Integrasi Lahan Rawan Konversi dengan Pola Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Lahan Tahun 2007 dan 2014 Perubahan penggunaan lahan adalah perubahan penggunaan atau aktivitas terhadap suatu lahan yang berbeda dari aktivitas sebelumnya, baik untuk tujuan komersial maupun industri Munibah 2008. Perubahan penggunaan lahan yang banyak terjadi yaitu perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi penggunaan permukiman. Perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke permukiman bersifat tidak dapat balik, karena untuk mengembalikannya membutuhkan modal yang sangat besar. Persentase dan luas perubahan lahan dari tahun 2007 dan 2014 disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Perubahan Penggunaan Lahan Periode Tahun 2007 dan 2014. No Landuse Luas Ha Perubahan Ha Persentase 2007 2014 1 Hutan 97,8 39,9 -57,8 -2,81 2 Kebun Campuran 28,7 39,3 10,6 0,51 3 Ladang 29,8 58,8 28,9 1,41 4 Lahan Terbangun 97,1 97,4 0,3 0,01 5 Lahan Terbuka 65,3 23,9 -41,3 -2,01 6 Pemukiman 416,6 542,4 125,7 6,10 7 Sawah 1.306,8 1.238,3 -68,5 -3,33 8 Tubuh air 17,3 19,5 2,2 0,11 Sumber : Diolah Langsung 2014 Dari hasil data spasial penggunaan lahan tahun 2007 dan 2014, penggunaan lahan di Kecamatan Tarogong Kidul didominasi oleh sawah dengan luas 60,12 persen dari luas administrasi wilayah. Dari hasil identifikasi penggunaan lahan di Kecamatan Tarogong Kidul dalam kurun waktu 7 tahun, yaitu pada tahun 2007 dan 2014 menunjukkan penurunan beberapa luas penggunaan lahan. Penurunan luas terjadi pada hutan sebesar 57,8 hektar 2,81 persen. Penurunan tertinggi kedua terjadi pada sawah sebesar 68,5 hektar 3,33 persen. Rata-rata laju perubahan lahan sawah sebesar 9,7 hath. Penambahan luas penggunaan lahan terjadi pada pemukiman, dengan penambahan luas yang cukup signifikan yaitu 125,7 hektar 6,10 persen. Secara spasial penggunaan lahan pada tahun 2007 dan 2014 disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Tarogong Kidul Tahun 2007 dan 2014 Pemukiman menyebar luas di Kelurahan Sukagalih, Desa Haurpanggung, Kelurahan Pataruman, Desa Jayaraga dan Desa Tarogong. Sebaran pemukiman menyebar di bagian utara dan timur Kecamatan Tarogong Kidul. Sebaran Ini terjadi karena bagian utara dan timur Kecamatan Tarogong Kidul berbatasan dengan Garut Kota dimana lokasi tersebut merupakan pusat kegiatan dan perekonomian, sehingga penggunaan lahan sebagian besar di dominasi oleh penggunaan pemukiman. Selama rentang waktu 7 tahun, Kecamatan Tarogong Kidul berkembang sebagai wilayah penyangga di Kabupaten Garut, hal ini mengakibatkan perkembangan pembangunan lahan terbangun menjadi semakin tinggi, sehingga luas ruang terbuka hijau seperti sawah, ladang, dan lahan terbuka menjadi semakin berkurang. Analisa Penggunaan Lahan Pada Sempadan Jalan Persebaran penggunaan lahan di Kecamatan Tarogong Kidul dipengaruhi oleh infrastruktur jalan. Dari data spasial penggunaan lahan, sebaran pemukiman menyebar di dekat jalan. Berdasarkan status jalan, terdapat 3 jenis jalan yang berada di Kecamatan Tarogong Kidul, yaitu jalan lokal, kabupaten, dan provinsi. Luas sawah dan pemukiman berdasarkan sempadan status jalan 100 meter disajikan pada Tabel 10.