memberi informasi kepada para peneliti lainnya dan merangsang munculnya kajian-kajian yang lebih luas dan mendalam mengenai masalah pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif. Adapun manfaat praktisnya yakni untuk menambah informasi bagi para pelaku pariwisata mengenai keberadaanDenpasar Festival sebagai salah satu pendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, memberi informasi dan memberi masukan bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif terkait dengan peluang dan tantangan pengembangan potensi ekonomi kreatif sebagai daya tarik wisata, serta menambah bahan masukan bagi pihak penyusun dan pelaksana kebijakan yang terkait dengan pengembangan sektor kepariwisataan, khususnya pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep untuk menjelaskan masalah yang akan dikaji. Konsep-konsep yang digunakan tersebut adalah Konsep Strategi Pengembangan, Denpasar Festival, serta pariwisata berbasis ekonomi


(15)

kreatif. Sedangkan teori yang digunakan adalah Teori Perencanaan dan Teori Partisipasi. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Denpasar, khususnya di Kawasan Jalan Gajah Mada sebagai venue Denpasar Festival. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pengumpulan data, pengamatan langsung (observasi), wawancara, penyebaran kuesioner dan studi pustaka. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan Matriks SWOT untuk menghasilkan strategi umum kemudian diturunkan strategi alternatif serta masing-masing programnya, namun sebelumnya diidentifikasi faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan) serta faktor eksternal (Peluang dan Ancaman).

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Program yang ditampilkan dalam penyelenggaraan Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar adalah adalah (1) melaksanakan pameran usaha kecil/industri kerajinan; (2) membuka lapak makanan tradisional/ kuliner (food heritage);(3) menyelenggarakan acara hiburan (pertunjukan seni dan budaya); (4) pertunjukan film, video, serta penyelenggaraan pameran photo; (5) fesyen ; dan (6) desain.

Strategi yang harus diimplementasikan dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif adalah Strategi Mengembangkan Denpasar Festival

sebagai sebuah atraksi wisata berbasis ekonomi kreatif dengan meningkatkan jumlah lapak pedagang kuliner dan juga pengerajin, menumbuhkan kemandirian mereka untuk membuka lapak sendiri tanpa bantuan pemerintah. Selain itu merangsang tumbuhnya jiwa kewirausahaan (wirausaha muda yang lebih kreatif).


(16)

xv

Hal lain yang perlu dilakukan adalah menyediakan ruang kreatif yang luas bagi para wirausaha muda dan menambah jumlah ruang kreatif bagi para seniman untuk berkarya. Selain itu merevitalisasi Kawasan Gajah Mada sebagai pusat perekonomian dan pusat hiburan bagi masyarakat dengan cara membuka lapak makanan maupun hiburan tidak saja pada saat penyelenggaraanDenpasar Festival

namun juga dapat dilakukan pada kesempatan lain ataupun secara rutin setiap sabtu dan minggu.

Saran yang dapat disampaikan kepada pihak penyelenggara adalah untuk penyempurnaan penyelenggaraan di tahun-tahun berikutnya Pemerintah Kota Denpasar dan juga Panitia Penyelenggara Denpasar Festival sebaiknya menerapkan strategi dan juga program yang dirumuskan dalam penelitian ini karena setiap program tersebut diharapkan agar mampu mengatasi setiap kendala yang terjadi selama penyelenggaraannya, masyarakat dilibatkan secara optimal mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan pemanfaatan, dan evaluasi.

Pemerintah hendaknya mencanangkan kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi masyarakat untuk berkreativitas dan berinovasi, sesuai dengan wacana pariwisata berbasis ekonomi kreatif dengan tetap mengedepankan budaya/kearifan lokal. Dalam pengembangan Denpasar Festival sangat penting untuk menjalin hubungan antar stakeholders (pemerintah, swasta, dan juga masyarakat). Agar gaung Denpasar Festival semakin meluas perlu bekerjasama dengan pihak Travel Agent, dan juga melakukan promosi yang lebih baik. Hal ini sangat diperlukan dalam menjaring wisatawan yang akan berkunjung keDenpasar


(17)

Festival. Perlu penelitian lanjutan mengenai bauran pemasaran yang lebih efektif dalam mempromosikan Denpasar Festival sehingga dapat sebagai bahan acuan bagi Pemerintah Kota Denpasar khususnya sebagai pihak penyelenggara sehingga gaungDenpasar Festival semakin meluas.


(18)

xvii DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH... v

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

RINGKASAN ... x

DAFTAR ISI... xvii

DAFTAR TABEL... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Manfaat Penelitian... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 13

2.2 Konsep ... 16

2.2.1 Denpasar Festival... 16

2.2.2 Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif... 19

2.2.3 Strategi Pengembangan ... 23

2.3 Landasan Teori ... 25

2.3.1 Teori Perencanaan ... 26

2.3.2 Teori Partisipasi ... 30


(19)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.3.1 Jenis data... 37

3.3.2 Sumber data ... 37

3.4 Instrumen Penelitian ... 39

3.5 Teknik Penentuan Informan dan Responden... 39

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6.1 Observasi ... 41

3.6.2 Wawancara ... 42

3.6.3 Studi Pustaka……….... 44

3.6.4 Dokumen... 44

3.7 Analisis Data ... 44

3.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif... 45

3.7.2 Analisis SWOT ... 46

3.8 Penyajian Hasil Analisis Data ... 48

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Kota Denpasar ... 50

4.2 Gambaran Umum Kawasan Gajah Mada... 53

4.3 Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif Kota Denpasar... 55

4.4 Sistem Pemerintahan ... 59

4.5 Kondisi Demografi Kota Denpasar ... 62

4.6 Kota Denpasar sebagai Destinasi Pariwisata ... 68

4.7 Fasilitas Kepariwisataan... 85

4.8 Pengembangan Beberapa Sektor Unggulan Pendukung Pariwisata ... 86

4.9 Pengembangan ProgramCity TourKota Denpasar ... 87


(20)

xix

BAB V. PROGRAM YANG DITAMPILKAN DALAM DENPASAR

FESTIVALUNTUK MENDUKUNG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR

5.1 Gambaran Umum TentangDenpasar Festival ... 95

5.1.1 Tahap Perencanaan... 102

5.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 103

5.1.3 Tahap Evaluasi ... 115

5.2 Program Yang Ditampilkan dalam Penyelenggaraan Denpasar Festival Untuk Mendukung Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif... 116

5.2.1 Pameran Usaha Kecil ... 116

5.2.2 Lapak Makanan Tradisional ... 119

5.2.3 Penyelenggaraan Acara Hiburan ... 132

5.2.4 Film, Video, dan Penyelenggaraan Pameran Foto ... 143

5.2.5 Fesyen ... 149

5.2.6 Desain……….... 162

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN DENPASAR FESTIVAL DALAM MENDUKUNG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KOTA DENPASAR 6.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman dalam PenyelenggaraanDenpasar Festival ... 169

6.1.1 Kekuatan ... 169

6.1.2 Kelemahan ... 173

6.1.3 Peluang ... 179

6.1.4 Ancaman ... 183

6.2 Strategi dan Program PengembanganDenpasar Festival .. 188

6.2.1 Strategi PengembanganDenpasar Festival ... 188

6.2.2 Program PengembanganDenpasar Festival ... 191

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7. 1 Simpulan ... 209

7 .2 Saran ... 212

DAFTAR PUSTAKA ... 214


(21)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1.1 Tema dari PenyelenggaraanDenpasar Festival 2008-2014... 6 3.1 Matriks Analisis SWOT ... 47 4.1 Luas Wilayah Kota Denpasar Menurut Kecamatan Tahun 2013 ... 57 4.2 Luas Wilayah Kota Denpasar Menurut Penggunaan Tanah di Kota

Denpasar Tahun 2013 ... 58 4.3 Nama Sungai dan Luas Areal yang Diairi di Kota Denpasar, 2013 ... 59 4.4 Jumlah Desa/Kelurahan dan Banjar di Kota Denpasar Tahun 2014 ... 60 4.5 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan dan

Jenis Kelamin per Kecamatan Tahun 2013 ... 62 4.6 Banyaknya Pemeluk Agama Menurut Kecamatan di Kota Denpasar,

2013 ... 63 4.7 Jumlah Penduduk Kota Denpasar Menurut Kelompok Umur Tahun

2013 ... 65 4.8 Persentase Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota

Denpasar Tahun 2012-2013... 66 4.9 Jumlah Sekolah dan Siswa di Kota Denpasar Tahun 2013 ... 68 5.1 Jenis Makanan yang dijual padaDenpasar Festival ... 125 5.2 Jumlah Lapak Kuliner berdasarkan kecamatan padaDenpasar Festival

ke-7 ... 126 6.1 Matrik SWOT PengembanganDenpasar Festival ... 190


(22)

xxi

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

2.1 Model Penelitian... 35 4.1 Peta kawasan Jalan Gajah Mada... 55 4.2 Sebagian ruas Pantai Sanur... 70 4.3 Kondisi Pantai Matahari Terbit, Sanur saat air laut pasang ... 70 4.4 Aktivitas berjemur di Pantai Sindhu, Sanur ... 70 4.5 Aktivitas mandi dan berenang di Pantai Sindhu, Sanur ... 71 4.6 Salah satu hotel di Pantai Matahari Terbit, Sanur ... 71 4.7 Jalur pejalan kaki dan beberapa warung tradisional di Kawasan Pantai

Matahari Terbit, Sanur ... 72 4.8 Salah satu restoran di Pantai Matahari Terbit, Sanur ... 73 4.9 Gambar depan Museum Bali ... 77 4.10 Koleksi Gedung Tabanan ... 77 4.11 Gedung Tabanan ... 77 4.12 Gedung Timur... 78 4.13 Koleksi Gedung Timur ... 78 4.14 Panggung Terbuka Ardha Candra ... 80 4.15 Pementasan Kesenian di Ardha Candra... 80 4.16 Kalangan Angsoka Art Center... 80 4.17 Kalangan Ratnakanda Art Center ... 80 4.18 Monumen Perjuangan Rakyat Bali ... 81 4.19 Aktivitas yoga yang dilakukan di Lapangan Puputan Margarana,

Renon, ... 83 4.20 Aktivitas sepak bola yang dilakukan di Lapangan Puputan Margarana, 83


(23)

4.21 Jalan setapak yang digunakan untuk jalan santai atau berlari-lari di Lapangan Puputan Margarana, Renon ... 84 4.22 LogoSightseeingDenpasar ... 89 5.1 Pementasan beberapa Tari Topeng... 109 5.2 Pementasan beberapa Tari Topeng lainnya ... 110 5.3 Pementasan Tari Topeng ... 110 5.4 Pengunjung berdesak-desakan menyaksikan pementasan kesenian

pada saat PembukaanDenpasar Festival ... 111 5.5 Lapak kerajinan saatDenpasar Festival... 118 5.6 Lapak kerajinan saatDenpasar Festival... 118 5.7 Lapak kuliner saat KegiatanDenpasar Festival ... 121 5.8 Beberapa wisatawan yang mengunjungi lapak kuliner ... 122 5.9 Pementasan Kesenian Reog Ponorogo ... 134 5.10 Hasil photo Hongky Zein pemenang foto kreatif tentang Festival

Ogoh-ogoh ... 147 5.11 Hasil Photo I Gusti Ngr. Ag. Bayu Sastra Nagari pemenang photo

kreatif tentang proses akhir pembuatan bingkai ... 147 5.12 Hasil photo Johan Wahyudi Ganera,pemenang photo kreatif tentang

perajin patung di Desa Anggabaya, Denpasar ... 148 5.13 Walikota Denpasar meninjau sebuah lapak yang memajang pemenang

lomba photo kreatif dalam kegiatan Denpasar Festival ke-7 tahun 2014 ... 148 5.14 Para peserta Duta Endek yang menampilkan pakaian endek casualnya. 153 5.15 Para peserta pemilihan Duta Endek Kota Denpasar tahun 2014 ... 154 5.16 Pembekalan public speaking kepada peserta pemilihan Duta Endek


(24)

xxiii

5.17 Pengukuran tinggi kepada peserta pemilihan Duta Endek Kota Denpasar Tahun 2014 ... 155 5.18 Calon pemilihan Duta Endek mendapatkan pelatihan desainer dari

para Instruktur ... 155 5.19 Pelatihan cara berjalan bagi para peserta Duta Endek ... 156 5.20 Para Duta Endek mengunjungi penenun yang sedang mengerjakan

endeknya ... 156 5.21 Para Duta Endekroad showke beberapa SMU di Kota Denpasar ... 157 5.22 Pemilihan Duta Endek Kota Denpasar tahun 2014 ... 157 5.23 Contoh desain kemasan yang dipamerkan pada saatDenpasar Festival

ke-7 ... 167 5.24 Lapak yang memamerkan hasil karya desain kemasan pada saat

Denpasar Festivalke-7 ... 167 5.25 Contoh desain kemasan yang dipamerkan pada saatDenpasar Festival


(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Program PengembanganDenpasar Festival ... 220 Lampiran 2 Kuesioner untuk Wisatawan Lokal... 224 Lampiran 3 Kuesioner untuk Wisatawan Mancanegara ... 228 Lampiran 4 Pedoman Wawancara ... 231


(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia memiliki potensi kepariwisataan yang besar berupa daya tarik keindahan alam, keanekaragaman seni dan budaya, serta kehidupan sosial religius masyarakatnya yang unik dengan mayoritas penduduknya yang beragama Hindu. Pesatnya perkembangan kepariwisataan di Bali menjadikan pariwisata sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Bali.

Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali, di samping memiliki sejumlah daya tarik wisata potensial sekaligus juga merupakan barometer atau representasi dari citra pariwisata Bali (first image of Bali). Sebagai daerah tujuan wisata, Denpasar mempunyai sejumlah daya tarik wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lain. Demikian juga halnya dengan berbagai fasilitas penunjang kepariwisataan seperti akomodasi, restoran, biro perjalanan wisata, pusat perbelanjaan, serta fasilitas kesehatan yang selalu siap melayani kebutuhan wisatawan (Dinas Pariwisata Kota Denpasar, 2012:4).

Langkah kebijakan yang selama ini telah diupayakan oleh Pemerintah Kota Denpasar dalam rangka pengembangan pariwisata di Kota Denpasar tertuang dalam Program Pengembangan Destinasi Pariwisata, yang diberi nama Kegiatan Tahun Kunjungan Denpasar (Sightseeing Denpasar 2008). Program Sightseeing


(27)

2

aktivitas seni dan budaya, yang dilaksanakan secara simultan di Kota Denpasar setiap tahun sejak tahun 2008. Denpasar Festival merupakan kegiatan unggulan dalam ProgramSightseeingDenpasar yang diselenggarakan secara periodik setiap akhir tahun dimulai pada tahun 2008 yang saat itu dikenal dengan sebutan Festival Gajah Mada. Seiring dengan itu, Pemerintah Kota Denpasar gencar mensosialisasikan city branding Kota Denpasar yang bertajuk “Denpasar, The Heart of Bali“, yang menghiasi setiap iklan pariwisata.

Selain langkah kebijakan di atas, upaya untuk mendukung pengembangan kepariwisatan Kota Denpasar juga dilakukan melalui kebijakan mewujudkan Kota Denpasar sebagai kota kreatif (creative city) berbasis budaya unggulan. Kebijakan tersebut diimplementasikan dalam bentuk sejumlah kegiatan yang menunjukkan semangat inovatif dan kreativitas masyarakat Kota Denpasar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud antara lain: Denpasar Pet’s Festival, Denpasar Hortikultura

Festival, Pekan Seni Remaja, Ritual Rahina Tumpek, Sanur Village Festival,

DTIK (Denpasar Tekhnologi Informasi dan Komunikasi) Festival, The Exotic of Wastra dan Cinta Karya Anak Bangsa, Lomba Chef Senior, Denpasar Festival ,

Rare Festival, Utsawa Dharma Gita,Dialog Budaya Rembug Sastra,Lomba Foto Denpasar Kreatif sampai dengan Kegiatan Maha Bandana Prasadha dan Peringatan HUT Kota Denpasar yang senantiasa diisi dengan diversitas food heritage, musik, fesyen, pasar seni, pasar tani, seminar, dan pemberian penghargaan (Geriya dkk, 2010:2).

Kreativitas adalah merupakan Visi Utama Pembangunan Kota Denpasar. Sebagai daerah yang minim sumber daya alam, Denpasar hanya memiliki sumber


(28)

3

daya manusia, yang diyakini menjadi kunci strategi Pembangunan di Kota Denpasar dan ditopang dengan intensnya interaksi sosial dan ekonomi. Kreativitas merupakan modal utama untuk memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Kreativitas bisa berdampak ekonomi, namun tentu saja harus ada yang memotivasi. Salah satu langkah Pemerintah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi adalah dengan menyediakan ruang-ruang kreatif seperti dilaksanakannya

Denpasar Festival. Bentuk-bentuk ekonomi kreatif selalu tampil dengan nilai tambah yang khas, menciptakan “pasarnya” sendiri, dan berhasil menyerap tenaga kerja serta pemasukan ekonomis. Departemen Perdagangan Republik Indonesia memanfaatkan momentum ini dengan menyusun Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015, namun di samping kebutuhan akan SDM yang berkualitas, pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif juga membutuhkan ruang atau wadah sebagai tempat penggalian ide, berkarya, sekaligus aktualisasi diri dan ide-ide kreatif (Bappeda Kota Denpasar, 2009).

Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011 – 2014 dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 saat beliau menjabat beberapa alasan mengapa industri kreatif perlu dikembangkan di Indonesia menyebutkan, antara lain: (1) memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; (2) menciptakan iklim bisnis yang positif; (3) membangun citra identitas bangsa; (4) berbasis kepada sumber daya yang terbarukan; (5) menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kempetitif suatu bangsa; (6) memberikan dampak sosial yang positif. Salah satu alasan dari pengembangan industri kreatif adanya dampak positif yang akan berpengaruh


(29)

4

pada kehidupan sosial, iklim bisnis, peningkatan ekonomi, dan juga berdampak pada citra suatu kawasan tersebut.

Terkait dengan upaya mewujudkan Kota Denpasar sebagai kota kreatif, Bappeda Kota Denpasar sejak tahun 2008 telah mencoba mengembangkan konsep kota kreatif dengan mensinergikan keenam komponen yang telah disebutkan di atas (Geriya dkk, 2010:11).

Kota kreatif perlu ditopang oleh tiga komponen utama, yaitu: cendekiawan, pelaku bisnis, dan pemerintah agar mampu mentransformasikan konsep kota kreatif ke dalam kegiatan riil dalam bentuk 14 industri kreatif. Kota kreatif berhubungan erat dengan industri kreatif. Kemudian dalam implementasi pengembangan kota kreatif di Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar memprioritaskan unsur ekonomi kreatif nasional yaitu dengan menerapkan pengembangan 14 kelompok ekonomi kreatif adalah: (1) periklanan; (2) layanan komputer dan piranti lunak; (3) arsitektur; (4) permainan interaktif; (5) musik; (6) riset dan pengembangan; (7) televisi dan radio; (8) seni pertunjukan; (9) pasar seni dan barang antik; (10) penerbitan dan percetakan; (11) film; (12) fesyen; (13) desain; dan (14) kerajinan (Geriya dkk, 2010), namun saat ini berkembang ditambahkan dengan kuliner.

Bagi Kota Denpasar, ekonomi kreatif yang dikembangkan ditambah dengan kemampuan lokal yang mencakup pertanian kreatif dan juga pariwisata kreatif. Dinamika dan perkembangan kota kreatif mendorong Kota Denpasar mencatatkan diri sebagai salah satu dari bentuk kota dunia yang dirumuskan oleh UNESCO (Kota Sastra, Kota Musik, Kota Fesyen, Kota Gastronomi, Kota Film, Kota


(30)

5

Craftand Folk Art). Kota Denpasar mengajukan usulan untuk meraih nominasi sebagai Kota Craft and Folk Art dari UNESCO pada tahun 2014 (Bappeda Kota Denpasar, 2014), namun belum berhasil dalam usulan pertama ini.

The Creative Cities Network diluncurkan UNESCO pada Oktober 2004 untuk kota yang mengajukan diri sebagai anggota jaringan kota kreatif di dunia, dan melalui seleksi ketat. Ada beberapa kriteria yang harus mereka penuhi, diantaranya dari sisi konsep urban planning kota itu harus mendukung kreativitas masyarakatnya, juga membangun sarana dan prasarana fisik dan non fisik.

Dalam visi Pembangunan Kota Denpasar secara formal dicanangkan “Terwujudnya Kota Kreatif yang Berbasis Budaya Unggulan”. Basis kebudayaan bermakna memaksimalkan fungsi kebudayaan dalam pengembangan dan penguatan industri kreatif. Penguatan tersebut berdimensi tiga (triple dimension) mencakup: (1) penguatan roh, spirit dan orientasi nilai kewirausahaan; (2) penguatan kelembagaan sebagai wadah kreatif yang ditopang oleh SDM dan komunitas kreatif; (3) penguatan mutu; diversitas dan daya saing produk untuk mampu merebut pasar.

Kota Denpasar merupakan ibukota Provinsi Bali yang sangat identik dengan kekayaan kreativitas di bidang seni dan budaya. Kekuatan eksternal untuk kota kreatif, berupa respon kreatif masyarakat Kota Denpasar terhadap pencanangan ekonomi kreatif oleh Kementrian Parekraf melalui program 14 kelompok ekonomi kreatif. Sebagaimana kota-kota kreatif lainnya di Indonesia, salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar dalam rangka mewujudkan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar adalah


(31)

6

penyelenggaraan Denpasar Festival yang diselenggarakan secara periodik setiap tahun.

Bagi para birokrat, cendekiawan, budayawan Denpasar, festival ini diharapkan mampu menjadi wahana pelestarian kebudayaan lokal dari pengaruh globalisasi, penggalian dan pengembangan bentuk-bentuk seni budaya dalam wujud kreativitas yang inovatif sehingga nilai-nilai kearifan lokal tetap terjaga serta sebagai wahana untuk pengembangan ekonomi kreatif yang menjadi sasaran pengembangan ekonomi masyarakat Kota Denpasar. Untuk menghindari kesan monoton maka Deva Communication sebagai event organizerkegiatan Denpasar Festival ini membuat perbedaan terhadap tema Denpasar Festival dari tahun ke tahun, yang dikemas secara lebih kreatif. Berikut ini tema-temaDenpasar Festival

dapat dilihat dalam Tabel 1.1

Tabel 1.1

Tema dari PenyelenggaraanDenpasar Festival 2008 - 2014

NO Tahun Tema Makna Tema

1 2008 Inspirational Memories

Membangkitkan kembali citra kawasan Jalan Gajah Mada sebagai pusat kota dan pusat perbelanjaan, juga melestarikan kawasan tersebut sebagai kawasan bersejarah sehingga dapat menjadi daya tarik wisata budaya di Kota Denpasar.

2 2009 Embracing Tomorrow

Memiliki makna menyongsong masa depan gemilang.


(32)

7

Tabel 1.1

Tema dari PenyelenggaraanDenpasar Festival 2008–2014 (Lanjutan)

NO Tahun Tema Makna Tema

3 2010 Buana Citra Kara-Ranah Bertabur Kreasi dan Prestasi

Kegiatan ini menghadirkan puncak-puncak kekayaan ekspresi serta kreatifitas yang lekat dengan Kota Denpasar ditransformasi melalui ragam seni budaya, ragam kuliner, ragam tekstil, ragam desain, dan arsitektur, ragam

florikultura, ragam kreativitas komunitas, serta berbagai ragam potensi & produk unggulan.

4 2011 Baris: Refleksi Semangat Heroisme Kota Denpasar

Bersarikan pembentukan karakter kota dan manusianya yang jujur, cerdas, tangguh, dan peduli.

5 2012 Denpasar

Kotaku, Rumahku

Mengandung makna bagaimana tatanan yang menjadi falsafah ruang di dalam rumah diimplementasikan dalam skala yang lebih besar yaitu kota untuk tujuan yang sama, yaitu mencapai keharmonisan.

6 2013 Denpasar Creative in Motion

Sebagai puncak kreasi, apresiasi dan prestasi Kota Denpasar, mempresentasi-kan perpaduan potensi, spirit, dan nilai-nilai kearifan lokal dengan modernitas.

7 2014 Dharma Cipta Mahabudaya

Mensyaratkan sebuah kesadaran bahwa potensi kreatif Kota Denpasar adalah muara inspirasi dan aksi bagi pengembangan Denpasar sebagai destinasi yang memiliki identitas dan nilai-nilai kehidupan yang kuat, unik, dan progresif.


(33)

8

Mencermati tema-tema di atas, mengisyaratkan bahwa Pemerintah Kota Denpasar senantiasa selalu berjuang untuk memajukan masyarakatnya dengan meningkatkan semangat wirausaha dan kreativitasnya, tanpa meninggalkan local genius yang dimiliki oleh masyarakat Kota Denpasar. Berawal dari keinginan untuk menghidupkan kembali semua potensi unggul yang dimiliki Kota Denpasar, serta ruang lingkup historis kota, dalam hal ini zonaheritage(pusaka) Jalan Gajah Mada, persimpangan 0 Km, taman kota, dan ruas Jalan Veteran sebagai sebuah sentral kreatif atau pusat perekonomian dengan Pasar Badung dan Pasar Kumbasarinya.

Denpasar Festival adalah ajang penampilan kekayaan budaya kreatifitas masyarakat Kota Denpasar yang dirancang sebagai ajang unjuk kreativitas masyarakat Kota Denpasar yang lebih bersifat inklusif di mana masyarakat dapat ikut menikmati dan berperan secara aktif menampilkan hasil-hasil kreasi unggulan mereka. Kegiatan Denpasar Festival ini terselenggara atas kerjasama Instansi Pemerintah Kota Denpasar dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan Deva Communication sebagai event organizer. Denpasar Festival adalah momentum perayaan akhir tahun yang selalu ramai riuh, penuh kegairahan dan semangat masyarakat yang menggebu-gebu untuk menikmati segala hal yang tersaji.

Berdasarkan hasil pengamatan selama ini, peneliti melihat bahwa Denpasar Festivalmasih terkesan sebagai pagelaran hiburan untuk rakyat atau pesta rakyat, sedangkan salah satu tujuan dari penyelenggaraan Denpasar Festival ini adalah untuk mengembangkan pariwisata perkotaan yang diminati oleh wisatawan, baik


(34)

9

pengunjung yang datang untuk menyaksikan pagelaran Denpasar Festival adalah wisatawan lokal, yakni penduduk Kota Denpasar dan sekitarnya. Kenyataan ini memberi indikasi bahwa penyelenggaraanDenpasar Festivalsebagai upaya untuk mendukung pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar belum mencapai tujuan secara optimal, mengingat pengembangan pariwisata perkotaan menurut Shelby (dalam Antariksa, t,t) lebih difokuskan kepada konsep “place marketing” atau “menjual suatu tempat” dengan cara memberikan citra

tertentu pada suatu wilayah geografis agar menarik perhatian kalangan bisnis dan wisatawan.

Masalah lainnya adalah pola pengembangan Denpasar Festival masih menggunakan pendekatan top-down. Dalam beberapa kali penyelenggaraannya, masyarakat memang tidak menunjukkan partisipasi dalam tahap awal (dalam perencanaan) kegiatan Denpasar Festival tersebut. Partisipasi masyarakat dilibatkan pada tahap sosialisasi dan pelaksanaannya saja. Pendekatan ini tentu saja tidak sesuai dengan paradigma pembangunan berbasis masyarakat yang mengutamakan pendekatan bottom-up. Masalah lainnya adalah penataan lapak kuliner yang dirasa kurang nyaman bagi pedagang, serta fasilitas umum yang kurang memadai juga merupakan masalah yang ditemukan. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan yang lebih matang untuk ke depannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan

Denpasar Festival sebagai upaya untuk mendukung terwujudnya pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar masih menyimpan sejumlah permasalahan yang menarik untuk dikaji. Pemahaman terhadap permasalahan


(35)

10

tersebut merupakan hal penting untuk memformulasikan strategi pengembangan

Denpasar Festivaldalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam kajian ini lebih difokuskan pada program penyelenggaraan Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, dan merumuskan strategi pengembanganDenpasar Festivaldalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Permasalahan tersebut akan dicoba dipahami dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang diformulasikan sebagai berikut:

1) Apa saja program yang ditampilkan dalam Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar?

2) Bagaimana strategi pengembangan Denpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyelenggaraan

Denpasar Festival sebagai program dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.


(36)

11

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui program yang ditampilkan dalam Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

2) Merumuskan strategi pengembangan Denpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik untuk kepentingan akademis maupun praktis sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Akademis

1) Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya bidang ilmu pariwisata yang memfokuskan perhatiannya terhadap masalah pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif.

2) Memberi informasi kepada para peneliti lainnya dan merangsang munculnya kajian-kajian yang lebih luas dan mendalam mengenai masalah pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Menambah informasi bagi para pelaku pariwisata mengenai keberadaan

Denpasar Festival sebagai salah satu program pendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

2) Memberi informasi dan memberi masukan bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif terkait dengan peluang dan tantangan pengembangan potensi ekonomi kreatif sebagai daya tarik wisata.


(37)

12

3) Menambah bahan masukan bagi pihak penyusun dan pelaksana kebijakan yang terkait dengan pengembangan sektor kepariwisataan, khususnya pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.


(38)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan penjelasan hasil-hasil penelitian terdahulu dan pustaka-pustaka lain yang dipandang relevan terhadap penelitian ini. Sejauh ini, ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan Denpasar Festival, namun saat ini yang diteliti adalah program yang ditampilkan dalam Denpasar Festival untuk mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif dan merumuskan strategi pengembanganDenpasar Festivaldalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

Antariksa (t,t) dalam penelitiannya yang berjudul “Konsep Indonesia

Kreatif: Tinjauan Awal Mengenai Peluang dan Tantangannya Bagi Pembangunan Indonesia”, menjelaskan/berpendapat bahwa ekonomi kreatif berkaitan pula dengan konsep kota kreatif (creative city) dimana salah satu pilar utamanya adalah pariwisata perkotaan (urban tourism). Pariwisata perkotaan muncul karena terjadi proses de-industrialisasi di negara maju. Pariwisata jenis ini difokuskan kepada konsep “place marketing” atau “menjual suatu tempat” dengan cara memberikan

citra tertentu pada suatu wilayah geografis agar menarik perhatian kalangan bisnis dan wisatawan. Fenomena de-industrialisasi tersebut terjadi karena perkembangan industri di wilayah perkotaan telah menyebabkan kota menjadi wilayah geografis yang tidak nyaman untuk ditempati sebagai akibat persoalan-persoalan yang berkaitan dengan aksesibilitas, fleksibilitas dan kualitas hidup. Persaingan antar


(39)

14

industri di tingkat global juga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena tersebut.

Riyastini (2010) mengungkapkan tentang bentuk partisipasi masyarakat yang belum optimal, karena masyarakat hanya terlibat pada tahap pelaksanaan saja, sementara paradigma pembangunan berbasis masyarakat menuntut peran serta masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Disarankan kepada Pemerintah Kota Denpasar untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam program-program yang direncanakan dengan cara membangun kepercayaan masyarakat melalui komunikasi (sosialisasi) yang intensif, serta memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga pembangunan berkelanjutan dan berbasis masyarakat dapat diwujudkan di kawasan tersebut.

Juliati (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kegiatan Denpasar Festival memang mempunyai implikasi nyata terhadap warga Kota Denpasar. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk melestarikan budaya lokal sekaligus meningkatkan perekonomian warganya. Kegiatan Denpasar Festival ini antara lain berimplikasi dalam bidang sosial, budaya dan ekonomi. Dalam bidang sosial,

Denpasar Festival mampu meningkatkan toleransi antara masyarakat pendatang dan masyarakat lokal. Namun sangat disayangkan budaya kelompok etnis non-Bali seperti Tionghoa, Bugis dan Jawa sudah lama mengalami proses akulturasi dengan budaya lokal yang ada di Kota Denpasar dan sudah menjadi bagian dari budaya lokal Kota Denpasar tidak dihadirkan. Dalam bidang budaya, beberapa budaya lokal Kota Denpasar yang hampir punah bisa diselamatkan dan dihadirkan kembali di tengah-tengah masyarakat. Ditinjau dari segi ekonomi, kegiatan ini


(40)

15

mampu meningkatkan penghasilan warga yang ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan penjualan. Denpasar Festival sekaligus juga menjadi ajang promosi gratis bagi mereka.

Berkenaan dengan tulisan-tulisan tersebut, dapat dilihat bahwa Denpasar Festival merupakan salah satu implementasi pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, sekaligus sebagai suatu momentum kebangkitan masyarakat Kota Denpasar untuk melestarikan nilai-nilai budaya lokalnya. Dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan Denpasar Festival ini harus dimaknai sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, membuat masyarakat memiliki kesadaran untuk ikut berperan secara aktif dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Sikap inheren seluruh warga untuk senantiasa menggelorakan aspek-aspek energi imajinasi, mencipta, berdaya hasil, dan berimajinasi kembali lebih tinggi. Komitmen melekat pemangku kepentingan (stakeholder) secara intrinsik pada aspek-aspek proses kebudayaan sebagai upaya karya ciptaintegrative(Deva Communication, 2014)

Tematik Dharma Cipta Mahabudaya mengedepankan komitmen Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat multikulturnya untuk memuliakan kreativitas seni dan budaya yang tidak saja tumbuh kembang sebagai ‘seni murni’ (ekspresi keindahan dengan tujuan persembahan kepada keagungan Sang Pencipta dan alam raya), namun juga sebagai ‘seni dapur’ (keragaman potensi, energi dan karya kreatif sebagai sumber penghidupan dan kesejahteraan sosial). Denpasar Festival

yang memasuki tahun pelaksanaan ketujuh telah menjadi medium ‘pengisahan’ yang kredibel dan dinamis akan kenyataan ragam kreativitas (art) sebagai akar


(41)

16

dan aset kultural yang menstimulasi dan memenuhi kepentingan pasar (mart) yang dikelola secara berkesinambungan serta efisien dan efektif melandasi kerinduan kolektif akan Denpasar yang cerdas (smart). Dharma Cipta Mahabudaya menjadi penanda akan pengabdian dan kemampuan masyarakat multi talenta dan multikultur Denpasar dalam menghasilkan dimensi keseimbangan kreativitas tradisi dan modernitas yang menjadi kunci untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dalam segala bidang.,

Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Riyastini (2010) dan juga penelitian yang dilakukan oleh Juliati (2012), karena penelitian difokuskan untuk mengetahui program yang ditampilkan dalam

Denpasar Festivaldalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, dan merumuskan strategi dan program pengembangan Denpasar Festival.

2.2 Konsep

Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep untuk menjelaskan masalah yang akan dikaji. Konsep-konsep yang digunakan adalah Denpasar Festival, Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif, dan Strategi Pengembangan. 2.2.1 Denpasar Festival

Sebelum konsep Denpasar Festival dijelaskan, terlebih dahulu akan diuraikan pengertian tentang festival. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan di delapan festival dan event The National Capital Region of Canada oleh Coopers and Lybrand dalam Getz (1991: 6) diketahui bahwa ” festival do contribute to a perception that Ottawa isa nice place to visit during the summer, a


(42)

17

place where you have a good change of coming across something interesting

Selain hal tersebut ”festival that include a number of enents and performers over

a short period of time may be particulary successful in attracting such audiens”

(Hughes, 2000). Jadi penyelenggaraan suatu festival dapat membantu dalam mambangun image suatu destinasi selain juga untuk menarik para pengunjung datang ke suatu daerah. Sementara itu, Denpasar adalah merupakan sebuah kota yang ada di Propinsi Bali yang merupakan pusat pemerintahan dan memiliki berbagai macam kekayaan seni budaya. Denpasar Festival ini mengambil tempat di sepanjang Kawasan Jalan Gajah Mada. Kawasan yang sejak dulu merupakan pusat Kota Denpasar, pusat perdagangan, dan perekonomian.

Kawasan Jalan Gajah Mada juga dikenal sebagai kawasan yang didiami oleh berbagai etnis seperti Cina, Arab, India, dan Bali, yang sebagian besar aktivitasnya adalah berdagang. Berdasarkan kajian Kelompok Ahli Pembangunan Kota Denpasar, Denpasar Festival adalah sebuah kegiatan multi event yang ditampilkan secara sinergis sebagai pameran perindustrian dan perdagangan, ekonomi produktif dan ekonomi kerakyatan, Program City Tour dan Sightseeing

Denpasar, pentas seni dan festival warisan budaya (heritage festival), yang diharapkan mampu tampil baru serta menjadi ikon kepariwisataan berbasis kreatifitas masyarakat di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Denpasar Festival adalah sebuah kegiatan dalam Program Sightseeing

Denpasar, yang merupakan perpaduan antara kegiatan pariwisata, ekonomi dan budaya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Denpasar di sepanjang Kawasan Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran.


(43)

18

Kegiatan ini dilakukan selain untuk meningkatkan citra dan mempromosikan Kota Denpasar sebagai pariwisata berbasis ekonomi kreatif berwawasan budaya unggulan yang tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat kegiatan seni budaya, juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi para Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Denpasar untuk terus meningkatkan kreativitas dan kualitas produk yang dihasilkan untuk bersaing di pasar global sehingga sektor ekonomi kreatif dapat berkembang dengan baik, serta menjadikan Kota Denpasar sebagai destinasi yang menarik dan unik serta tampil kreatif dan inovatif.

Pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar, di samping mengacu pada kreativitas berupa kegiatan yang merupakan puncak kreasi, apresiasi dan prestasi Kota Denpasar, khususnya yang tergali baik melalui wujud kegiatan yang dilaksanakan dengan tetap mensinergikan kebudayaan Bali yang bersumber dari ajaran-ajaran Agama Hindu, juga mempertimbangkan sisi-sisi lain Kota Denpasar yang heterogen dan multikultur, sehingga Pemerintah Kota Denpasar juga harus memberikan ruang untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas warga kotanya yang non-Bali dan non-Hindu. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya, daya tarik wisata budaya di Kota Denpasar meliputi aspek "keberagaman dalam kesatuan", artinya kebudayaan non-Bali dan non-Hindu tidak diabaikan, namun disinergikan menjadi satu kekuatan budaya yang universal.


(44)

19

2.2.2 Pariwisata Berbasis Ekonomi Kreatif

Pariwisata didefinisikan sebagai aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang-senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan lainnya (UNESCO, 2009). Untuk mengembangkan kegiatan wisata, daerah tujuan wisata setidaknya harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut: 1) Obyek/atraksi dan daya tarik wisata

2) Transportasi dan infrastruktur 3) Akomodasi (tempat menginap) 4) Usaha makanan dan minuman

5) Jasa pendukung lainnya (hal-hal yang mendukung kelancaran berwisata misalnya biro perjalanan yang mengatur perjalanan wisatawan, penjualan cindera mata, informasi, jasa pemandu, kantor pos, bank, sarana penukaran uang, internet, wartel, tempat penjualan pulsa, salon, dll).

Menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan wisata serta melakukan kegiatan yang terkait dengan wisata disebut wisatawan. Wisatawan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Wisatawan nusantara adalah wisatawan


(45)

20

yang melakukan perjalanan wisata sementara wisatawan mancanegara ditujukan bagi wisatawan warga negara asing yang melakukan perjalanan wisata.

Menurut UN-WTO yang dikutip dalam (Pitana, 2009: 50) pariwisata didefinisikan sebagai berikut:

“…the set of activities engaged in by persons temporarily away from their usual environment, for a period not more than one year, and for a broad range of leisure, business, religious, health, and personal reasons, excluding the persuit of remuneration from within the place visited or long-term cange of residence”

Pengertian pariwisata di atas lebih ditekankan pada segi aktivitas atau kegiatan wisatawannya. Beberapa elemen dari definisi tersebut yakni dalam konteks ini pariwisata dipandang sebagai sesuatu yang orang (wisatawan) lakukan, bukan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis; definisi tersebut juga diartikan melewati perbatasan internasional yang memisahkan dua negara; definisi tersebut tidak menyebutkan secara spesifik lama tinggal di tempat tujuan.

Selain keindahan alam, daya tarik suatu destinasi juga dapat berasal dari keunikan destinasi yang diciptakan melalui daya kreativitas komunitasnya. Destinasi pariwisata yang kreatif adalah destinasi yang pada nantinya akan mampu eksis dalam persaingan yang lebih luas dan tetap. Di masa depan, daya saing destinasi akan sangat ditentukan oleh daya kreativitasnya untuk dapat selalu memperbarui dirinya sendiri. Di masa depan, sebuah destinasi tidah hanya dapat bergantung pada kekuatan sumber daya alam yang dimilikinya saja, atau kekuatan budaya yang tidak dikembangkan. Persaingan masa depan juga bersifat persaingan ilmu pengetahuan dan persaingan kreativitas. Sebuah destinasi bisa


(46)

21

saja tidak memiliki sumber daya alam untuk pengembangan pariwisatanya, namun karena kreativitasnya masyarakatnya mereka bisa maju (Hermantoro, 2011).

Definisi ekonomi kreatif sampai saat ini belum dapat dirumuskan secara jelas. Kreativitas, yang menjadi unsur vital dalam ekonomi kreatif sendiri masih sulit untuk dibedakan apakah sebagai proses atau karakter bawaan manusia. Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik (Ooi, 2006). Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada something to see, something to do, dan something to buy (Yoeti, 1985). Something to see

terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, sementara something to buy terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai memorabilia pribadi/wisatawan. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas daerah. Pada era tradisional, souvenir yang berupa memorabilia hanya terbatas pada foto polaroid yang menampilkan foto sang wisatawan di suatu obyek wisata tertentu. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan paradigma wisata dari sekedar melihat menjadi merasakan pengalaman baru, maka produk-produk kreatif melalui sektor wisata mempunyai potensi yang lebih besar untuk dikembangkan. Ekonomi kreatif tidak hanya masuk melalui something to buy

tetapi juga mulai merambah something to dodan something to seemelalui paket-paket wisata yang menawarkan pengalaman langsung dan interaksi dengan kebudayaan lokal.


(47)

22

Dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata yang dijelaskan lebih lanjut oleh Yozcu dan Icoz (2010), kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi dibanding dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan, mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang memiliki produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan melibatkan individual dan pengusaha enterprise

bersentuhan dengan sektor budaya. Persentuhan tersebut akan membawa dampak positif pada upaya pelestarian budaya dan sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika lokasi wisata.

Pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata memerlukan sinergi antar stakeholders yang terlibat di dalamnya, yaitu pemerintah, cendekiawan, dan sektor swasta (bisnis). Sedangkan model pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata dapat diadaptasi dari model-model kota kreatif. Kota kreatif bertumpu pada kualitas sumber daya manusia untuk membentuk (bisa dalam bentuk desain atau desain ulang) ruang-ruang kreatif (UNDP, 2008). Pembentukan ruang-ruang kreatif diperlukan untuk dapat merangsang munculnya ide-ide kreatif, karena manusia yang ditempatkan dalam lingkungan yang kondusif akan mampu menghasilkan produk-produk kreatif bernilai ekonomi. Festival budaya, merupakan salah satu bentuk penciptaan ruang kreatif yang sukses mendatangkan wisatawan.


(48)

23

Dalam konteks kepariwisataan, diperlukan ruang-ruang kreatif bagi para pengrajin untuk dapat menghasilkan produk khas daerah wisata yang tidak dapat ditemui di daerah lain. Salah satu tempat yang paling penting bagi seorang pengrajin untuk bisa menghasilkan karya adalah bengkel kerja atau studio. Bengkel kerja atau studio sebagai ruang kreatif harus dihubungkan dengan daerah pariwisata sehingga tercipta linkage atau konektivitas. Konektivitas tersebut diperlukan untuk mempermudah rantai produksi (Evans, 2009). Dari segi ekonomi kreatif, produk kerajinan dalam bentuk souvenir dapat terjual sementara dari sektor pariwisata, wisatawan memperoleh suatu memorabilia mengenai daerah wisata tersebut. Konektivitas atau linkage antara ekonomi kreatif dan pariwisata dapat berbentukoutletpenjualan yang terletak di daerah wisata. Dengan kata lain, pariwisata menjadi venue bagi ekonomi kreatif untuk proses produksi, distribusi, sekaligus pemasaran.

2.2.3 Strategi Pengembangan

Strategi adalah seni memadukan atau mengintegrasikan antara faktor kunci keberhasilan agar terjadi sinergi dalam mencapai tujuan. Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Manfaat strategi adalah untuk mengoptimalkan sumber daya unggulan dalam memaksimalkan pencapaian sasaran kinerja. Dalam konsep manajemen cara terbaik untuk mencapai tujuan, sasaran dan kinerja adalah dengan strategi memberdayakan sumber daya secara efektif dan efisien (LAN-RI, 2008).

LAN-RI (2008) mengemukakan definisi kerja strategi adalah suatu pola alokasi sumber daya yang member kemampuan organisasi memelihara, bahkan


(49)

24

meningkatkan kinerjanya. Strategi yang baik adalah suatu strategi yang menetralisir ancaman/tantangan, dan merebut peluang-peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan yang tersedia serta meniadakan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih ada. Secara konsepsional strategi pengembangan adalah upaya untuk melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan kawasan baik internal yang meliputi kelemahan dan kekuatan dan kondisi lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk menentukan strategi yang harus dilakukan. Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses untuk menilai faktor-faktor keunggulan strategis perusahaan/organisasi untuk menentukan dimana letak kekuatan dan kelemahannya, sehingga penyusunan strategi dapat dimanfaatkan secara efektif, kesempatan lingkungan dan menghadapi hambatannya, mengembangkan profil sumber daya dan keunggulan, membandingkan profil tersebut dengan kunci sukses, dan mengidentifikasi kekuatan utama dimana industri dapat membangun strategi untuk mengeksploitasi peluang dan meminimalkan kelemahan dan mencegah kegagalan.

Kondisi lingkungan eksternal yang tidak pasti mengharuskan perusahaan/organisasi menyusun strategi yang tepat terhadap pengembangan investasi bisnis karena lingkungan eksternal tersebut sebagian besar tidak dapat dikendalikan. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperkirakan peluang serta ancaman lingkungan eksternal dengan mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan, mengamati perubahan secara global lingkungan tersebut dan memperkirakan dampak kumulatif terhadap karakteristik industri.


(50)

25

2.3 Landasan Teori

Suatu penelitian lazim menggunakan teori, karena bersifat ilmiah. Cooper

dan Schindler (dalam Sugiyono, 2007:41) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Dalam penelitian ini, untuk mengidentifikasi segala permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan Denpasar Festival, serta merumuskan strategi dalam pengembangan festival tersebut, digunakan Teori Perencanaan dan Teori Partisipasi.

2.3.1 Teori Perencanaan

Perencanaan (planning) adalah sebuah proses pengambilan keputusan yang menyangkut masa depan dari suatu destinasi atau atraksi. Planning adalah proses yang bersifat dinamis untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai, merupakan implementasi dari berbagai alternatif pilihan dan evaluasi apakah pilihan tersebut berhasil. Proses perencanaan menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen: politik, fisik, sosial, dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling tergantung, yang memerlukan pertimbangan.

Menurut Paturusi (2008), suatu perencanaan memiliki syarat-syarat sebagai berikut: (1) logis, yaitu bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku, (2) luwes, yaitu dapat mengikuti perkembangan, (3) obyektif, yaitu didasarkan pada tujuan dan sasaran yang dilandasi pertimbangan sistematis dan ilmiah. Perencanaan adalah suatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang


(51)

26

mana tindakan tersebut digambarkan dalam satu tujuan (jangka pendek maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan ekonomi, sosial, dan tenaga yang terbatas. Perencanaan sebagai suatu salah satu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the tree brains) yaitu:

1) Kemampuan melihat ke depan 2) Kemampuan menganalisis

3) Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara masalah.

Sebagai alat atau cara, maka perencanaan harus didasarkan pada pertimbangan bahwa :

1) Dengan perencanaan dapat dibuat urutan-urutan kegiatan menurut skala prioritas untuk mencapai tujuan.

2) Dengan perencanaan dapat dibuat pengalokasian sumber daya yang paling baik. Alternatif dapat dibuat, agar sumber daya digunakan dengan sebaik-baiknya.

3) Perencanaan merupakan alat ukur dari pada kemajuan ekonomi dan juga sebagai alat pengawas daripada pelaksanaan pembangunan.

4) Melalui perencanaan dapat dibuat perkiraan keadaan di masa yang akan datang.

5) Dengan perencanaan diharapkan pembangunan tidak akan terputus-putus sebab perencanaan, merencanakan proses pembangunan yang menyeluruh. Menurut Yoeti (2007, 50-52) Ada beberapa alasan mengapa perencanaan diperlukan yaitu:


(52)

27

Dengan adanya perencanaan para pelaksana dalam suatu organisasi atau tim mengetahui apa yang hendak dilakukannya dan ke arah mana yang akan dituju.

2) Membimbing kerjasama

Perencanaan dapat membimbing para petugas bekerja tidak menurut kemauan sendiri. Dengan adanya perencanaan, ia merasa sebagai bagian dari suatu tim, di tempat tugas seorang banyak tergantung dari tugasnya. 3) Menciptakan koordinasi

Bila dalam suatu proyek masing-masing keahlian berjalan secara terpisah, kemungkinan besar tidak akan tercapai sinkronisasi dalam pelaksanaan. Karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi antara beberapa aktivitas yang dilakukan.

4) Menjamin tercapainya kemajuan

Suatu perencanaan umumnya telah menggariskan suatu program yang hendak dilakukan meliputi tugas dan tanggung jawab tiap individu atau tim dalam proyek yang dikerjakan. Bila ada penyimpangan antara yang telah direncanakan dengan apa yang telah dilaksanakan, akan segera dapat dihindarkan. Dengan demikian akan dapat dilakukan koreksi pada saat diketahui, sehingga system ini akan mempercepat penyelesaian suatu proyek.

5) Untuk memperkecil resiko

Perencanaan mencakup mengumpulkan data yang relevan (baik yang tersedia, maupun yang tidak tersedia) dan secara hati-hati menelan segala


(53)

28

kemungkinan yang terjadi sebelum diambil suatu keputusan. Keputusan yang diambil atas dasar intuisi, kerjakan ini, kerjakan itu tanpa melakukan suatu penelitian pasar atau tanpa melakukan perhitunganrates of return on investment, sangat dikhawatirkan akan menghadapi resiko besar. Karena itu perencanaan lebih memperkecil resiko yang timbul berlebihan.

6) Mendorong dalam pelaksanaan

Perencanaan terjadi agar suatu organisasi dapat memperoleh kemajuan secara sistematis dalam mencapai hasil yang diinginkan melalui inisiatif-inisiatif sendiri. Itu pula sebabnya untuk mencapai suatu hasil diperlukan tindakan, namun demikian untuk melakukan tindakan dibutuhkan suatu perencanaan dan program. Di samping itu untuk membuat suatu perencanaan diperlukan suatu kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Jadi, perencanaan (planning) merupakan suatu mata rantai yang esensial antar pemikiran (thought) dan pelaksanaan (action). Dengan perkataan lain kita dapat mengatakan bahwa “Thought without action is merely philosophy, action without taught is medley stupidity”(Yoeti, 1997).

Faktor pokok yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan:

1) Sumber daya manusia, sumber daya alam, dan modal. Kualifikasi dan tingkat kompetensi tenaga ahli perencana akan mempengaruhi kualitas perencanaan, demikian halnya dengan sumber daya alam sebagai obyek perencanaan akan mempengaruhi bentuk penanganan yang dilakukan yang kesemuanya ditentukan oleh ketersediaan dana (jumlah dan sumber dana).


(54)

29

2) Kebijakan pemerintah, bisa memperlancar/menghambat karena birokrasi, peraturan, dan kepastian hukum.

3) Kemampuan teknologi, baik perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

4) Batasan waktu, akan sangat mempengaruhi jenis kegiatan yang akan dilakukan yang pada akhirnya mempengaruhi produk perencanaan yang dihasilkan,

5) Motivasi (politik atau pemecahan masalah) akan sangat menentukan produk perencanaan, dan

6) Kendala (constrains) dan keterbatasan (limitations). Kendala adalah keterbatasan yang dapat diatasi dengan intervensi tekhnologi dan/atau tambahan biaya (additional cost). Keterbatasan (limitation) adalah masalah yang tidak dapat diatasi sama sekali, sehingga menjadi penghalang perencanaan (barrier of planning).

Salah satu alat perencanaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT. SWOT Analisis adalah suatu alat perencanaan yang strategik dan penting untuk membantu perencanaan untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal dalam Denpasar Festival ini dengan peluang dan ancaman dari eksternal.

Dalam kamus Bahasa Inggris analisis SWOT (singkatan Bahasa Inggris) dari strength/kekuatan, weakness/kelemahan, opportunities/peluang, dan threats/ ancaman, adalah merupakan metode perancangan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dalam suatu kegiatan


(55)

30

atau proyek. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam pencapaian suatu tujuan.

2.3.2 Teori Partisipasi

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan (Sumaryadi, 2005). Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

Partisipasi dapat diartikan sebagai sumbangan, keterlibatan keikutsertaan masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan. Menurut Oakley dan Dillon (1991), participation is considered a voluntary contribution by the people in one of another of the public programmers supposed to contribute to national

development, but the people are not expected to take part in shaping the

programme or criticizing its contentsn. Menurutnya partisipasi adalah pertimbangan sebuah kontribusi sukarela oleh masyarakat yang disangka benar untuk berkontribusi kepada pemerintah nasional, tetapi masyarakat tidak ikut bagian dalam pembentukan program atau mengkritik program tersebut.

Mircea (2011) membagi partisipasi menjadi 6 pengertian, yakni: Pertama partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan; Kedua partisipasi adalah “pemekaan”


(56)

31

(membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan; Ketiga, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri; Keempat, partisipasi adalah suatu proses yang aktif; Kelima, Partisipasi merupakan pemantapan dialog antar masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, serta monitoring; serta Keenam partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Bentuk partisipasi yang diberikan dalam tahap pembangunan ada beberapa bentuk. Menurut Ericson (dalam Wulandari, 2014) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yakni:

1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planning stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitiaan, dan anggaran pada suatu kegiatan atau proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan.

2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material atau barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut.


(1)

atau proyek. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam pencapaian suatu tujuan.

2.3.2 Teori Partisipasi

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan (Sumaryadi, 2005). Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

Partisipasi dapat diartikan sebagai sumbangan, keterlibatan keikutsertaan masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan. Menurut Oakley dan Dillon (1991), participation is considered a voluntary contribution by the people in one of another of the public programmers supposed to contribute to national development, but the people are not expected to take part in shaping the programme or criticizing its contentsn. Menurutnya partisipasi adalah pertimbangan sebuah kontribusi sukarela oleh masyarakat yang disangka benar untuk berkontribusi kepada pemerintah nasional, tetapi masyarakat tidak ikut bagian dalam pembentukan program atau mengkritik program tersebut.

Mircea (2011) membagi partisipasi menjadi 6 pengertian, yakni: Pertama partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan; Kedua partisipasi adalah “pemekaan”


(2)

(membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan; Ketiga, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri; Keempat, partisipasi adalah suatu proses yang aktif; Kelima, Partisipasi merupakan pemantapan dialog antar masyarakat setempat dengan staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, serta monitoring; serta Keenam partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

Bentuk partisipasi yang diberikan dalam tahap pembangunan ada beberapa bentuk. Menurut Ericson (dalam Wulandari, 2014) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yakni:

1) Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planning stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan kepanitiaan, dan anggaran pada suatu kegiatan atau proyek. Masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan.

2) Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Masyarakat disini dapat memberikan tenaga, uang ataupun material atau barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut.


(3)

3) Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilization stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga maupun uang untuk mengoperasikan dan memelihara proyek yang telah dibangun.

2.4 Model Penelitian

Alur pikir yang melandasi penelitian ini berangkat dari adanya Misi dan Visi Pemerintah Kota Denpasar. Pada tahun 2008, Pemerintah Kota Denpasar mencanangkan kegiatan Tahun Kunjungan Wisata Denpasar yaitu Program Sightseeing Denpasar, sebagai implementasi pengembangan Pariwisata di Kota Denpasar. Salah satu kegiatan dalam Program Sightseeing Denpasar ini adalah Denpasar Festival yang dilaksanakan di Kawasan Jalan Gajah Mada dan saat ini melebar sampai ke Jalan Veteran. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar untuk melindungi, mempertahankan keaslian, serta meningkatkan citra kawasan tersebut, sebagai pusat perekonomian dan objek wisata kota (city tour). Mengacu pada paradigma pembangunan pariwisata dewasa ini, yang menuntut adanya partisipasi masyarakat lokal dalam setiap pengembangan kepariwisataan, maka pelaksanaan Denpasar Festival selanjutnya diharapkan dapat menunjang pencitraan Kota Denpasar sebagai pariwisata perkotaan yang berbasis ekonomi kreatif.

Sejalan dengan kemampuan manusia yang cepat beradaptasi, cepat berfikir mencari solusi, imajinatif serta penuh ide untuk mengembangkan strategi/inovasi baru. Denpasar sebagai kota jasa dan menjadi pusat berbagai kegiatan memerlukan strategi yang jitu untuk selalu mengembangkan potensi dan


(4)

unggulannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah merupakan salah satu modal Kota Denpasar untuk menjaga kearifan lokal dalam mengembangkan kota kreatif yang berbasis budaya unggulan.

Ekonomi kreatif yang mendukung kota kreatif adalah sebuah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian dan bakat individu menjadi produk yang dapat dikomersialkan. Kreatifitas dan inovasi dapat terjadi di semua lapisan masyarakat dan tidak tergantung dengan tingkat pendidikan. Prakondisi ini penting untuk mendukung proses kreatifitas dan inovasi masyarakat. Ekonomi kreatif berbasis warisan budaya dapat menjadi tulang punggung perekonomian Kota Denpasar yang mampu memberi kontribusi besar pada kehidupan masyarakat. Pengembangan Kota kreatif ini nantinya diharapkan mampu menggarap potensi sumber daya lokal pertanian, potensi sumber daya lokal pariwisata dan potensi sumber daya lokal industri kerajinan yang berbasis budaya Bali.

Dalam penyelenggaraan Denpasar Festival ternyata masih terdapat banyak permasalahan diantaranya; atraksi wisata yang disuguhkan masih seperti pesta rakyat/hiburan rakyat, promosi kegiatan Denpasar Festival juga masih terasa kurang ditandai dengan minimnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung, dan juga partisipasi masyarakatnya masih menggunakan pendekatantop-down.

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Denpasar untuk melindungi, mempertahankan keaslian, serta meningkatkan citra kawasan tersebut, sebagai pusat perekonomian dan objek wisata kota (city tour). Mengacu pada paradigma pembangunan pariwisata dewasa ini, yang menuntut adanya pemberdayaan masyarakat lokal dalam setiap pengembangan kepariwisataan, maka pelaksanaan Denpasar Festival selanjutnya diharapkan dapat menunjang


(5)

pencitraan Kota Denpasar sebagai pariwisata perkotaan yang berbasis ekonomi kreatif.

Beranjak dari permasalahan tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui usaha dalam penyelenggaraan Denpasar Festival, dan merumuskan strategi pengembangan kegiatan Denpasar Festival kedepannya dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Dalam hal ini, Teori Perencanaan, dan Teori Partisipasi digunakan sebagai teori payung yang melandasi semua permasalahan dalam penelitian ini. Analisis menggunakan Matrik SWOT dengan mengidentifikasi terlebih dahulu faktor internal dan external dapat menghasilkan empat sel kemungkinan strategi umum pengembangan sesuai dengan kondisi yang dimiliki dalam Penyelenggaraan Denpasar Festival. Dari setiap strategi umum menurunkan strategi yang lebih khusus lagi. Dari setiap strategi khusus dapat diturunkan berbagai macam program pengembangan yang mendukung pengembangan Denpasar Festival. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka dapat digambarkan kerangka konsep atau model penelitian mengenai Strategi PengembanganDenpasar Festival dalam mendukung pariwisata berbasis ekonomi kreatif di Kota Denpasar seperti nampak pada Gambar 2.1


(6)

Gambar 2.1 Model Penelitian Visi Kota Denpasar

Misi Kota Denpasar

ProgramSightseeingKota Denpasar

Lingkungan Eksternal Lingkungan Internal

Denpasar Festival

Masalah-Masalah :

1. Atraksi wisata yang disugguhkan masih seperti pesta rakyat / hiburan rakyat

2. Promosi kegiatanDenpasar Festival kurang

3. Partisipasi masyarakat kurang Teori

Perencanaan

Matrik SWOT

Strategi PengembanganDenpasar Festival

Program PengembanganDenpasar Festival

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Teori Partisipasi