JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 11, No. 3 Desember 2013
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Dasar
Penelitian ini dianalisis dengan metode analisis deskriptif dalam bentuk studi kasus. Metode survai deskriptif merupakan metode penelitian yang mengambil sampel
dari suatu populasi dengan wawancara sebagai alat pengumpulan data. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya diolah dan dipaparkan secara deskriptif dan dianalisis
untuk menguji hipotesis Riduwan, 2008. Adapun pendekatan studi kasus dimaksudkan untuk memperoleh informasi
yang lebih rinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh, termasuk lingkungan internal dan eksternal yang
mempengaruhinya Nazir, 2005.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan peneliti bahwa
yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah salah satu Kecamatan yang masuk dalam urutan 5 besar rata-rata produksi padi tertinggi dari 19 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Grobogan. Purwodadi menjadi Kecamatan 3 besar yang memiliki rata-rata produksi padi tertinggi di Kabupaten Grobogan, sehingga Kecamatan Purwodadi
menjadi pilihan peneliti untuk dijadikan lokasi penelitian ini. Rata-rata produksi padi di 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Rata-rata Produksi Padi di 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010.
Kecamatan Rata-rata Produksi
1. Kradenan 2. Gabus
3. Purwodadi 4. Tanggungharjo
5. Karang Rayung ---KwHa---
68,90 68,30
66,26 64,25
63,97
Sumber : Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2011 Data pada Tabel 3.1. menjelaskan bahwa Kecamatan Purwodadi memiliki rata-
rata produksi tertinggi nomor 3 dari 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan. Selanjutnya penentuan lokasi berdasarkan usaha ternak sapi potong tidak didasarkan
pertimbangan besaran atau jumlah sapi tertinggi, namun hanya didasarkan pada ada tidaknya usaha sapi potong yang dijadikan sebagai usaha sampingan di luar usahatani
di daerah penelitian yang sudah ditentukan. Setiap Kecamatan di Kabupaten
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 11, No. 3 Desember 2013 Grobogan mempunyai usaha sapi potong yang dijadikan sebagai usaha sampingan di
luar usahataninya dan menjadi salah satu sumber pendapatan untuk keluarga petani. Jumlah ternak Sapi potong di 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 dapat
dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Jumlah Ternak Sapi Potong di 5 Kecamatan di Kabupaten
Grobogan Tahun 2010 No.
Kecamatan Jumlah Ternak Sapi Potong
1. 2.
3. 4.
5. Kradenan
Gabus Purwodadi
Tanggungharjo Karang Rayung
---ekor--- 16.112
20.981 12.744
409 1.249
Sumber : Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2011 Data pada Tabel 3.2. menjelaskan bahwa jumlah ternak sapi potong terbesar di
Kabupaten Grobogan adalah terdapat di Kecamatan Gabus yaitu 20.981 ekor. Di Kecamatan Purwodadi memiliki jumlah ternak sapi potong sebesar 12.744. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2012.
3.3. Jenis dan Sumber Data