bungkuk, dan pastikan jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30 cm.
4. Percepatlah bagian yang sudah Anda pahami. Jika Anda menemukan sub bab yang tidak penting atau familiar, Anda bisa melompatinya.
5. Perlambatlah ketika menemukan sesuatu yang baru dipahami. Perlambatan ini diperlukan untuk mencerna istilah-istilah yang baru dikenal atau baru
ditemui. 6. Siapkan juga hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca,
seperti pensil atau spidol. 7. Berilah garis bawah atau stabillo pada kalimat-kalimat yang menurut anda
penting. Dengan memberikan sesuatu, seperti garis bawah atau stabillo anda dapat mengingat baca dan merangkumnya.
8. Konsentrasi .Kebanyakan kita menganggap bahwa konsentrasi adalah pekerjaan berat dan sangat sulit dilakukan. Kita memiliki suatu keyakinan
bahwa hal tersebut susah untuk dilakukan. Maka lakukan dengan baik intruksi sebelumnya agar bisa berkonsentrasi dengan baik
9. Tidak mengeluarkan suara dalam membaca karena dapat memakan waktu lebih lama.
10. Usahakan tidak banyak bergerak saat Anda membaca. Gerak yang dihasilkan akan membuang waktu dan menghambat untuk membaca cepat.
11. Mental block. Artinya, ketika membaca buku jangan mulai berpikir kita sudah mengetahui isi dalam buku tersebut.
2.4 Hakikat Buku Fiksi
“Setiap karya sastra, baik sastra lama maupun modern, diciptakan dengan pengaruh latar sosial, budaya, alam, dan agama yang melatarbelakangi
pengarangnya.” Mafrukhi, 2007 : 222. Buku termasuk karya sastra. Buku adalah kumpulan
kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan
atau gambar
. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini
dikenal pula istilah e-book atau buku-e
buku elektronik, yang mengandalkan perangkat seperti
komputer meja ,
komputer jinjing ,
komputer tablet ,
telepon 14
seluler dan lainnya, serta menggunakan
perangkat lunak tertentu untuk
membacanya. Buku fiksi berarti karya sastra yang bersifat fiktif. Buku fiksi adalah
buku yang dibuat berdasarkan khayalan dan imajinasi penulis, berisi karangan atau tulisan yang tidak nyata atau imajinatif. Buku fiksi ada banyak jenisnya, yaitu
novel fiksi, komik, buku cerita fiksi, dan sebagainya. Karya fiksi adalah sebuah tulisan yang melibatkan kisah atau karangan
yang bersifat imajinatif yang menyangkut kehidupan. Karya fiksi berupa tulisan naratif. Abrams menyatakan bahwa yang membedakan karya fiksi dengan karya
nonfiksi, yaitu tokoh, peristiwa, dan tempat yang disebut-sebut dalam karya fiksi bersifat imajinatif sedangkan pada karya nonfiksi bersifat faktual. Altenbernd dan
Lewis menyatakan bahwa fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang
mendramatisasi hubungan-hubungan antarmanusia. Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga
mampu mengembangkan daya imajinasi. Ada 2 macam fiksi :
1. Fiksi imajinatif berdasarkan imajinasi 2. Science fiction berdasarkan analisa ilmiah
Sifat Fiksi
1. Segala sesuatu yang diungkapkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari, merupakan hasil rekaan.
2. Semua tokoh, setting dan pokok persoalan adalah realitas imajinatif bukan obyektif.
3. Kebenaran yang terjadi di dalam fiksi adalah bukan kebenaran obyektif melainkan kebenaran logis yaitu kebenaran yang ada dalam penalaran.
4. Manusia-manusia yang hidup dalam kenyataan sehari-hari yang terlibat dalam seluruh aspek kehidupan penokohan fiksi mampu mempengaruhi
membentuk sifat dan sikap pembaca, pendengar, pemirsa. 5. Kebenaran logis fiksi menyebabkan setiap fiksi selalu multi interpretable,
artinya setiap pembaca, pendengar, pemirsa mempunyai tafsiran. 15
Unsur-unsur Fiksi
1. Tema merupakan pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita. Tema diangkat dari konflik kehidupan.
2. Plot, yaitu dasar cerita; pengembangan cerita. Sedangkan alur merupakan rangkaian cerita.
a. proses alur bisa maju; mundur; atau maju mundur campuran. b. penyelesaian alur, ada alur klimaks dan ada alur anti-klimaks.
3. Latarsetting merupakan tempat terjadinya cerita, terbagi menjadi: a. setting geografis
: tempat di mana kejadian berlangsung b. setting antropologis : kejadian berkaitan dengan situasi masyarakat,
kejiwaan pola pikir, adat-istiadat. 4. Tokoh dan Penokohan
Tokoh ada yang digambarkan sebagai tokoh utama protagonis, tokoh yang bertentangan antagonis, maupun tokoh pembantu.
Penghadiran tokoh bisa langsung dengan cara melakukan deskripsi, melukiskan pribadi tokoh; atau tidak langsung dengan cara dialog antar
tokoh. Bidang tokoh harus digambarkan :
a. bidang tampak : gestur, mimik, pakaian, milik pribadi, dan
sebagainya. b. bidang tak tampak : motif berupa dorongankeinginan, psikis
berupa perubahan kejiwaan, perasaan, dan religiusitas.
5. Sudut pandang, yang mendasari tema dan tujuan penulisan. Penghadiran bisa dengan:
a. gaya orang pertama : penulis terlibat sebagai salah satu tokoh b. gaya orang ketiga
: penulis serba tahu apa yang terjadi tetapi tidak terlibat di dalam cerita.
6. Suasana yang mendasari dalam cerita adalah penokohan karena perbedaan karakter sehingga menimbulkan konflik. Dengan konflik pengarang
berhadapan dengan suasana menyedihkan, mengharukan, menantang, menyenangkan, atau memberi inspirasi.
Semua point ini harus dihadirkan secara utuh sehingga fiksi baik itu berupa cerpen, novel, drama, skenario filmsinetron sehingga pembaca,
pendengar, pemirsa mempunyai daya imajinatif; mempunyai tafsiran tentang tokoh, suasana, dan sebagainya; terhadap karya fiksi tersebut. Tema, plot, alur,
16
dan setting juga harus jelas sehingga karya fiksi benar-benar utuh sebagai karya seni bukan berupa sekadar curahan hati seperti diary.
Langkah-Langkah Pembuatan Suatu Karya Fiksi
1. Ide Tanpa ide kita layaknya balon yang tertiup udara yang entah kan
terbang ke mana. Untuk itu, ide adalah modal saat bagi kita untuk menentukan arah den tujuan ke mana kita melangkah. Ide dapat kita petik
dari berbagai sumber. Baik secara formal maupun non formal. Baik pengalaman pribadi, teman, atau lingkungan.
2. Pengembangan Ide Setelah kita mendapatkan ide, make kita harus mampu
mengembangkan ide tersebut. Misal, saya ambil contoh. Kite mendapatkan ide untuk membuat suatu novel tentang kehidupan seorang
anak adopsi. Make kita harus mengembangkan cerita ini. Bagaimana alur ceritnya, tokoh-tokohnya, karakter tokoh, dan masalah-masalah yang akan
kita tulis dalam setiap babnya. 3. Membangkitkan Daya Imajinasi
Dalam pengembangan ide ini, kita harus mampu membangkitkan daya imajinasi kita. Kita dapat berkhayal setinggi mungkin dan
menciptakan sesuatu hal yang mungkin tidak masuk akal tetapi dalam karya fiksi, hal ini bisa saja terjadi, contoh Novel Harry Potter karya J. K.
Rowling. 4. Menuliskan Sinopsis
Setelah terbentuk sempurna, gambaran cerita yang akan kita buat, maka kita dapat menuliskannya menjadi sebuah sinopsis. Sinopsis ini
berupa cerita singkat dari cerita saat hingga akhir ending. 5. Membuat Kerangka Karangan
Dalam pembuatan kerangka karangan, kita dapat membagi cerita ke dalam beberapa bab. Misalnya dalam novel The Power Of First Love
karya Syarifah Aliyyah terdapat 19 bab dan dalam novel Kawin Kontrak karya Syarifah Aliyyah terdapat 12 bab. Pada setiap bab, terdapat
beberapa adegan scene. Maka kita dapat menuliskan berapa banyak bab yang akan kita buat. Lalu adegan apa saja yang akan kita masukkan ke
dalam cerita tersebut. 17
6. Mu1ai Mengembangkan Cerita Dalam tahap ini merupakan proses yang amat panjang. Kite harus
mampu mengolah kata, agar menjadi sajian yang hangat bagi para pembaca. Mengembangkan cerita yang kita inginkan dengan berbagai
adegan yang romantis, melankolis, ataupun tragis. 7. Proses Editing
Ketika cerita kita telah selesai, maka kita perlu mengedit cerita tersebut. Dalam proses ini kita cukup membaca ulang hasil karya kita,
sekaligus membetulkan kata yang salah ketik, ejaan atau kalimat yang rancu, tanpa harus mengubah alur cerita.
8. Pencarian Penerbit Tentulah kita ingin agar karya kita diterbitkan. Maka kita harus
mencari penerbit yang berminat untuk membantu proses penerbitan karya kita itu. Alamat penerbit dapat kita peroleh dari beberapa buku yang kita
miliki. Lalu catat alamatnya dan kita dapat melakukan kontak kepada penerbit via telepon.
Karya fiksi terbagi menjadi :
1. Prosa Prosa berasal dari bahasa Latin, ‘prosa’ yang berarti ‘terus terang’.
Prosa adalah suatu karya tulis yang menceritakan kehidupan yang bersifat imajinatif. Di dalamnya memuat alur kehidupan yang diceritakan dengan
kecenderungan apa adanya. Tidak dikiaskan. Prosa terbagi menjadi tiga, yaitu:
2. Novel Secara umum novel dapat didefinisikan sebagai prosa yang panjang
yang dibukukan. Di dalamnya terdapat berbagai konflik yang mendukung alur cerita. Yang paling khas dari novel adalah terjadinya perubahan nasib
tokoh disebabkan oleh konflik yang dialami di dalam cerita. Contohnya: Hujan karya Tere Liye, Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia,
Stoples Pelangi Ayasofya karya Keken Cana, Sebelas Patriot karya Andrea Hirata, Ashtin Karimyeva karya Arif A P, Pesantren Impian karya Asma
Nadia, Sakura Berguguran di Beranda Makkah karya Eva De, Samudera Setengah Abad karya Khoirunnisa Nurul Habibatulloh, dan masih banyak
lagi. 18
3. Cerpen Cerita Pendek Cerpen adalah prosa yang pendek, mengandung satu konflik, dan
dapat dibaca dengan sekali duduk. Sekali duduk di sini maksudnya adalah tidak memerlukan waktu lama, mengingat pendeknya prosa itu. Cerpen
paling panjang hanya sampai belasan halaman. Sumardjo dalam Sukino, 2010: 142 menyatakan bahwa cerpen
cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita, yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, manunggal, dan tidak ada
bagian-bagian yang tidak perlu, tetapi juga ada bagian yang terlalu banyak. Semuanya pas, integral, dan mengandung suatu arti.
Lubis dalam Sukino, 2010: 144 menyatakan bahwa dalam cerpen harus ada:
a. Cerpen mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai penghidupan, baik secara langsung atau tidak langsung.
b. Sebuah cerpen harus menimbulkan suatu hempasan, suatu kesan dalam pikiran pembaca.
c. Cerpen harus menimbulkan perasaan pada pembaca, bahwa pembaca merasa terbawa oleh jalan cerita, dan cerpen pertama-tama menarik
perasaan, baru kemudian menarik pikiran. d. Cerpen mengandung rincian dan insiden-insiden yang dipilih dengan
sengaja dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.
Suroto dalam Sukino, 2010: 146 menyatakan bahwa cerpen pada dasarnya dibangun atas unsur-unsur tema, amanat, perwatakan, latar,
dialog, dan pusat pengisahan. Beberapa contoh cerpen, antara lain: Laki-laki Sejati karya Putu
Wijaya, Cinta Tak Bertuan karya Dewi Lestari, Playboy Berkedok Ikhwan karya Panisia Julita, Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa,
Surat dari Israel karya Siti Arfidah dkk, dan masih banyak lagi. 4. Drama
Drama terdiri dari dua bagian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama dalam bentuk pementasan. Secara umum drama dapat diartikan
sebagai karangan yang menggambarkan kehidupan manusia yang dipentaskan. Drama biasa juga disebut teater.
19
Drama yang dipentaskan merupakan drama yang dipertontonkan di panggung. Sedangkan drama yang tidak dipentaskan atau naskah drama
merupakan tulisan atau teks yang menjadi patokan atau rujukan dalam suatu pementasan drama.
5. Puisi Puisi merupakan salah karya fiksi yang menggunakan kata-kata
yang indah, penuh kiasan, dan sepadat-padatnya untuk menyampaikan isi hati, emosi, dan hal-hal mengenai eksplorasi diri. Sayuti dalam Sukino,
2010: 113 menyatakan bahwa puisi merupakan pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang
mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya, yang
diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau
pendengarnya. Puisi juga bisa diartikan sebagai karya fiksi yang indah. Ya, puisi
paling kental dengan kata-kata indahnya. Banyak sekali yang menyatakan ‘puitis’ indah atau diindah-indahkan.
Puisi terbagi menjadi dua, yaitu puisi lama dan puisi baru atau modern. Puisi lama terdiri dari pantun, gurindam, syair, dan beberapa puisi
lain. Puisi lama adalah puisi yang terikat. Maksudnya, penulisnya terkekang oleh aturan-aturan yang melekat padanya. Pantun misalnya,
terdiri dari beberapa syarat. 1 Setiap bait terdiri dari empat baris.
2 Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a. 3 Baris pertama dan kedua adalah sampiran.
4 Baris ketiga dan keempat adalah isi. Sedangkan puisi baru atau puisi modern adalah puisi yang bebas.
Tidak terikat dengan aturan sebagaimana pantun, gurindam, dan puisi- puisi lama lainnya. Namun, satu yang perlu dicatat, puisi modern
menggunakan bahasa yang sangat padat dan singkat. Intinya pada puisi
20
menggunakan bahasa yang sangat singkat untuk menyampaikan maksud yang terbesit dalam hati.
Dampak Membaca Buku Fiksi
1. Dampak PositifManfaat
a. Mencegah Depresi dan Mengurangi Stres Karya fiksi memiliki sifat menghibur. Bagi Anda yang sedang
galau atau penat, cobalah membaca buku fiksi. Niscaya, galau dan rasa penat Anda akan berkurang bahkan hilang.
b. Meningkatkan Kemampuan Mengolah Emosi Sebenarnya ketika kita membaca buku fiksi, kita sedang
berlatih berimajinasi dan mengolah emosi diri kita sendiri. Ketika berimajinasi, otomatis emosi dalam diri kita pun akan bergejolak.
Kadang sedih, kadang kesal, kadang bahagia. Kalau kita jeli, ini sebenarnya adalah permainan emosi, dimana emosi kita dilatih naik-
turun – naik-turun seperti melatih otot lengan dengan sebuah barbel. Semakin sering emosi kita dipermainkan, kemampuan kita mengontrol
emosi menjadi lebih baik. c. Menambah Kemampuan Membaca Pikiran Orang Lain
Masih tersambung dengan poin nomor 2, emosi yang naik turun itu akan membuat pengindraan Anda semakin peka. Itu artinya,
Anda akan lebih peka terhadap lingkungan, termasuk pada orang yang Anda ajak bicara. Secara tidak sadar, Anda akan memiliki kemampuan
untuk membaca isi hati dan perasaan orang lain. d. Merilekskan Tubuh
Bagi Anda yang baru saja menyelesaikan sebuah proyek besar, bagi Anda yang baru saja mengalami ketegangan karena bekera
terus-menerus, membaca buku fiksi bisa menjadi sarana yang baik dalam merilekskan tubuh. Ya, membaca buku fiksi adalah salah satu
hiburan yang merilekskan otak dan tubuh. e. Meningkatkan Kualitas Tidur
Jika Anda mengalami sulit tidur atau tidur Anda tidak nyenyak, mulailah membiasakan diri membaca buku fiksi sebelum
tidur. Buku fiksi dapat membuat otak dan tubuh Anda rileks sehingga
21
Anda akan lebih mudah tertidur dan tidur Anda akan lebih nyenyak dari biasanya.
f. Mencegah Alzheimer Sebuah penelitian membuktikan bahwa ternyata membaca
buku fiksi dapat mencegah terjadinya penyakit lupa yang disebut dengan alzheimer. Jika Anda ingin mencegah penyakit lupa, membaca
buku fiksi bisa menjadi solusi aman tanpa harus mengonsumsi obat- obatan kimia.
g. Mempertajam Otak Selain mencegah kepikunan, membaca buku fiksi juga
merangsang otak untuk berpikir dan berimajinasi. Akibatnya, kemampuan otak Anda akan lebih tajam daripada sebelumnya.
h. Meningkatkan Empati Mungkin Anda adalah orang apatis yang tidak mudah iba dan
tidak mudah berempati terhadap lingkungan Anda sendiri. Jika memang ya, maka berubahlah, karena apatis itu bukan sifat yang baik.
Mulailah memperhatikan dan berempati terhadap orang lain. Jika Anda sulit menjadi orang yang berempati, membaca buku fiksi bisa
menjadi latihan yang baik. i. Meningkatkan Kesehatan Psikis.
j. Mudah untuk Bersosialisasi. 2.
Dampak Negatif a. Menyebabkan mata minus miopi, atau bahkan mata plus
hipermetropi. Miopi dan hipermetropi adalah kerusakan pada mata yang disebabkan oleh kurangnya elastisitas otot silaris pada mata.
Otot silaris ini adalah pengatur fokus mata. Ketika kita melakukan aktivitas membaca buku, otot silaris kita dituntut untuk berada dalam
kondisi statis. Karena berada dalam kondisi statis yang terlalu lama, maka otot silaris pun menjadi tidak fleksibel lagi. Pada akhirnya, para
penderita miopi dan hipermetropi tidak dapat melihat secara jelas suatu benda yang terlalu dekat atau terlalu jauh.
b. Tidak hanya itu, seorang kutu buku juga biasanya memiliki masalah pada postur tubuhnya. Karena terlalu asik membaca buku, terkadang
seorang kutu buku duduk dengan posisi tidak sempurna atau mungkin lupa berolahraga sehingga postur tubuhnya memburuk. Tidak hanya
22
postur tubuh, kebugaran dan daya tahan tubuh seorang kutu buku juga biasanya terus memburuk seiring berjalannya waktu.
c. Membaca buku memang dapat mencegah kepikunan, tetapi apabila membaca banyak buku dengan jenis berbeda dalam satu waktu, justru
akan menyebabkan berkurangnya daya ingat seseorang karena terjadinya ‘tumpang-tindih’ informasi di otak.
23
BAB III METODE PENELITIAN