Al- Qur’an, nama fungsi dan

cara yang berbeda dengan kecenderungan-nya terhadap sesuatu yang ada disekelilingnya. Berdasarkan hal ini maka solusi atas kepribadian dan pemben-tukannya hanya dengan cara mewujudkan satu kaedah yang sama bagi aqliyah dan nafsiyahnya. Yaitu menjadikan kaedah yang sama, baik yang dijadikan sebagai tolok ukur tatkala menyatukan informasi dengan faktarealita, maupun yang dijadikan sebagai asas penggabungan antara berbagai dorongan dengan mafahim. Dengan cara pembentukan kepribadian syakhshiyah seperti itu yaitu berlandaskan pada satu kaedah dan tolok ukur yang sama akan terbentuk kepribadian yang istimewa.

3. Al- Qur’an, nama fungsi dan

kecintannya Penjelasan: AL-Qur’an merupakan sumber hukum islam yang paling utama. Menurut bahasa Al-qur’an artinya bacaan atau yang dibaca, sedangkan menurut istilah Al-quran ialah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril yang merupakan mukjizat, yang berisi tentang petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia dan yang membacanya merupakan ibadah. Fungsi Al-qur’an 1. Sebagai sumber ajaranhukum islam yang utama 2. Sebagai petunjuk bagi manusia 3. Sebagai peringatan dan penyejuk 4. sebagai informasi dan konfirmasi terhadap hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh akal 5. Sebagai pemisah antara yang hak dan yang batil. Kecintaan terhadap Al-Quran juga bisa dikatakan kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah membaca al Qur`an dengan khusyu’ dan berusaha memahaminya. Sehingga tidak mengherankan, apabila kedekatan dengan al Qur`an merupakan perwujudan ibadah yang bisa mendatangkan cinta Allah. Para salafush-shalih, ketika membaca al Qur`an, mereka sangat menghayati makna ini. Sehingga ketika membaca al Qur`an, seolah-olah seperti seorang perantau yang sedang membaca sebuah surat dari kekasihnya. Al Hasan al Basri berkata,”Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap al Qur`an adalah surat-surat dari Rabb mereka. Pada malam hari, mereka selalu merenunginya, dan akan berusaha mencarinya pada siang hari.”[1] Seandainya kita berpikir, sungguh ini merupakan keistimewaan yang luar biasa. Allah Yang Maha Besar, Maha Tinggi, Raja Diraja, mengkhususkan khitab pembicaraan dan kalamNya untuk manusia yang penuh dengan kelemahan ini. Allah memberikan kepada mereka kemuliaan untuk berbicara, berkomunikasi denganNya. Al Imam Ibnul Jauzi berkata,”Seseorang yang membaca al Qur`an, hendaknya melihat bagaimana Allah berlemah-lembut kepada makhlukNya dalam menyampaikan makna perkataanNya ke pemahaman mereka. Dan hendakya ia menyadari, apa yang ia baca bukan perkataan manusia. Hendaknya ia menyadari keagungan Dzat yang mengucapkannya, dan hendaknya ia merenungi perkataanNya.”[2] Ibnu Shalah berkata,”Membaca al Qur`an merupakan sebuah kemuliaan yang Allah berikan kepada hambaNya. Dan terdapat dalam riwayat, bahwa para malaikat tidak mendapat kemuliaan ini, tetapi mereka sangat antusias untuk mendengarkannya dari manusia.”[3] Kemuliaan ini akan lebih sempurna apabila disertai keikhlasan. Karena ikhlas -sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Nawawi- merupakan kewajiban utama bagi pembaca al Qur`an. Dan seharusnya ia menyadari, bahwa dirinya sedang bermunajat kepada Allah.[4]. 4. As sunnah pengertian dan perbedaan dengan al hadist Penjelasan: As Sunnah dalam bahasa Arab berarti tradisi, kebiasaan, adat istiadat. Dalam terminologi Islam, sunnah adalah segala perbuatan, perkataan dan segala yang diizinkan Nabi Muhammad, yaitu af’ alu, aqwalu dan taqriru. Al Hadist adalah Hadits merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-qur’an. Hadis ialah segala bentuk tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan taqrir nya Nabi.

5. Hukum islam, pengertian hukum