Simple Additive Weighting Method SAW Metodologi Pengembangan Sistem

17

3. Simple Additive Weighting Method SAW

Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria seperti yang diungkapkan oleh Kusumadewi dalam Usito, 2013. Dalam metode SAW terdapat 2 jenis kriteria yaitu benefit keuntungan dan cost biaya. Benefit adalah kriteria yang memberikan keuntungan bagi pengguna pengambil keputusan, sedangkan cost adalah kriteria yang akan menimbulkan biaya bagi para pengambil keputusan. Langkah-langkah metode SAW adalah sebagai berikut : a. Menentukan alternatif yaitu b. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yaitu c. Memberikan nilai semua alternatif terhadap masing-masing kriteria. d. Menentukan bobot untuk setiap kriteria. e. Membuat matriks keputusan X. Matriks dibentuk berdasarkan nilai alternatif terhadap masing-masing kriteria , dimana i=1,2,3,4,...m dan j=1,2,3,4,...n [ ] f. Melakukan normalisasi matriks X dengan rumus sebagai berikut { 18 Matriks hasil normalisasi adalah matriks R seperti berikut. [ ] g. Nilai akhir diperoleh dari penjumlahan dan perkalian elemen baris matriks ternormalisasi R dengan bobot W ∑ Hasil perhitungan yang terbesar mempunyai makna bahwa alternatif merupakan alternatif terbaik.

4. Metodologi Pengembangan Sistem

Suatu informasi dipastikan sudah ada sebelumnya, baik yang merupakan sistem informasi konvensional atau sistem informasi modern. Dalam mengembangkan suatu sistem informasi tentu diperlukan cara atau metodologi yang tepat. Ada beberapa metodologi yang sudah ada untuk mengembangkan sistem informasi, namun metode yang paling sering digunakan adalah metode siklus hidup atau system development life cycle SDLC. SDLC dapat dilaksanakan dengan cara pendekatan air terjun waterfall. Tahap-tahap pengembangan sistem dengan metode waterfall menurut Pressman dalam Aan Yulianto, 2014 adalah sebagai berikut : a Analysis Menganalisis sistem yang telah ada agar dapat disusun sistem baru yang lebih baik. Analisis terstruktur biasanya akan menggunakan alat tool untuk 19 merancang sistem baru. Tool yang digunakan untuk merancang sistem secara logis dapat digambarkan dengan Data Flow Diagram DFD. Untuk merancang sistem secara fisik dapat menggunakan bagan alir sistem system flow atau bagan alir dokumen. DFD dan system flow akan dijelaskan lebih lengkap sebagai berikut: 1 Data Flow Diagram DFD Data Flow Diagram DFD menurut Tata Sutabri 2012:117 adalah suatu jaringan yang menggambarkan suatu sistem komputerisasi, manual, atau gabungan dari keduanya, yang digambarkan dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai aturan mainnya. DFD akan menggambarkan suatu sistem dari level yang paling tinggi dan diuraikan sampai ke level yang paling rendah. Tahapan DFD Tata Sutabri, 2012:120 adalah sebagai berikut : a Diagram Konteks Diagram pada tahap ini digunakan untuk menggambarkan sistem secara umum. b Diagram Nol Diagram nol dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang telah diuraikan dalam diagram konteks dengan lebih terperinci. c Diagram Detail Pada diagram detail tahapan proses digambarkan lebih detail dibandingkan dengan diagram nol. 20 Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram DFD dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Simbol-Simbol DFD Simbol Nama Simbol Keterangan External Entity Simbol untuk menggambarkan sumber atau tujuan data. Proses Simbol untuk menggambarkan poses pengolahan atau transformasi data. Data Flow Simbol untuk menggambarkan aliran data. Data Store Simbol untuk menggambarkan tempat penyimpanan data. 2 System Flow System Flow menjelaskan urutan prosedur yang akan diterapkan dalam sistem meliputi media input, output, dan jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. Tujuannya adalah agar tahap-tahap penyelesaian dapat digambarkan dengan sederhana, jelas dan rapi. System flow biasanya menggunakan simbo-simbol tertentu, namun tidak menutup kemungkinan bagi pemrogram untuk membuat simbol sendiri jika simbol yang telah tersedia dirasa kurang, namun harus dilengkapi dengan kamus simbol untuk menjelaskan arti dari masing-masing simbol. 21 Simbol-simbol dalam system flow antara lain terdiri dari simbol input dan output, proses, dan simbol penghubung. Tabel 4. Simbol Input dan Output System Flow Simbol Input dan Output Input-Output Simbol yang menandaka proses input dan output Document Simbol yang menyatakan input dan output berupa dokumen dalam bentuk cetakkertas Disk and On-line Storage Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output di simpan ke disk Tabel 5. Simbol Proses System Flow Simbol Proses Process Simbol yang menunjukkan proses yang dilakukan komputer Decision Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban aksi Predefined Process Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan didalam storage Terminal Simbol untuk permulaan atau akhir darti suatu program Manual Input Simbol untuk pemasukan data secara manual on- line keyboard 22 Tabel 6. Simbol Penghubung System Flow Simbol Penghubung Arus Flow Penghubung antar proses Connector Simbol keluar masuk prosedur atau proses dalam lembar halaman yang sama Off-line Connector Simbol keluar masuk prosedur atau proses dalam lembar halaman yang lain b Design Tahap kedua setelah analysis adalah design. Tahap design memberikan gambaran dan rancang bangun yang jelas dari kebutuhan-kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya. c Code Code adalah tahap implementasi desain sistem yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman. d Test Test merupakan tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat. Pengujian dilakukan agar fungsi-fungsi bebas dari error, selain itu juga digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari pengujian telah menunjukkan kesesuaian terhadap kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya. Salah satu jenis pengujian yang dilakukan kepada pengguna adalah pengujian betha. Pengertian pengujian betha dan aspek yang akan diujikan kepada pengguna akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut : 23 1 Pengujian Betha Pengujian ini dilakukan pada pengguna untuk mengetahui seberapa jauh sistem dapat beroperasi. Pengujian ini akan bersifat objektif karena yang menilai adalah pengguna langsung. Sesuai namanya, Betha merupakan alphabet kedua dalam bahasa Yunani. Pengujian Betha adalah pengujian yang dilakukan sesudah pengujian Alpha pengujian internal, biasanya diujikan pada pembuat sistem dan pihak yang terlibat. Sistem dengan versi Betha umumnya sudah mempunyai fitur yang lengkap sama seperti versi penuh yang akan dilucurkan. Perbedannya hanya terletak pada bug kesalahan yang nantinya tidak lagi ditemukan di versi penuh yang akan diluncurkan. 2 Kualitas Perangkat Lunak Dalam melakukan pengujian harus ditentukan dahulu aspek-aspek apa saja yang akan diujikan. Aspek-aspek ini mengacu pada standar kualitas perangkat lunak. Berbagai macam model kualitas perangkat lunak telah diungkapkan oleh beberapa pakar. Masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dalam penelitian ini, digunakan model ISO sebagai model karakteristik kualitas perangkat lunak. Dipilih model ISO karena model ini merupakan model standar internasional. Model ini menentukan 6 karakteristik yaitu functionality, reliability, usability, efficiency, maintainability, dan portabilitas. Berikut adalah penjelasan dari karakteristik tersebut menururt K. Khosravi, and Y.G. Guéhéneuc dalam Parwita, 2012 : 92-93 : 24 a Functionality yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk menyediakan fungsi yang memenuhi dan sesuai dengan yang dibutuhkan ketika perangkat lunak digunakan dalam kondisi tertentu. b Reliability yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam suatu kondisi. Reliability atau keandalan dapat juga diartikan sejauh mana produk beroperasi tanpa kegagalan dalam kondisi tertentu selama periode waktu tertentu. c Usability yaitu kemampuan produk perangkat lunak dapat digunakan. Mulai dari usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output. d Efficiency yaitu sejauh mana produk perangkat lunak secara efektif menggunakan atau meminimalkan konsumsi atas sumber dayanya. Sumber daya yang dimaksud dapat mencakup semua jenis sumber daya seperti komputer, mesin, fasilitas, dan personil. Efisiensi berkaitan dengan apakah model dapat memenuhi tujuannya tanpa pemborosan sumber daya. e Maintainability yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat dimodifikasi. f Portabilitas yaitu kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat dipindahkan dari suatu lingkungan ke lingkungan yang lain.

5. PHP