11
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Selama masa pemeliharaan cacing sutra dilakukan pengamatan terhadap peningkatan bobot biomassa dan kualitas air pada wadah pemeliharaan serta
tandon.
3.1.1. Biomassa Cacing
Biomassa diamati setiap 10 hari sekali selama masa pemeliharaan yaitu selama 40 hari. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3 dan Lampiran 4.
Berdasarkan grafik peningkatan biomassa dapat diketahui bahwa pada akhir masa pemeliharaan, biomassa tertinggi diperoleh dari wadah dengan perlakuan Pupuk
Kotoran Puyuh Fermentasi PKPF dengan biomassa sebesar 2.547,19 gm
2
, sedangkan yang terendah berada pada wadah dengan perlakuan Pupuk Kotoran
Sapi Fermentasi PKSF sebesar 1.301,38 gm
2
. Pada grafik juga, dapat diketahui bahwa peningkatan bobot paling tinggi pada masing-masing perlakuan mulai dari
hari ke-20 sampai hari ke-30 yaitu dari 763,28 gm
2
ke 1.415,43 gm
2
untuk Pupuk Kotoran Ayam Fermentasi PKAF, 1.105,44 gm
2
ke 2.003,24 gm
2
untuk PKPF dan 447,44 gm
2
ke 938,74 gm
2
.
Gambar 3. Grafik Biomassa cacing sutra oligochaeta selama percobaan.
0.00 500.00
1000.00 1500.00
2000.00 2500.00
3000.00
10 20
30 40
b io
m assa
gr m
2
sampling hari ke-
PKAF PKPF
PKSF
12
Gambar 4. Histogram biomassa cacing oligochaeta yang dipelihara dengan pemberian jenis pupuk fermentasi yang berbeda pada hari ke-40.
Huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95
Berdasarkan analisis stasistik, diketahui bahwa perlakuan PKPF memberikan hasil yang berbeda nyata P 0,05 pada PKSF begitu pula
sebaliknya. Pada perlakuan PKAF diperoleh hasil bahwa tidak berbeda nyata P 0,05 terhadap PKPF maupun PKSF. Analisis statistik dapat dilihat pada
Lampiran 5.
3.1.2. Laju Pertumbuhan Biomassa Spesifik LPBS
Laju pertumbuhan biomassa spesifik adalah jumlah persentase pertambahan bobot setiap harinya selama masa pemeliharaan. Laju pertumbuhan
biomassa dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa pada LPBS setiap perlakuan menurun seiring dengan lamanya waktu
pemeliharaan. Perlakuan dengan LPBS terendah adalah pada perlakuan PKSF sebesar 1,19 pada akhir pemeliharaan, sedangkan yang tertinggi adalah pada
PKPF sebesar 1,21 pada akhir pemeliharaan. Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa perlakuan PKPF berbeda nyata dengan PKSF P0,05, sedangkan PKAF
tidak berbeda nyata P0,05 dengan PKSF maupun PKPF Lampiran 6.
0.00 500.00
1000.00 1500.00
2000.00 2500.00
3000.00 3500.00
PKAF PKPF
PKSF B
io m
assa gr
m 2
Jenis Pupuk
ab a
b
1.895,04
+
457,22
1.301,38
+
234,81 2.547,19
+
507,44
13
Tabel 3. Laju Pertumbuhan Biomassa Spesifik LPBS
Perlakuan Laju pertumbuhan bobot biomassa spesifik rata-rata hari ke-
0-10 0-20
0-30 0-40
PKAF 110,7 + 4,9
107,0 + 2,2
107,3 + 0,9
106,3
ab
+ 0,7
PKPF 115,8 +
1,0 109,6 +
1,5 108,7 +
0,6 107,1
a
+ 0,6
PKSF 097,9 + 13,1 103,3 +
2,0 105,7 +
0,6 105,2
b
+ 0,5
Keterangan: Huruf superscript di belakang nilai standar deviasi yang berbeda menunjukkan pengaruh perlakuan yang berbeda nyata P0,05
3.1.3. Jumlah Pupuk JP dan Konversi Pupuk KP