Pertumbuhan Dimensi Tanaman Cendana S. album.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pertumbuhan Dimensi Tanaman Cendana S. album.

Hasil penelitian orientasi dan informasi yang diberikan oleh Instituição Portuguesa Apoio ao Dezemvolvimento dan otoritas kehutanan Timor Leste menunjukkan ada tiga pola agroforestri yang saat ini dijadikan demplot percontohan di Desa Sanirin, Kecamatan Balibo, Kabupaten Bobonaro, Timor Leste. Tanaman cendana yang dibudidayakan pada tiga pola kombinasi tanaman tersebut terdiri dari demplot tanaman cendana yang tidak menggunakan inang dan demplot cendana yang menggunakan inang. Pola penanaman cendana pada sistem agroforestri tersebut terdiri atas kombinasi tanaman yang teratur dan mempunyai luasan yang hampir seragam. Layout pola-pola agroforestri yang dijadikan sebagai objek penelitian disajikan pada lampiran 4, 5 dan 6. Pertumbuhan tanaman cendana pada 3 tiga pola agroforestri tersebut berbeda-beda baik dari tinggi tanaman maupun diameternya. Rata-rata pertumbuhan dimensi tanaman cendana pada beberapa pola agroforestri tersebut disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 . Rata-rata pertumbuhan tanaman S. album pada 3 tiga pola agroforestri. No Pola Agroforestri Rata-rata Tinggi T Rata-rata Diameter cm Total cm Bebas cabang cm 1 AF 1 102,52 51,54 1,18 2 AF 2 126,46 64,55 1,46 3 AF 3 90,39 47,95 0,98 Keterangan : Pola AF1 : cendana, jati, mahoni, gaharu, jagung, gudekacang turis, labu. Pola AF2 : cendana, turi, jagung, gudekacang turis, labu. Pola AF3 : cendana, jati, mahoni, jagung, singkong. Pola agroforestri 3 AF 3 dengan kombinasi tanaman cendana, jati, mahoni, jagung dan singkong menunjukkan pertumbuhan dimensi tinggi dan diameter paling rendah dibandingkan dengan pola agroforestri yang lain. Rata-rata diameter tanaman cendana pada pola tersebut adalah 0,98 cm, sedangkan tinggi rata-rata tanaman cendana adalah 90,39 cm. Pola agroforestri AF 2 mempunyai nilai pertumbuhan yang paling baik dibandingkan dengan pola agroforestri yang lain. Pola AF 2 mempunyai parameter pertumbuhan tinggi dan diameter rata-rata yang paling baik dibandingkan dengan pola lain yaitu 126,46 cm untuk tingginya, sedangkan untuk dimensi diameternya sebesar 1,46 cm. Pertumbuhan tanaman pada masing-masing lokasi memiliki kecepatan yang berbeda-beda. Tanaman-tanaman yang masih muda akan memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat kemudian menurun seiring bertambahnya umur tanaman. Tanaman yang masih muda mempunyai sel-sel yang masih aktif membelah sehingga mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sedangkan pada tanaman yang sudah tua pembelahan sel menurun sehingga pertumbuhan akan menurun dan akhirnya berhenti. Secara teknis pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh benih bibit, perlakuan sejak di persemaian, penanaman, pemeliharaannya dan tempat tumbuh kesesuaian lahan. Perbedaan pertumbuhan tanaman cendana pada masing-masing pola juga dipengaruhi oleh adanya interaksi antar komponen tanaman. Interaksi yang positif pada pola agroforestri akan menghasilkan peningkatan produksi dari semua komponen tanaman yang ada pada pola tersebut, akan tetapi apabila bentuk interaksi yang terjadi adalah negatif maka peningkatan produksi salah satu jenis tanaman akan menyebabkan penurunan produksi tanaman yang lain Hairiah et al. 2002. Pertumbuhan tanaman pokok cendana yang paling baik pada pola AF 2 dibandingkan dengan pola yang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada pola tersebut bisa jadi disebabkan oleh masalah kesuburan lokal pada pola tersebut, kualitas bibit, kegiatan pemeliharaan dan interaksinya dengan tanaman inang dan tanaman tumpang sari yang dibudidayakan. Tanaman pokok cendana memperoleh tambahan unsur hara untuk pertumbuhan dari interaksi akar yang ada di dalam tanah. Pola agroforestri AF 3 menunjukkan tingkat pertumbuhan cendana yang paling rendah dibandingkan dengan pola agroforestri yang lain. Hal ini diduga karena tingkat kesuburan lokal dan teknik penanaman tanaman cendana tanpa inang. Pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh akar. Tanaman cendana merupakan tanaman semi parasit yang memerlukan tanaman inang dalam membantu penyerapan beberapa unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhannya Rahayu et al. 2002; Hermawan 1993; Hamzah 1976. Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan tanaman menurun adalah akibat adanya interaksi dengan tanaman lain yang merupakan implikasi dari kompetisi antar komponen tanaman dalam pola agroforestri yang dikembangkan. Kompetisi antar tanaman dalam pola agroforestri terjadi sebagai akibat adanya keterbatasan faktor pertumbuhan seperti air, unsur hara dan cahaya. Kekurangan unsur hara di suatu lahan mungkin saja terjadi karena kesuburan alami yang memang rendah, atau karena besarnya proses kehilangan hara pada lahan tersebut. Kehilangan unsur hara ini bisa terjadi karena proses pencucian leaching, penguapan dan bahkan bisa terjadi karena penggunaan yang berlebihan oleh jenis tanaman tertentu dalam pola agroforestri tersebut Rifai 2010.

5.2 Penutupan Tajuk