Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan Terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan

(1)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian 2. Tabel Tunggal

3. Surat Pengajuan Judul Skripsi 4. Surat Izin Penelitian


(2)

Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan Terhadap Program Awareness Campaign Oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan

(Kuesioner)

No. Urut Responden : I. Petunjuk Pengisian

a. Isilah dengan menuliskan keterangan yang diminta tentang data pribadi Anda pada identitas Responden.

b. Pilihlah jawaban dan beri tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda. c. Isilah pertanyaan-pertanyaan di dalam angket dan berilah jawaban secara tertulis. II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Tempat/ Tanggal Lahir :

3. Alamat :

4. Umur :

5. Jenis Kelamin :

6. Agama :

7. Suku Bangsa :

8. Masih Bersekolah : a. Iya

b. Tidak

9. Pendidikan Terakhir : a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi

III. Informasi Mengenai Responden 10. Jenis narkoba yang dipakai : 11. Lama menggunakan narkoba : 12. Alasan menggunakan narkoba: 13. Pernah mengikuti rehabilitasi :

a. Iya b. Tidak

14. Jika iya, berapa lama : 15. Pernakah Anda relaps :

a. Iya b. Tidak


(3)

IV. Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Medan Terhadap ProgramAwareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan dapat dilihat melalui :

A. Persepsi

1. Apakah Anda mengetahui yang dimaksud dengan narkoba ? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Penjelasan:... ...

2. Apakah Anda mengetahui bahaya yang ditimbulkan bila menyalahgunakan narkoba ? a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Penjelasan:... ...

3. Apakah Anda mengetahui fungsi dari narkoba bila digunakan untuk hal dengan tujuan yang benar ?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Penjelasan:... ...

4. Apakah Anda mengetahui tujuan diselenggarakannya Program Awareness Campaign di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan ?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Penjelasan:... ...

5. Apakah Anda memahami materi yang disampaikan oleh pemateri? a. Memahami


(4)

c. Tidak memahami

Penjelasan:... ...

6. Apakah Anda mengetahui mengenai perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB yang diberikan di Layanan Kesehatan di Klinik Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Medan ?

a. Mengetahui

b. Kurang mengetahui c. Tidak mengetahui

Penjelasan:... ...

7. Apakah Anda dengan teman sekamar Anda memiliki permasalahan yang sama terhadap narkoba ?

a. Memiliki

b. Kurang memiliki c. Tidak memiliki

Penjelasan:... ...

8. Apakah Anda memahami kegiatan Support Group Meeting bagi Pecandu & ODHA di lingkungan LPKA Klas I Tanjung ?

a. Memahami

b. Kurang memahami c. Tidak memahami

Penjelasan:... ...

9. Jika ada, apakah Anda tahu kegiatan apa saja yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta diluar dari kegiatan yang dibawakan oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas ? (Misalnya : layanan kesehatan dari dinas atau lembaga)

a. Tahu

b. Kurang tahu c. Tidak tahu

Penjelasan:... ...


(5)

B. Sikap

10. Apakah Anda setuju bila menggunakan narkoba dapat menyebabkan kerugian pada diri Anda sendiri ?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

Penjelasan:... ...

11. Apakah program yang diselenggarakan oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas membantu diri Anda untuk meninggalkan narkoba ?

a. Membantu

b. Kurang membantu c. Tidak membantu

Penjelasan:... ...

12. Bagaimana tanggapan Anda terhadap proses penyuluhan yang diberikan dari Program Awareness Campaign (Program Kampanye Kesadaran) ?

a. Sudah baik b. Kurang baik c. Tidak baik

Penjelasan:... ...

13. Apakah Anda nyaman dengan kinerja para pendamping kegiatan dalam membawakan kegiatan dari Program Awareness Campaign ?

a. Nyaman

b. Kurang nyaman c. Tidak nyaman

Penjelasan:... ...

14. Apakah Anda setuju dengan konsep yang dibawakan dalam kegiatan Program Awareness Campaign ?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

Penjelasan:... ...


(6)

15. Apakah menurut penilaian Anda bila kegiatan penyuluhan ditambahi tingkat intensitas kegiatannya?

a. Setuju

b. Kurang setuju c. Tidak setuju

Penjelasan:... ...

16. Apakah menurut Anda, dengan diri sendiri saja sudah cukup untuk tidak menggunakan lagi narkoba tanpa dibantu oleh Program Awareness Campaign ?

a. Tidak cukup b. Kurang cukup c. Sudah cukup

Penjelasan:... ...

17. Apakah Anda merasa nyaman saat melakukan konseling dengan pendamping ? a. Nyaman

b. Kurang nyaman c. Tidak nyaman

Penjelasan:... ...

18. Apakah Anda yakin selama konseling merasa bahwa permasalahan Anda sudah berkurang atau telah menemukan solusi dari permasalahan tersebut ?

a. Yakin

b. Kurang yakin c. Tidakyakin

Penjelasan:... ...

19. Apakah Anda pernah mendapatkan teguran atau peringatan saat Anda tidak tertib dalam kegiatan sedang berlangsung ?

a. Tidak pernah b. Terkadang c. Sering

Penjelasan:... ...


(7)

20. Apakah menurut Anda perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB yang diberikan oleh pihak Yayasan Rumah Singgah Caritas bersama petugas klinik di Layanan Kesehatan di Klinik Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Medan sudah sesuai dengan kebutuhan ?

a. Sesuai

b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai

Penjelasan:... ...

21. Menurut pendapat Anda, apakah kegiatan support group meeting perlu diadakan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan ?

a. Perlu

b. Kurang perlu c. Tidak perlu

Penjelasan:... ...

22. Apakah Anda yakin bahwa kegiatan support group meeting dapat membantu Anda mengurangi keinginan untuk kembali menggunakan narkoba ?

a. Yakin

b. Kurang yakin c. Tidak yakin

Penjelasan:... ...

C. Partisipasi

23. Bagaimana tingkat kehadiran Anda dalam kegiatan Program Awareness Campaign ? a. Aktif (3 kali sebulan atau lebih)

b. Kurang aktif (2 bulan sekali atau kurang) c. Tidak pernah

Penjelasan:... ...

24. Apakah Anda mengikuti setiap rangkaian kegiatan dalam Program Awareness Campaign ?

a. Mengikuti

b. Kurang mengikuti c. Tidak mengikuti


(8)

Penjelasan:... ...

25. Apakah Anda semangat dalam mengikuti proses kegiatan dari Program Awareness Campaign ?

a. Semangat

b. Kurang semangat c. Tidak semangat

Penjelasan:... ...

26. Apakah Anda memelihara situasi kondusif selama kegiatan berlangsung ? a. Memelihara

b. Kurang memelihara c. Tidak memelihara

Penjelasan:... ...

27. Apakah Anda aktif merespon setiap kegiatan yang dibawakan pendamping seperti contoh bertanya kepada pendamping mengenai materi dari kegiatan yang dibawakan ?

a. Aktif merespon

b. Kurang aktif merespon c. Tidak aktif merespon

Penjelasan:... ...

28. Apakah Anda pernah mengajak teman-teman Anda yang lain untuk hadir dalam setiap kegiatan ?

a. Sering b. Terkadang c. Tidak pernah

Penjelasan:... ...

29. Bagaimana pelayanan yang diberikan di Layanan Kesehatan di Klinik Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Medan oleh pihak Yayasan Rumah Singgah Caritas ? a. Baik

b. Kurang baik c. Tidak baik


(9)

Penjelasan:... ...

30. Bagaimana tingkat intensitas konseling Anda dengan pendamping? a. Sering (Setiap pertemuan dalam kegiatan)

b. Terkadang c. Tidak pernah

Penjelasan:... ...

31. Apakah Anda aktif mengikuti kegiatan pemberian konseling keluarga (Family Counseling) dan konseling pasangan (Couple Counseling) bagi Pecandu & ODHA di lingkungan LPKA Klas I Tanjung Gusta oleh petugas layanan kesehatan dan Caritas sudah berjalan dengan baik ?

a. Aktif

b. Kurang aktif c. Tidak aktif

Penjelasan:... ...

32. Apakah Anda pernah berbagi informasi tentang kegiatan Program Awareness Campaign dengan teman yang tidak tergabung dalam program di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan ?

a. Sering b. Terkadang c. Tidak pernah

Penjelasan:... ...

33. Apakah Anda aktif melakukan mendapatkan perwatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB di Layanan Kesehatan di Klinik Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan ?

a. Aktif

b. Kurang aktif c. Tidak aktif

Penjelasan:... ...


(10)

TABEL TUNGGAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 6 2 0 0 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 -5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 3 0 0 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 -6 1 1 1 1 1 1 -1 1 0 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 -1 1 0 0 1 0 3 4 0 0 0 1 0 -1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 5 5 1 1 -1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 -1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 6 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 6 0 0 -1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 -1 1 0 9 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 -1 7 7 1 1 1 1 0 -1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 0 10 1 1 1 0 1 -1 0 0 1 1 -1 4 8 0 -1 -1 0 1 0 -1 0 -1 -3 -1 1 1 1 1 1 -1 0 0 0 1 1 1 6 0 0 0 -1 1 0 1 1 1 1 1 5 9 -1 0 0 1 -1 -1 -1 -1 -1 -5 -1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 0 1 1 8 0 1 1 1 1 -1 0 1 0 0 -1 3 10 0 0 0 1 1 -1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 11 0 -1 -1 1 1 0 1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 11 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 12 0 0 -1 0 0 -1 -1 0 -1 -4 1 1 -1 1 1 -1 -1 1 1 1 0 1 1 6 1 1 1 -1 1 0 1 0 0 0 0 4 13 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 14 0 0 1 1 1 -1 -1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 9 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 15 0 1 -1 1 1 -1 0 -1 -1 -1 1 0 1 1 1 1 -1 0 1 1 0 1 1 8 1 0 1 -1 1 -1 0 -1 -1 0 -1 -2 16 -1 1 -1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 -1 -1 1 1 7 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 5 17 -1 -1 1 -1 1 0 -1 -1 -1 -4 -1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 0 8 -1 -1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 5 18 -1 1 -1 1 0 0 -1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 11 1 0 0 1 0 -1 1 1 0 0 0 3 19 0 0 -1 1 1 -1 -1 0 0 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 -1 1 1 10 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 -1 2 20 1 1 1 -1 1 0 1 0 0 4 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 0 10 0 0 1 1 -1 0 1 0 0 -1 0 1 21 0 1 -1 1 0 -1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 -1 1 1 -1 1 1 0 7 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 22 -1 -1 1 -1 -1 1 1 0 0 -1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 -1 7 23 0 0 -1 -1 1 0 1 0 -1 -1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 9 24 1 1 -1 1 0 -1 -1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 0 0 1 1 9 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 -1 3 25 0 1 -1 1 1 0 1 1 1 5 1 1 1 1 1 -1 0 1 1 0 1 1 1 9 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 9 26 0 -1 -1 0 -1 -1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 -1 1 1 10 1 1 1 0 0 -1 1 1 1 0 0 5 27 -1 0 -1 -1 0 0 0 -1 -1 -5 -1 -1 -1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 -1 1 1 0 0 1 -1 0 1 -1 1 0 1 3 28 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 1 -1 1 0 -1 -1 0 1 -1 -1 -1 -1 0 -4 0 0 1 -1 -1 1 0 -1 -1 1 -1 -2 29 -1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 1 -1 1 1 1 1 1 1 -1 1 1 0 1 1 1 10 1 1 1 1 1 -1 1 1 1 1 1 9 30 0 -1 -1 -1 -1 1 1 0 -1 -3 -1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 9 0 1 1 1 1 0 1 0 0 -1 1 5

-22 257 144

270 390 330

-0 0.7 0.4

Lampiran 1

Tabel Penskoran Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan Terhadap Program Awareness Campaign Oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan

Hsl (Jlh Rspndn : Jlh Kategori) Total Kategori Total Jumlah Responden

JLH


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Djamil, M. Nasir. 2013. Anak Bukan untuk di Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Gultom, Maidin. 2014. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan. Bandung: PT Refika Aditama

Jones, Charles O. Pengantar Kebijakan Publik. PT Raja Grafindo Persada Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPPE

Maramis, WF. 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press

Sarwono, Wirawan Sarlito. 1991. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV Rajawali

Savverin, WJ dan Tankard, WJ. 2008. Teori Komunikasi: Sejarah Metode dan Terapan dalam Media Massa. Jakarta: Kencana

Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia. Bogor

Soelaeman, Endang. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Gajahmada

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grafindo Monoratama

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sunarjo, Djoenaesih. 1997. Opini Publik. Yogyakarta: Liberty


(12)

Suprapto. 2007. Ekonomi Partisipasi. Jakrta: Konrad Adnaeuer Stiffung

Walgiato, Bimo. 2003. Psikologi Sosial- Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset Zulkarnain. 2014. Memilih Lingkungan Bebas Narkoba. Bandung: Citapustaka Media

Volz, Anna. 2009. Advocacy Strategies Training Manual: General Comment No.10: Children’s

Rights in Juvenile Justice. Defence for Children International

Sumber-Sumber Lain:

Analisa. Kamis, 25 Februari 2016. Tutup Seluruh Celah Penyelundupan Narkoba. Halaman 1 dan 8

Badan Narkotika Nasional, 2013: 8-10 Badan Narkotika Nasionl, 2013: 3

Kompas. Kamis, 25 Februari 2016. Indonesia dalam Jerat Narkoba. Halaman 1 Surat Edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) No.SE/03/IV/2002

UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak

UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

UU RI No. 20 tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak UU RI No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia http://www.kksp.or.id/ diakses 1 Februari 2016 Pukul 17.55


(13)

http://nasional.sindonews.com/ diakses pada tanggal 31 Januari 2016 pukul 13.15 www.bnn.co.id/penyalahgunaannarkoba/2.htm, diakses pada tanggal 1 Februari

http://nasional.tempo.co/ diakses pada tanggal 10 Januari 2016 pukul 19:27 http://ntt.kemenkumham.go.id/ diakses pada tanggal 11 Januari 2016 pukul 20.12 http://id.shvoong.com diakses pada tanggal 28 Januari 2016 pukul 11.20


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini termasuk tipe penelitian deskriptif dimana penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan melukiskan objek dari masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti (Siagian, 2011:52).

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai anak binaan lembaga pembinaan khusus anak klas 1 Tanjung Gusta Medan sebagai objek.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanankan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan. Alasan saya memilih lokasi tersebut karena Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan ini merupakan salah satu Lembaga Pembinaan yang mendapatkan Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas di kota Medan. Dimana yang mendapatkan program ini khusus bagi penghuni Lembaga Pembinaan yang berdampak narkoba. Penelitian saya mengkhusus ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 dengan kategori kasus narkoba saja.


(15)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini dapat dipahami bahwa mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian. Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau objek yang memiliki ciri atau sifat yang sama. Tidak harus seragam namun diantara mereka harus ada persamaan (Siagian, 2011:155). Berdasarkan pendapat tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan yang berjumlah 50 anak binaan korban penyalahgunaan narkoba.

3.3.2 Sampel

Secara umum sampel adalah contoh. Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel serta perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Menurut Sugiyono (2010:217), teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik Purposive Sampling. Teknik Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang benar-benar terpilih oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh


(16)

sampel tersebut. Misalnya orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu, jabatan tertentu, mempunyai usia tertentu yang pernah aktif dalam kegiatan masyarakat tertentu. Dalam hal ini, peneliti membatasi sampel dengan menerapkan pengambilan sampel berdasarkan tingkat kehadiran yang mencukupi dalam program ini dan yang dapat dipastikan untuk serius dalam bekerja sama dalam melengkapi kebutuhan penelitian. Sehingga sampel yang peneliti gunakan adalah 30 anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan yaitu sebanyak 50 anak binaan penyalahgunaan narkoba.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal, surat kabar dan bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan

penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan dalam rangka studi lapangan dalam penelitian sosial, yaitu :

a. Observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian.

b. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab atau diisi oleh responden sehingga peneliti


(17)

memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian, 2011).

c. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukakan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden yang dilakukan untuk memenuhi kelengkapan dari pengisian kuesioner.

d. Dokumentasi adalah berupa hasil pengamatan langsung berupa gambar/foto yang dimuat pada halaman depan.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian, untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden, kemudian dicari frekuensi dan presentasenya. Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah:

1. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini diperlukan karena data yang dihimpun kadangkala belum memenuhi harapan peneliti, diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,berlebihan dan bahkan terlupakan.

2. Pengkodingan adalah pemberian identitas pada data yang sudah diedit sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

3. Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dengan mengatur angka-angka serta menghitungnya.


(18)

Setelah itu disusun dalam bentuk tabel tunggal dan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakan untuk mengatur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Untuk menentukan klarifikasi persepsi, sikap dan partisipasi, maka ditentukan interval kelas sebagai berikut:

� � � � � � =�� �� � ���� � � − �� �� � �ℎ

= − −

= = .66

Untuk mengetahui hasil respon anak binaan terhadap prpgram awareness campaign maka dapat dilihat dari ketentuan interval berikut:

a. -1 sampai dengan -0.33 = Negatif b. -0.33 sampai dengan 0.33 = Netral c. 0.33 sampai dengan 1 = Positif

Pemberian skor dapat ditentukan dari respon negatif sampai dengan respon positif melalui sebagai berikut:

a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 b. Skor kurang setuju (Netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1


(19)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Latar Belakang Pendirian Lembaga

Yayasan Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Medan selanjutnya disebut Yayasan Caritas PSE KAM merupakan sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang didirikan oleh Uskup Agung Medan, merupakan penggabungan dua lembaga sosial dibawah Keuskupan Agung Medan yaitu Cordia Caritas Medan dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Medan. Pada awalnya Cordia Caritas Medan adalah lembaga sosial kemanusiaan (Caritas) Keuskupan Agung Medan yang didirikan pada tanggal 2 Februari 2005 atas rekomendasi Konfederasi Karitas Internasional (selanjutnya disingkat: Caritas Internazionalis) di Roma.

Pendirian Cordia Caritas Medan tidak terlepas dari bencana tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada bulan Desember 2004. Pada tanggal 14 January 2005,

Caritas Internazionalis mengadakan pertemuan di San Calisto (Vatikan) untuk membahas respons Gereja Universal atas bencana tsunami dan saat itulah disetujui pembentukan Special Operations Appeal (SOA) No. 2/2005 dan memberikan mandat kepada Keuskupan Agung Medan (KAM) untuk menjadi payung organisasi Caritas yang bekerja untuk response tsunami. Untuk itu, Caritas Internazionalis mensyaratkan pendirian Caritas local di Medan agar dapat menjalankan tugasnya sebagai “convener”.

Pada tanggal 2 Februari 2005, atas mandat dari Caritas Internazionalis Roma, seluruh organisasi Caritas (Internasional) yang bekerja di Aceh beserta lembaga-lembaga sosial kemanusiaan yang berada di KAM bertemu di kantor


(20)

Keuskupan Agung Medan. Pada saat itulah diumumkan pendirian Caritas Keuskupan Agung Medan, ketika itu belum disebut Cordia. Sementara Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi yang selanjutnya disebut komisi PSE Keuskupan Agung Medan adalah organisasi yang merupakan kepanjangan dari Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi yang berada di KWI dan didirikan sejak tahun 1955 dan memfokuskan diri mensejahterakan masayarakat Indonesia melalui jaminan sosial ekonomi yang layak.

Seiring berjalannya waktu pelayanan sosial Cordia dan Komisi PSE Keuskupan Agung Medan di masyarakat ternyata terdapat beberapa kesamaan bentuk pelyanan yang dilakukan, maka Uskup Agung Medan Mgr.Agnicetus B Sinaga OFM Cap memutuskan untuk melakukan penggabungan dua organisasi tersebut dan dilembagakan sebagai Yayasan Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi pada tanggal 14 November 2011 bertempat di Notaris Lindawani Girsang SH dengan nomor akta 16.

4.2. Identitas dan Nilai Pelayanan

Identitas : Jasa organisasi amal dari Gereja Katolik untuk membangun kapasitas

Nilai Pelayanan : Kemitraan, martabat perseorangan, dari akar rumput ke global, solidaritas, subsidiaritas dan stewardship, transparansi, kapasitas penguatan, tujuan universal barang bumi.

4.2.1 Visi Pelayanan

Sebuah komunitas yang dipersiapkan untuk merespon pengembangan dan perubahan sosial dengan menghormati martabat manusia.


(21)

4.2.2 Misi Pelayanan

1. Untuk membangun kapasitas kaum miskin dan terpinggirkan dan memfasilitasi mereka dari kemiskinan, pengucilan dan penindasan.

2. Untuk mempromosikan partisipasi dalam menciptakan ketahanan masyarakat. 3. Untuk memfasilitasi jaringan akuntabel dan transparan.

4.2.3 Kebijakan

1. Kerjasama merupakan sebuah aliansi yang mengungkapkan solidaritas antara anggota-anggota gereja lokal, mengakui semua perempuan dan laki-laki sebagai bagian dari satu komunitas gereja global yang saling tergantung dan menunjukkan komitmen terhadap keadilan sosial dan pilihan prefensial untuk kemitraan

2. Adminitrasi merupakan instrumen untuk membangun kepercayaan melalui transparansi 3. Koordinasi adalah proses dimana aktor yang berbeda dengan kebijakan yang berbeda

mencoba untuk membangun sebuah identitas bersama. 4.2.4 Strategi Program

Adapun strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program Yayasan Caritas PSE Medan, antara lain :

1. Strategi jemput bola

Untuk melayani umat KAM yang tersebar di 50 paroki sesuai kebutuhan mereka, Yayasan Caritas PSE mengirimkan sejumlah daftar kegiatan/program dan jenis pelatihan yang bisa diadopsi oleh paroki dalam waktu tertentu. Dalam daftar itu kita tuliskan nama kegiatan, jumlah peserta, berapa lama, dana, dan sumber pendanaan. Diharapkan dari masing-masing paroki adalah merespon kegiatan/pelatihan mana yang sekiranya dibutuhkan. Dalam hal inilah diharapkan pro-aktif seksi PSE paroki dan komitmen pastor


(22)

paroki sendiri terhadap pelayanan sosial ekonomi. 2. Peningkatan networking dan sumber dana

Mengingat lembaga Yayasan caritas PSE merupakan lembaga baru yang amat besar, maka sangat dibutuhkan jejaring yang lebih luas di tingkat lokal, nasional, maupun di berbagai mitra internasional, baik ke pemerintah maupun non pemerintah. Sampai sekarang kita masih bermitra dengan Caritas Jerman, Miserior, Caritas Inggris, CRS, Karina, dan NGO lainnya. Kita juga menjalin jaringan dengan lembaga-lembaga lokal pemerintahan: Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, BPBD, BP- DAS Asahan Barumun, Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Dinas Parawisata, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.

3. Peningkatan fundrising

Keberlangsungan jangka panjang merupakan visi dari setiap lembaga. Yayasan Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi melaksanakan program penggalangan dana (Fundrising) untuk mempersiapkan dana mandiri bagi lembaga demi rencana jangka panjang.

Dengan pemegeran serta perumusan strategi planning bisa mewujudkan visi dan misi Caritas PSE KAM. Yayasan sebagai yayasan adalah baru, namun organ sosial yang ada di KAM sudah mencapai umur 50 tahun. Kendati tetap menghadapi segala kendala dan tantangan, namun dengan mengubah sistem pelayanan yang lebih profesional dan berjejaring serta usaha fundrising, semua impian pasti bisa diwujudkan. Semangat dan dorongan yang selalu ditampakkan oleh pimpinan gereja KAM yakni Mgr. Anicetus Sinaga, OFM Cap sungguh menjadi kegembiraan bagi semua pelaksana pelayanan Caritas PSE di KAM ini. Pelayanan Caritas PSE KAM belumlah sempurna masih banyak yang mesti dibenahi, namun dengan sistem yang lama dianut di KAM yakni menjemaat,


(23)

kami yakin pelayanan tetap berjalan dan lancar. 4.2.5 Deskripsi Kerja

Berdasarkan hasil Penyusunan Renstra tersebut, Yayasan Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan membagi lima divisi tugas utama, yaitu :

1. Divisi Ekora (Ekonomi Kerakyatan) yang mencakup unit kegiatan Keuangan Mikro terutama pengangan CU (Credit Union) dan Ekonomi Umum. Ekonomi Umum ini tentu saja menyangkut peningkatan pendapatan masyarakat dengan pemberdayaan dalam hal pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan.

2. Divisi Kesehatan yang mencakup unit kegiatan Kesehatan Umum dan Penanganan Narkoba dan HIV dan AIDS.

3. Divisi KPKC-PMP (Keadilan dan Perdamaian, Keutuhan Ciptaan dan Pastoral Migran Perantau) yang mencakup unit kegiatan Advokasi, Pegurangan Resiko Bencana dan Pastoral Migran Perantau.

4. Divisi Pengembangan Spiritualitas yang mencakup tiga unit kegiatan yakni Aksi Puasa Pembangun, Ajaran Sosial Gereja dan Hari Pangan Sedunia.

5. Divisi Fundrising yang berfungsi sebagai divisi yang khusus mengembangkan usaha produktif dan home industri demi keberlangsungan lembaga.

4.2.6 Struktur Organisasi

Adapun yang menjadi eksekutif dan staf Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi 2012 – 2015 dapat dilihat dalam tabel ini:

Tabel 4.1 BADAN PEMBINA:

No Nama Jabatan

1 Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga Pembina 2 Elias Semangat Sembiring Anggota


(24)

Tabel 4.2 BADAN PENGAWAS:

Tabel 4.3 BADAN PENGURUS:

No. Nama Jabatan

1 Todo Agustinus Pasaribu Ketua 2 Stefanus Goei King An Sekretaris 3 Soebarkat Pranoto Bendahara 4 Mangatur Markus

Manurung

Anggota 5 Sabat Saulus Nababan Anggota 6 Kornelius Sipayung Anggota 7 Diakon Hilarius Kemit Anggota 8 Job Rahmad Purba Anggota 9 Sr. Ignasia Simbolon Anggota

Tabel 4.4

BADAN PELAKSANA DAN STAF CARITAS PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

No. Nama Jabatan

1 Michael Manurung, OFMCap

Ketua 2 Dr. Frietz Rusbert

Tambunan

Anggota 3 John Rufinus Saragih Anggota 4 Sr. Petra Siringo-ringo Anggota 5 Sr. Maria Gertuda Anggota

6 Jonas Hudaya Anggota

7 Ir. Sixtus Hutauruk Anggota 8 dr. Antonius Purba Anggota

No. Nama Jabatan

1 P. Markus Manurung, OFMCap

Direktur 2 P. Sabat Nababan, Pr Direktur

3 Leo Karmelo Tarigan EKORA Head Division 4 Ferdinan Marpaung EKORA Staff


(25)

7 Iwa Sembiring EKORA Staff

8 Dameria EKORA Staff

9 Berlian EKORA Staff

10 Leonardo Tambunan Fund Raising Staff 11 Nasip Sihombing Fund Raising Staff 12 Tionar Pasaribu Fund Raising Staff 13 Marojahan Sianipar Fund Raising Staff

14 Ferry Antonius House keeper

15 Dedy Surya House keeper

16 Janekson Manik House keeper

17 Jupen Manik IT Support

18 Pardamean IT Support

19 Alfon Rumapea Driver

20 Petra Maria Simbolon HR & GA Head Division 21 Eka Prahadian Abdurahman Drugs, HIV/AIDS

Project Manager 22 Eko Wibisono Coord. Counselor

23 Andreas Sinaga Counselor

24 Bili Rahman Counselor

25 Henny Christian Siboro Counselor

26 Junius Barus Counselor

27 Kristina Sembiring Counselor

28 Rahmad Undito Counselor

29 Yohannes Simatupang Counselor 30 Debora Banjar Nahor HCPI Staff 31 Fitriyah Bunga Sinaga KPKC PMP Staff 32 Osbin Lumbantobing KPKC PMP Staff 33 Henry Sitanggang KPKC PMP Staff

34 Antonhy KPKC PMP Staff

35 Denny Lee Finance Manager

36 Boy Putra Antonius Naibaho KPKC PMP Staff 37 Don Sisko Perangin-angin KPKC PMP Staff


(26)

4.3. Rumah Singgah Caritas PSE

4.3.1. Sejarah Rumah Singgah Caritas PSE

Sejak maraknya penyalahgunaan narkoba di Kota Medan pada awal tahun 2000an hingga akhir 2009, ketersediaan pusat perawatan dan pemulihan adiksi Narkoba serta pusat layanan informasi terkait bahaya penyalahgunaan narkoba di Kota Medan sangat terbatas, namun disaat yang bersamaan permasalahan demi permasalahan terkait penyalahgunaan narkoba terus muncul, seperti tingkat kriminalitas tinggi karena semakin banyak orang mulai ketergantungan dengan narkoba namun perawatan bagi mereka sangat minim diberikan.

Ketika masalah semakin banyak timbul dan terbatasnya program yang efektif untuk menyediakan informasi dan pengobatan fisik bagi para pengguna narkoba, keluarga mereka menghadapi frustrasi yang mendalam dan penderitaan yang tak terlukiskan. Dalam situasi ini Keuskupan Agung Medan melalui lembaga sosial Caritas PSE bekerjasama dengan Caritas Germany dan Kongregasi Kesusteran Santo Yosef (KSSY) memulai pelayanan Rumah Singgah sejak bulan Juli 2010.

Rumah Singgah Caritas yang dinaungi oleh Keuskupan Agung Medan dan dibentuk oleh Cordia Caritas dengan sembilan staff yang telah pelatihan Harm Reduction (HR) khusus penanggulangan penyebaran HIV selama 4 bulan dengan mempelajari 12 program pendekatan. Rumah Singgah Caritas adalah salah satu lembaga yang bergerak di isu Harm Reduction khusus HIV dan narkoba.

Rumah Singgah Caritas PSE adalah program kerja divisi kesehatan khusus yang melayani para pengguna narkoba (junkie) dan orang yang terinfeksi HIV (Odha). Pelayanan dilakukan di dua tempat, pertama, Drop In Center Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi, sebagai Pusat informasi HIV dan Narkoba, dengan kegiatan penjangkauan ke


(27)

daerah penggunaan narkoba dan ke rumah sakit khusus Odha, penyuluhan ke sekolah, pendampingan di Lapas, pemuda mesjid dan gereja, konseling, sesi di Radio Maria, pelatihan dan pendidikan seputar HIV dan Narkoba). Rumah Singgah Caritas PSE bertempat di Jalan Sei Asahan No.36 Tanjung Rejo, Medan Sunggal 20122, 061-8200268.

Pelayanan kedua, Recovery Center, sebagai pusat pemulihan dan perawatan pecandu Narkoba yang ingin dipulihkan dengan rawat inap selama 4 bulan. Kegiatan menggunakan pendekatan humanis, detoksifikasi, konseling, olahraga, pendidikan, dan pelatihan. Recovery Center beralamat di Jalan Bougenville Dalam.

Tetapi, pada pertengahan tahun 2014 Rumah Singgah Caritas PSE berpindah lokasi yang beralamat di Jalan Sei Asahan No.42 Tanjung Rejo, Medan Sunggal 20122. Rumah Singgah Caritas PSE melakukan seluruh aktivitasnya dari lokasi yang sama sehingga tidak ada perbedaan antara Drop In Center dengan Recovery Center.

4.3.2. Prinsip Dasar Rumah Singgah Caritas PSE

Prinsip dasar pelayanan Rumah Singgah Caritas PSE adalah: 1. Melayani dengan “Kasih”

2. Pengguna/Pecandu Narkoba adalah orang yang “Sakit”, mereka bukan orang jahat dan kriminal, mereka adalah “Korban" dari peredaran gelap narkoba dan stigma masyarakat, mereka layak diberi kesempatan kedua

3. Semua pengguna narkoba layak mendapakan kesempatan hidup kedua untuk mendapatkan kehidupan yang bermartabat

4. Kasih yang tulus dan perawatan yang tepat dapat memberikan harapan dan kehidupan yang bermartabat bagi para pengguna narkoba


(28)

4.3.3. Kegiatan Rumah Singgah Caritas PSE

Beberapa kegiatan yang dilakukan Rumah Singgah Caritas adalah sebagai berikut: 1. Pusat Pemulihan & Perawatan Adiksi Narkoba

2. Melaksanakan program-program penyadaran bahaya penyalahgunaan narkoba (awareness programs) dan melaksanakan program pencegahan penularan HIV/ AIDS, STI, C (prevention programs)

3. Membangun jaringan dan sistem rujukan diantara layanan pusat perawatan adiksi narkoba dan layanan kesehatan lainnya (Networking)

4. Pelatihan Staff (Staff Training)

5. Mengelola program paska rawat (After Care) & Menindak lanjuti perawatan klien yang pernah menerima perawatan (Follow-up)

6. Konseling HIV 7. Konseling Adiksi

4.3.4. Deskripsi Kerja Rumah Singgah Caritas PSE

Beberapa tugas staff konselor dalam menjalankan tugasnya di Recovery Center agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik sehingga pemulihan bagi Resident / klien dapat berjalan dengan baik. Tugas tersebut antara lain adalah

a. TUGAS UMUM STAFF

1. Bertanggung jawab atas seluruh aktifitas yang berlangsung di Recovery Center.

2. Melakukan konseling Non - Directive One on One kepada Resident/ klien dan anggota keluarganya.

3. Membuat dan memasukan data-data Resident/ klien beserta keluarganya. 4. Mengirimkan laporan atas kemajuan resident beserta indikator dan evaluasi


(29)

perkembangannya setiap akhir bulan.

5. Memfasilitasi pertemuan aftercare, setidak-tidaknya seminggu sekali.

6. Mendampingi reseident/klien melakukan medical check up dan kegiatan keluar recovery center.

7. Mengirimkan laporan perkembangan aktifitas Recovery Center mingguan. 8. Melakukan tugas lain yang terkait dengan program pemulihan.

b. TUGAS STAFF ON DUTY

1. Staff on duty mulai bertugas di kantor setangah jam sebelum jam shift dimulai. 2. Memeriksa semua tugas-tugas Resident/ klien setiap hari.

3. Cross Check rumah dan kebersihan 4. In-Charge meeting pagi

5. In-Charge session pagi, sore dan malam sesuai jadwal yang telah ditentukan. 6. Membuat laporan kegiatan yang diberikan kepada staff on duty berikutnya. 4.3.5. Program Awareness Campaign Rumah Singgah Caritas PSE

Penyalahgunaan narkoba dan permasalahan kesehatan (HIV, IMS, TBC, dll) saat ini menjadi masalah yang sangat serius di Provinsi Sumatera Utara tidak terkecuali di Kota Medan. Karena itu kita merasa bahwa didalam menangani permasalah ini diperlukan peran serta dari semua elemen masyarakat. Pencegahan merupakan suatu tindakan mutlak yang perlu dilakukan didalam penanganan permasalahan narkoba dan kesehatan ini.

Pada kesempatan ini kami Yayasan Caritas PSE ingin mengajak pihak lembaga permasyarakatan untuk berperan aktif didalam permasalahan ini dengan bersama-sama membentuk Peer Educator untuk menjadi bagian dalam memberikan solusi, sehingga para Peer


(30)

Educator ini bisa menjadi perpanjangan tangan pihak lembaga permasyarakatan didalam membantu permasalahan narkoba dan kesehatan. Hal ini sangat penting sekali karena Lapas Anak merupakan tempat bagi para warga binaan yang bermasalah dengan hukum yang sifatnya mendidik dan mengayomi para warga binaan agar kehidupannya kelak menjadi lebih berkualitas dan berguna bagi keluarga, masyarakat sekitarnya.

Saat ini Rumah Singgah Caritas PSE telah menjalankan program penjangkauan di LAPAS kelas 1 Tanjung Gusta Medan. Program yang diberikan adalah tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS dan isu kesehatan masyarakat lainnya. Penerima program ini adalah para warga binaan dan staff LAPAS. Ada sebanyak tiga penjangkauan di Lembaga Tanjung Gusta Klas 1 Medan adalah dewasa, wanita dan anak. Dari ketiga penjangkauan ini, peneliti tertarik pada kategori anak yang berumur 12-17 tahun. Kegiatan dari program ini berupa pembinaan dan penyuluhan kepada para pelaku penyalahgunaan narkoba. Kegiatan ini diadakan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan selama 1 kali dalam seminggu.

Kegiatan berupa pembinaan yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas ini adalah memberikan pemahaman kepada anak-anak sebagai penyalahguna narkoba. Pemahaman yang diberikan bersifat membangun kembali atau mengembangkan daya pikir anak mengenai bagaimana bahaya dari narkoba dapat timbul bila digunakan kembali. Hal ini bermanfaat untuk menghindari hal-hal yang bersifat menghambat dalam diri mereka seperti narkoba. Maksud dari pembinaan ini juga bermuara pada adanya perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Penyuluhan yang diberikan dalam bentuk sistem pendidikan yang nonformal di luar sistem sekolah yang biasa kepada anak. Penyuluhan yang diberikan juga bermanfaat untuk proses dalam mengembangkan diri anak guna meningkatkan kesejahteraannya sehingga


(31)

meningkat harkat dan martabatnya. Dalam kegiatan ini, anak diberikan materi mengenai kenyataan-kenyataan mengenai narkoba dan selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Para pendamping yang menyenggalarakan kegiatan ini menyebarluaskan informasi mengenai narkoba dan dampak-dampaknya.

Tujuan :

1. Membantu peserta untuk mengerti dan memahami tentang fungsi dari Peer Educator 2. Peserta mengerti dan memahami tentang masalah kecanduan, serta masalah kesehatan

(HIV, IMS, TBC, dll).

3. Peer Educator menjadi bagian dari solusi dalam membantu permasalahan-permasalahan Warga Binaan yang terkait dengan Narkoba dan Kesehatan

Pelaksanaan :

Pertemuan pelatihan akan dilaksanakan selama 3 hari dengan metode pemaparan materi slide oleh narasumber dari Caritas PSE, serta diakhiri dengan diskusi mengenai work plan Peer Educator yang akan dipandu oleh pihak Lapas Anak Kelas IIA Tanjung Gusta dan Caritas PSE. Peserta :

Pada pelatihan ini akan dihadiri oleh peserta sebanyak 20 orang yang pesertanya sendiri merupakan peserta aktif yang mengikuti penyuluhan dari Caritas PSE Medan.

Partisipasi Caritas PSE :

Dalam kegiatan ini, pihak Caritas PSE akan memberikan pelayanan berupa pemberian informasi-informasi (materi) yang akan diberikan oleh Staf Caritas PSE. Adapun materi yang akan diberikan adalah Psikologi Adiksi, HIV dan AIDS, IMS dan HCV, TBC dan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat), Psikologi Sebaya, dan Work Plan.


(32)

No Tanggal Waktu Kegiatan Narasumber 1

31-Mar-15 09.30 – 10.00

Kata Sambutan dari pihak

Lapas Pihak Lapas Anak

10.00 – 12.00 Sesi tentang Psikologi Adiksi Staff Caritas PSE 14.00 – 16.00 HIV dan AIDS Staff Caritas PSE

2

01-Apr-15 10.00 – 12.00 IMS dan HCV Staff Caritas PSE 14.00 – 16.00

TBC dan PHBS (Pola Hidup

Bersih dan Sehat Staff Caritas PSE

3

02-Apr-15 10.00 – 12.00 Psikologi Sebaya Staff Caritas PSE 14.00 – 16.00 Work Plan

Staff Caritas PSE & Pihak Lapas Anak

Adapun ruang lingkup program :

1. Komunikasi, Informasi, Edukasi bagi Warga Binaan 2. Konseling dan sesi terkait Adiksi

3. Pendampingan Terapi Subtitusi Metadon

4. Perawatan dan Pengobatan IMS, HIV – AIDS dan TB

5. Dukungan Pecandu dan ODHA : Perawatan Berbasis Lapas & Rutan A. Komunikasi, Informasi, Edukasi Bagi Masyarakat

Untuk Komunikasi, Informasi dan Edukasi terkait layanan Adiksi, TB dan HIV-IMS maka disepakati :

a. Menyediakan media KIE terkait informasi Adiksi, TB dan HIV-IMS lingkungan LP Kelas I Tanjung Gusta Medan.

b. Menyediakan informasi pusat layanan dan rujukan kesehatan untuk Adiksi, TB dan HIV-IMS yang tersedia di Kota Medan dan Sumatera Utara.


(33)

c. Yayasan Caritas PSE dan Kader Kesehatan LPKA melakukan intervensi perubahan perilaku melalui penjangkauan dan pendampingan kepada warga binaan pemasyarakatan yang memiliki permasalahan penyalahgunaan narkoba

d. Yayasan Caritas dan Kader Kesehatan mempromosikan layanan Adiksi dan HIV kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan di lingkungan LP Kelas I Tanjung Gusta Medan. B. Konseling dan Sesi Terkait Adiksi

a. Proses Konseling Adiksi harus didahului informasi tentang tujuan , manfaat dan konfidensial.

b. Konseling dilakukan oleh konselor Adiksi di lingkungan Klinik LP Kelas I Tanjung Gusta Medan bekerjasama dengan staff Caritas PSE.

c. Klien akan mendapatkan materi terkait adiksi selama masa tahanan di lingkungan Rutan Kelas I Tanjung Gusta Medan.

d. Untuk alasan pengobatan dan keselamatan klien konselor dan petugas medis diperkenankan saling berbagi informasi yang dianggap penting melalui mekanisme pertemuan pembahasan kasus klien (case conference).

e. Semua Kasus yang berasal dari layanan kesehatan tidak boleh diberitahukan kepada orang lain tanpa persetujuan dari klien

C. Pendampingan Terapi Rumatan Metadone

a. Bagi WBP yang sedang melakukan terapi Rumatan Metadone akan dilakukan pendampingan bersama oleh petugas klinik di LPKA dan Staff Caritas PSE.

b. Setiap klien akan diberikan pengayaan materi terkait terapi subtitusi dan konsultasi mingguan.


(34)

c. Terkait pendampingan Terapi Rumatan Metadone WBP yang akan menerima layanan adalah klien yang sudah terdaftar sebagai peserta terapi.

D. Perawatan dan Pengobatan Ims, Hiv–Aids, Tb

a. Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB kepada klien dilakukan di Layanan Kesehatan di Klinik LP Kelas I Medan.

b. Bila diperlukan, Perawatan dan Pengobatan dapat dilakukan dengan melakukan rujukan antar Layanan Kesehatan di Kota Medan.

E. Dukungan Pecandu dan Odha

a. Pemberian konseling keluarga (Family Counseling) dan konseling pasangan (Couple Counseling) bagi Pcandu & ODHA di lingkungan LP Kelas I Tanjung Gusta oleh petugas layanan kesehatan dan Caritas PSE bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup Pecandu & ODHA dan pemutusan rantai penularan.

b. Dukungan di lingkungan LPKA oleh petugas layanan kesehatan, Caritas PSE dan kader kesehatan dilakukan untuk memastikan Pecandu & ODHA terawat dengan baik dan tidak mendapat diskriminasi.

c. Petugas Layanan kesehatan, Caritas PSE dan Kader Kesehatan harus memastikan bahwa Pecandu & ODHA mematuhi jadwal terapinya.


(35)

Eka Prahadian (Drugs, HIV-AIDS Project Manager)

Rowan Jaida Hutasoit (Finance Assistant and Administration) Eko Wibisono (Coord.

Case manager cum Outreach Worker)

VOLUNTEER (Relawan), POKER CARITAS, PUDAN CARITAS

4.3.6. Bagan Kerja di Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Bagan 2

Andreas Bili Henny Junius Kristina Rahmad Yohannes Debora Sinaga Rahman Siboro Barus Sembiring Undito Simatupa Banjar (Counselo (Counselo (Counselor) (Counselor (Counselor (Counselor) (Counselo Nahor

(Case manager HCPI)


(36)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Bab ini peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran angket. Kuesioner diisi oleh anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan yang telah diberikan Program Awareness Campaign ( Program Kampanye Kesadaran) oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan mengenai narkoba, dimana Responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa Responden untuk melengkapi hasil yang didapat dari angket. Pembahasan data dalam penelitian ini dilakukan peneliti dengan membagi dalam dua sub bab agar penelitian tersusun secara sistematis, yaitu :

1. Analisis Identitas Responden meliputi umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir dan jenis narkoba yang dipakai.

2. Respon anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan. 5.2 Analisis Identitas Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi Responden adalah sebanyak 30 anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan. Untuk lebih mengetahui distribusi Responden berdasarkan umur maka dapat dilihat melelaui 5.1 dibawah ini.


(37)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 4

16-17 Tahun 18-19 Tahun 20-21 Tahun 22-23 Tahun

2 12 13 3

7 40 43 10

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah Responden yang berumur 16 tahun adalah 1 orang dengan presentasenya 3%. Responden yang berumur 17 tahun adalah 1 orang dengan presentasenya 3%. Responden yang berumur 18 tahun adalah 2 orang dengan presentasenya 7%. Responden yang berumur 19 tahun adalah 10 orang dengan presentasenya 33%. Responden dengan umur 20 tahun adalah sebanyak10 orang dengan presentasenya 33%. Responden dengan umur 21 tahun adalah sebanyak 3 orang dengan presentasenya 11%. Responden yang berumur 22 tahun adalah 2 orang dengan presentasenya 7%. Responden dengan umur 23 tahun adalah 1 orang dengan presentasenya 3%.

Menurut data diatas, Responden dengan umur 19 tahun dan 20 tahun dengan jumlah Responden masing-masing ada sebanyak 10 orang merupakan kategori umur dengan Responden terbanyak. Hal ini karena pada umur tersebut, anak-anak yang sedang tumbuh menuju remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Sehingga dalam data tersebut, di umur 19 tahun dan 20 tahun memiliki Responden terbanyak.


(38)

Responden secara keseluruhan memiliki jenis kelamin laki-laki. Hal ini karena di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan hanya menampung anak laki-laki sebagai anak binaan. Di Tanjung Gusta terdapat 3 kategori warga binaan, yang pertama khusus untuk anak laki-laki, dewasa untuk laki-laki yang sudah beranjak dewasa dan perempuan untuk kategori anak perempuan hingga dewasa. Sehingga dalam penelitian, peneliti hanya meneliti anak-anak yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 30 orang sebagai Responden.

Untuk melihat distribusi Responden berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Presentase (%)

1 2

Kristen Islam

7 23

23 77

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.2, menunjukkan bahwa sebanyak 30 Responden terbagi menjadi dua agama yakni Kristen dan Islam. Agama Kristen terdapat sebanyak 7 Responden dengan presentase 23%. Agama Islam terdapat sebanyak 23 Responden dengan presentase 77%. Menurut data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Responden yang beragama Islam adalah Responden terbanyak. Walaupun agama setiap Responden berbeda, namun Responden tetap menjaga rasa solidaritas tiap anak binaan. Bagi mereka, agama bukan penghalang untuk menjalin hubungan pertemanan antar mereka.


(39)

Untuk melihat distribusi Responden berdasarkan suku bangsa dapat dilihat melalui tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Frekuensi Presentase (%)

1 2 3 4 5

Batak Nias Jawa Padang

Aceh

7 1

23 3 57 14 3 17

4 1

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Menurut hasil data pada tabel 5.3, menunjukkan bahwa sebanyak 30 Responden memiliki lima suku bangsa yang berbeda-beda yaitu Batak, Nias, Jawa, Padang dan Aceh. Responden dengan Suku Batak adalah 7 orang dengan presentase 23%. Responden dengan Suku Nias adalah 1 orang dengan presentase 3%. Responden dengan Suku Jawa adalah 17 orang dengan presentase 57%. Responden dengan Suku Padang adalah 4 orang dengan presentase 14%. Responden dengan Suku Aceh adalah 1 orang dengan presentase 3%. Walaupun setiap Responden berasal dari suku yang berbeda-beda namun pada kenyataannya anak binaan tetap menyatu dengan keberagaman tersebut. Mereka tidak selalu menggunakan bahasa asal mereka dalam berkomunikasi dengan yang lain.

Untuk melihat distribusi Responden berdasarkan pendidikan terakhir maka dapat dilihat melalui tabel 5.4 di bawah ini.


(40)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

SD SMP SMA

5 9 16

17 30 53

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 5.5, menunjukkan bahwa Responden berasal dari pendidikan yang berbeda-beda. Ada 4 kategori pendidikan terakhir yaitu SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Namun dari ke-empat kategori tersebut, yang termasuk dalam kategori berpendidikan terakhir perguruan tinggi adalah tidak ada. Responden dengan berpendidikan terakhir SD berjumlah 5 orang dengan presentasenya 17%. Responden dengan pendidikan terakhir SMP adalah 9 orang dengan presentase 30%. Responden dengan pendidikan terakhir SMA adalah 16 orang dengan presentase 53%.

Menurut data di atas, Responden dengan pendidikan terakhir SMA memiliki jumlah yang besar sebanyak 16 orang. Di umur mereka yang terbilang masih muda, sungguh disayangkan bila mereka harus berhenti mendapatkan ilmu dan mendapatkan pembinaan atas perbuatan mereka. Apalagi mereka harus merasakan kurangnya kebebasan selama di Lembaga Pembinaan.

Untuk melihat distribusi Responden berdasarkan jenis narkoba dapat dilihat melalui tabel 5.5 di bawah ini.


(41)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Narkoba

No Jenis Narkoba Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Ganja Putaw Sabu-Sabu

8 1 21

27 3 70

Total 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa Responden terbagi ke dalam 3 kategori jenis narkoba yang dipakai. Responden dengan memakai jenis narkoba ganja adalah 8 orang dengan presentase 27%. Responden dengan memakai jenis narkoba putaw adalah 1 orang dengan presentase 3%. Responden dengan memakai jenis narkoba sabu-sabu adalah 21 orang dengan presentase 70%. Responden dengan jumlah terbanyak yaitu memakai jenis narkoba sabu-sabu.

Beberapa alasan Responden memakai narkoba yaitu untuk coba-coba dan mengikuti gaya temannya yang mereka nilai sangat ok/bagus. Kebanyakan dari Responden memakai jenis narkoba sabu-sabu dengan alasan bahwa sabu-sabu tidak sulit untuk didapatkan, harga masih dikatakan terjangkau walaupun ganja jauh lebih murah daripada sabu dan juga karena sabu-sabu adalah jenis narkoba yang nikmat untuk dipakai. Efek bila memakai sabu-sabu-sabu-sabu berbeda dengan efek bila menggunakan ganja.


(42)

5.3 Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan Terhadap Program Awareness Campaign Oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dapat diketahui respon anak binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan, analisis terhadap respon ini dapat dilihat melalui persepsi, sikap, dan partisipasi.

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Program Awareness Campaign

Salah satu indikator untuk menilai respon dalam penelitian ini adalah dengan melihat persepsi Responden terhadap Program Awareness Campaign pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

4 18

8

13 60 27

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Narkoba merupakan zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, dan perilaku seseorang. Jenis-jenis dari narkoba ada begitu banyak. Beberapa darinya adalah ganja, sabu-sabu dan putaw. Ketiga jenis narkoba ini merupakan jenis narkoba yang paling laris dikalangan anak-anak maupun remaja.


(43)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.6, menunjukkan bahwa responden yang menjawab mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Salah satu Responden dengan jawaban mengetahui menjawab, “Narkoba itu zat terlarang yang sudah dilarang pemerintah dan bisa buat orang nggak sadar diri seperti nggak punya beban sama masalah. Contohnya itu ganja, puttaw, sabu, dan banyak lagi”. Responden yang mengetahui mengenai narkoba, mengetahui

dengan jelas dasar dari pengertian narkoba serta jenis-jenis narkoba.

Responden yang menjawab kurang mengetahui adalah 18 orang dengan presentase 60%. Alasan mereka yang kurang mengetahui karena hanya mengetahui jenis narkoba yang mereka pakai dan kenikmatan dalam mengkonsumsinya. Seperti salah satu jawaban yang dikemukakan responden , “Yang aku tahu tentang narkoba hanya sabu dan ganja”.

Responden yang tidak mengetahui mengenai narkoba adalah 8 orang dengan presentase 27%. Mereka tidak dapat menjelaskan apa arti narkoba dan tidak mau tahu mengenai apa itu narkoba. Inilah jawaban yang dikemukakan oleh responden dengan kategori tidak mengetahui, “Gatau lah kalau narkoba, aku cuma tahunya pakai aja”.

Responden hanya mengetahui nikmatnya mengkonsumsi narkoba walaupun sebenarnya mereka tahu bahaya yang dapat ditimbulkan dari narkoba bila disalahgunakan. Padahal bahaya narkoba sangat banyak pada diri sendiri. Salah satu bahaya yang dapat ditimbulkan bila salah menggunakannya yaitu memperlambat kerja otak dan sistem syaraf pengguna. Untuk melihat jawaban responden mengenai bahaya narkoba dapat dilihat melalui tabel 5.7 di bawah ini.


(44)

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Bahaya Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

9 13

8

30 43 27

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Menurut hasil data pada tabel 5.7, menunjukkan bahwa responden yang menjawab mengetahui adalah 9 orang dengan presentase 30%. Mereka memang mengerti bahaya narkoba namun tetap memilih menggunakannya dengan alasan rasa ingin tahu dan menjadi pelampiasan masalah. Berikut pejelasan salah satu responden, “Berdampak sama diri sendiri pastinya kayak bisa menyebabkan penyakit yang susah disembuhkan. Contohnya HIV/AIDS”.

Responden yang menjawab kurang mengetahui adalah 13 orang dengan presentase 43%. Responden menajwab, “Kalau aku pakai narkoba kayak sabu ya yang aku rasakan rilex. Aku lagi penat ya itu aku pakai”. Alasan responden yang memilih jawaban kurang mengetahui adalah

bahwa mereka tidak begitu paham mengenai bahaya narkoba karena yang mereka rasakan dari narkoba sendiri adalah efek baiknya. Seperti contoh mereka menjadi lebih tenang, lebih percaya diri, lebih semangat dan lain-lain. Padahal bahaya dari narkoba adalah setelah menggunakannya bukan saat menggunakannya.

Responden dengan jawaban tidak mengetahui adalah 8 orang dengan presentase 27%. Mereka lebih memilih tidak ingin mengetahui bahaya narkoba karena menurut mereka tidak peduli dengan bahayanya.


(45)

Fungsi tepat dari narkoba adalah diperlukan pada saat operasi dalam dunia medis. Bukan menambah percaya diri, bukan untuk tenang atau sebagainya. Namun, bagi mereka yang ingin permasalahan mereka hilang dengan cara yang tidak benar maka dengan mengkonsumsi narkoba adalah pilihannya. Untuk dapat melihat jawaban Responden berdasarkan pengetahuan terhadap fungsi tepat narkoba maka dapat dilihat melalui tabel 5.8 di bawah ini.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi Tepat Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2

Mengetahui Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

5 4 21

17 13 70 3

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.8, Responden lebih banyak menjawab jawaban mengetahui fungsi tepat dari narkoba. Responden dengan jawaban mengetahui adalah 5 orang dengan presentase 17%. Responden dengan jawaban mengetahui fungsi tepat dari narkoba tahu apa-apa saja fungsi tepat dari narkoba. Beberapa jawabannya seperti, “Untuk di rumah sakit yang aku tahu. Untuk nge-bius pasien kalau nggak salah, supaya dia nggak kesakitan waktu lagi operasi”.

Responden dengan jawaban kurang mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Mereka belum mengetahui benar fungsi dari narkoba. Beberapa dari jawaban mereka adalah untuk obat penenang saat sedang stres. Walaupun jawaban responden benar tetapi sasarannya kurang tepat karena bagaimanapun orang yang tidak sedang dalam anjuran dokter maka orang


(46)

tersebut tidak diperbolehkan menggunakan narkoba. Jika tetap digunakan untuk kepentingan pribadi tanpa anjuran dokter, maka seseorang tersebut dikatakan telah menyalahgunakan narkoba. Berikut penjelasannya, “Fungsinya untuk menenangkan pikiran orang yang lagi stres.

Bisa juga buat kita berfantasi lewat pikiran kalau lagi sendirian”.

Responden yang menjawab tidak mengetahui adalah sejumlah 21 orang dengan presentase 70%. Responden dengan jawaban tidak mengetahui berpendapat bahwa mereka lebih peduli terhadap rasa keinginan mereka sendiri tanpa memikirkan bahwa mereka telah menyalahgunakan narkoba tersebut yang berdampak pada diri mereka. Salah satu jawaban responden, “Aku nggak tahu sebenarnya fungsi dari narkoba itu untuk apa. Aku pakai narkoba aja karena diiming-imingin teman katanya nggak ada efek negatif kalau pakai ini”.

Sosialisasi mengenai narkoba diperlukan masyarakat agar masyarakat mengerti terhadap buruknya narkoba bila disalahgunakan. Terutama untuk anak-anak yang rasa ingin tahunya lebih tinggi sehingga mudah terjerumus di usia mereka yang masih muda. Adanya Program Awareness Campaign yang diadakan oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan adalah salah satu contoh gerakan kepedulian dalam memberantas narkoba. Bekerja sama dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan dalam membina kembali anak-anak binaan yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba untuk menjauhi narkoba dan menanamkan rasa peduli terhadap kesehatan diri-sendiri juga masa depan.

Tujuan dari diselenggarakannya Program Awareness Campaign yang dibuat oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan anak binaan yang bermasalah dengan penyalahgunaan narkoba dan HIV-AIDS, sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan setiap individu anak binaan. Untuk melihat apakah Responden mengetahui


(47)

jawaban dari tujuan diselenggrakannya program tersebut dapat dilihat melalui tabel 5.9 di bawah ini.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Diselenggarakannnya Program Awareness Campaign

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2

Mengetahui Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

15 4 11

50 13 37 3

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.9 mengenai pengetahuan responden terhadap tujuan diselenggarkannya Program Awareness Campaign menunjukkan bahwa responden yang menjawab mengetahui adalah 15 orang dengan presentase 50%. Responden dengan jawaban mengetahui memiliki pemahaman yang baik mengenai tujuan dari Program Awareness Campaign, seperti salah satu jawaban Responden yaitu “Tujuannya itu untuk membantu kami supaya nggak kembali mengkonusmsi narkoba. Membina kami supaya hidup sehat di Lembaga Pembinaan ini”.

Responden dengan jawaban kurang mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Responden yang menjawab kurang mengetahui beranggapan bahwa tujuan diselenggarakannya Program Awareness Campaign hanya untuk memberikan penyuluhan seputar mengenai bahaya narkoba agar mereka tidak kembali menggunakan narkoba. Berikut penjelasan dari salah satu


(48)

responden, “Tujuan dari programnya untuk menyadarkan kami untuk tidak kembali menggunakan narkoba”.

Responden yang menjawab tidak mengetahui adalah 11 orang dengan presentase 37%. Responden dengan jawaban tidak mengetahui, mereka benar-benar tidak mengetahui dan tidak mau memberi tanggapan mengenai pertanyaan tersebut. Salah satu jawaban responden, “Aku

nggak tahu tujuannya”.

Kegiatan berupa penyuluhan yang diberikan para pendamping dengan membawakan materi seputar narkoba merupakan salah satu kegiatan dari Program Awareness Campaign. Materi yang disampaikan oleh pemateri juga dapat diterapkan oleh anak binaan baik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta maupun di luar yaitu lingkungan masyarakat. oleh karena itu responden harus memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh pemateri karena juga dapat membantu Responden dalam menambah ilmu. Untuk dapat melihat jawaban responden mengenai pemahaman terhadap materi yang disampaikan dapat dilihat melalui tabel 5.10 di bawah ini.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Materi yang Disampaikan

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Memahami Kurang Memahami

Tidak Memahami

15 7 8

50 23 27

Jumlah 30 100


(49)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa Responden yang menjawab memahami adalah 15 orang dengan presentase 50%. Mereka cukup mendapat materi dan paham mengenai apa yang disampaikan pemateri. Mereka beranggapan materi yang disampaikan oleh pemateri sangat diperlukan bagi mereka untuk dapat memahami apa yang baik dan buruk untuk dilakukan. Mereka juga dapat mengingat beberapa materi yang sebelumnya telah disampaikan terutama mengenai narkoba. Salah satu jawaban Responden yaitu, “Paham sama apa yang disampaikan. Mudah ngerti, nggak susah buat diingat. Materinya pun sesuai sama yang apa aku butuhkan”.

Responden dengan jawaban kurang memahami adalah 7 orang dengan presentase 23%. Responden dengan jawaban kurang memahami beranggapan bahwa materi yang disampaikan cukup untuk didengar dan tidak untuk diaplikasikan dalam keseharian mereka. Mereka menganggap materi yang disampaikan hanya untuk menambah wawasan. Responden kurang memahami isi materi dan tidak ingin bertanya kepada pemateri bila tidak mengerti. Berikut penejelasannya, “Kurang paham karena ada beberapa materi yang nggak aku ngerti trus aku diam aja. Kalau teman ku yang lain masih mau nanya kalau mereka nggak ngerti”.

Responden dengan jawaban tidak mengetahui adalah 8 orang dengan presentase 27%. Responden dengan jawaban tidak memahami berpendapat mereka hanya ingin sekedar hadir dan mendengarkan saja namun tidak ingin tahu dengan isi materi yang disampaikan. Mereka merasa bahwa pengetahuan mereka mengenai apa yang disosialisasikan sudah cukup sehingga mereka tidak terlalu tertarik dengan materi. Berikut jawabannya,” Aku datang untuk lihat-lihat aja.

Dengar aja apa yang disampaikan, setelah itu aku lupa”.

Kegiatan perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB juga termasuk dalam kegiatan Program Awareness Campaign. ARV (Anti Retroviral) merupakan obat antiretroviral.


(50)

IO (Infeksi Oportunistik) adalah infeksi oportunistik. IMS (Infeksi Menular secara Seksual) adalah infeksi menular seksual. TB (Tuberkulosis) adalah tuberkulosis. Perawatan dan pengobatan yang diberikan untuk anak binaan yang membutuhkan pertolongan tersebut.hal ini dilakukan untuk membantu anak binaan dalam mencegah penyakit yang timbul atau mengurangi penyakit agar tidak semakin parah karena penyakit-penyakit seperti yang disebutkan diatas biasanya anak binaan rawan mengalami. Sehingga dilakukan kegiatan tersebut untuk meminimalisir penyakit.

Hasil data terhadap Responden mengetahui kegiatan perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB, maka dapat dilihat melalui tabel 5.11.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Mengetahui Kurang Mengetahui

Tidak Mengetahui

4 10 16

13 33 54

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden dengan jawaban mengetahui adalah 4 orang dengan presentase 13%. Beberapa alasan responden dengan jawaban mengetahui adalah mereka mengikuti kegiatan perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB dengan baik dan mengetahui keempat pengertian ARV, IO, IMS dan TB. ARV adalah obat anti retroviral, IO adalah infeksi oportunistik, IMS adalah infeksi menular secara seksual dan TB


(51)

adalah tuberkulosis. Berikut jawaban dari salah satu responden, “ARV itu antiretroviral, itu semacam obat untuk penderita HIV/AIDS. Kegunaan obatnya untuk mengurangi virus berkembang dalam tubuh. IO itu Infeksi oportunistik. IMS itu semacam penyakit infeksi menular karena seksual. Kalau TB itu penyakit tuberkulosis”.

Responden dengan jawaban kurang mengetahui adalah 10 orang dengan presentase 33%. Responden dengan jawaban kurang mengetahui menyatakan bahwa mereka tidak terlalu mengikuti kegiatan tersebut dan tidak begitu mengerti dengan keempat istilah di atas. Mereka hanya sekedar mengikuti kegiatannya saja. Berikut salah satu jawabannya, “Kurang tahu sama keempat istilah yang disebutkan tapi kalau kegiatannya aku tahu. Cuma dua yang aku tahu, IMS sama TB. Kalau IMS itu semacam penyakit menular lewat seksual. TB itu tuberkulosis”.

Responden dengan jawaban tidak mengetahui adalah 16 orang dengan presentase 54%. Jawaban dengan tidak mengetahui mengenai perawatan dan pengobatan ARV, IO, IMS dan TB adalah jawaban dengan responden terbanyak. Responden dengan jawaban tidak mengetahui, mereka tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut sehingga tidak mengetahui kegiatannya. Salah satu alasan responden karena masih baru tiba menjadi anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak sehingga belum merasakan bagaimana perawatan dan pengobatan tersebut. Berikut penjelasannya,” Belum pernah ikut kegiatannya jadi nggak tahu itu tentang apa. Sudah 1 minggu lebih aku jadi tahanan di LP”.

Kamar setiap anak binaan terdiri dari 10 anak binaan. Kasus dan permasalahan mereka berbeda-beda. Berikut hasil jawaban Responden berdasarkan pengetahuan terhadap teman sekamar dengan permasalahan narkoba dapat dilihat melalui tabel 5.12 di bawah ini.


(52)

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Teman Sekamar dengan Permasalahan Narkoba

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Memiliki Kurang Memiliki

Tidak Memiliki

15 4 11

50 13 37

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.12, menunjukkan bahwa responden yang menjawab memiliki adalah 15 orang dengan presentase 50%. Responden dengan jawaban memiliki adalah responden yang memiliki permasalahan yang sama terhadap narkoba dengan teman sekamar responden. Jawaban responden saat ditanyakan, “Masalahnya ya sama-sama soal ketergantungan narkoba. Kami sama-sama bertukar pikiran tentang gimana stop menggunakan narkoba nantinya”.

Responden yang menjawab kurang memiliki adalah 4 orang dengan presentase 13%. Responden dengan jawaban kurang memiliki adalah responden yang tidak begitu sama permasalahan mengenai narkoba dengan teman sekamarnya. Berikut penjelasannya, “Kurang memiliki aku dengan teman sekamarku. Kasus kami memang sama-sama soal narkoba. Tapi permasalahan kami beda. Dia soal kenapa mahal beli narkoba karena dia dari anak kurang mampu. Kalau aku anak yang berada atau berkecukupan tapi aku mau berhenti dari narkoba


(53)

Responden yang menjawab tidak memiliki adalah 11 orang dengan presentase 37%. Jawaban dengan responden terbanyak adalah memiliki. Responden dengan jawaban tidak memiliki adalah responden yang permasalahannya tidak sama mengenai narkoba dengan teman sekamarnya. Berikut jawaban dari salah satu responden, “Tidak sama kasus kami jadi tidak memiliki permasalahan yang sama. Teman sekamarku memang pecandu juga tapi dia dari tindak kriminal. Nggak Cuma narkoba dia. Kasus begal dia. Kalau aku karena ketangkap waktu lagi beli sabu sama temanku.

Kegiatan Support Group Meeting adalah kegiatan dari Program Awareness Campaign yang bertujuan untuk menjalin komunikasi dengan sesama temannya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Mereka dihubungkan dengan teman sekamarnya untuk berbagi informasi maupun perasaan mengenai apa yang mereka rasakan baik lampau maupun saat ini. Dengan begitu, secara tidak langsung mereka mengurangi beban mereka dengan bercerita dengan teman sekamarnya. Hal ini juga dapat membantu mereka dalam proses pemulihan batin mereka agar mereka siap terus bergerak untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Kegiatan Support Group Meeting

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2

Memahami Kurang Memahami

Tidak Memahami

5 16

9

17 53 30 3

Jumlah 30 100


(54)

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.13, Responden dengan jawaban memahami adalah 5 orang dengan presentase 17%. Responden dengan jawaban memahami beranggapan paham dengan kegiatan Support Group Meeting. Mereka dipertemukan untuk menjalin komunikasi lebih baik. Mereka juga mengetahui bahwa dengan mereka mengikuti kegiatan Support Group Meeting maka beban dan permasalahan mereka akan berkurang. Berikut jawabannya, “ Kegiatannya itu tentang gimana kita sama teman-teman kita bergabung untuk saling berkomunikasi membicarakan tentang narkoba dan bahayanya. Kegiatannya mendukung kita supaya pulih dari narkoba”.

Responden yang menjawab kurang memahami adalah 16 orang dengan presentase 53%. Responden dengan jawaban kurang memahami beralasan bahwa kegiatan Support Group Meeting adalah bagian kegiatan dari Program Awareness Campaign yang tujuannya untuk menyatukan Responden dengan teman sekamarnya. Sehingga mereka dapat saling akrab dan menjalin pertemanan. Jawaban Responden saat ditanya, “Tujuannya supaya kami bisa akrab. Bisa ngobrol satu sama lain”.

Responden yang menjawab tidak memahami adalah 9 orang dengan presentase 30%. Responden dengan jawaban tidak memahami beranggapan bahwa mereka tidak tertarik dengan kegiatan tersebut sehingga tidak mengikuti kegiatannya. Berikut jawabannya, “Aku nggak ikut dalam kegiatan (Support Group Meeting). memang bertemu tapi tidak melakukan kegiatannya.

Bingung juga apa yang mau dibahas sama yang lain.”

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan menyediakan sarana olahraga berupa futsal di area Lembaga Pembinaan. Anak binaan yang mengikuti kegiatan ini dilatih oleh pelatih yang terlatih untuk bermain futsal. Hal ini bertujuan agar potensi mereka


(55)

dapat dikembangkan walaupun dengan keadaan mereka berada di area Lembaga Pembinaan. Mereka juga diberi kesempatan untuk melakukan hobi mereka dengan olahraga ini.

Bukan hanya olahrga futsal, Lembaga Pembinaan juga beberapa kali mendatangkan layanan kesehatan dari luar untuk memantau bagaimana keadaan anak binaannya. Beberapa sosialisasi juga diadakan di Lembaga Pembinaan baik dari Kepolisian maupun BNN. Untuk melihat jawaban Responden mengenai pengetahuan mereka terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan diluar dari kegiatan Program Awareness Campaign maka dapat dilihat pada tabel 5.14 di bawah ini.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kegiatan yang Diselenggarakan di Luar Program Awareness Campaign di LPKA

No Kategori Frekuensi Presentase (%)

1 2 3

Tahu Kurang Tahu

Tidak Tahu

10 8 12

33 27 40

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan hasil data pada tabel 5.14, menunjukkan bahwa responden yang menjawab tahu adalah 10 orang dengan presentase 33%. Responden dengan jawaban tahu adalah mereka mengetahui beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan seperti olahraga futsal, layanan kesehatan serta sosialisasi dari Kepolisian dan BNN. Berikut salah satu jawaban responden, “Tahu, contohnya futsal. Ada olahraga futsal yang diselenggarakan LP. Ada juga tim futsal dari LP yang dilatih. Ada kegiatan dari Kepolisian juga. Mereka datang untuk


(56)

mensosialisasikan tentang narkoba dan tindak kejahatan lain. ada juga dari BNN. Kalau mereka biasa datang untuk mengecek setiap kamar, sekalian juga ngasih arahan dan bimbingan untuk

terus hidup dengan sehat.”

Responden yang menjawab kurang tahu adalah 8 dengan presentase 27%. Responden dengan jawaban kurang tahu beralasan bahwa mereka hanya mengetahui olahraga futsal sebagai kegiatan dari Lembaga Pembinaan. Alasan responden dengan jawaban kurang tahu adalah mereka tidak tahu dengan kegiatan Lembaga Pembinaan karena mereka tidak tertarik dengan kegiatan-kegiatannya. Berikut jawabannya, “ Kegiatan dari LP ada futsal. Aku nggak ikut memang dalam olahraga itu soalnya nggak ahli main bola.”

Responden dengan jawaban tidak tahu adalah12 orang dengan presentase 40%. Salah satu kutipan dari jawaban mereka adalah, “Aku nggak tahu kegiatannya di Lembaga Pembinaan ini. Paling ya kegiatan dari Caritas, Program Awareness Campaign”.

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas

Salah satu indikator untuk menilai respon dalam penelitian ini adalah dengan melihat sikap responden terhadap Program Awareness Campaign oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas pada tabel di bawah ini.


(1)

4.2.4 Strategi Program ... 55

4.2.5 Deskripsi Kerja ... 57

4.2.6 Struktur Organisasi ... 57

4.3 Rumah Singgah Caritas PSE 4.3.1 Sejarah Rumah Singgah Caritas PSE ... 60

4.3.2 Prinsip Dasar Rumah Singgah Caritas PSE ... 61

4.3.3 Kegiatan Rumah Singgah Caritas PSE ... 62

4.3.4 Deskripsi Kerja Rumah Singgah Caritas PSE ... 62

4.3.5 Program Rumah Singgah Caritas PSE ... 63

4.3.6 Bagan Kerja Rumah Singgah Caritas Pengembagan Sosial Ekonomi ... 69

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar ... 70

5.2 Analisis Identitas Responden ... 70

5.3 Respon Anak Binaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas 1 Tanjung Gusta Medan Terhadap Program Awareness Campaign Oleh Yayasan Rumah Singgah Caritas Medan ... 76

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Program Awareness Campaign ... 76

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Awareness Campaign ... 90

5.3.3 Partisipasi Anak Binaan Terhadap Program Awareness Campaign ... 107

5.4 Analisis Data Kualitatif Terhadap Program Awareness Campaign ... 120

5.4.1 Persepsi Anak Binaan Terhadap Program Awareness Campaign ... 121

5.4.2 Sikap Anak Binaan Terhadap Program Awareness Campaign ... 122

5.4.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Awareness Campaign ... 123


(2)

6.2 Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA ……….…. 129


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Badan Pembina ... 57

Tabel 4.2 : Badan Pengawas ... 58

Tabel 4.3 : Badan Pengurus ... 58

Tabel 4.4 : Badan Pelaksana dan Staf Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi ... 58

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 71

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 72

Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 73

Tabel 5.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 74

Tabel 5.5 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Narkoba ... 75

Tabel 5.6 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Narkoba .... 76

Tabel 5.7 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Bahaya Narkoba ... 78

Tabel 5.8 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi Tepat Narkoba ... 79

Tabel 5.9 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Diselenggarakannnya Program Awareness Campaign ... 81

Tabel 5.10 : Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Materi yang Disampaikan ... 82

Tabel 5.11 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB ... 84

Tabel 5.12 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Teman Sekamar dengan Permasalahan Narkoba ... 86 Tabel 5.13 : Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman Terhadap Kegiatan


(4)

Tabel 5.14 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kegiatan yang Diselenggarakan di Luar Program Awareness Campaign di LPKA ... 89 Tabel 5.15 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Kerugian

Menyalahgunakan Narkoba ... 91 Tabel 5.16 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Program yang

Diselenggarakan untuk Meninggalkan Narkoba ... 92 Tabel 5.17 : Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Proses

Penyuluhan Dari Program Awareness Campaign ... 94 Tabel 5.18 : Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kinerja

Pendamping ... 95 Tabel 5.19 : Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Konsep Kegiatan Program Awareness Campaign ... 96 Tabel 5.20 : Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Penambahan

Tingkat Intensitas Kegiatan ... 97 Tabel 5.21 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Perlunya

Dibantu dengan Program atau Tanpa Program ... 99 Tabel 5.22 : Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Kenyamanan

saat Konseling dengan Pendamping ... 100 Tabel 5.23 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Permasalahan

akan Berkurang bila Melakukan Konseling ... 101 Tabel 5.24 : Distribusi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Tingkat Teguran

atau Peringatan Saat Kegiatan yang Dilakukan Pendamping Saat


(5)

Tabel 5.25 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB ... 104 Tabel 5.26 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Perlunya

Diadakan Kegiatan Support Group Meeting di LPKA ... 105 Tabel 5.27 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Membantukah

Kegiatan Support Group Meeting dalam Mengurangi Keinginan

Kembali Menggunakan Narkoba ... 106 Tabel 5.28 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Terhadap Tingkat

Kehadiran dalam Kegiatan ... 108 Tabel 5.29 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipas dalam Mengikuti Kegiatan Program Awareness Campaign ... 109 Tabel 5.30 : Distribusi Responden Berdasarkan Semangat Dalam Mengikuti

Kegiatan Program Awareness Campaign ... 110 Tabel 5.31 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Dalam Memelihara

Situasi Kondusif Saat Kegiatan Berlangsung ... 111 Tabel 5.32 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi dalam Merespon

Pendamping saat Membawakan Kegiatan ... 112 Tabel 5.33 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi dMengajak Teman yang

Lain untuk Berhadir di Kegiatan ... 114 Tabel 5.34 : Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan yang Diberikan Di

Layanan Klinik LPKA oleh Yayasan Caritas ... 115 Tabel 5.35 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Terhadap Tingkat

Intensitas Konseling ... 116 Tabel 5.36 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi dalam Mengikuti


(6)

Tabel 5.37 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi dalam Berbagi Informasi Seputar Kegiatan Kepada Teman yang Tidak Bergabung dalam

Program Awareness Campaign ... 118 Tabel 5.38 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi dalam Mendapatkan

Perawatan dan Pengobatan ARV, IO, IMS dan TB ... 119

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Bagan Alur Pikir ... 44 Bagan 2 : Bagan Kerja di Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi

... 69