Kelembagaan Tingkat Petani Sebagai Aturan Main

55 Dari Tabel 13 dapat terlihat bahwa gambir bukan merupakan komoditas utama yang diusahakan oleh anggota kelompok tani di Kabupaten Lima Puluh Kota. Oleh karena itu dibawah ini akan dipaparkan hasil penelitian terhadap 4 Kelompok Tani yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. 1. Kelompok Tani Langgang Saiyo Kelompok Tani Langgang Saiyo merupakan salah satu kelompok tani yang berada di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kelompok tani berdiri pada tahun 2007 dengan jumlah anggota 30 orang dan merupakan kelompok tani dalam kelas kelompok lanjut. Anggota kelompok tani Langgang Saiyo merupakan kelompok tani yang bergerak pada kegiatan usahatani padi sawah, gambir dan karet. Kelompok Tani Langgang Saiyo adalah salah satu kelompok tani yang mendapatkan sertifkat mutu gambir dengan nomor pengujian 1620UVII2013. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kelompok tani ini merupakan salah satu kelompok tani penerima bantuan alat pengolahan gambir dari Dinas Koperasi dan Perdagangan. Pemberian bantuan peralatan tersebut diharapkan mampu membantu petani dalam kegiatan pengolahan gambir. Akan tetapi pemanfaatan bantuan peralatan dari pemerintah cenderung terbatas bila tidak dilakukan perombakan ulang pada bantuan tersebut. Oleh karena itu, untuk dapat dimanfaatkan oleh anggota, kelompok tani ini melakukan perombakan ulang terhadap peralatan yang telah diperbantukan pemerintah. Peran kelompok tani tehadap anggotanya masih terbatas pada kegiatan on farm dan pengolahan hanya pelatihan dengan peserta terbatas, sedangkan untuk kegiatan pemasaran ditemukan adaya ketergantungan yang kuat antara petani anggota dengan pedagang akibat belum mampunya kelompok tani untuk berkontribusi dalam bidang pemasaran gambir. Kendala utama yang dihadapi kelompok berkaitan dengan modal dan kemampuan dalam melakukan pemasaran gambir yang cenderung sulit akibat tertutupnya pasar gambir. 2. Kelompok Tani Sago Karya Kelompok Tani Sago Karya merupakan kelompok tani yang berdiri pada tahun 2003 dan berada di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kelompok tani ini memiliki 20 anggota dan mengelola tanah nagari dengan sistem pengolahan dan pemasaran secara bersama. Dari hasil penelitian diketahui bahwa masing-masing anggota kelompok tani juga memiliki lahan gambir tersendiri diluar lahan gambir kelompok. Kelompok tani ini merupakan salah satu kelompok tani penerima bantuan alat pengolahan gambir. Bantuan peralatan tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam kegiatan pengolahan gambir. Sama halnya dengan kelompok tani sebelumnya, dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan bantuan peralatan tersebut cenderung terbatas bila tidak dilakukan penyesuaian ulang oleh kelompok tani berupa modifikasi bantuan. Kegiatan pemasaran yang dilakukan kelompok tani ini sangat bergantung pada pedagang perantara yaitu pedagang pengumpul. Hasil penelitian menunjukkan, meskipun petani melakukan kegiatan pemeliharaan lahan nagari secara bersama dan pengolahaan gambir secara bersama disatu rumah kempa serta kegiatan pemasaran hasil kempaan gambir kelompok secara bersama, akan tetapi belum mampu untuk memperkuat posisi tawar petani gambir yang menjadi anggota kelompok tani. Hal ini disebabkan tidak tersedianya informasi pasar, 56 sehingga kelompok tani cenderung sulit untuk turut serta dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran yang lebih menguntungkan. 3. Kelompok Tani Koto Jaya Kelompok Tani Koto Jaya merupakan salah satu kelompok tani yang berada di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kelompok tani ini berdiri pada tahun 2006. Anggota Kelompok Tani Koto Jaya merupakan kelompok tani yang bergerak pada kegiatan usahatani gambir dan karet. Kelompok tani ini merupakan salah satu kelompok tani yang menerima kegiatan pelatihan dan penerima bantuan alat pengolahan gambir. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kelompok tani ini tehadap anggotanya masih terbatas pada kegiatan on farm. Sedangkan untuk kegiatan pengolahan dan pemasaran kelompok belum menunjukkan perannya. Bahkan di pemasaran ditemukan adaya kesulitan kelompok tani untuk memasuki area perdagangan gambir dan hanya bisa berkontribusi dalam perbaikan kualitas. Hal ini disebabkan tertutupnya pasar gambir. 4. Kelompok Tani Lubuak Tampuih Kelompok tani ini berada di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota yang berdiri pada tahun 2005. Komoditas unggulan kelompok tani ini adalah gambir dan karet. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan kelompok tani ini hanya bergerak dalam kegiatan rutin seperti rapat kelompok, arisan mengolah lahan atau yang biasa disebut “serikat” atau “kongsi”. Sedangkan untuk kegiatan pemasaran, kelompok tani ini belum bergerak ke arah tersebut meskipun kelas kelompok tani ini sudah masuk dalam kelompok tani dengan kelas kelompok lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelemahan terbesar dalam melakukan pengembangan kelembagaan tingkat petani untuk mendukung pemasaran gambir terletak pada kurang mampunya manajemen kelompok dan kesulitan dalam memperoleh pasar baru atau pasar diluar pasar yang telah tersedia. 6 ANALISIS PERAN KELEMBAGAAN DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN GAMBIR DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Identifikasi Struktur Pasar Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota Analisis ini dilakukan secara kualitatif dengan mendeskripsikan berbagai faktor-faktor utama pembentuk struktur pasar. Struktur pasar gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota secara kualitatif dilihat dengan faktor jumlah pembeli dan penjual, sifat produk dari sudut pandang pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar serta informasi mengenai harga gambir di pasar. Faktor jumlah pembeli dan penjual berkaitan dengan membandingkan jumlah partisipan di dalam pasar. Dalam penelitian ini, partisipan yang akan 3 bandingkan terdiri atas 5 level, yaitu petani, penyalur, pedagang pengumpul, pedagang besar dan eksportir. Dari Tabel 14 dapat dilihat adanya ketidakseimbangan antara jumlah petani gambir dengan jumlah pedagang. Jumlah petani sebagai penjual relatif banyak dan tidak sebanding dengan jumlah pedagang sebagai pembeli yang relatif sedikit, sehingga menyebabkan struktur