Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1

DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE)

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH:

NAMA : TENGKU SITI SANDRA NIM : 060503171

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agusutus 2010 Yang membuat pernyataan,

Tengku Siti Sandra NIM: 060503171


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa do’a, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Plt. Ketua Departemen Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Plt. Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar, M.M, Ak. selaku dosen penguji I dan Bapak Drs. Wahidin Yasin, M.Si, Ak. selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan arahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Ayah saya, Tengku Riza Chazali, dan ibu saya, Wasilah, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi, dan doanya kepada saya.

Saya menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2010 Penulis,

Tengku Siti Sandra NIM: 060503171


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan yaitu ukuran ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan tingkat leverage baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan data yang digunakan berupa laporan tahunan yang berjumlah 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2008 dan situs adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Nilai Adjusted R Square adalah 0,693 mengindikasikan bahwa 69,3% pengungkapan sosial perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 30,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of corporate characteristics, consist of company size, profitability, size of board of commissioner, management ownership and leverage either partially or simultaneously toward corporate social responsibility disclosure in manufacture firms on BEI.

This research is classified as causal research and data used are in form of annual reports from 15 companies used as sample listed in BEI during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2008 and from the website collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.

The result of research show that size of board of commissioner have significant effect to corporate social responsibility disclosure, while company size, profitability, management ownership and leverage have insignificant effect to corporate social responsibility disclosure. Adjusted R Square that shows value 0,693 indicates that 69,3% turning in corporate social responsibility disclosure can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 30,7% determined by other factors which not include in this research. Key Words: corporate characteristic, corporate social responsibility


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 6

2. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 8

3. Pelaporan Informasi Sosial Perusahaan ... 12

4. Karakteristik perusahaan dalam Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 14


(8)

a. Size Perusahaan ... 15

b. Profitabilitas ... 16

c. Ukuran Dewan Komisaris ... 17

d. Kepemilikan Manajemen ... 18

e. Leverage ... 19

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

C. Kerangka Konseptual ... 22

D. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

D. Metode Pengumpulan Data ... 30

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

F. Metode Analisis Data ... 33

1. Uji Asumsi Klasik ... 33

2. Analisis Statistik untuk Pengujian Hipotesis ... 35

G. Jadwal Penelitian ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 38


(9)

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 38

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 40

a. Uji Normalitas Data ... 40

b. Uji Multikolinieritas ... 43

c. Uji Heteroskedastisitas ... 44

d. Uji Autokorelasi ... 45

3. Pengujian Hipotesis ... 46

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 48

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 53

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(10)

DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 3.1 Proses Penentuan Sampel Perusahaan ... 26

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 37

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 46

Tabel 4.5 Model Summary ... 47

Tabel 4.6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 48

Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 48


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot ... 42

Gambar 4.2 Grafik Histogram ... 42


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Daftar Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .. 62

Lampiran ii Daftar Sampel Perusahaan ... 66

Lampiran iii Data Size Perusahaan ... 67

Lampiran iv Data Ukuran Dewan Komisaris ... 68

Lampiran v Data Return On Assets ... 69

Lampiran vi Data Kepemilikan Manajemen ... 70

Lampiran vii Data Leverage ... 71

Lampiran viii Data Indeks Pengungkapan Sosial 2006 ... 72

Lampiran ix Data Indeks Pengungkapan Sosial 2007 ... 73

Lampiran x Data Indeks Pengungkapan Sosial 2008 ... 74

Lampiran xi Statistik Deskriptif ... 75

Lampiran xii Hasil Uji Normalitas ... 76

Lampiran xiii Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

Lampiran xiv Hasil Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi ... 79


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah karakteristik perusahaan yaitu ukuran ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan tingkat leverage baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan data yang digunakan berupa laporan tahunan yang berjumlah 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2008. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data eksternal, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directroy (ICMD) 2008 dan situs adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan manajemen dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Nilai Adjusted R Square adalah 0,693 mengindikasikan bahwa 69,3% pengungkapan sosial perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya 30,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the influence of corporate characteristics, consist of company size, profitability, size of board of commissioner, management ownership and leverage either partially or simultaneously toward corporate social responsibility disclosure in manufacture firms on BEI.

This research is classified as causal research and data used are in form of annual reports from 15 companies used as sample listed in BEI during 2006 to 2008. The sample selection using purposive sampling method. This research utilizes external data; those are taken from Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2008 and from the website collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. The statistic method that’s used in multiple regressions analyzes.

The result of research show that size of board of commissioner have significant effect to corporate social responsibility disclosure, while company size, profitability, management ownership and leverage have insignificant effect to corporate social responsibility disclosure. Adjusted R Square that shows value 0,693 indicates that 69,3% turning in corporate social responsibility disclosure can be determined by the independent variable in this research, meanwhile, the reminder 30,7% determined by other factors which not include in this research. Key Words: corporate characteristic, corporate social responsibility


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu isu menarik dalam dunia bisnis dan pasar modal adalah mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement). Isu pengungkapan laporan keuangan menjadi begitu menarik karena merupakan faktor signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan sarana akuntabilitas publik. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. dan salah satu sumber informasi yang penting bagi investor di samping informasi lain, seperti informasi industri, kondisi perusahaan, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.

Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal (Na’im dan Rakhman, 2000), sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan ekploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam.

Banyak aksi protes yang dilakukan oleh elemen stakeholders kepada manajemen perusahaan, mereka menuntut keadilan terhadap kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan perusahaan. Di lain pihak


(16)

banyak masyarakat yang protes atas pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dilepas ke lingkungan, sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya. Untuk itu masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya. Sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan untuk mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi.

Perusahaan dituntut untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Sejauh ini perkembangan akuntansi konvensional (mainstream

accounting) telah banyak di kritik karena tidak dapat mengakomodir kepentingan

masyarakat secara luas, sehingga muncul konsep akuntansi baru yang disebut sebagai Social Responsibility Accounting (SRA) atau Akuntansi

Pertanggungjawaban Sosial. Tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen, masyarakat, dan lingkungan. Selama ini produk akuntansi dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham, kini paradigma tersebut diperluas menjadi pertanggungjawaban kepada seluruh stakeholders.

Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka akan memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang


(17)

dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut.

Penelitian mengenai pengungkapan sosial ini telah dilakukan oleh Rosmasita (2007) yang menguji pengaruh kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur selama periode 2004-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan tarhadap pengungkapan sosial.

Penelitian lain dilakukan oleh Sulastini (2007) yang menguji pengaruh size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile pada perusahaan manufaktur periode 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Sitepu (2009) menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat

leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas pada perusahaan

manufaktur periode 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya ukuran dewan komisaris yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan diatas, terdapat keanekaragaman hasil-hasil dari penelitian tersebut. Hal ini mendorong peneliti


(18)

untuk melakukan pengujian kembali atas karakteristik perusahaan apakah berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dengan mereplikasi penelitian dari Sitepu (2009) dan menambahkan variabel kepemilikan manajemen dalam penelitian karena dianggap memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sebagai unit analisis penelitian karena perusahaan manufaktur memiliki kontribusi terbesar dalam menimbulkan masalah-masalah sosial seperti polusi, keamanan produk dan tenaga kerja.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sosial (social disclosure) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah karakteristik perusahaan (size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage) berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur? 2. Apakah karakteristik perusahaan (size peruahaan, profitabilitas, ukuran

dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage) berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan (size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan

leverage) secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan

manufaktur,

2. untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan (size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan

leverage) secara parsial terhadap pengungkapan sosial perusahaan

manufaktur.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak.

1. Bagi Peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada.

2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoritis

1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi disekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari masyarakat (konsumen) sehingga hal yang wajar jika masyarakat mempunyai harapan tertentu terhadap perusahaan.

Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level yaitu: basic

responsibility, organization responsibility, dan sociental responses.

a. Basic Responsibility (BR)

Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.

b. Organization responsibility (OR)

Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan “Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya.


(21)

c. Sociental Responses (SR)

Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. Ebert (2003) mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate

social responsibility) sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan

komitmen-komitmennya terhadap kelompok-kelompok dan individual-individual dalam lingkungan perusahaan tersebut, termasuk didalamnya adalah pelanggan, perusahaan-perusahaan lain, para karyawan, dan investor. CSR memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di bidang hukum (Darwin, 2004). Dalam kemajuan industri sekarang, tekanan masyarakat kepada perusahaan agar mereka melakukan pembenahan sistem operasi perusahaan menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap sosial sangat kuat, perkembangan tekhnologi dan industri yang pesat dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar.

Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.


(22)

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari corporate social responsibility (CSR).

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

a. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Hackston dan Milne (1996), tanggung jawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social reporting atau social disclosure merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi dalam hal ini perusahaan, di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham.


(23)

Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputusan investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan informasi yang tidak hanya informasi tambahan tapi informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kulitatif yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki nilai informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi, dan tindakan apa yang akan diambil oleh manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan.

Menurut Gray et. al (1995) ada dua pendekatan yang secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang


(24)

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et, al (1995) dalam Sulastini (2007) menyebutkan ada tiga studi yaitu : decision-usefulness study, economic

theory study, dan social and political theory studies.

a. Decision-usefulness study

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan bahwa informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis, banker, dan pihak lain yang terlibat. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan berada pada posisi moderately important.

b. Economic theory study

Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada

Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang

menganologikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun, pengertian users tersebut telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder).


(25)

c. Social and political theory studies

Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi, dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengamsusikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder-nya.

Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan. Ada beberapa alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela.

a. Internal Decision Making. Manajemen membutuhkan informasi untuk

menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analissis secara sederhana lebih baik daripada tidak sam sekali.

b. Product Differentiation. Manajer perusahaan memiliki insentif untuk

membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan


(26)

informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.

c. Enlightened Self Interest. Perusahaan melakukan pengungkapan untuk

menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.

Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat timbul adanya biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social resources maka akan menimbulkan social benefit (manfaat sosial).

b. Pelaporan Informasi Sosial Perusahaan

Ada dua jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara. Kedua adalah ungkapan sukarela (voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada.


(27)

Pengungkapan sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya sukarela. Perusahaan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan pengungkapan informasi kepada masyarakat.

IAI dalam PSAK No. 1 (revisi 1998) paragraf 09 secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial.

Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pernyataan di atas secara jelas menyebutkan bahwa perusahaan pertanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya terutama perusahaan industri yang meninggalkan limbah, apabila limbah tidak diolah terlebih dahulu akan mencemari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dengan adanya PSAK No.1 tersebut diharapkan kesadaran perusahaan terhadap lingkungan bertambah. Sedangkan peraturan yang mengatur tentang tanggung jawab sosial diatur dalam Undang-Undang R.I. No. 40 Tahun 2007 pasal 74 ayat (1) tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan menjelaskan : Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan


(28)

sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Standar pelaporan pengungkapan sosial masih belum memiliki standar yang baku, sehingga jumlah dan cara pengungkapan informasi sosial bergantung kepada kebijakan dari pihak manajemen perusahaan. Hal ini mengakibatkan timbulnya variasi luas pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan masing-masing perusahaan.

c. Karakteristik Perusahaan dalam Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai sarana akuntabilitas publik pengungkapan menjadi faktor yang signifikan. Pengungkapan laporan keuangan tidak lepas dari pengaruh karakteristik perusahaan dimana pengungkapan itu dikeluarkan. Pengungkapan sukarela sangat dipengaruhi oleh biaya dan manfaat dari pengungkapan tersebut, dan perbandingan antara manfaat dan biaya tersebut akan sangat ditentukan oleh karakteristik-karakteristik tertentu dari perusahaan yang bersangkutan (Almilia, 2007:2).


(29)

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor kualitas pengungkapan (Lang and Lundholm, (1993) dalam Anggraini (2006)). Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda satu entitas dengan entitas lainnya. Menurut Lang and Lundholm, (1993) dalam Anggraini (2006) “karakteristik perusahaan meliputi antara lain struktur permodalan, pemilik saham, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, sektor perusahaan, status perusahaan, dan lain-lain.”

Dalam penelitian ini karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan sosial diproksikan kedalam size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage.

a. Size Perusahaan

Size perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk

menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar daripada perusahaan kecil.

Secara teoritis perusahaan besar tidak lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan (Hasibuan, 2001). Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka


(30)

waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Selain itu perusahaan besar mempunyai kompleksitas dan dasar pemilikan yang lebih luas dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak.

Ukuran perusahaan dibagi tiga (3) kelompok, yaitu: perusahaan kecil, perusahaan menengah dan perusahaan besar. Berdasarkan Undang Undang No. 9 tahun 1995, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:

1. perusahaan kecil, aset kurang dari Rp. 200.000.000 diluar tanah dan bangunan,

2. perusahaan menengah, aset lebih besar dari Rp. 200.000.000 dan lebih kecil dari Rp. 5.000.000.000 diluar tanah dan bangunan,

3. perusahaan besar, aset lebih dari Rp. 5.000.000.000 diluar tanah dan bangunan.

a. Profitabilitas

Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial yang sama dengan yang dilakukan pihak manajemen untuk membuat perusahaan memperoleh keuntungan (Browman dan Haire (1976) dalam Sitepu (2008)).


(31)

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang saham (Heinze (1976) dalam Hackston&Milne (1996)). Menurut teori keagenan mengatakan semakin besar perolehan laba yang didapat, semakin luas informasi sosial yang diungkapkan perusahaan. Itu dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang muncul. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya.

c. Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Fama dan Jesen, 1983, dalam Sitepu, 2008).

Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan dengan lebih objektif dibanding perusahan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan.

Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membatu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dewan komisaris itu sendiri adalah


(32)

mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002).

Coller dan Gregory 1999 dalam Sitepu (2008) menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya.

d. Kepemilikan Manajemen

Mehran (1992) dalam Rosmasita (2007) mengartikan kepemilikan manajemen sebagai proporsi saham biasa yang dimiliki oleh manajemen. Manajemen yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannya dengan kepentingan sebagai pemegang saham. Sementara manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Kepemilikan manjamen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah saham yang dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direktur.

Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial


(33)

dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray, et. al., (1998)). e. Leverage

Rasio Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu hutang.

Perjanjian terbatas seperti perjanjian hutang yang tergambar dalam tingkat leverage dimaksudkan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer kekayaan antar pemegang saham dan pemegang obligasi. Menurut Belkoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan daripada pihak kreditur.

Tambahan informasi seperti informasi sosial diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur (Meek, et.al (1995) dalam Sulastini (2007)). Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan leverage yang rendah.


(34)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengungkapan sosial ini telah dilakukan oleh Rosmasita (2007) yang menguji pengaruh kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur selama periode 2004-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan tarhadap pengungkapan sosial.

Penelitian lain dilakukan oleh Sulastini (2007) yang menguji pengaruh size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile pada perusahaan manufaktur periode 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Sitepu (2008) menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, tingkat

leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas pada perusahaan

manufaktur periode 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial. Tetapi secara parsial ukuran dewan komisaris dan profitabilitas yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.


(35)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Uraian

Hardhina Rosmasita (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial (social disclosure) dalam laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur di BEJ Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajemen,

leverage, size dan

profitabilitas sedangkan varibel dependennya adalah pengungkapan sosial Hasil penelitian menunjukkan secara simultan semua variabel berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial tetapi secara parsial hanya variabel kepemilikan manajemen yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial Sri Sulastini (2007) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap social disclosure perusahaan manufaktur yang telah go public

Variabel independen dalam penelitian ini adalah size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris dan profile sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan sosial Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sosial tetapi secara parsial hanya variabel profitabilitas yang tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sosial Andre Christian Sitepu (2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ

Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan tingkat profitabilitas sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan sosial

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sosial tetapi secara parsial variabel ukuran dewan komisaris dan profitabilitas yang berpengaruh terhadap pengungkapan sosial


(36)

Pengungkapan Sosial (Y) Karakteristik Perusahaan Size Perusahaan (X1) Profitabilitas (X2) Ukuran Dewan Komisaris (X3) Leverage (X5) Kepemilikan Manajemen (X4) C. Kerangka Konseptual

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah penting (Sumarni, 2006:27). Kerangka konseptual menggambarkan hubungan masing-masing variable independen terhadap variable dependen dan hubungan variable independen secara keseluruhan terhadap variable dependen, dan kerangka konseptual dibangun berdasarkan tinjauan pustaka dan perumsan masalah. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut (Gambar 2.1).

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian H1 H2 H3 H4 H5 H6


(37)

Size perusahaan diukur melalui total aktivanya. Apabila jumlah aktivanya

besar maka perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan besar. Semakin besar perusahaan maka semakin luas pengungkapan sosialnya. Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya.

Ukuran dewan komisaris dihitung dengan melihat jumlah anggota dewan komisaris dalam perusahaan. Semalin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapnya.

Kepemilikan Manajemen diukur melalui persentase kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Semakin besar kepemilikan manajemen, maka semakin besar juga pengungkapan sosialnya. Leverage ditunjukkan melalui Debt

to Equity Ratio (DER), semakin tinggi leverage maka semakin besar juga

pengungkapan sosialnya.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari sebuah pertanyaan atau pernyataan yang kebenarannya dapat dibuktikan melalui suatu penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual peneliti menentukan dan akan menguji hipotesis sebagai berikut :

H1 : Size perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.


(38)

H2 : Profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.

H3 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.

H4 : Kepemilikan Manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.

H5 : Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.

H6 : Karakteristik perusahaan (size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan leverage) berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sosial perusahaan manufaktur.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008.

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:75). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan periode 2006-2008 dan telah mempublikasikannya beturut-turut,

2. informasi pengungkapan sosial diungkapkan pada laporan tahunan perusahaan yang bersangkutan selama periode 2006-2008.

Dari 151 perusahaan manufaktur yang tersedia sebagai populasi, ada beberapa perusahaan yang tidak memenuhi kriteria dalam penentuan sampel.


(40)

Perusahaan yang memenuhi kriteria sehingga bisa menjadi sampel dalam penelitian ini ada 15 perusahaan (Tabel 3.1).

Tabel 3.1

Proses Penentuan Sampel Penelitian

No. Kode Perusahaan Kriteria Sampel

1 2

1. DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk. √ - - 2. EKAD PT. Ekadharma International Tbk. √ - - 3. INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk. √ - - 4. KKGI PT. Resource Alam Indonesia Tbk. - - -

5. BATA PT. Sepatu Bata Tbk. - - -

6. BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk. √ - - 7. DOID PT. Delta Dunia Petroindo Tbk. √ - - 8. ESTI PT. Ever Shine Textile Industry Tbk. √ - - 9. FMII PT. Fortune Mate Indonesia Tbk. √ - -

10. INDR PT. Indorama Syntetics Tbk. √ - -

11. KARW PT. Karwell Indonesia Tbk. - - -

12. MYRX PT. Hanson International Tbk. - - - 13. MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk. √ - -

14. PBRX PT. Pan Brothers Tex Tbk. - - -

15. RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. √ - - 16. SIMM PT. Surya Intrindo Makmur Tbk. √ - -

17. SRSN PT. Indo Acidatama Tbk. √ - -

18. ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk. - - -

19. ASII PT. Astra International Tbk. √ √ 1

20. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. - - -

21. BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. √ - -

22. GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. √ - -

23. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. √ - -

24. HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk. √ √ 2

25. IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ - -

26. INDS PT. Indospring Tbk. √ - -

27. INTA PT. Intraco Penta Tbk. - - -

28. LPIN PT. Mutli Prima Sejahtera Tbk. - - - 29. MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. √ - -

30. NIPS PT. Nipress Tbk. - - -

31. PRAS PT. Prima Alloy Steel Tbk. √ - -

32. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. √ - -

33. SQMI PT. Allbond Makmur Usaha Tbk. √ - -

34. SUGI PT. Sugi Samapersada Tbk. √ √ 3

35. TURI PT. Tunas Ridean Tbk. √ √ 4


(41)

37. IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. √ - -

38. JECC PT. Jembo Cable Company Tbk. √ - -

39. KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk. - - -

40. KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk. - - -

41. SCCO PT. Supreme Cable Manufakturing & Commerce Tbk. √ - -

42. VOKS PT. Voksel Electric Tbk. √ - -

43. INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. √ - -

44. SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk. - - -

45. SMGR PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. - - -

46. AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. √ √ 6

47. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk. - - -

48. CLPI PT. Colorpak Indonesia Tbk. - - -

49. ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk. √ - -

50. LTLS PT. Lautan Luas Tbk. √ √ 7

51. POLY PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk. - - - 52. SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. √ - - 53. TPIA PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. √ - - 54. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk. √ - -

55. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. - - -

56. PROD PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. - - -

57. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. - - -

58. UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. - - -

59. ASGR PT. Astra Graphia Tbk. √ √ 8

60. MLPL PT. Multipolar Tbk. √ √ 9

61. MTDL PT. Metrodata Electronic Tbk. √ √ 10

62. MYOH PT. Myoh Technology Tbk. √ - -

63. PTSN PT. Sat Nusapersada Tbk. √ - -

64. KDSI PT. Kedaung Setia Industrial Tbk. - - -

65. KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk. - - -

66. ADES PT. Akasha Wira International Tbk. √ - - 67. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. - - - 68. AQUA PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. √ - -

69. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk. √ - -

70. DAVO PT. Davomas Abadi Tbk. √ - -

71. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. √ - -

72. FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. √ √ 11 73. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. √ - - 74. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. √ - -

75. MYOR PT. Mayora Indah Tbk. √ - -

76. PSDN PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. - - - 77. PTSP PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk. - - -

78. SIPD PT. Sierad Produce Tbk. - - -

79. SKBM PT. Sekar Bumi Tbk. - - -


(42)

81. SMAR PT. SMART Corporation Tbk. √ - -

82. STTP PT. Siantar Top Tbk. √ - -

83. TBLA PT. Tunas Baru Lampung Tbk. - - -

84. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk. √ - -

85. BRPT PT. Barito Pacific Tbk. √ - -

86. DSUC PT. Daya Sakti Unggul Corporation Tbk. √ - - 87. SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. √ - - 88. TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. √ - - 89. ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk. √ - - 90. BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk. - - -

91. CTBN PT. Citra Tubindo Tbk. - - -

92. INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk. - - - 93. ITMA PT. Itamarya Gold Industry Tbk. √ - - 94. JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. √ - -

95. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk. √ - -

96. LION PT. Lion Metal Works Tbk. √ - -

97. LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. √ - -

98. PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk. - - - 99. TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk. - - -

100. TIRA PT. Tira Austenite Tbk. √ √ 12

101. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. - - -

102. INKP PT. Indah Kiat Pulp Tbk. - - -

103. INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk. - - - 104. KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. √ - - 105. SAIP PT. Surabaya Agung Industry Pulp & Kertas Tbk. - - -

106. SPMA PT. Suparma Tbk. - - -

107. TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. √ - - 108. DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. √ - - 109. INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk. √ - - 110. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. - - -

111. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. √ - -

112. MERK PT. Merck Tbk. √ - -

113. SCPI PT. Schering-Plough Indonesia Tbk. √ - -

114. PYFA PT. Pyridam Farma Tbk. - - -

115. SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. - - - 116. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk. - - -

117. INTD PT. Inter Delta Tbk. √ √ 13

118. KONI PT. Perdana Bangun Pusaka Tbk. √ √ 14 119. MDRN PT. Modern International Tbk. - - - 120. AKKU PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk. - - - 121. AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk. - - - 122. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk. √ - - 123. APLI PT. Asiaplast Industries Tbk. √ - -


(43)

125. YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk. - - -

126. DYNA PT. Dynaplast Tbk. - - -

127. FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk. - - -

128. IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. √ - -

129. LAPD PT. Leyand International Tbk. √ - - 130. LMPI PT. Langgeng Makmur Industry Tbk. √ - -

131. SIMA PT. Siwani Makmur Tbk. √ - -

132. TALF PT. Tunas Alfin Tbk. √ - -

133. TRST PT. Trias Sentosa Tbk. √ - -

134. ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk. √ - -

135. IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industry Tbk. √ - - 136. KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. √ - -

137. MLIA PT. Mulia Industrindo Tbk. √ - -

138. TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk. - - -

139. ARGO PT. Argo Pantes Tbk. - - -

140. CNTX PT. Century Textile Industry (CENTEX) Tbk. - - -

141. ERTX PT. Eratex Djaja Tbk. - - -

142. HDTX PT. Panasia Indonsyntec Tbk. √ - - 143. PAFI PT. Panasia Element Inti Tbk. √ - -

144. RDTX PT. Roda Vivatex Tbk. √ - -

145. SSTM PT. Sunson Textile Manufacture Tbk. √ - -

146. TFCO PT. Tifico Tbk. √ - -

147. UNTX PT. Unitex Tbk. - - -

148. BATI PT. BAT Indonesia Tbk. - - -

149. GGRM PT. Gudang Garam Tbk. - - -

150. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. √ - - 151. RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk. √ √ 15 Sumber : Peneliti, 2010

peneliti melakukan pengamatan selama tiga tahun, jadi keseluruhan sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 (3 × 15) unit analisis.

C. Jenis dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2003:60). Peneliti mengumpulkan data penelitian melalui


(44)

website Bursa Efek Indonesia yait keuangan tahunan tahun 2006-2008 dan data dari ICMD (Indonesian Capital

Market Directory) 2008.

Data dalam penelitian ini adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section yang disebut pooling data. Data time series merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan data cross section merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu tertentu (Umar, 2003:70).

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni peneliti mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan tahunan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui media internet dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang diperlukan melalui situs

Market Directory) 2008.

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.


(45)

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliput i tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.

Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1. Metode ini sering dinamakan Checklist data.

jumlah skor pengungkapan sosial indeks pengungkapan sosial

jumlah skor maksimal =

2. Variabel Independen

Menurut Erlina (2008:43) variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan yang menjelaskan variasi luas pengungkapan sosial dalam laporan tahunan. Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan diproksikan dalam size perusahaan,


(46)

a. Size Perusahaan

Pada penelitian ini size perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva akan ditransformasik dalam bentuk logaritma natural.

Size = LN(Total Aktiva) b. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau menghasilkan keuntungan. Profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA). ROA merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

(ROA) net income

Return On Assets

total assets

=

c. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris di ukur dengan melihat banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan konsisten dengan penilitian yang dilakukan oleh Sitepu (2008). Jumlah dewan komisaris yang ada di perusahaan akan mencerminkan objektivitas dalam menilai kebijakan yang dibuat perusahaan.


(47)

d. Kepemilikan manajemen

Kepemilikan manajemen diukur berdasarkan presentase kepemilikan saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.

e. Leverage

Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai

seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.Variabel leverange dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

(DER) total debt

Debt to Equity Ratio

total equity

=

F. Metode Analis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0.

1. Uji Asumsi Klasik

Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Asumsi klasik adalah asumsi yang dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi.

a. Uji Normalitas


(48)

ini dilakukan untuk memenuhi syarat dari pengujian parametrik dimana data harus berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan normalitas adalah sebagai berikut:

 jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

 jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

o Uji Multikolineritas

Menurut Ghozali (2005), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian multikolineritas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen. Nilai cut off yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah VIF >10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana seluruh faktor pengganggu tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen (Sudarmadji, 2007:A58). Untuk


(49)

melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpolt.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pengganggu sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi.

i. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

ii. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. iii. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Analisis Statistik untuk Pengujian Hipotesis a. Metode Regresi Linier Berganda

Analisis statistik untuk pengujian hipoteis dilakukan dengan model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi linier berganda yang digunakan yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:


(50)

a = Konstanta

b1…b5 = Koefisien Regresi X1 = Size Perusahaan X2 = Profitabilitas

X3 = Ukuran Dewan Komisaris X4 = Kepemilikan Manajemen X5 = Leverage

e = Error (pengganggu) b. Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menilai pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji F dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada derajat signifikan 95% (α = 0,05).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : • Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima

• Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha tidak dapat diterima. c. Uji Signifikansi Parsial (t-test)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada derajat signifikan 95% (α=0,05).


(51)

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : • Jika thitung < ttabel, maka Ha diterima,

• Jika thitung > ttabel, maka Ha tidak dapat diterima.

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Maret April Mei Juni Juli Agst Pengajuan Proposal

Skripsi

Bimbingan Proposal

Skripsi

Seminar Proposal Skripsi Bimbingan dan Penulisan

Skripsi


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang mneggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian yang diperoleh dari situs BEI (www.idx.co.id) dan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 15 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2006-2008 sehingga data penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 45 unit analisis tercantum pada tabel 3.1.

B. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel-variabel dependen (Tabel 4.1).


(53)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_Size 45 10.10 16.94 13.6712 1.84265

Return On Asset 45 -.0718 .1623 .049023 .0522886

Dewan Komisaris 45 2 10 4.29 2.181

Kepemilikan Manajemen 45 .0010 6.4200 1.033422 1.8075455

Debt To Equity 45 -2.0395 5.4900 1.402209 1.4147177

Pengungkapan Sosial 45 .0972 .9861 .456793 .2465931

Valid N (listwise) 45

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. variabel ukuran perusahaan (size) memiliki nilai minimum 10,10, nilai maksimum 16,94, rata-rata (mean) 13,6712 dan standar deviasi 1,84265,

2. variabel profitabilitas (Return On Asset) memiliki nilai minimum -0,0178, nilai maksimum 0,1623, rata-rata (mean) 0,049023 dan standar deviasi 0,0522886,

3. variabel dewan komisaris memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum 10, rata-rata (mean) 13,6712 dan standar deviasi 2,181,

4. variabel kepemilikan manajemen memiliki nilai minimum 0,0010, nilai maksimum 6,4200, rata-rata (mean) dan standar deviasi 1,033422, 5. variabel leverage (Debt To Equity) memiliki nilai minimum -2,0395,

nilai maksimum 5,4900, rata-rata (mean) 1,402209 dan standar deviasi 1,4147177,


(54)

6. variabel jumlah pengungkapan sosial, memiliki nilai minimum 0,0972, nilai maksimum 0,9861, rata-rata (mean) 0,456793 dan standar deviasi 0,2465931.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hiptesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

Ho : data residua l berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.


(55)

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .12868632

Most Extreme Differences Absolute .114

Positive .114

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .762

Asymp. Sig. (2-tailed) .606

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model kolmogorov-smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,606 > 0,05. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik normal plot data dan grafik histogram.

Pada grafik normal p-plot di bawah ini terlihat bahwa data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat


(56)

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot

Sumber: Output SPSS


(57)

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho (2005:58), deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat, yaitu jika nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LN_Size .546 1.831

Return On Asset .667 1.498

Dewan Komisaris .732 1.366

Kepemilikan Manajemen .726 1.377

Debt To Equity .602 1.661

a. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial

Sumber: Output SPSS

Dari data pada tabel 4.3, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF

lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.


(58)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitias bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastistas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka 0, 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan dibawah saja, 3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Dari grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.


(59)

Sumber: Output SPSS

Gambar 4.3.

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin-Watson (D-W). Tabel 4.4 berikut menyajikan hasil uji D-W dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0.


(60)

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .853a .728 .693 .1366868 1.756

a. Predictors: (Constant), Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size

b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial

Sumber: Output SPSS

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1) angka D-W terletak di bawah -2 berarti ada korelasi positif,

2) angka D-W terletak di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W yang didapat sebesar 1,756 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis, Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0. Berdasarkan hasil pengolah data dengan program SPSS Versi 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Pada Tabel 4.5 di bawah ini, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,853 menunjukkan bahwa korelasi


(61)

profitabilitas (Return On Asset), leverage (Debt To Equity), dewan komisaris, kepemilikian manajemen dan size (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat, yaitu sebesar 85,3%. Tingkat hubungan yang sangat kuat ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Tabel 4.6).

Tabel 4.5 Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .853a .728 .693 .1366868

a. Predictors: (Constant), Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial

Sumber: Output SPSS

Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,693. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pengungkapan sosial (variabel

dependen) mampu dijelaskan oleh dengan profitabilitas (Return On Asset),

leverage (Debt To Equity), dewan komisaris, kepemilikian manajemen dan size (variabel independen) sebesar 69,3%, sedangkan selebihnya sebesar


(62)

Tabel 4.6

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2006:183) a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen secara simultan mempengaruhi variable dependen. Kriteria uji F yang digunakan adalah:

• Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima

• Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha tidak dapat diterima. Berikut adalah hasil uji simultan:

Tabel 4.7

Hasil Uji Simultan (Uji-F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.947 5 .389 20.841 .000a

Residual .729 39 .019

Total 2.676 44

a. Predictors: (Constant), Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size

b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial

Sumber: Output SPSS

Dari hasil uji di atas dapat dilihat bahwa F-hitung sebesar 20,841 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel (20,841 > 2,456), sedangkan nilai


(63)

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitabilitas (Return On Asset), leverage (Debt To Equity), dewan komisaris, kepemilikian manajemen dan size mempengaruhi pengungkapan sosial.

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji parsial (uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah variable independen dalam model regresi secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variable dependen. Kriteria uji t yang dilakukan adalah:

• Jika thitung < ttabel, maka Ha diterima,

• Jika thitung > ttabel, maka Ha tidak dapat diterima. Berikut adalah hasil uji parsial:

Tabel 4.8

Hasil Uji Parsial (Uji-t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.110 .186 -.594 .556

LN_Size .015 .015 .109 .964 .341

Return On Asset .330 .482 .070 .684 .498

Dewan Komisaris .083 .011 .737 7.549 .000

Kepemilikan Manajemen -.011 .013 -.082 -.841 .406

Debt To Equity .004 .019 .023 .213 .832

a. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial


(64)

Hasil pengujian statistik t pada Tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pengaruh size perusahaan terhadap pengungkapan sosial

Nilai t-hitung untuk variabel size perusahaan adalah sebesar 0,964 dan t-tabel untuk df (n-2) = 43 dengan α = 5% diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,964 < 2,017) dan nilai signifikansi sebesar 0,341 (lebih besar dari 0,05) artinya H1 tidak dapat diterima, bahwa size perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

2) Pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap pengungkapan sosial

Nilai hitung untuk variabel profitabilitas adalah sebesar 0,684 dan t-tabel untuk df (n-2) = 43 dengan α = 5% diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,684 < 2,017) dan nilai signifikansi sebesar 0,498 (lebih besar dari 0,05) artinya H2 tidak dapat diterima, bahwa profitabilitas (ROA) secara parsial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

3) Pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan sosial

Nilai t-hitung untuk variabel dewan komisaris adalah sebesar 7,549 dan t-tabel untuk df (n-2) = 43 dengan α = 5% diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (7,549 > 2,017) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) artinya H3


(65)

diterima, bahwa dewan komisaris secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.

4) Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan sosial Nilai t-hitung untuk variabel kepemilikan manajemen adalah sebesar -0,841 dan t-tabel untuk df (n-2) = 43 dengan α = 5% diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (-0,841 < 2,017) dan nilai signifikansi sebesar 0,406 (lebih besar dari 0,05) artinya H4 tidak dapat diterima, bahwa kepemilikan manajemen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%. 5) Pengaruh leverage (Debt To Equity) terhadap pengungkapan sosial

Nilai t-hitung untuk variabel leverage (Debt To Equity) adalah sebesar 0,213 dan t-tabel untuk df (n-2) = 43 dengan α = 5% diketahui sebesar 2,017. Dengan demikian t-hitung lebih kecil dari t-tabel (0,213 < 2,017) dan nilai signifikansi sebesar 0,832 (lebih besar dari 0,05) artinya H5 tidak dapat diterima, bahwa leverage (Debt To Equity) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial pada perusahaan manufaktur pada tingkat kepercayaan 95%.


(66)

Berdasarkan hasil uji-t dapat disimpulkan bahwa pengungkapan sosial dipengaruhi oleh variabel size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen, dan leverage dengan persamaan matematis sebagai berikut :

Y = -0,110 + 0,015X1 + 0,330X2 + 0,083X3 – 0,011X4 + 0,004X5 + e 1) koefisien konstanta adalah -0,110, menyatakan bahwa jika X1, X2, X3,

X4,dan X5 adalah 0, maka indeks pengungkapan sosial adalah -0110, 2) koefisien regresi b1 sebesar 0,015 menunjukkan bahwa setiap

penambahan satu kali size perusahaan, maka akan menambah indeks pengungkapan sosial sebesar 0,015 dengan asumsi variabel lain tetap, 3) koefisien regresi b2 sebesar 0,330 menunjukkan bahwa setiap

penambahan satu kali variabel profitabilitas, maka akan menambah pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,330 dengan asumsi variabel lain tetap,

4) koefisien regresi b3 sebesar 0,083 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali ukuran dewan komisaris, maka akan menambah pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,083 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) koefisien regresi b4 sebesar -0,011 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali kepemilikan manajemen, maka akan mengurangi pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,011 dengan asumsi variabel lain tetap,


(67)

6) koefisien regresi b5 sebesar 0,004 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu kali variabel leverage, maka akan menambah pula indeks pengungkapan sosial sebesar 0,004 dengan asumsi variabel lain tetap.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan, variabel size

perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajemen dan

leverage secara simultan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sosial

perusahaan sebesar 69,3% (Adjusted R Square = 0,693). Sisanya sebesar 30,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Berdasarkan F-tabel dapat dilihat siginifikansinya, dimana secara simultan variabel yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari F-hitung yang lebih besar dari F-tabel (20,841 > 2,456) dan α = 0,000 (α < 0,05).

Dalam pengujian secara parsial ditemukan bahwa hanya variabel ukuran dewan komisaris yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan, sedangkan empat variabel lainnya yaitu size perusahaan,

profitabilitas, kepemilikan manajemen dan leverage tidak berpengaruh secara signifikan. Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas berikut ini.

1. Size perusahaan

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, size perusahaan yang diproksikan ke dalam total aktiva tidak menunjukkan pengaruh yang


(68)

signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = 0,964

(t < 2,017) dan α = 0,341 (α > 0,05). Hal ini berarti besar kecilnya perusahaan

tidak mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rosmasita (2007), Sulatini (2007) dan Sitepu (2008) yang tidak menemukan adanya pengaruh signifikan size perusahaan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

2. Profitabilitas

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, profitabilitas yang diproksikan ke dalam ROA tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan nilai t = 0,684 (t < 2,017) dan

α = 0,498 (α > 0,05). Hal ini berarti besar kecilnya profitabilitas tidak

mempengaruhi luas pengungkapan sosial perusahaan secara signifikan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2008) yang menemukan adanya pengaruh signifikan profitabilitas terhadap pengungkapan sosial perusahaan.

3. Ukuran Dewan komisaris

Dalam penelitian ini melalui analisis uji-t, ukuran dewan komisaris menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial

perusahaan dengan nilai t = 7,549 (t > 2,017) dan α = 0,000 (α < 0,05). Hal ini berarti besar kecilnya ukuran dewan komisaris mempengaruhi luas


(1)

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_Size 45 10.10 16.94 13.6712 1.84265

Return On Asset 45 -.0718 .1623 .049023 .0522886

Dewan Komisaris 45 2 10 4.29 2.181

Kepemilikan Manajemen 45 .0010 6.4200 1.033422 1.8075455 Debt To Equity 45 -2.0395 5.4900 1.402209 1.4147177 Pengungkapan Sosial 45 .0972 .9861 .456793 .2465931 Valid N (listwise) 45


(2)

Lampiran xii

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .12868632 Most Extreme Differences Absolute .114

Positive .114

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .762

Asymp. Sig. (2-tailed) .606

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

Lampiran xiii

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LN_Size .546 1.831

Return On Asset .667 1.498 Dewan Komisaris .732 1.366 Kepemilikan Manajemen .726 1.377

Debt To Equity .602 1.661


(5)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .853a .728 .693 .1366868 1.756

a. Predictors: (Constant), Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size

b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial


(6)

Lampiran xv

Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.947 5 .389 20.841 .000a

Residual .729 39 .019

Total 2.676 44

a. Predictors: (Constant), Debt To Equity, Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajemen, Return On Asset, LN_Size

b. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial

Hasil Uji-t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.110 .186 -.594 .556

LN_Size .015 .015 .109 .964 .341

Return On Asset .330 .482 .070 .684 .498 Dewan Komisaris .083 .011 .737 7.549 .000 Kepemilikan Manajemen -.011 .013 -.082 -.841 .406 Debt To Equity .004 .019 .023 .213 .832 a. Dependent Variable: Pengungkapan Sosial


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1 58 93

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan, Dan Kualitas Audit, Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

4 98 116

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 76 9

Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 63 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 9

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 12

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 9