BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Peran serta teknologi sangat dibutuhkan, terutama untuk kegiatan pascapanen pertanian.Saat ini teknologi pascapanen produk hortikultura semakin maju dan berbagai penanganan pascapanen
semakin baik dalam meningkatkan kualitas mutu produk. Kelengkapan sarana yang diperlukan dalam penanganan produk pascapanen perlu ditingkatkan. Berbagai uji dilakukan untuk meningkatkan dan
mengetahui kualitas dari suatu produk agar produk diterima di pasaran. Salah satu pengujian yang sering dilakukan pada produk pertanian adalah warna.
Warna digunakan untuk mengetahui tingkat kematangan dan mutu suatu produk pertanian. Warna merupakan parameter yang sering dilakukan pada kegiatan panen, sortasi, grading dan lain-
lain. Untuk mengetahui intensitas warna suatu produk selama ini masih dilakukan secara manual, yang mengandalkan kemampuan panca indera penglihatan manusia. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk pengukuran warna adalah menggunakan kamera CCD dan image processing. Penerapan teknik pascapanen yang efektif dapat berarti adanya perbedaan antara keuntungan
dan kehilangan pada stadia keseluruhan sistem. Produk yang diperlakukan dengan baik dan dalam kondisi yang baik dapat relatif bertahan dari stress waktu, suhu, penanganan, transportasi dan
mikroorganisme pembusuk selama proses pendistribusiannya. Dengan demikian fase pascapanen adalah sangat penting bagi petani, pedagang besar, pengecer dan konsumen Utama 2005.
Pada produk hortikultura segar, mutu dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik dan atribut yang memberikan nilai terhadap produk itu sendiri. Relatif pentingnya masing-masing
atribut tersebut tergantung pada produk itu sendiri, penggunaannya pada sektor industri atau individu yang menentukan menguji mutu tersebut. Karakteristik pemutuan seperti ukuran, warna, bentuk dan
adanya cacat adalah secara bersama-sama memberikan kenampakan dari produk tersebut. Kenampakan masih merupakan parameter penting di dalam perdagangan. Namun demikian, ada
peningkatan persepsi dari masyarakat terhadap komponen mutu tidak terlihat. Cita rasa, tekstur, nilai nutrisi, tidak adanya kerusakan fisiologi dan mekanis secara internal akan menentukan secara berarti
apakah produk akan dapat dijual kembali atau tidak. Tidak adanya kerusakan fisik; seperti lecet, memar, adalah penting sebagai parameter mutu. Faktor penting lainnya yang menentukan mutu pada
saat panen adalah stadia kematangan dari produk. Hal ini khususnya untuk buah yang mengalami proses pemasakan setelah panen Utama 2005.
Pengukuran kematangan yang dilakukan oleh produsen, penangan, personel pengendali mutu haruslah sederhana, siap digunakan dilapangan atau kebun dan murah. Pengukuran hendaknya
objektif dan konsisten berhubungan dengan mutu dan masa simpan pascapanennya dan dapat berlaku luas atau umum. Penelitian ini mengembangkan metode pengukuran warna menggunakan kamera
CCD dan image processing agar hasil pengukuran warna lebih objektif. Dalam penelitian ini, produk yang digunakan adalah wortel dan labu. Wortel dan labu memiliki warna yang sangat berbeda. Hal ini
dijadikan perbandingan dalam pengukuran warna yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian-penelitian yang telah ada, image processing digunakan untuk analisis penentuan
kematangan dan pemutuan hasil pertanian, antara lain untuk pemutuan buah cabai merah oleh Faizal 2006, bahwa pemutuan cabai merah dengan teknik pengolahan citra dilakukan berdasarkan nilai
panjang, diameter, rasio antara panjang dengan diameter dan faktor bentuk roundness. Sedangkan aplikasi image processing untuk menentukan tingkat kematangan buah tomat oleh Rizali 2007
menyatakan bahwa salah satu parameter yang digunakan untuk pengelompokan tomat berdasarkan
2 tingkat kematangannya yaitu indeks warna merah dan indeks warna hijau, baik tomat yang direkam
dari arah atas maupun tomat yang direkam dari arah samping.
1.2
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menyusun algoritma image processing untuk pengukuran warna produk hortikultura. 2.
Membandingkan hasil pengukuran warna metode image processing dengan data hasil pengukuran Chromameter.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA