Sejarah Singkat Badan Pusat Statistika

Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur, rata-rata anak lahir hiduprata-rata masih hidup dan angka migrasi, umur perkawinan pertama, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

3.2 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistika

3.2.1 Latar Belakang BPS

Sejarah Badan Pusat Statistika dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa ordde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintahan jepang. 1. Masa Pemerintahan Belanda a. Pada bulan februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan Direktur Van Landbouw Nijerverheeid en Handel yang berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas unntuk mengelola dan mempublikasikan data statistik. b. Pada bulan maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistika yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk Universitas Sumatera Utara mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistika Indonesia. c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama central Kantor Voor de Statistika CSK atau kantor statistika dan pindah ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistika perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA yang sekarang di sebut kantor bea dan cukai. 2. Masa Pemerintahan jepang a. Pada bulan juni 1944, pemerintahan jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistika yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer. b. Pada masa ini CKS di ganti namanya menjadi Shomobu Chosasitsu Gunseikanbu. 3. Masa Kemerdekaan Republik a. Setelah proklamasi kemerdekaan Repulik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistika ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke yogyakarta sebagai konsekuensi Linggarjati. Sementara pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. b. Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219 S.C,KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Universitas Sumatera Utara kantor Pusat statistika KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran. c. Dengan surat menteri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desember 1953 No. 18.009M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. d. Dengan keputusan presiden RI No. 131 Tahun 1957 , kementerian perekonomian dipecah menjadi kementerian perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistika dan urusan statistika yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada di bawah perdana Menteri. 4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistika yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistika. b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan stuktur organisasi, yaitu: 1. Peraturan Pemerintahan No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS Universitas Sumatera Utara 2. Peraturan Pemerintahan No. 16 tahun 1980 tentang organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintahan No. 2 Tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan Presiden No.6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistika 4. Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang statistika 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 Tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS 7. PP No. 51 Tahun 999 tentang penyelenggaraan statistika c. Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun1980 peraturan pemerintahan No. 16 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintahan No. 6 tahun 1968. berdasarkan peraturan pemerintahan No.6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik provinsi. Di kabupatenKotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor Statistik KabupatenKotamadya. Pada tanggal 19 mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti undang-undang No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistika sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru. Universitas Sumatera Utara

3. 2. 2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Badan pusat statistik adalah suatu lembaga pemerintah Non – Departemen yang bertanggung jawab kepada presiden. Ini menjamin BPS tidak tergantung pada instansi pemerintah lainnya dalam menghasilkan data statistik. Struktur organisasi BPS berlandaskan pada peraturan pemerintah No. 2 Tahun 1992. Didaerah – daerah terdapat 27 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat Provinsi, dan dibawahnya terdapat 302 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat kabupaten Kotamadya. Kantor statistik tingkat provinsi dibagi dalam dua kategori yaitu tipe A dan tipe B. tipe kantor statistik tersebut didasarkan atas beban kerja serta pertimbangan lain yang dinilai mempunyai keterkaitan langsung dengan tugas dan fungsi kantor statistik provinsi. Pengumpulan data penulis ini yang dilakukan BPS dan masuk dalam kategori tipe A. Kantor statistik tipe A berlokasi dienam provinsi yaitu : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan sedangkan kantor statistik diprovinsi lainnya bertipe B. Mantri statistik adalah aparat Badan Pusat Statistik di Kecamatan yang bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Statistik tingkat II. Mereka itu adalah petugas pengumpul data statistik yang secara langsung berhubungan dengan responden. Untuk memperlancar kegiatan statistik dan menghindari kecurigaan diantara responden, undang-undang statistik juga mengatur berbagai ketentuan, Universitas Sumatera Utara termasuk kewajiban untuk memberikan data, kerahasiaan data individual pelanggaran hukum.

3.2.3 Visi dan Misi Badan Pusat Statistika

1. Visi Badan Pusat Statistika mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, di dukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir. 2. Misi Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistika mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan kegunaan Badan Pusat Statistika dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan masyarakat. Universitas Sumatera Utara BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Arti dan Kegunaan Analisa Data