Garis proyeksi Timor Leste. Luas plot yang dijadikan objek penelitian memiliki luasan yang
seragam dengan jenis tanaman pokok cendana yang ditanam menggunakan pohon inang dan tanpa pohon inang. Tanaman inang yang digunakan adalah jenis
tanaman legum polong berupa tanaman turi Sesbania spp dan Gude atau kacang turis Cajanus cajan. Tinggi tanaman cendana diukur menggunakan
bantuan galah dan pita ukur, sedangkan diameter tanaman diukur menggunakan pita diameter phiband dan caliper. Pengukuran diameter dilakukan pada
ketinggian setinggi dada atau sekitar 10 cm dari permukaan tanah untuk semai. Panjang dan lebar tajuk diukur dengan pita meter pada tajuk tanaman
cendana yang diamati. Panjang tajuk merupakan tajuk terpanjang dari tanaman cendana yang diukur pada garis proyeksinya yang tegak lurus ke tanah. Lebar
tajuk yang diukur adalah tajuk terlebar dari tanaman cendana yang garis proyeksinya tegak lurus dengan garis imajiner dari proyeksi tajuk terpanjang yang
sudah diukur. Pengukuran dilakukan dengan cara berdiri disamping tanaman dan menarik
pita meter pada tajuk terpanjang dan hal yang sama dilakukan lagi pada tajuk terpendek pada arah proyeksi tajuk tanaman cendana. Ilustrasi proyeksi tajuk
pohon yang diukur disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Proyeksi tajuk pohon yang diukur
3.3.3 Pengukuran sifat fisik dan kimia tanah.
Pegukuran sifat fisik tanah dilakukan dengan menggunakan metode tanah tidak terusik dengan menggunakan ring tanah. Pengambilan contoh tanah untuk
penentuan sifat fisika tanah ini dilakukan pada masing-masing lokasi demplot Tajuk pohon
Batang pohon
Proyeksi tajuk Tajuk terlebar
Tajuk terpanjang
proyek percontohan agroforestri yang sudah ditentukan. Sifat fisika tanah yang diamati antara lain tekstur tanah, berat isi, ruang pori dan kadar air contoh tanah.
Cara pengambilan tanah utuh adalah sebagai berikut : a.
Lapisan tanah diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah.
b. Tanah di sekitar tabung digali dengan sekop.
c. Tanah dikerat dengan pisau sampai hampir mendekati bentuk tabung.
d. Tabung ditekan sampai 34 bagiannya masuk ke dalam tanah.
e. Tabung lainnya diletakkan tepat di atas tabung pertama, kemudian ditekan
kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm.
f. Tabung kedua dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah yang berlebihan
pada bagian atas dan bawah tabung dibersihkan. g.
Tabung ditutup dengan tutup plastik. Sifat kimia tanah seperti pH tanah, kandungan bahan organik, nitrogen, serta
unsur-unsur hara yang lain diamati dengan cara mengambil contoh tanah menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2004
yaitu sebagai berikut: a.
Titik pengambilan contoh tanah pada masing-masing petak pengamatan dilakukan secara sistematis dengan permulaan acak sebanyak 10 titik yang
tersebar merata pada lokasi yang dianggap mewakili. Penyebaran titik-titik pengambilan contoh tanah disajikan pada Gambar 3.
b. Permukaan tanah dibersihkan dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-sisa
tanaman atau bahan organik segar atau serasah. c.
Tanah dicangkul sedalam lapisan olah ±20 cm, kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop atau
cangkul. Berat contoh tanah yang diambil adalah 500 gram dari setiap petak pengamatan.
d. Contoh tanah individu tersebut 10-15 contoh dicampur dan diaduk dalam
satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian diambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik ini merupakan contoh tanah
komposit.
e. Contoh tanah komposit diberi label yang berisi keterangan: tanggal dan kode
pengambilan nama pengambil, nomor contoh tanah, lokasi desakecamatankabupaten, dan kedalaman contoh tanah.
3.3.4 Pengumpulan data sekunder.