Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE
18
TAHAP II EVALUASI
TAHAP III PRESENTASI HASIL SKENARIO
REKOMENDASI ALTERNATIF PENGELOLAAN
suatu kawasan DAS harus berkelanjutan untuk kegiatan pertanian T, sesuai untuk kegiatan wisata W dan indah I secara estetika yang divalidasi dengan
menggunakan Scenic Beauty Estimation SBE serta menyenangkan sebagai sumber kenyamanan N. Apabila tercipta kawasan berpotensi agrowisata maka
diarahkan yang berbasis masyarakat, sehingga masyarakat petani di daerah perdesaan terutama di daerah hulu berperan aktif terhadap pengelolaan wisatanya.
Petani akan memperoleh tambahan pendapatan dari pengunjung baik yang langsung melalui pembelian hasil pertaniannya maupun tidak langsung melalui
kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan baru dari setiap kegiatan agrowisata yang dinikmatinya. Tambahan pendapatan yang diperoleh petani
mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga yang dapat digunakan untuk kelangsungan kegiatan bertaninya, sehingga pada akhirnya lahan pertanian
menjadi berkelanjutan Gambar 2.
Gambar 3 Alur kerja penelitian Pengembangan pariwisata harus dilakukan secara integratif dan
komprehensif dengan melibatkan seluruh komponen, potensi-potensi yang dimiliki, serta kebiasaan maupun aturan yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini
didasari oleh pemikiran bahwa pariwisata merupakan industri yang sangat kompleks serta berkaitan erat dengan berbagai sektor, seperti transportasi,
TAHAP I PERENCANAAN EVALUASI 1.
KESESUAIAN PERTANIAN - Indeks Kesesuaian Pertanian T 2.
KESESUAIAN WISATA - Indeks Kesesuaian Wisata W 3.
KEINDAHAN LANSKAP - Indeks Kesesuaian Keindahan I 4.
KENYAMANAN LANSKAP - Indeks Kesesuaian Kenyamanan N 5.
SBE
DATA SPASIAL Penzonaan dan
Overlay
PEMBANDINGAN ZONA TGL AGROWISATA
Berwawasan lingkungan
ZONA EXISTING CONDITION Kawasan agrowisata
SKENARIO REKOMENDASI
19
komunikasi, teknologi, pertanian, maupun terhadap objek wisata itu sendiri. Penelitian dilakukan melalui tiga tahapan Gambar 3.