Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Metode .1 Data dan informasi yang dikumpulkan Perencanaan Wisata Alam

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Bukit Batu, Kabupaten Belitung Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, Global Positioning System GPS, Map Source, Global mapper 13, meteran, Sketchup 8, kamera, kriteria Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi, kuisioner dan panduan wawancara. 3.3 Metode 3.3.1 Data dan informasi yang dikumpulkan Pengumpulan data dilakukan melalui metode studi pustaka, wawancara dan pengamatan lapang. Data yang dikumpulkan meliputi data kondisi umum, potensi wisata, masyarakat, pengunjung dan pengelola Tabel 1 . Tabel 1 Data dan informasi yang dikumpulkan No. Jenis Data Informasi yang dikumpulkan Teknik Pengambilan Data 1 Kondisi Umum a Sejarah a Sejarah Pantai Bukit Batu b Status kepemilikan Studi pustaka dan wawancara b Kondisi Biologi a Tumbuhan dan satwa nama latin, famili, status perlindungan Studi pustaka , wawancara dan pengamatan lapang c Kondisi Fisik a Letak dan luas Pantai Bukit Batu b Letak geografis dan jenis tanah c Iklim Studi pustaka dan wawancara 2 Potensi wisata a Daya tarik fisik a Gejala alam pantai, bukit, batuan dan teluk Pengamatan lapang dan studi pustaka b Daya tarik biologi a Tumbuhan dan satwa jenis langkadilindungiunik Pengamatan lapang dan studi pustaka b Aksesibilitas a Aksesibilitas yang ada Pengamatan lapang dan studi pustaka 3.4 Teknik Pengambilan Data 3.4.1 Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi mengenai sejarah Pantai Bukit Batu, kondisi fisik dan biologi, sosial ekonomi dan budaya masyarakat Desa Burong Mandi dan jumlah penduduk di Kecamatan Damar. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yaitu buku, majalah, dokumen, website yang dapat menunjang dan berkaitan dengan penelitian. Studi pustaka ini diperoleh dari pihak pengelola Pantai Bukit Batu, kantor Kebudayaan Tabel 1 Data dan informasi yang dikumpulkan lanjutan No. Jenis Data Informasi yang dikumpulkan Teknik Pengambilan Data 3 Masyarakat a Sosial budaya masyarakat a Kesenian masyarakat seni tari, seni musik b Mata pencaharian c Aktivitas masyarakat lokal d Mitos yang berkembang di masyarakat Wawancara, pengamatan lapang dan studi pustaka. b Peran masyarakat dengan adanya wisata alam di Pantai Bukit Batu a Peran yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam wisata alam di Pantai Bukit Batu b Harapan masyarakat di pantai Bukit Batu Wawancara dan pengamatan lapang 4 Pengelola a Pengelolaan Pantai Bukit Batu a Pengelolaan kawasan b Perencanaan wisata alam c Permasalahan yang dihadapi d Harapan pengelola Wawancara dan studi pustaka 5 Pengunjung a Karakteristik pengunjung a Nama b Umur c Jenis kelamin d Daerah asal e Pendidikan Kuisioner dan wawancara b Tujuan utama pengunjung Tujuan utama datang ke pantai Kuisioner dan wawancara c Preferensi pengunjung a Daya tarik utama b Kegiatan yang dilakukan c Fasilitas Kuisioner dan wawancara d Harapan dan saran Harapan dan saran terkait perencanaan wisata alam Kuisioner dan wawancara dan Pariwisata Belitung Timur, Perpustakaan IPB, perpustakaan nasional dan tempat-tempat lain yang menunjang topik penelitian.

3.4.2 Wawancara dengan panduan wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi ke masyarakat dan pengelola. Pemilihan responden sebagai berikut : 1. Wawancara dengan pengelola Pantai Bukit Batu Penentuan responden ditentukan dengan metode purposive sampling. Responden yang diwawancarai terdiri dari tiga orang, yaitu manager, petugas lapang yang memahami kondisi biologi dan petugas lapang yang memahami kondisi fisik Pantai Bukit Batu. 2. Wawancara masyarakat Penentuan responden untuk memperoleh data kondisi sosial dan budaya Desa Burong Mandi ditujukan kepada tokoh kunci, yaitu kepala desa, kepala dusun dan tokoh agama. Setelah itu dilakukan teknik snow ball untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam Sarwono 2011. Penentuan responden untuk peran sera masyarakat ditentukan dengan menggunakan metode Slovin, yaitu metode untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi Sevilla et al. 1993. Jumlah penduduk Desa Burong Mandi tahun 2012 adalah 1362 orang Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur 2011. Rumus Slovin yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel masyarakat yang ada di Desa Burong Mandi, yaitu: n = � �+� �² n = 1362 1+13620.1² = 93 responden Keterangan: n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : nilai kritis batas ketelitian 10 3. Wawancara dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur Penentuan responden ditentukan dengan metode purposive sampling. Penentuan responden berdasarkan kriteria responden yang memahami kegiatan wisata di Kecamatan Damar dengan baik sehingga sesuai dengan topik penelitian. Responden yang diwawancarai adalah kepala bagian promosi dan staf bagian promosi. 4. Wawancara dengan Badan Pusat Statisik Kabupaten Belitung timur Penentuan responden ditentukan dengan metode purposive sampling. Responden yang diwawancarai adalah kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur. Penentuan responden dilakukan berdasarkan kriteria responden yang memiliki dan memahami jumlah penduduk Desa Burong Mandi.

3.4.3 Wawancara dengan kuisioner

Pengambilan responden dilakukan di Pantai Burong Mandi yang letaknya di sebelah Pantai Bukit Batu. Penentuan sampel adalah 30 responden. Penentuan jumlah sampel menggunakan analisis statistik ukuran sampel minimum diterapkan minimal 30 sampel Hasan 2002. Responden yang dipilih merupakan keterwakilan dari satu kelompok, artinya apabila pengunjung datang berkelompok hanya satu atau dua responden yang dijadikan responden. Metode yang digunakan untuk pengambilan responden adalah dengan insidental sampling yaitu responden dipilih secara kebetulan dengan tidak menggunakan perencanaan tertentu Mardalis 2004.

3.4.4 Pengamatan lapang

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata alam. Data dan informasi diperoleh dengan menggunakan kriteria penilaian Objek Daya Tarik Wisata Alam ODTWA berdasarkan Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi. ODTWA ini memiliki 15 unsur, namun pada penelitian ini hanya dua unsur utama yang dinilai yaitu daya tarik dan aksesibilitas. Daya tarik dan aksesibilitas merupakan faktor utama untuk menarik pengunjung datang ke suatu objek wisata. 1. Daya tarik Identifikasi potensi daya tarik wisata dilakukan dengan cara inventarisasi ke seluruh kawasan Pantai Bukit Batu. Seluruh objek yang berpotensi sebagai daya tarik utama ditandai dengan menggunakan GPS. Setelah itu dilakukan penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian ODTWA berdasarkan Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi oleh peneliti Tabel 2. Unsur daya tarik yang dinilai antara lain potensi utama daya tarik wisata, nilai sumberdaya alam dan variasi kegiatan yang dapat dilakukan terhadap setiap objek. Setelah dilakukan penilaian dapat diketahui daya tarik yang diprioritaskan untuk direncanakan sebagai wisata alam di Pantai Bukit Batu. Tabel 2 Kriteria penilaian objek daya tarik No. Unsursub unsur Kriteria Nilai 4 sub unsur 3 sub unsur 2 sub unsur 1 sub unsur 1 Potensi utama daya tarik wisata Potensi daya tarik wisata yang mendominasi pada suatu objek wisata 25 20 15 10 a. Batuan b. Tumbuhan c. Satwa d. Air 2 Nilai sumberdaya alam a. Nilai sejarah Potensi daya tarik wisata yang memiliki sejarah bagi Desa Burong Mandi. 25 20 15 10 b. Nilai keindahan Potensi daya tarik wisata yang indah dan menarik. c. Nilai pengetahuan Potensi daya tarik wisata yang dimanfaatkan untuk pendidikanpengetahuan d. Nilai budaya Potensi daya tarik wisata untuk upacara adatritual 3 Variasi kegiatan a. Memancing Kegiatan yang dapat dilakukan di masing- masing objek 25 20 15 10 b. Berjemur c. Berenang d. Bersepeda e. Penelitian f. Fotografi g. Hiking h. Camping i. Tracking j. Sight seeing 2. Aksesibilitas Penilaian aksesibilitas dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian ODTWA Dirjen PHKA 2003 yang telah dimodifikasi. Unsur yang dinilai adalah jarak jalan dan waktu tempuh dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin dan pusat kota Belitung Timur serta tipe jalan Tabel 3. Tabel 3 Kriteria penilaian aksesibilitas 3.5 Analisis Data 3.5.1 Daya tarik Penilaian daya tarik yang diperoleh dianalisis dengan metode penilaian ODTWA Dirjen PHKA 2003 dan deskriptif. Penilaian dilakukan dengan menjumlahkan total nilai dari 3 sub unsur kemudian dikalikan dengan bobot daya tarik. Bobot daya tarik memiliki nilai 6 Dirjen PHKA 2003. Kemudian diperoleh bobot total yang menunjukan klasifikasi penilaian. Klasifikasi penilaian ini terdiri atas rendah 180-270, sedang 271-360 dan tinggi 361-450. Klasifikasi penilaian tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Walpole 1995 dalam menentukan klasifikasi penilaian daya tarik dari hasil perhitungan bobot total, rumus yang digunakan yaitu: P = n k Keterangan : P = panjang interval n = selang s maks-s min k = banyaknya kelas

3.5.2 Aksesibilitas

Penilaian aksesibilitas yang diperoleh dianalisis dengan metode penilaian ODTWA Dirjen PHKA 2003 dan deskriptif. Penilaian dilakukan dengan menjumlahkan total nilai dari sub unsur, kemudian dikalikan dengan bobot No. Unsursub unsur Nilai 1 Jarak jalan darat dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin ≤10 km 11-20 km 20 km 2 Jarak jalan darat dari pusat kota Belitung Timur Manggar ≤10 km 11-20 km 20 km 60 40 20 3 Waktu tempuh dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin ≤ 30 menit 60 menit ≥ 90 menit 30 20 10 4 Waktu tempuh dari pusat kota Belitung Timur Manggar ≤ 30 menit 60 menit ≥ 90 menit 30 20 10 5 Tipe jalan Jalan aspal Jalan berbatu Jalan tanah 30 20 10 aksesibilitas. Bobot aksesibilitas memiliki nilai 5 Dirjen PHKA 2003. Kemudian diperoleh bobot total yang menunjukan klasifikasi penilaian. Klasifikasi penilaian ini terdiri atas rendah 350-583, sedang 584-817 dan tinggi 818-1050. Klasifikasi penilaian tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Walpole 1995 dalam menentukan klasifikasi penilaian aksesibilitas dari hasil perhitungan bobot total, rumus yang digunakan yaitu: P = n k Keterangan : P = panjang interval n = selang s maks-s min k = banyaknya kelas

3.5.3 Analisis masyarakat

Data dan informasi hasil wawancara masyarakat dianalisis secara deskriptif, sehingga diperoleh gambaran mengenai kondisi sosial budaya dan peran serta masyarakat. 3.5.4 Analisis pengelola Data dan informasi hasil wawancara pengelola dianalisis secara deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai rencana pengelola di Pantai Bukit Batu.

3.5.5 Analisis pengunjung

Hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada pengunjung diolah dalam bentuk tabulasi. Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan informasi mengenai karateristik, tujuan, preferensi pengunjung.

3.6 Perencanaan Wisata Alam

Perencanaan wisata alam dianalisis secara kualitatif yaitu pendekatan yang sesuai dengan karateristik data dan memaknai pola dan hubungan antar data yang diperoleh Sarwono 2011. Wisata alam di Pantai Bukit Batu difokuskan pada konsep wisata alam yang mengacu pada tujuan serta fungsi yang telah ditetapkan. Konsep perencanaan tersebut dalam bentuk tata ruang dan sirkulasi. Hasil dari tahap ini berupa peta wisata alam yang menggambarkan aktivitas, fasilitas dan penataan jalur sirkulasi yang mendukung wisata alam.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Pantai Bukit Batu

Pantai Bukit Batu berada di Desa Burong Mandi. Pantai Bukit Batu memiliki bukit yang disebut Bukit Malang Lepau. Dahulu bukit tersebut bernama Bukit Lepau. Tambahan kata malang memiliki sejarah ketika perompak singgah di bukit tersebut dan berniat untuk menguasai Desa Burong Mandi. Namun, niat perompak tersebut ditolak oleh masyarakat Desa Burong Mandi, sehingga terjadilah pertempuran antara masyarakat dan perompak di Bukit Lepau. Perompak memenangkan pertempuran tersebut dan banyak masyarakat yang meninggal. Masyarakat yang menjadi korban dikuburkan tidak jauh dari Bukit Lepau. Oleh karena itu bukit tersebut diberi tambahan kata malang, karena banyak masyarakat Desa Burong Mandi yang meninggal. Gambar 1 Lokasi Pantai Bukit Batu.