49
1999 dalam Sitepu 2008 menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan
komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring,
sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar
untuk mengungkapkannya. 4. Kepemilikan Manajemen
Mehran 1992 dalam Rosmasita 2007 mengartikan kepemilikan
manajemen sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen.
Kepemilikan manjamen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah saham yang
dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direktur. Semakin besar kepemilikan
manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam
memaksimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi
sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus
mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut Gray, et. al., 1998.
5. Leverage
Rasio Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang
saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur
modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya
suatu hutang.
Tambahan informasi seperti informasi sosial diperlukan untuk menghilangkan
keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai
kreditur Meek, et.al 1995 dalam Sulastini 2007. Oleh karena itu perusahaan dengan
rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan
yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.
Berdasarkan konseptual dan teori di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi
hubungan antara variable independen dengan variable dependen. Size perusahaan
diukur melalui total aktivanya. Apabila jumlah aktivanya besar maka perusahaan
tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Semakin besar perusahaan maka semakin
luas pengungkapan sosialnya. Profitabilitas diukur dengan Return On Asset ROA.
Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan
informasi sosialnya.
Ukuran dewan komisaris dihitung dengan melihat jumlah anggota dewan
komisaris dalam perusahaan. Semalin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka
akan semakin mudah mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan semakin
efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan sosial, maka tekanan terhadap manajemen
juga akan semakin besar untuk mengungkapnya.
Kepemilikan Manajemen diukur melalui persentase kepemilikan manajemen
dalam perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen, maka semakin
besar juga pengungkapan sosialnya. Leverage ditunjukkan melalui Debt to
Equity Ratio DER, semakin tinggi leverage
maka semakin besar juga pengungkapan sosialnya.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendownload
melalui website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dengan mengunduh laporan
keuangan tahunan tahun 2006-2008 dan data dari ICMD Indonesian Capital
Market Directory 2008.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2006 – 2008 sejumlah 151 perusahaan. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling,
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Jumlah seluruh
sampel dalam penelitian ini selama tiga tahun amatan adalah sebanyak 45 unit
analisis 15 x 3 setelah memenuhi kriteria berikut ini:
a. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan
keuangan tahunan periode 2006-2008 dan telah mempublikasikannya beturut-turut,
b.Informasi pengungkapan sosial diungkapkan pada laporan tahunan
perusahaan yang bersangkutan selama periode 2006-2008.
50
HASIL Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier
berganda dengan bantuan software SPSS for windows. Penggunaan metode analisis
regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut
memenuhi asumsi klasik atau tidak. 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Hasil analisis dengan
menggunakan Berdasarkan hasil uji statistik dengan model kolmogorov-smirnov dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,606 0,05. 2 Uji Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar
variabel independen dalam model regresi. Jika pada model terjadi multikolinieritas,
maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak
terhingga. Menurut Nugroho 2005:58, deteksi multikolinieritas pada suatu model
dapat dilihat, yaitu jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10
dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolinieritas. Output SPSS untuk VIF menunjukkan masing-masing variabel
independen memiliki nilai VIF 1.831, 1.498, 1.366, 1.377, dan 1.661, sedangkan
untuk tolerance memiliki nilai 0.546, 0.667, 0.732, 0.726, dan 0.602. hal ini
mengindikasikan tidak terjadi multikolineritas karena telah memenuhi
syarat uji multikolineritas yaitu nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak
kurang dari 0.10.
3. Uji Heteroskedastisitas