Alat dan Bahan Diagram Alir Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Kabupaten Kulon Progo

3 BAB II METODE

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat: Perangkat Keras: Laptop Perangkat Lunak: Google Earth, ArcGIS 10.1, Browser 2.1.2 Bahan: Data destinasi wisata DIY, Data fasilitas pendukung wisata, Titik koordinat, shapefile jalan, shapfile batas administrasi, shapefile sungai, shapefile jalur kereta api.

2.2 Diagram Alir

Peta Digital Administrasi DIY, Data Titik Koordinat Destinasi, Data Titik Koordinat Fasilitas DIY INPUT PROSES OUTPUT Peta Persebaran Destinasi Wisata DIY per KabupatenKota Plotting Titik Koordinat Destinasi Wisata Titik Koordinat Fasilitas per KabupatenKota Multiple Ring Buffer Intersect Peta Persebaran Destinasi Wisata dan Fasilitas Pendukung DIY peta Buffer 4

2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi atau study literatur. Dokumentasi, dilakukan dengan mendapatkan data sekunder yang telah dipublikasikan oleh lembaga berwenang. Data-data tersebut berupa peta administrasi DIY, data destinasi wisata DIY, data fasilitas DIY dan gambaran umum pariwisata per KabupatenKota di DIY. Selain itu, beberapa data titik koordinat di dapat melalui google earth.

2.4 Jenis Data

Data yang dikumpulkan untuk laporan ini hanya data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan atau publikasi di internet dan data- data yang telah ada di instansi yang berkaitan dengan tema penelitian. Data Sekunder tersebut meliputi: a. Data destinasi wisata b. Data sebaran fasilitas

2.5 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis buffer. Proses ini menghasilkan daerah cakupan range di sekitar fitur geografis yang kemudian dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau memilih fitur berdasarkan letak obyek yang berada di dalam atau di di luar batas buffer. Buffer dibangun dengan arah ke luar untuk melindungi elemen- elemen spasial di modelkan secara spasial yang bersangkutan. Dengan membuat buffer, maka akan terbentuk suatu area, polygon, atau zone baru yang menutupi melindungi objek spasial Buffered objek yang berupa objek-objek spasial titik, garis, atau area polygon tertentu dengan jarak tertentu. Zone-zone buffer ini digunakan untuk mendifinisikan fungsi kedekatan-kedekatan secara spasial suatu objek terhadap objek-objek lain yang berada di sekitarnya. Buffering akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk polygon atau zone-zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya. Data spasial titik akan menghasilkan data spasial baru yang berupa lingkaranlingkaran yang mengelilingi titik pusatnya. Untuk data spasial garis akan menghasilkan data spasial baru yang berupa polygon-polygon yang melingkupi garis-garis. Demikian juga untuk data spasial polygon, akan menghasilkan data yang berupa polygon-polygon yang lebih besar dan konsentris Suryani, 2010. Analisis Buffer dilakukan untuk mengolah objek geometri dan data jarak yang menghasilkan titik offset yang membangun objek buffer. Buffer 5 ini bukan merupakan analisis final, namun proses pengolahan untuk hasil analisis overlay. Analisis buffer terbagi menjadi dua yaitu single dan multiple ring buffer. Dalam laporan ini akan digunakan multiple ring buffer, karena cakupan area yang akan di analisis adalah area yang berjenjang yaitu antara 500 meter sampai 2500 meter dari titik pusat destinasi wisata. Untuk hasil proses multiple ring buffer data masukan jarak lebih variasi karena disini diiputkan 5 variasi jarak menuju objek buffer yaitu 500 meter, 1000 meter, 1500 meter, 2000 meter dan 2500 meter. Sedangkan untuk area Kota Yogyakarta yang memiliki luas wilayah administrasi paling kecil akan digunakan jarak buffer 250 meter, 500 meter, 750 meter, dan 1000 meter. Nantinya hasil yang didapatkan berupa variasi ring yang memiliki nilai jarak yang berbeda sesuai data input jarak yang dilakukan. Lapisan ring yang terbentuk merupakan titik-titik offset menuju objek buffer destinasi wisata yang memiliki variasi jarak kedekatan yang dibedakan oleh warna dan posisi ring berurutan dari yang terdekat hingga terjauh. 6 BAB III GAMBARAN POTENSI Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai luas sebesar 3.185,80 Km 2 atau 0,17 dari luas wilayah indonesia dengan penduduk sebanyak 3.278.599 orang. Sedangkan kecamatan yang ada sebanyak 78 kecamatan yang tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota. Adapun kecamatan tiap kabupatenkota dan luas wilayah masing-masing kecamatan disajikan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Luas Wilayah KabupatenKota Di DIY No. KabupatenKota Kecamatan Luas Wilayah Km 2

1. Kulon Progo

586,27 1. Temon 2. Wates 3. Panjatan 4. Galur 5. Lendah 6. Sentolo 7. Pengasih 8. Kokap 9. Girimulto 10. Nanggulan 11. Kalibawang 12. Samigaluh 36,29 32,00 44,59 32,91 35,59 52,65 61,67 73,80 54,91 39,61 52,96 62,29

2. Bantul

506,85 1. Srandakan 2. Saden 3. Kretek 4. Pundong 5. Bambanglipuro 6. Pandak 7. Bantul 8. Jetis 9. Imogiri 10. Dlingo 11. Pleret 12. Piyungan 13. Banguntapan 14. Sewon 15. Kasihan 16. Pajangan 17. Sedayu 18,31 23,16 26,77 23,68 22,70 23,40 21,95 24,47 54,49 55,87 22,97 32,54 28,48 27,16 32,38 33,25 34,36

3. Gunungkidul

1.485,36 1. Panggang 2. Purwosari 99,80 71,76 7 3. Paliyan 58,07 Sambungan Tabel 3.1 No. KabupatenKota Kecamatan Luas Wilayah Km 2

3. Gunungkidul

1.485,36 4. Saptosari 5. Tepus 6. Tanjungsari 7. Rongkop 8. Girisubo 9. Semanu 10. Ponjong 11. Karangmojo 12. Wonosari 13. Playen 14. Patuk 15. Gedangsari 16. Nglipar 17. Ngawen 18. Semin 87,83 104,91 71,63 83,46 94,57 108,39 104,49 80,12 75,51 105,26 72,04 68,14 73,87 46,59 78,92

4. Sleman

574,82 1. Moyudan 2. Minggir 3. Seyegan 4. Godean 5. Gamping 6. Mlati 7. Depok 8. Berbah 9. Prambanan 10. Kalasan 11. Ngemplak 12. Ngaglik 13. Sleman 14. Tempel 15. Turi 16. Pakem 17. Cangkringan 27,62 27,27 26,63 26,84 29,25 28,52 35,55 22,99 41,35 35,84 35,71 38,52 31,32 32,49 43,09 43,84 47,99

5. Yogyakarta

32,50 1. Mantrijeron 2. Kraton 3. Mergangsan 4. Umbulharjo 5. Kotagede 6. Gondokusuman 7. Danurejan 8. Pakualaman 9. Gondomanan 10. Ngampilan 2,61 1,40 2,31 8,12 3,07 3,99 1,10 0,63 1,12 0,82 8 11. Wirobrajan 1,76 Sambungan Tabel 3.1 No. KabupatenKota Kecamatan Luas Wilayah Km 2

5. Yogyakarta

32,50 12. Gedongtengen 13. Jetis 14. Tegalrejo 0,96 1,70 2,91 Sumber: DIY Dalam Angka 2014 Letak Astronomis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7 o 33’ – 8 o 15’ Lintang Selatan dan 110 o 5’ - 110 o 50’ Bujur Timur. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai topografi yang bervariasi dari dataran sampai gunung dengan kemiringan lahan 3-8 derajat sampai lebih dari 25 derajat. Ketinggian tempat bervariasi antara 0-100 mdpl sampai 100-500 mdpl yang penyebarannya adalah sebagai berikut: 0-100 mdpl di sebagian besar Kabupaten Bantul dan sebagian Kabupaten Sleman, sedangkan ketinggian 100- 500 mdpl penyebarannya ada di semua wilayah kabupaten kecuali Kabupaten Bantul bagian selatan yang merupakan dataran aluvial yang berasal dari gunung Merapi. Jenis Tanah Daerah Istimewa Yogyakartapun sangat beragam antara lain, tanah aluvial, tanah regosol, tanah grumusol, tanah lateritik, dan lapisan gamping. Tanah aluvial terdapat di daerah dataran rendah Kabupaten Bantul dan di kanan-kiri sungai aliran Gunung Merapi seperti kali opak, kali boyong, kali putih, kali code dll. Penyebaran tanah regosol terdapat di dataran tinggi Merapi di daerah Kabupaten Sleman dan di daerah Pantai Bantul. Tanah Lateritik berada di teras Progo, Pegunungan Kulon Progo dan Batur Agung Range. Lapisan tanah gamping terdapat di perbukitan Sentolo serta Batur Agung. Pada bidang pariwisata, Provinsi DIY sudah tidak diragukan lagi. Banyaknya obyek, dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun wisatawan nusantara. Keanekaragaman upacara keagamaan, dan budaya dari berbagai agama serta didukung oleh kreativitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya, dan pariwisata yang menjanjikan. Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antar lokasi objek wisata yang terjangkau dan mudah ditempuh.

2.1 Kabupaten Kulon Progo

Kabupaten Kulon Progo terletak paling barat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sebelah timur berbatasan langsung dengan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan 9 dengan Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Pusat pemerintahan di Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari pusat Ibukota Provinsi DIY, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa Surabaya - Yogyakarta – Bandung. Bagian utara wilayah kabupaten ini berupa dataran tinggiperbukitan Menoreh, dengan puncaknya Gunung Gajah 828 m, di perbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Bagian tengah nya pun merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100-500 mdpl. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai dengan ketinggian 0 – 100 mdpl. Saat ini Kulon Progo tengah giat mengembangkan kepariwisataan berbasis ekowisata. Destinasi wisata yang sedang dikembangkan adalah desa-desa wisata dengan potensi lingkungan alam dan budaya khas di setiap desa. Diharapkan akan terus ada pertumbuhan yang sejalan dengan kebutuhan pasar dan pembangunan wilayah di Kabupaten Kulon Progo.

2.2 Kabupaten Bantul