Validasi Nilai ITI dengan Metode SBE

25 Kenyamanan yang dipreoleh dari aktifitas agrowisata dapat didekati dengani jumlah kerja yang dilakukan akibat kemiringan lereng dari tapak yang dilalui. Semakin terjal maka akan semakin membutuhkan banyak usaha sehingga kenyamanan akan semakin berkurang. Berdasarkan asumsi di atas, maka tingkat kenyamanan dapat didekati dengan enam faktor, yakni suhu udara, kelembaban udara, kedekatan dengan badan air, jenis vegetasi, kemiringan lereng dan elevasi yang dibedakan menjadi empat tingkatan kesesuaian. Selanjutnya nilai IKN dioverlaykan dengan tiga karakter nilai kesesuaian lainnya. Tabel 4 Kriteria tingkat kenyamanan No Faktor Kenyamanan Tingkatan Kesesuaian 1 Suhu udara SU Suhu udara 20-22 °C S1 Suhu udara 22-24 °C S2 Suhu udara 24-26 °C S3 Suhu udara 26-28 °C N 2 Kelembaban udara KU Kelembaban udara 85-90 S1 Kelembaban udara 80-85 S2 Kelembaban udara 75-80 S3 Kelembaban udara 70-75 N 3 Kedekatan dengan badan air KA Jarak dengan badan air 1 km S1 Jarak dengan badan air 1 - 2 km S2 Jarak dengan badan air 2 - 5 km S3 Jarak dengan badan air 5 km N 4 Jenis Penutupan JP Hutan S1 Kebun campuranTegalan S2 Sawah S3 Pemukiman N 5 Kemiringan lereng KL Kemiringan lereng 0-8 S1 Kemiringan lereng 8-25 S2 Kemiringan lereng 25-45 S3 Kemiringan lereng 45 N 6 Elevasi EL Elevasi 750 - 1250 m dpl S1 Elevasi 250 - 750 m dpl S2 Elevasi 1250 m dpl S3 Elevasi 250 m dpl N Diadaptasi dari Freitas 2002, Schiller 2001, Sakaida 2001 Keterangan : S1= kesesuaian tinggi; S2= kesesuaian sedang; S3= kesesuaian rendah; N= tidak sesuai

3.5 Evaluasi Potensi Kawasan Agrowisata

Seluruh parameter TWIN tani – wisata – indah – nyaman atau ATBA agriculture – tourism – beautification – amenity dispasialkan hingga memiliki penzonaan masing-masing, lalu muncul produk berupa potensi kawasan rekreasi agrowisata yang berwawasan lingkungan. Selanjutnya dilakukan pembandingan dengan kondisi yang sebenarnya existing condition yang berasal dari peta rupa bumi dan RTRW dari kawasan Cianjur. 26 Hasil akhir pembanding dipresentasikan dalam beberapa bentukan, yakni skenario dan rekomendasi. Skenario adalah deskripsi beberapa alternatif yang mungkin terjadi secara konsisten di masa depan, dimana masing-masing fungsi memberikan gambaran mengenai apa yang dapat terjadi dengan berbagai asumsi tertentu. Rekomendasi adalah anjuran teknis berdasarkan analisis hasil dari penelitian dan evalusi yang telah dilakukan.

3.6 Tahap Presentasi Hasil

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap analisis, yaitu pemanfaatan potensi dan mencari pemecahan dari kendala yang ada pada aspek teknik fisik dan biologis, guna perencanaan agrowisata pada tapak. Setiap tindakan pemanfataan potensi dan pemecahan kendala dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi rekreasi, fungsi produksi, fungsi konservasi, fungsi sirkulasi dan fungsi pelayanan. Pada tahap ini juga ditetapkan pemecahan kendala faktor pembatas pada hasil analisis kelas kesesuaian lahan aktual yaitu dengan melakukan usaha perbaikan sehingga menjadi kelas kesesuaian lahan potensial. Dalam penentuan jenis usaha perbaikan, diperhatikan karakteristik lahan yang tergabung dalam masing-masing kualitas lahan. Karakteristik lahan dapat dibedakan menjadi karakteristik lahan yang dapat diperbaiki dengan masukan sesuai dengan tingkat pengelolaan teknologi yang akan diterapkan dan karakteristik lahan yang tidak dapat diperbaiki. Kelas kesesuaian lahan yang mempunyai karakteristik lahan yang tidak dapat diperbaiki tidak mengalami perubahan kelas kesesuaian lahannya, sedang yang karakteristik lahannya dapat diperbaiki, kelas kesesuaian lahannya dapat berubah menjadi satu tingkat lebih baik dengan memberikan manajemen lahan yang diperlukan. Pada tahap ini dihasilkan Peta Kelas Kesesuaian Lahan Potensial untuk agrowisata padi.