Dimana :
=
t
S
Smoothing tunggal periode t
=
t
S
Smoothing eksponensial ganda periode t
α
= Parameter Pemulusan Eksponensial
t t
b a ,
= Konstanta pemulusan
m t
F
+
= Ramalan untuk m periode ke muka
2.6 Ketepatan Ramalan
Ketepatan ramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam peramalan yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data
yang diberikan. Ketepatan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Dalam pemodelan deret berkala time series dari data masa lalu
dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang, untuk menguji kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan.
Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan adalah : 1. M E Mean Error Nilai Tengah Kesalahan
ME =
N e
N t
t
∑
=1
Universitas Sumatera Utara
2. M S E Mean Square Absolut Error Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat
MSE =
N e
N t
t
∑
=1 2
3. M A E Mean Absolut Error Nilai Tengah Kesalahan Absolut
MAE =
N e
N t
t
∑
=1
4. S S E Sum Square Error Jumlah Kuadrat Kesalahan
SSE =
∑
= N
t t
e
1 2
5. S D E Standard Deviation Of Error Devisi Standard Kesalahan
SDE =
N e
N t
t
∑
=1 2
6. M A P E Mean Absolut Pencentage Error Nilai tengah Kesalahan Persentase Absolut
MAPE =
N PE
N t
t
∑
=1
Universitas Sumatera Utara
7. M P E Mean Percentage Error nilai Tengah Kesalahan Persentase
MPE =
N PE
N t
t
∑
=1
Dimana : et = Xt –Ft Kesalahan pada period ke-t
Xt = data aktual pada periode ke-t Ft = Nilai ramalan pada periode ke-t
N = banyaknya periode waktu
100
−
=
t t
t t
X F
X PE
Kesalahan persentase pada periode ke-t
Metode Peramalan yang dipilih adalah metode peramalan yang memberikan nilai M S E yang terkecil.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Deli Serdang
3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya kabupaten Deli Serdang
Sebelum perang dunia II atau tegasnya sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 kabupaten Deli Serdang adalah merupakan daerah
kesultanan Deli dan Serdang. Kesultanan Deli berkedudukan di Medan dan kesultanan Serdang berkedudukan di Perbaungan. Kedua wilayah tersebut dalam masa penjajahan
adalah merupakan keresidenan Sumatera Timur sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia, kekuasaan kesultanan berakhir dan struktur Pemerintah di sesuaikan
dengan Pemerintah Indonesia dan kesultanan Deli dan Serdang dijadikan daerah kabupaten Deli Serdang.
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat RIS, keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan
menuntut agar NST Negara Sumatera Timur yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook Belanda dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara
Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh
Front Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur NIT dan Negara
Sumatera Timur NST tdak bersedia. Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat RIS untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat
penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan
yang berasal dari UUD RIS diubah sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas 5 lima Afdeling, salah satu
diantaranya Deli end Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribukota Medan serta terbagi atas 4 empat Onder Afdeling yaitu Beneden Deli
beribukota Medan, Bovan Deli beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh
Kontelir.
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 enam.
Kabupaten ini terdiri atas 6 enam Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota
berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan meliputi
Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagei.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok- pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956.
Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan Dewan Pertimbangan Daerah DPD.
Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II
Deli Serdang pada waktu itu sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang
adalah tanggal 1 Juli 1946.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi
perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah inipun telah
terjadi beberapa kali. Yakni: 1.
Wunar S.Hamidjojo 2.
Sampoerno Kolopaking 3.
Wan Oemaruddin 4.
Abdullah Eteng 5.
Abdul Kadir Kendal Keliat 6.
H. Baharoeddin Siregar 7.
H. Abdul Muis
Universitas Sumatera Utara
8. H. Tenteng Ginting
9. H. Wasiman
10. H. Ruslan Mansyur
11. H. Maymaran NS
12. H. Abdul Hafid
13. Drs. H. Amri Tambunan
Sama halnya dengan badan eksekutif maka bidang legislatif, dapat pula diketahui PutraI ibu pertiwi di daerah yang telah mendapat kesempatan menjadi Ketua DPRD
Deli Serdang, yakni:
1. Bonar Ginting
2. H. Machmud Hasan
3. T. A Muhid Arif
4. Kapten M. Selamat
5. Cus Wasiman, BA
6. H. Muhammad Rizam
7. T. Abunawar Sinar Al Haj
8. Iring Sapei
9. Usman DS
10. Kol. Drs. Nusrin Siregar
11. Naik Tarigan
12. H. Wagirin Arman
Universitas Sumatera Utara
Daerah Kabupaten Deli Serdang juga merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan nusantara, terutama karena devisa Negara yang berasal dari hasil bumi
kabupaten Deli Serdang yang sangat potensial seperti karet, tembakau dan kelapa sawit. Di bidang politik pun kabupaten Deli Serdang cukup kritis seperti peristiwa-
peristiwa pentraktoran Tanjung Morawa pada masa orde lama yang telah mengakibatkan jatuhnya kabinet di zaman orde baru. Peranan kabupaten daerah Deli
Serdang dalam pembangunan sangat menonjol. Melalui pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah orde baru telah kelihatan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di
berbagai sektor di Deli Serdang. Dimana sektor pertanian dan perkebunan menjadi pameran utama dalam meningkatkan pendapatan para petani di kabupaten Deli
Serdang. Kecamatan deli serdang terdiri dari beberapa, yakni:
1. Gunung Meriah
2. STM. Hulu
3. Sibolangit
4. Kutalimbaru
5. Pancur batu
6. Namo rambe
7. Biru-biru
8. STM. Hilir
9. Bangun purba
10. Galang
11. Tanjung morawa
12. Patumbak
13. Deli tua
Universitas Sumatera Utara
14. Sunggal
15. Hamparan perak
16. Labuhan deli
17. Percut sei tuan
18. Batang kuis
19. Pantai labu
20. Beringin
21. Lubuk pakam
22. Pagar merbau
Kabupaten Deli Serdang awalnya memiliki 23 kecamatan dimana kecamatan Serdang Bedagai memekarkan diri menjadi Kabupaten baru pada tahun 2003. sehingga
kecamatan Deli Serdang sampai saat ini tinggal 22 Kecamatan.
3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis
Daerah Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 251.937 Hektar yaitu sekitar 3,51 dari luas provinsi Sumatera Utara 7.160.000 Hektar dimana kabupaten Deli
Serdang berada di kawasan pantai timur provinsi Sumatera Utara.
Secara Geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada
57 2
LU,
16 3
LS dan
− 33
98 27
99
BT. Kota Lubuk Pakam adalah ibukota Kabupaten Deli Serdang berda pada ketinggian 0-500 meter diatas permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Deli Serdang terdapat 5 lima Daerah Aliran Sungai DAS yaitu DAS Belawan, DAS Deli, DAS Belumai, DAS Percut, dan DAS Ular, dengan luas
areal 378.841 HA, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya sub DAS ini
dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.
Kabupaten Deli Serdang yang terletak disebelah pantai timur provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan: di sebelah utara berbatasan dengan
kabupaten Langkat dan selat Malaka, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan
Karo dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.
3. 1. 3 Iklim
Kabupaten Deli Serdang memiliki iklim tropis. Pengamatan stasiun sampali menunjukkan rata-rata kelembapan udara perbulan sekitar 83 , curah hujan berkisar
antara 51 sampai 502 mm perbulan dengan periode tertinggi pada bulan September dan Oktober 2009. Hari hujan perbulan berkisar 9-23 hari dengan periode hari hujan
yang besar pada bulan September sampai Oktober 2009. Rata-rata kecepatan udara berkisar 2,0 mdt dengan tingkat penguapan sekitar 4,0 mmhari. Temperatur udara
perbulan minimum
C 9
, 23
dan maksimum
C 4
, 32
.
Universitas Sumatera Utara
Pengamatan di stasiun Gunung Pamela, dapat dilihat bahwa kelembapan udara rata-rata 83 curah hujan berkisar antara 45 sampai 287 mmbulan. Sementara rata-
rata kecepatan, tingkat penguapan dan temperatur udara tidak dapat diamati.
3.1.4 Penduduk
Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain yang
pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Akibat pemekaran Kabupaten Deli Serdang menjadi dua wilayah pemerintahan, sudah tentu mengalami perubahan kepada pengurangan jumlah
penduduk Jumlah Penduduk yang bermukim di daerah ini sampai dengan tahun 2007
diperkirakan sebanyak 1.686.366 Jiwa.dengan kepadatan rata-rata 675 jiwakm2 dengan penduduk terpadat di kec. Deli Tua yaitu 6.057 jiwakm2 dan penduduk
terendah jarang di kec. Gunung Meriah 33 jiwakm2.
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal pelaksanaan pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun
jumlah penduduk yang besar apabila tidak diupayakan pengembangan kualitasnya dapat merupakan beban bagi pembangunan dan justru dapat mengurangi hasil-hasil
pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari
pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur, rata-rata anak lahir hiduprata-rata masih hidup
dan angka migrasi, umur perkawinan pertama, pendidikan, dan ketenagakerjaan.
3.2 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistika