Masyarakat Pengunjung Perencanaan Wisata

3. Keindahan alam, objek yang memiliki keindahan alam baik darat, laut dan danau. 4. Keunikan sumberdaya alam, objek yang memiliki ciri khas. Keunikan dapat diartikan sebagai kombinasi antara kelangkaan dan daya tarik khas yang melekat pada suatu objek wisata Damanik Weber 2006. 5. Atraksi budaya, berupa adat istiadat, kesenian dan upacara adat yang memiliki daya tarik.

2.3 Pengelola

Pengelola mempunyai tanggung jawab dalam menentukan arah dan tujuan wisata menurut Damanik dan Weber 2006 sebagai berikut: 1. Penegasan mengenai status kepemilikan lahan. 2. Perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya untuk mempertahankan objek wisata. 3. Penyediaan fasilitas wisata. 4. Keamanan dan kenyamanan wisata dan uji kelayakan fasilitas wisata. 5. Mendampingi dalam promosi wisata, yakni promosi dalam negeri atau luar negeri. 6. Pengembangan sumberdaya manusia, terutama masyarakat lokal. 7. Konsistensi rencana dan implementasi dengan monitoring dan evaluasi yang terus dilakukan secara berkala.

2.4 Masyarakat

Perencanaan wisata berbasis alam harus mempertimbangkan tuntutan masyarakat setempat sebelum melaksanakan berbagai proyek wisata, ditujukan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat lokal Babu 2009. Masyarakat lokal cenderung mengetahui daerahnya dengan baik, maka nilai pengetahuan lokal tidak diabaikan dalam perencanaan wisata Priskin 2001. Mason 2008 menyarankan bahwa perencanaan wisata sangat bergantung pada nilai sosial dan budaya. Masyarakat merupakan pendukung jasa wisata dan kunci dalam wisata, karena masyarakat sebagian besar akan menyediakan atraksi dan menentukan produk wisata. Ko 2001 menyatakan bahwa masyarakat yang bermukim di sekitar objek wisata alam diwajibkan untuk berperan serta secara aktif dalam kegiatan wisata. Sehingga seluruh perencanaan SDM melibatkan masyarakat di sekitar Pantai Bukit Batu Langkah dasar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai peran serta masyarakat dalam kegiatan wisata alam Brandon 1993 dalam Damanik Weber 2006 sebagai berikut: 1. Memberikan pemahaman yang mendalam mengenai peran yang akan mereka lakukan, 2. Memadukan keuntungan ekonomi dengan kegiatan konservasi dan 3. Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan wisata alam secara intensif.

2.5 Pengunjung

Pengunjung merupakan orang yang mengunjungi suatu negara dan bukan merupakan tempat tinggalnya, kecuali jika orang tersebut mengusahakan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya Muntasib Rachmawati 2009. Definisi lain mengenai pengunjung menurut Damanik dan Weber 2006 yaitu konsumen atau pengguna produk dan layanan. Tujuan pengunjung untuk memilih destinasi wisata dipengaruhi oleh faktor usia, pendapatan, jarak dan motivasi, proses tujuan ini berkaitan dengan penilaian pengunjung berdasarkan keinginan dan daya tarik di tempat wisata tersebut Kozak 2000.

2.6 Perencanaan Wisata

Perencanaan merupakan proses membuat keputusan tentang apa yang harus dikerjakan ke depan dan implementasinya. Perencanaan harus memperhatikan keadaan secara realistis dan faktor yang berpotensi untuk dikembangkan. Perencanaan dimulai dengan survei mengenai sifat dan bentuk pengembangan yang direncanakan terutama dalam hal sumberdaya Kusmayandi 2004. Aspek yang mendukung perencanaan suatu kawasan wisata menjadi lebih optimal menurut Gunn 1994: 1. Mempertahankan kelestarian lingkungan. 2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di kawasan tersebut. 3. Menjamin kepuasan pengunjung. 4. Meningkatkan keterpaduan dan pembangunan masyarakat lokal di sekitar kawasan. Proses penilaian wisata alam untuk perencanaan menurut Priskin 2001 adalah: 1. Tujuan awal perencanaan adalah mengidentifikasi keseluruhan lingkungan alam di tempat wisata 2. Penilaian sumberdaya alam yang berpotensi untuk wisata alam. 3. Identifikasi sumberdaya dengan wawancara pengelola dan masyarakat lokal. 4. Mengevaluasi fasilitas yang terkait dengan wisata. 5. Analisis data dan informasi dari lapangan. Skor penilaian lebih tinggi merupakan sumberdaya yang diutamakan. Kategori penilaian sebagai berikut: a. Daya tarik, mendefinisikan daya tarik cukup sulit karena bersifat subyektif. Daya tarik diberi nilai 0-10 untuk memperlihatkan pentingnya daya tarik. Klasifikasi untuk daya tarik lebih baik dengan klasifikasi rendah, sedang dan tinggi. b. Aksesibilitas, berhubungan dengan kemudahan untuk mencapai tujuan secara fisik. Aksesibilitas menggunakan dua indikator yaitu tipe jalan dan kelas kendaraan. Aksesibilitas diberi nilai 0-5, klasifikasi aksesibilitas rendah, sedang dan tinggi. c. Fasilitas, adanya fasilitas dapat meningkatkan keinginan pengunjung untuk berwisata. Meskipun wisata tersebut berbasis alam penting untuk tetap menyediakan dan memelihara fasilitas. Terdapat beberapa indikator untuk menunjang fasilitas, yaitu toilet, kursi, tempat sampah, akses bagi penyandang cacat dan naungan gazebo. 6. Rekomendasi, berdasarkan analisis data dan informasi yang diperoleh langkah selanjutnya adalah rekomendasi perencanaan wisata. Gunn 1994 menyatakan bahwa langkah untuk membuat desain perencanan wisata alam sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi masalah dan peluang, mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada lokasi wisata. Setelah masalah tersebut teridentifikasi, tentukan peluang-peluang yang dapat menyelesaikan masalah di lokasi wisata. 2. Menetapkan tujuan, tujuan yang ditetapkan harus mampu melindungi sumberdaya alam dan budaya, meningkatkan kepuasan pengunjung dan ekonomi masyarakat lokal. 3. Menganalisis area wisata, analisis tersebut berdasarkan faktor fisik, biologi dan budaya masyarakat. Faktor fisik dan biologi berupa iklim, geologi, hidrologi, tanah, vegetasi dan satwaliar. Faktor budaya berupa sejarah dan kesenian. Hasil analisis dikembangkan dalam bentuk peta dan deskriptif. 4. Menentukan konsep perencanaan, konsep perencanaan mengarah pada penetapan tujuan. Konsep perencanaan berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan menggabungkan kretivitas yang logis, sehingga arah wisata ke depan terintegrasi dengan baik. Langkah – langkah dalam menentukan konsep perencanaan adalah 1 pemetaan sumberdaya alam, 2 alternatif atraksi wisata alam. Hasil langkah – langkah tersebut yang dikembangkan untuk perencanaan wisata alam. 5. Membuat desain perencanaan, desain yang dibuat menampilkan area yang dilindungi dan sistem sirkulasi pengunjung. Fasilitas yang menggunakan lahan besar seperti lahan parkir didesain terpisah dengan sumberdaya alam, sehingga meminimalkan kerusakan lingkungan. 6. Memberikan rekomendasi, rekomendasi yang diberikan harus mampu meningkatkan potensi sumberdaya alam dan budaya, perbaikan transportasi, perbaikan pelayanan, perbaikan informasi dan perbaikan promosi. 7. Pelaksanaan, melaksanakan rencana wisata yang telah disusun. 8. Pengawasan dan evaluasi, pengawasan dan evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat kemajuan dari program dan pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Bukit Batu, Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, Global Positioning System GPS, Map Source, Global mapper 13, meteran, Sketchup 8, kamera, kriteria Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi, kuisioner dan