Rugi-rugi Pada Jaringan Distribusi

a Tahanan Total saluran distribusi primer dari gardu induk sampai pada sisi primer transformator adalah: I V R R LL saluran × = 2.27 Dengan : R = Resistansi penghantar Ω V LL = Tegangan sisi primer tegangan jala-jalaV I = Arus pada penghantar A b Induktansi total saluran distribusi primer dari gardu induk sampai pada sisi primer transformator adalah: I V X X LL saluran × = 2.28 Dengan : X = Reaktansi penghantar Ω V = Tegangan sisi primer tegangan jala-jalaV Dimana : ∆S = Rugi daya Semu VA ∆P = Rugi daya Aktif Watt ∆Q = Rugi daya Reaktif VAR V = Tegangan Trafo V I = Arus pada Penghantar I

2.7 Rugi-rugi Pada Jaringan Distribusi

Dalam proses transmisi dan distribusi tenaga listrik seringkali dialami rugirugi daya yang cukup besar yang diakibatkan oleh rugi-rugi pada saluran dan juga rugi-rugi pada trafo yang digunakan. Kedua jenis rugi-rugi daya tersebut memberikan pengaruh yang Universitas Sumatera Utara besar terhadap kualitas daya serta tegangan yang dikirimkan ke sisi pelanggan. Nilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan dapat menyebabkan tidak optimalnya kerja dari peralatan listrik di sisi konsumen. Selain itu rugi-rugi daya yang besar akan menimbulkan kerugian finansial di sisi perusahaan pengelola listrik. Yang dimaksud losses adalah perbedaan antara energi listrik yang disalurkan Ps dengan energi listrik yang terpakai Pp. 100 × − = S P s P P P Losses 2.32 Berikut adalah penjelasan mengenai rugi-rugi yang terjadi pada jaringan distribusi.

2.8.1 Rugi-rugi Saluran

Pemilihan jenis kabel yang akan digunakan pada jaringan distribusi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan dari suatu sistem tenaga listrik. Jenis kabel dengan nilai resistansi yang kecil akan dapat memperkecil rugi-rugi daya. Besar rugi-rugi daya pada jaringan distribusi dapat ditulis sebagai berikut: R Losses 2 3 Ι × = 2.33 Dimana, Losses = rugi-rugi pada saluran Watt R = resistansi saluran per fasa Ohm I = arus yang mengalir per fasa Ampere Nilai resistansi dari suatu penghantar merupakan penyebab utama rugi-rugi daya yang terjadi pada jaringan distribusi. Nilai resistansi dari suatu penghantar dipengaruhi oleh beberapa parameter. Berikut adalah persamaan resistansi penghantar: A l R ρ = 2.34 Universitas Sumatera Utara Dimana, R = resistansi saluran ohm r = resistivitas bahan penghantar ohm-meter l = panjang penghantar meter A = luas penampang m2 Dari rumus di atas terlihat terdapat tiga parameter yang mempengaruhi nilai resistansi suatu penghantar, yaitu panjang penghantar, bahan penghantar dan luas permukaan penghantar. Panjang dari suatu penghantar tergantung dari jarak distribusi ke pelanggan. Sehingga nilai tersebut tidak dapat diubah secara bebas. Sedangkan resistivitas bahan tergantung dari bahan penghantar yang digunakan. Parameter ini dapat diubah-ubah tergantung dari pemilihan bahan penghantar yang digunakan. Selain itu parameter yang dapat diubah-ubah secara bebas adalah luas penampang dari penghantar. Dimana semakin besar penampang dari suatu penghantar akan mengurangi nilai resistansi saluran. Akan tetapi dalam pengubahan luas penampang penghantar harus memperhatikan faktor efisiensinya. Dengan demikian untuk mengurangi resistansi saluran pada jaringan distribusi, kita dapat mengganti jenis bahan penghantar yang digunakan dengan bahan yang nilai resistivitasnya rendah serta memperbesar luas permukaan penghantar.

2.8.2 Rugi Pada Penghantar Phasa

Jika suatu arus mengalir pada suatu penghantar, maka pada penghantar tersebut akan terjadi rugi-rugi energi menjadi energi panas karena pada penghantar tersebut terdapat resistansi. Rugi-rugi dengan beban terpusat di ujung dirumuskan: Universitas Sumatera Utara L X R V ϕ ϕ sin cos + Ι = ∆ 2.35 RL P 2 3 Ι = ∆ 2.36 Sedangkan jika beban terdistribusi merata di sepanjang saluran, maka rugi-rugi energi yang timbul adalah : L X R I V ϕ ϕ sin cos 2 2 +       = ∆ 2.37 RL P 2 2 1 3       = ∆ 2.38 Dengan : I : Arus yang mengalir pada penghantar Ampere R : Tahanan pada penghantar Ohm km X : Reaktansi pada penghantar Ohm km L : Panjang penghantar Kms

2.8.3 Rugi-Rugi Akibat Beban Tak Seimbang

Akibat pembebanan di tiap phasa yang tidak seimbang, maka akan mengalir arus pada hantaran netral. Jika di hantaran pentanahan netral terdapat nilai tahanan dan dialiri arus, maka kawat netral akan bertegangan yang menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang. Arus yang mengalir di sepanjang kawat netral, akan menyebabkan rugi daya di sepanjang kawat netral sebesar: N R N P 2 Ι = ∆ 2.39 Dimana : P = losses yang timbul pada konektor watt IN = arus yang mengalir melalui kawat netral ampere Universitas Sumatera Utara RN = tahanan pada kawat netral ohm

2.8.4 Rugi-rugi Pada Sambungan Tidak Baik

Losses ini terjadi karena di sepanjang jaringan tegangan rendah terdapat beberapa sambungan, antara lain : 1. Sambungan saluran jaringan tegangan rendah dengan kabel NYFGBY. 2. Percabangan saluran jaringan tegangan rendah. 3. Percabangan untuk sambungan pelayanan. Gambar 2.18 Sambungan Kabel Besarnya rugi-rugi daya Aktif pada sambungan untuk tiga fasa dalam sisi primer dirumuskan : R P × Ι × = ∆ 2 3 2.40 Dimana : P = losses yang timbul pada konektor watt I = Arus yang mengalir melalui konektor ampere R = Tahanan konektor ohm X = Reaktansi konektor ohm Universitas Sumatera Utara

2.9 Sifat Beban Listrik