2.7 Kerangka konseptual
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah total aktiva, net profitmargin, operating profit margin, return on asset, sedangkan
variabel dependen atau variabel terikatnya adalah manajemen laba. Laba yang dilaporkan merupakan signalmengenai laba di masa yang akan
datang. Oleh karena itu pengguna laporan keuangan dapat membuat prediksi atas laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan signal yang disediakan
oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Selain itu manajemen laba adalah suatu signaling technique yang dimaksudkan untuk menyediakan signal bagi
pembuatan prediksi lebih akurat. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian
terdahulu, return on asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap manajemen laba, semakin tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam
memperoleh keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga
mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Net profit margin memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba, penyebabnya
adalah karena net profit margin merupakan ukuran dilematis, perusahaan akan dihadapkan dengan dilema pilihan antara kepentingan investor dan kepentingan
lain seperti pajak. Maka kecendrungan adanya keterikatan perusahaan dengan pihak investor, sehingga jika perusahaan menstrukturisasi transaksi-transaksi
untuk mengubah laporan keuangan untuk menyimpangkan beberapa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan stakeholders mengenai kinerja
ekonomis perusahaan untuk menurunkan net profit margin maka akan disatu sisi berdampak baik pada pajak perusahaan tapi disisi lain berdampak buruk terhadap
kinerja perusahaan. Total aktiva dan operating profit margin merupakan variabel yang berbeda dan pengembangan dari penelitian terdahulu. Total aktiva
merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan. Total aktiva menunjukkan kemampuan dari dana
yang ditanamkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode tertentu. Semakin tinggi total aktiva menunjukkan semakin efisien dana yang tertanam
diperusahaan. Operating profit margin selisih antara net margin rasio rasio laba bersih dengan penjualan dengan 100 menunjukkan persentase yang tersisa
untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi. Operating profit margin menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik, karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi yang tersedia untuk laba kecil.
Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor
harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis