Pengujian Hipotesis Uji Ketepatan Parameter Penduga uji t Uji Ketepatan Model

lxv [ ][ ] 2 2 2 2 xy Y - Y n X X n Y X - XY n r S S S - S S S S = Keterangan : R xy = koefisien korelasi X = Skor pertanyaan masing-masing butir Y = Skor total. Keputusan uji indepedensi bahwa variabel X dan Y disebut indepedensi, jika nilai r xy 0,8.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi yang mendasar pada model probabilistik, yang terdiri atas komponen deterministik dan kesalahan random. Menurut pendapat Budiyono 2004: 279 dengan persamaan sebagai berikut: 2 2 1 1 ˆ X b X b b Y + + = Keterangan: Yˆ : Kinerja guru X 1 : Gaya kepemimpinan kepala sekolah X 2 : Suasana kerja b : Parameter Penduga

3. Uji Ketepatan Parameter Penduga uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui atau menguji pengaruh dari satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Untuk mencari nilai t hitung digunakan bantuan program SPSS, sedangkan untuk menentukan lxvi signifikan tidaknya nilai tersebut dilihat dari nilai sig hasil perhitungan SPSS, atau dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel , dengan ketentuan apabila t hitung t tabel atau –t hitung -t tabel, maka H ditolak. Ini berarti signifikans. Sebaliknya, apabila –t tabel t hitung t tabel, maka H diterima yang berarti tidak signifikans.

4. Uji Ketepatan Model

a. Uji F Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama-sama digunakan uji F. Mudrajad Kuncoro 2001: 98 menyebutkan uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui besarnya nilai F digunakan analisis regresi dengan bantuan SPSS. Adapun untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada uji 1 sisi, dengan ketentuan apabila F hitung F tabel maka H ditolak. Ini berarti signifikans. Sebaliknya, apabila F hitung F tabel , maka H diterima yang berarti tidak signifikans. b. Koefisien Determinasi R 2 Menurut Budiyono 2004: 288 koefisien determinasi R 2 pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel yang terikat. Rumus R 2 : lxvii 2 ... 12 . ... 12 . k y k y R R = lxviii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data Penelitian

Program yang digunakan untuk menganalisis data adalah program SPSS. Sesuai dengan hasil analisis statistik deskriptif, maka karakteristik variabel penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 Tabel 6: Statistik Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah X 1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas dapat diketahui data gaya kepemimpinan kepala sekolah yang berasal dari angket ini menyebar dari skor terendah 29 dan tertinggi 47. Dengan demikian, rentangan skor yang muncul adalah sebesar 18 dari 29 sampai 47. Angka-angka ini kemudian dianalisis dan hasilnya adalah sebagai berikut: a skor rata-rata mean sebesar 39,28; b simpangan bakunya standard deviasiSD sebesar 5,72; c median me sebesar 41,00; dan d modus mo sebesar 45,00. Statistics X1 54 39.2778 .7786 41.0000 45.00 5.7213 32.7327 18.00 29.00 47.00 2121.00 Valid Missing N Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SUASANA KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SATU ATAP KERUGMUNGGANG KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG

0 3 78

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI Kinerja Guru Ditinjau Dari Sertifikasi Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMP Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

0 2 16

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI Kinerja Guru Ditinjau Dari Sertifikasi Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMP Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

0 3 14

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN ASAHAN.

0 1 37

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA GURU DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN PERCUT SEI TUAN.

0 4 26

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN HARAPAN BERKARIER DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SEKECAMATAN BADAR KABUPATEN ACEH TENGGARA.

0 1 38

HUBUNGAN PEMBERIAN SUPERVISI DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMU NEGERI DI KABUPATEN LANGKAT.

0 1 25

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 2 9

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN JUWANGI Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Tahun 2011.

0 1 15