Analytical Hierarchy Process AHP

11 c. Multi Criteria Decision Making MCDM Multi criteria decision making MCDM adalah suatu pengambilan keputusan dengan beberapa kriteria untuk menentukan alternatif terbaik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan MCDM, antara lain : 1 Simple Additive Weighting Method SAW 2 Weighted Product WP 3 Axiomatic Design 4 ELECTRE 5 Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS 6 Analytic Hierachy Process AHP Dalam kajian teori ini tidak dijelaskan satu per satu metode tersebut. Pada pembahasan selanjutnya hanya akan menguraikan lebih lengkap tentang metode yang digunakan yaitu AHP dan metode SAW.

2. Analytical Hierarchy Process AHP

a. Definisi Analytical Hierarchy Process AHP Analytical Hierarchy Process AHP adalah suatu teori pengambilan keputusan multikriteria dengan beberapa faktor yang dikelola dalam struktur hierarki Saaty, 1990. Hierarki dalam AHP dimaksudkan pada urutan secara menurun tingkatan level mulai dari tujuan suatu kriteria yang bersangkutan, subkriteria, dan alternatif-alternatif pada urutan level-level selanjutnya. 12 Melalui metode AHP masalah-masalah kompleks yang akan dicari penyelesaiannya diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu berupa kriteria tujuan dan alternatif. Kemudian dilakukan penilaian terhadap pasangan dari kriteria- kriteria tersebut untuk kemudian diambil keputusan. b. Kelebihan metode AHP AHP memiliki kelebihan Saaty, 2012 sebagai berikut : 1 Unity AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. 2 Complexity AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan integrasi secara deduktif. 3 Interdependence AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. 4 Hierarchy Structuring Elemen-elemen dikelompokkan ke sistem level mulai dari atas sampai ke level terendah. 5 Measurement AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk memperoleh prioritas. 13 6 Consistency AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam keputusan untuk menentukan prioritas. 7 Synthesis AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif. 8 Tradeoffs AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. 9 Judgement and Consensus AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. 10 Process Repetition AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan. c. Proses AHP 1 Mendefinisikan masalah dan menentukan jenis solusi yang dicari. 2 Menyusun hirarki yang diawali dengan tujuan utama, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif yang akan dirangking. 3 Menentukan prioritas elemen. Prioritas elemen ditentukan dengan langkah berikut : 14 a Menyusun matriks perbandingan berpasangan pairwase comparison yaitu matriks yang menggambarkan pengaruh elemen yang satu terhadap yang lain. Matriks perbandingan berpasangan dituliskan dalam matriks K sebagai berikut [ ] b Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan angka. Untuk membuat nilai perbandingan, dibutuhkan skala berupa angka untuk mengindikasikan seberapa pentingdominan suatu elemen dibanding dengan elemen yang lain dengan kriteria yang dimaksud. Skala perbandingan dalam angka yang diungkapkan oleh Saaty dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Skala Perbandingan Nilai Berpasangan Intensitas Kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama-sama berkontribusi untuk tujuan. 3 Penilaian elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen lainnya. 5 Penilaian elemen yang satu sangat kuatsangat penting dibanding elemen lainnya. 7 Penilaian elemen yang satu jelas lebih pentingdominan dibanding elemen lainnya. 9 Penilaian elemen yang satu mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya. 2, 4, 6, 8 Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan. Kebalikan Jika aktivitas i mendapatkan suatu angka dibandingkan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i. Sumber : Saaty 1990, p. 15 15 4 Sintesis. Perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas dengan langkah-langkah sebagai berikut : a Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. b Membagi setiap nilai pada kolom dengan jumlah total kolom yang bersesuaian untuk memperoleh normalisasi matriks. c Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membagi jumlah elemen pada setiap baris untuk mendapatkan prioritas bobot yang diharapkan. 5 Mengukur konsistensi. Setelah proses sintesis, langkah selanjutnya adalah mengukur konsistensi dengan tahapan sebagai berikut : a Mengalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. b Menjumlahkan nilai-nilai setiap baris. c Hasil dari penjumlahan setiap baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. d Menjumlahkan hasil bagi tersebut dengan banyaknya elemen yang ada. Hasilnya disebut λ maks. 6 Menghitung Consistency Index CI Consistency Index CI dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut Sanada, Wahyudin, Sutarno, 2013 : 3 16 dengan 7 Menghitung Consistency Ratio CR. Rasio konsistensi dapat dihitung dengan membagi CI dengan IR Sanada, Wahyudin, Sutarno, 2013 : 3 seperti dituliskan dalam rumus berikut dengan . Nilai ketidakkonsistenan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Index Random Ukuran Matriks Nilai IR 1,2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59 8 Memeriksa konsistensi hirarki Jika CR0,1 maka penilaian comparative judgement harus diperbaiki. Namun jika CR≤0,1 maka hasil perhitungan dinyatakan benar. 17

3. Simple Additive Weighting Method SAW