PENCITRAAN PARIWISATA INDONESIA DALAM IKLAN VISITINDONESIA( Analisis Semiotik Dalam Iklan Visit Indonesia New Commercial 2008/2009Versi “Butterfly” )

PENCITRAAN PARIWISATA INDONESIA DALAM IKLAN
VISITINDONESIA( Analisis Semiotik Dalam Iklan Visit Indonesia New
Commercial 20082009Versi “Butterfly” )
Oleh: MUHAMMAD FIRMAN KURNIAWAN ( 05220119 )
Communication Science
Dibuat: 2010-05-15 , dengan 5 file(s).

Keywords: Pencitraan, Iklan
ABSTRAK
_______________________________________
Pembentukan citra sebagai “wilayah kerja PR” merupakan hal yang sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kesan personal, perusahaan bahkan negara sekalipun. Pembentukan citra
dapat di lakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan produk televisi yang cukup efektif
yaitu melalui iklan audio visual. Bukan hanya PR perusahaan, PR pemerintah ataupun dinas
yang terkait seperti Depbudpar(Departemen Budaya Dan Pariwisata) ingin mencitrakan
pariwisata Indonesia baik di mata masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internsional melalui
iklan. Program Program Visit Indonesia Year 2008 telah meluncurkan salah satu produk
pemasarannya yaitu berbentuk iklan TV atau iklan audio visual yang ditayangkan dibeberapa
stasiun televisi swasta terkenal di luar negeri. Strategi melalui iklan tersebut diharapkan dapat
mencitrakan kondisi pariwisata Indonesia yang unik dan budaya yang beragam sesuai slogan dari
program Visit Indonesia yaitu “Ultimate In Diversity”. Tujuan utama dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui bagaimana pencitraan pariwisata Indonesia yang dibentuk dalam iklan televisi
tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-interpretatif dengan
menggunakan pendekatan konstruktivitisme. Metode dan pendekatan ini digunakan untuk
melihat dan menginterpretasikan tanda-tanda yang menunjukkan citra pariwisata Indonesia
melalui iklan pariwisata Indonesia.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotik model Roland Barthes dan
Levi Strauss, dengan obyek penelitian adalah iklan televisi VISIT INDONESIA New
Commercial 2008-2009 Versi “Butterfly” yang ditayangkan di beberapa stasiun TV luar negeri.
Peneliti menganalisis beberapa unit analisis meliputi bahasa penampilan (ekspresi dan akting),
bahasa komposisi (visual), bahasa karakter angle kamera dan audio yang terfokus pada voice
over. Berbagai unit analisis ini kemudian diinterpretasikan kealam dua tingkatan makna yaitu
denotasi dan konotasi serta pemaknaan melalui oposisi biner. Dengan interpretasi dan
pemaknaan tersebut peneliti dapat mengetahui dan mendeskripsikan pencitraan pariwisata seperti
apa yang di tunjukkan oleh iklan tersebut.
Berdasarkan hasil analisis dari unit-unit analisis yang ada dalam iklan tersebut, peneliti
kemudian memperoleh kesimpulan. Kesimpulannya adalah pencitraan pariwisata Indonesia yang
ditunjukkan dalam iklan tersebut masih terkesan ambigu antara penggambaran pariwisata
tradisional dan modern. Selain itu peneliti juga menemukan kesan lain yang menggambarkan
pariwisata Indonesia yang tidak percaya diri karena menampilkan simbol-simbol kebudayaan

tradisional yang terkesan dipaksakan dengan pengaruh modernisasi dan westernisasi serta
dominasi pariwisata Bali untuk ditonjolkan. Beberapa kesan tersebut akhirnya mengerucutkan
bahwa pencitraan yang ditampilkan dalam iklan tersebut menunjukkan bahwa pariwisata

Indonesia sedang mengalami adanya krisis identitas.

Abstract
________________________________________
Image making as “Public Relation work area” is an important thing in its influence to personal
impression, company, even country. Image making could be done with various way, one of them
was television product which was effective, through audio visual commercial. Not only
Company Public Relations, Government Public Relations or related institution like Culture and
Tourism Department wanted to create a good image for Indonesia tourism whether in Indonesia
society’s view or international view through commercial. Visit Indonesia Year 2008 porgram
had launhed one of the marketing product, formed in television commercial or audio visual
commercial published in several private foreign television station. The commercial strategy was
hoped to create a good image about Indonesia’s tourism condition which had unique view and
various culture fit with Visit Indoensia program tagline: “Ultimate in Diversity”. The research
purposes was to find out about image making of Indonesia Tourism in the television commercial.
Method used in the research was qualitative-interpretative using constructivism approach.

Method and approach was used to see and interpret the sign showed Indonesia’s tourism image
through Indonesia’s tourism commercial.
Analysis used in the research was semiotic method model from Roland Barthes and Levi Strauss,
with resarch object: VISIT INDONESIA New Commercial 2008-2009 “Butterfly” version
commercial viewed in several foreign private television station. The researcher analyzed several
analytical unit including performance language (expression and acting), composition language
(visual), camera angle character and audio focused on voice over. Various analytical unit
interpreted into two meaning level, they were denotation and conotation and meaning from
binary oposition. With the interpretation, the researcher would find and describe the tourism
image showed by the commercial.
According to analytical result and analytical units in the commercial, the writer found
conclusion. The conclusion was Indonesia tourism image showed in the commercial was still
ambiguous between traditional and modern description. Beside, the writer also found another
image showed that Indonesia tourism had lack of confidence since presented traditional culture
symbols forced to be combined with modernization and westernization influence and also
focused on Bali tourism domination. The impression showed that Indonesia tourism was on
identity crisis.