Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Voice sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN VOICE SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung)

Oleh

FINA NIDAUL MUFIDDAH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial melalui variabel voice. Dalam rangka mencapai tujuan dari penelitian, penulis melakukan studi penelitian di beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Lampung.

Berdasarkan 125 data yang digunakan, penulis menganalisis data menggunakan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa voice memediasi sebagian hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Analisis lebih jauh menyebutkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki

hubungan positif dengan kinerja manajerial secara langsung maupun tidak

langsung. Pengaruh mediasi voice berpengaruh lebih kuat dibandingkan pengaruh langsungnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka memperkaya literatur tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial melalui voice.

Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Voice, dan Kinerja Manajerial


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BUDGETARY PARTICIPATION ON THE MANAGERIAL PERFORMANCE WITH VOICE AS

INTERVENING VARIABLE

(The Empirical Study in Government of Lampung Province)

By

FINA NIDAUL MUFIDDAH

The purpose of the research is to investigate the influence of budgetary participation on the managerial performance through variable of voice. In order to generate of the aim of the research, I do a survey study in several cities in Lampung Province.

Based on a 125 usable data, I analysed those using SmartPLS. The result shows that voice partially mediated the relationship between budgetary participation and managerial performance. Further analyses mentioned that budgetary participation has a positive relationship with managerial performance direct and indirectly. In addition, mediation effect of voice has stronger effect rather than direct effect. This study contributes on the enrichment in literature of budgetary participation on managerial performance through voice.


(3)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN VOICE

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung)

Oleh

FINA NIDAUL MUFIDDAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada

tanggal 15 Agustus 1991, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Hi. Nurkholis dan Ibu Yuli Handayani. Penulis mengawali pendidikan formalnya di Taman Kanak-Kanak (TK) Tut Wuri Handayani, Bandar Lampung. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2003 di SD Negeri 2 Gunung Terang. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 10 Bandar Lampung dan berhasil diselesaikan di tahun 2006, dan kemudian dilanjutkan menempuh pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar Lampung hingga tahun 2010.

Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2010.


(8)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada :

 Allah SWT. Tanpa campur tangan-Nya, ridho-Nya, serta Kehendak-Nya karya kecilku ini tidak akan berhasil.

 Ibu (Yuli Handayani) dan Ayah (Nurkholis), dua sosok terhebat yang selalu memberi semangat, dukungan, dan doa yang tiada henti-hentinya. Kalian adalah semangat hidupku, tetaplah menjadi sosok yang selalu ada di balik kesuksesanku kelak.

 Adik-adikku tersayang, Vini Dwi Ayu Fauziah, Muhammad Malik Fajar, dan Fani Rahmawati.

 Orang-orang terdekatku dan para sahabatku yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat dan segala kepedulian yang tiada henti.  Serta Almamaterku tercinta.


(9)

MOTO

Dan balaslah kejahatan itu dengan kebaikan (Q.S. Ar-Ra’du; 22 ) Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah; 6) Sabarlah, memang akan ada orang di masa depanmu yang malu dan menyesal

karena meremehkanmu saat muda (Mario Teguh)

Be an important person is good, but be a good person is more important (Fina Nidaul Mufiddah)


(10)

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Voice sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Provinsi Lampung)”. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt., selaku Pembimbing Utama, atas kesediannya yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi yang sangat membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini;


(11)

5. Ibu Reni Oktavia, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Kedua yang selalu bersedia untuk memberikan bimbingan dan saran dalam proses

penyelesaian skripsi ini dan juga sebagai Pembimbing Akademik penulis atas segala nasihatnya selama ini;

6. Bapak Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama. 7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung;

8. Ibu, adalah ibu terhebat sepanjang masa, terimakasih untuk doa-doanya untukku di setiap sujudnya. Ayah yang selalu memberi nasihat dan semangat untukku. Terimakasih untuk semua doa dan restunya, segala semangat, dukungan dan perhatiannya, serta semua pengorbanan ibu dan ayah yang tidak akan pernah bisa terbalaskan.

9. Adik-adikku, Vini, Fajar, Fani yang terkadang membuat kesal dan sering membuat keributan namun selalu menghibur dengan segala kepolosan mereka.

10.Sahabat-sahabatku sejak kecil Leo Girls, Dini Agustini, Dina Agustina dan Umi Salamah, semua sudah kita lewati, senang, sedih, tawa, canda

bersama-sama. Terimakasih untuk semangatnya, segala dukungan kalian, segala pengertiannya, serta semua nasihat-nasihat dan masukannya.

11. Saudaraku sekaligus teman ceritaku, Bule’ Mala, terima kasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan.

12.Sahabat-sahabat di masa SMA, Hanna Marthatya Hakim, Prima

Helaubudi, Ria Rianti, Desy Puspasari, terimakasih untuk semangat dan dukungan kalian.


(12)

13.Teman-teman satu bimbingan, Mbak Ria Yuliana, Dila Mutiara Sari, Jane Ratini Puspa, Ira, dan Irvia terima kasih untuk bantuannya dalam proses penulisan skripsi ini

14.Teman-teman seperjuangan akuntansi 2010, yang tidak dapat disebutkan satu per satu di dalam skripsi ini. Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya selama empat tahun ini.

15.Teman-teman KKN Desa Banyu Urip, Pringsewu, Indah Merry Diana, Annisa Mutiara, Dita Dizar, Septi Diana Sari, terimakasih untuk dukungan dan kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian skripsi ini karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang membangun. Akhir kata Penulis mengucapkan “ Terima Kasih “.

Bandarlampung, Agustus 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 4

1.3 Batasan Masalah ……… 5

1.4 Tujuan Penelitian ……… 5

1.5 Manfaat Penelitian ……….. 6

II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kontinjensi ……….. 7

2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran ……….…… 8

2.1.3 Voice ………...… 11

2.1.4 Kepemilikan Manajerial ………... 12

2.2 Penelitian Terdahulu ………... 13

2.3 Model Penelitian ………. 14

2.4 Pengembangan Hipotesis ……….... 15

2.4.1 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial ... 15

2.4.2 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Voice ... 16

2.4.3 Pengaruh Voice terhadap Kinerja Manajerial ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ………... 19


(14)

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ……….. 21

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ……… 21

3.3 Variabel Penelitian & Pengukuran Instrumen 3.3.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran ...………... 22

3.3.2 Voice ………...……….. 23

3.3.3 Kinerja Manajerial ... 23

3.4 Metode Analisis Data ... 24

3.4.1 Measurement Model ………..………..…... 24

3.4.1.1 Uji Reliabilitas ... 24

3.4.1.2 Uji Validitas ………... 25

3.4.2 Measurement Structural Model ………..…………... 26

3.5 Pengujian Hipotesis ... 27

3.6 Uji Jalur ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Data dan Responden ………... 28

4.2 Analisis Data ………... 30

4.2.1 Model Pengukuran ……….... 30

4.2.1.1 Uji Reliabilitas ………...………... 30

4.2.1.2 Uji Validitas ... 31

4.2.2 Model Struktur Pengukuran ... . 36

4.3 Pengujian Hipotesis ... 37

4.3.1 Hipotesis 1 ... 37

4.3.2 Hipotesis 2 ... 38

4.3.3 Hipotesis 3 ... 39

4.4 Analisis Jalur ... 42

4.5 Pembahasan ... 43

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….... 47

5.2 Implikasi Penelitian ………...……. 48

5.3 Keterbatasan dan Saran ……….. 48 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Persentase Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ... 28

Tabel 2 Deskriptif Responden ... 29

Tabel 3 Parameter Model Pengukuran Data Menggunakan PLS ... 30

Tabel 4 Quality Criteria (Composite Reliability, Cronbach’s Alpha) .... 30

Tabel 5 KMO and Bartlett's Test ... 31

Tabel 6 Voice - initial factor solution Rotated Component Matrix ... 32

Tabel 7 Voice - final factor solution Rotated Component Matrix ... 33

Tabel 8 Quality Criteria (AVE) ... 34

Tabel 9 Cross Loading ... 34

Tabel 10 Laten Variabel Korelasi ...………..…………... 35

Tabel 11 Pengukuran Struktural Model ………... 36


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Profil Responden

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 4 Administrasi Penelitian Lampiran 5 Tabel Distribusi T Lampiran 6 Hasil Uji Kualitas Data Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis (PLS)


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Kerangka Model Penelitian ………... 15 Gambar 2. Struktur Model PLS ... 41


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian tentang partisipasi penyusunan anggaran telah banyak dilakukan dalam beberapa dekade terakhir. Contohnya, penelitian yang dilakukan oleh Huang dan Chen (2009) yang menemukan hasil bahwa dalam proses penganggaran, perilaku kepemimpinan anggaran atasan dapat memainkan peran penting dalam

memotivasi dan memungkinkan manajer bawahan untuk berkontribusi terhadap efektivitas organisasi. Contoh peneliti lainnya yaitu Lu (2011) yang mengkaji hubungan antara sistem kontrol anggaran, persepsi anggaran dan kinerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ketika tingkat umpan balik anggaran dan partisipasi anggaran tinggi, motivasi anggaran dan sikap anggaran juga akan tinggi. Selanjutnya Lu menyatakan ketika tingkat motivasi anggaran dan sikap anggaran tinggi, maka kinerja juga akan meningkat.

Menurut Brownell (1982) terdapat dua alasan mengapa partisipasi penyusunan anggaran menjadi topik yang menarik dalam akuntansi manajemen. Pertama, partisipasi penyusunan anggaran pada umumnya merupakan pendekatan manajerial yang dinilai dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi. Kedua,


(19)

2

beberapa penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja menunjukkan hasil yang tidak konsisten.

Banyak peneliti yang mengungkapkan adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial (Agbejule & Saarikoski, 2006; Chong et al., 2006; Murdayanti et al., 2013). Di lain pihak, beberapa peneliti menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial (Sumarno, 2005; Pramesthiningtyas & Rohman, 2011). Parker & Kyj (2006) bahkan beranggapan bahwa partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial.

Sebagian besar peneliti mengkaji bagaimana partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap aspek perilaku yang pada akhirnya bisa meningkatkan kinerja manajerial dari berbagai aspek seperti motivasi kerja, komitmen organisasi, dan keadilan organisasional (Pramesthiningtyas & Rohman, 2011; Zainuddin & Isa, 2011; Rofingatun et al., 2013). Berdasarkan teori keadilan organisasi seperti yang diuraikan oleh Libby (1999) menyatakan bahwa proses anggaran akan mendapatkan keputusan yang adil dan bermanfaat apabila ada proses partisipasi dari individual dalam penyusunan anggaran. Lebih lanjut Libby menyatakan keputusan tersebut dapat terlaksana melalui proses voice dan

explanation yang dapat mencerminkan pandangan mereka. Sehingga tingginya voice yang berasal dari partisipasi penyusunan anggaran dapat memungkinkan pengungkapan informasi yang realistis dan akurat oleh para pihak yang terlibat (Nouri dan Parker, 1998). Dengan adanya pengungkapan informasi penting ini, maka anggaran yang ditetapkan akan menjadi lebih berkualitas, yang pada


(20)

3

akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Akan tetapi, penelitian yang mengkaji tentang hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan voice masih sangat jarang dilakukan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial yang dimediasi oleh faktor lain, yang dalam hal ini penulis menggunakan voice.

Penelitian tentang hubungan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial biasanya dilakukan di organisasi yang berorientasi pada profit, beberapa diantaranya penelitian oleh Chong et al. (2006), Agbejule & Saarikoski (2006), Parker & Kyj (2006). Namun penelitian di sektor publik masih sedikit dilakukan, seperti penelitian Murdayanti et al. (2013) yang mengkaji tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintahan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggunakan organisasi sektor publik sebagai objek penelitian.

Dalam penelitian ini selain menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial secara langsung, juga menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan dimediasi oleh faktor lain, yaitu voice. Kedua pengujian tersebut dilakukan untuk membandingkan apakah dengan adanya voice sebagai variabel intervening akan berdampak secara signifikan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.


(21)

4

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Voice sebagai Variabel Intervening”.

1.2 Rumusan Masalah

Secara umum berdasarkan agency theory, bawahan memiliki informasi yang lebih mendalam atas informasi mengenai kondisi lokal. Beberapa literatur seperti diuraikan oleh Nouri dan Parker (1998) menyatakan bahwa dengan mengajak bawahan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dapat menghasilkan pengungkapan informasi penting yang dapat menghasilkan anggaran yang realistis dan akurat.

Lebih lanjut Nouri dan Parker menyatakan bahwa dengan melibatkan bawahan akan membantu atasan untuk dapat menyelesaikan anggaran yang telah

ditetapkan. Salah satu aspek dalam memperoleh informasi penting adalah dengan cara memberikan voice kepada anggota organisasi ketika penyusunan anggaran berlangsung. Oleh karena itu, voice merupakan anteseden dalam penyusunan anggaran menjadi lebih realistis dan akurat, karena semakin tinggi voice dalam penyusunan anggaran, maka anggaran yang dihasilkan akan semakin berkualitas dan achievable, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Sebatas pengetahuan penulis, penelitian mengenai hal ini belum pernah ada yang mengkaji.


(22)

5

Berdasarkan pemaparan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

2. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap voice. 3. Apakah voice berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas adalah:

1. Penelitian ini dilakukan pada beberapa pemerintah daerah yang dapat mewakili seluruh Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung.

2. Penyebaran kuesioner dilakukan pada setiap SKPD yang mewakili pusat pertanggungjawabannya, yaitu pusat belanja, pusat pendapatan, pusat pelayanan publik, dan pusat administrasi.

3. Responden penelitian ini adalah Kepala SKPD, Sekretaris, seluruh Kepala Bidang dan Kasubbag Perencanaan.

4. Kinerja pemerintah yang diukur dalam peneltian ini adalah kinerja non-keuangan secara kualitatif melalui penyebaran kuesioner.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.


(23)

6

2. Menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap voice. 3. Menguji pengaruh voice terhadap kinerja manajerial.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Bagi Akademik

Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran sudah banyak dikaji pada bidang akuntansi manajemen. Namun sebatas pengetahuan penulis, partisipasi penyusunan anggaran dalam kaitannnya dengan kinerja manajerial dan voice masih sangat jarang ditemui. Oleh karena itu, penelitian ini memberi manfaat bagi perkembangan ilmu akuntansi manajemen tentang bagaimana pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial yang dimediasi oleh voice. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna dan menjadi bahan acuan civitas akademika untuk penelitian lebih lanjut di masa mendatang.

1.5.2 Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai voice yang diberikan kepada pihak-pihak terkait serta kebijakan penyusunan anggaran dalam suatu organisasi sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial.


(24)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun 1896-1980. Piaget beranggapan bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dan fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Dalam model berpikir, tahapan

merepresentasikan perbedaan secara kualitatif, bukan hanya perbedaan kuantitatif. Kognitif dapat diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, evaluasi.

Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Teori kognitif lebih menekankan pada proses atau upaya dalam memaksimalkan kinerja, di mana orang akan bekerja dengan baik apabila tujuan dari pekerjaannya jelas. Dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran akan memberikan arahan yang jelas kepada para staf mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan agar tujuan yang telah ditetapkan bersama dapat tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, teori kognitif lebih menekankan pada proses dalam pencapaian tujuan dan dengan dasar dari teori ini pula penulis dapat mengembangkan bagaimana pengaruh voice terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial.


(25)

8

2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan bersama antara dua pihak atau lebih yang akan membawa pengaruh pada masa depan bagi para pembuat keputusan. Menurut Becker dan Green (1962) partisipasi penyusunan anggaran merupakan sebuah proses yang melibatkan interaksi partisipasi, kerja sama, level aspirasi, kinerja, perbandingan, dan umpan balik yang diwujudkan dalam sebuah proses berulang. Dalam konteks yang lebih luas, Brownell (1982) menjelaskan bahwa partisipasi penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka. Partisipasi tersebut menunjukkan adanya interaksi antara para bawahan dengan atasannya, dan para staf melakukan aktivitas yang diperlukan mulai dari awal penyusunan anggaran, negosiasi, penetapan anggaran akhir dan revisi anggaran yang diperlukan.

Terdapat enam item yang digunakan untuk mengukur partisipasi dalam penyusunan anggaran (Milani, 1975), yaitu:

1. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran 2. Kepuasan dalam penyusunan anggaran 3. Kebutuhan memberikan pendapat 4. Kerelaan dalam memberikan pendapat

5. Besarnya pengaruh terhadap penetapan anggaran akhir


(26)

9

Secara garis besar, penyusunan anggaran dibagi menjadi 3 kelompok (Bozeman dan Straussman, 1982), yaitu:

1. Top down approach (bersifat dari atas-ke-bawah)

Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja yang telah disusun.

2. Bottom up approach (bersifat dari bawah-ke-atas)

Anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan dan selanjutnya diserahkan atasan untuk mendapatkan pengesahan. Dalam pendekatan ini, manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran.

3. Kombinasi top down dan bottom up

Kombinasi antara kedua pendekatan inilah yang paling efektif. Pendekatan ini menekankan perlunya interaksi antara atasan dan bawahan secara bersama sama menetapkan anggaran yang terbaik bagi perusahaan atau organisasi. Keterlibatan bawahan dalam mengemukakan pendapatnya dengan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang lebih realistis dan akurat karena bawahan memiliki informasi yang lebih mendalam dibandingkan atasannya mengenai kondisi lokal (Nouri dan Parker, 1998). Sehingga dengan adanya partisipasi ini diharapkan akan menimbulkan tanggung jawab dalam diri masing-masing individu yang terlibat untuk mencapai tujuan organisasi.

Peran menunjukkan partisipasi seseorang dalam mencapai tujuan organisasi. Peran manajemen publik pengelola keuangan daerah menunjukkan tercapainya mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif. Oleh karena


(27)

10

itu, dibutuhkan peran manajemen publik pejabat pengguna anggaran/barang dalam memimpin kegiatan di SKPD.

Pemerintah daerah terdiri dari banyak satuan kerja yang memiliki tugas dan wewenang berbeda. Menurut Permendagri 13 Tahun 2006 dalam konstruksi keuangan daerah terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

2. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Menurut Pasal 5 yang terdapat di Permendagri 13 Tahun 2006, kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada pengelola keuangan daerah, yaitu:

a. Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah b. Kepala SKPKD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

c. Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang. Dalam Pasal 10 Permendagri 13 Tahun 2006 disebutkan bahwa Kepala SKPD sebagai pejabat pengguna anggaran/barang merupakan salah satu pengelola keuangan daerah yang memiliki beberapa tugas diantaranya yaitu, menyusun anggaran, melaksanakan anggaran, menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya serta melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran. Selanjutnya berdasarkan Pasal 11 Permendagri 13 Tahun 2006, Kepala


(28)

11

SKPD dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

Silmilian (2013) menyatakan pada organisasi sektor publik, anggaran dapat digunakan untuk menilai kinerja para pimpinan SKPD, sehingga anggaran mampu mempengaruhi perilaku dan kinerja manajerial. Anggaran digunakan untuk

mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang masalah dalam organisasi dengan membandingkan hasil kinerja manajerial yang telah di anggarkan secara periodik. Agar suatu anggaran tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan maka diperlukan kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan dalam penyusunan anggaran.

Proses penyusunan anggaran adalah kegiatan yang penting dan kompleks,

sehingga kemungkinan dapat menimbulkan dampak fungsional dan disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Untuk mencegah dampak

disfungsional anggaran tersebut, kontribusi terbesar dari kegiatan penyusunan anggaran terjadi jika semua pihak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.

2.1.3 Voice

Voice adalah hak suara yang diberikan oleh organisasi kepada para staf. Voice merupakan komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan, di mana atasan menerima dan mendengarkan pendapat untuk berkomunikasi dengan bawahannya. Dalam proses komunikasi ini, atasan dan bawahan saling bertukar informasi. Voice berfokus pada partisipasi staf dalam mempengaruhi pengambilan


(29)

12

keputusan. Salah satu contohnya adalah hak suara yang digunakan pada saat penyusunan anggaran.

Menurut Leventhal (1980) dalam Libby (1999) voice didefinisikan sebagai kemampuan dari bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan dengan mengkomunikasikan pandangan mereka kepada para atasan. Menurut Feuille & Chachere (1995) dalam Libby (1999) contoh dari mekanisme voice yang digunakan di organisasi yaitu termasuk usaha dalam keterlibatan job, partisipatif manajemen, rencana keterlibatan staf, serta beberapa jenis teknik penilaian kinerja.

Menurut Korsgaard & Roberson (1995) dalam Noeverman (2010) voice dapat diukur dalam dua aspek, yaitu instrumental voice dan non-instrumental voice. Instrumental voice mengacu pada pengaruh persepsi atau pendapat para staf dalam diskusi anggaran., yang terjadi ketika masukan atau pendapat dari seseorang memiliki potensi untuk mempengaruhi keputusan akhir. Sedangkan non-instrumental voice mengacu pada kontribusi staf dalam diskusi anggaran. Non-instrumental voice adalah peluang untuk mengungkapkan pandangan seseorang mengenai sebuah keputusan, terlepas dari apakah pandangan tersebut dipertimbangkan atau tidak dalam keputusan akhir yang dibuat.

2.1.4 Kinerja Manajerial

Menurut literatur seperti yang diuraikan oleh Nouri dan Parker (1998) kinerja individual adalah fungsi dari tiga dimensi penting: kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Kemauan mengacu pada motivasi, sedangkan kamampuan mengacu pada kemampuan individual dan keterampilan. Peluang mengacu pada


(30)

faktor-13

faktor lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan yang memfasilitasi atau menghambat kinerja seperti tindakan rekan kerja dan kebijakan organisasi. Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi selama periode tertentu yang dinilai dengan serangkaian tolak ukur.

Kelompok manajemen dalam suatu organisasi merupakan pemain kunci dalam seluruh aspek kehidupan organisasi yang dipimpinnya. Pada tingkat yang dominan, berhasil tidaknya organisasi meraih kemajuan ditentukan oleh kinerja manajerial. Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh para manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran, yang dalam hal ini tertuju pada Kepala SKPD, Sekretaris, Kepala Bidang dan Kasubag Perencanaan melaksanakan fungsi-fungsi manajemennya.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting yakni tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi adalah strategi yang tepat dalam meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan mengarahkan dan

mempengaruhi bagaimana perilaku kerja yang seharusnya dalam memenuhi harapan organisasi terhadap setiap individu dalam organisasi tersebut. Kinerja manajerial ini diukur dengan menggunakan berbagai indikator yaitu, perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, staffing, negosiasi, dan representasi (Mahoney et al., 1963).

2.2 Penelitian Terdahulu

Libby (1999) telah mengkaji tentang hubungan antara penggunaan proses penganggaran yang adil dan kinerja bawahan. Teori keadilan organisasional


(31)

14

digunakan untuk mendefinisikan proses penganggaran yang adil dengan dua komponen yaitu keterlibatan bawahan dalam proses penganggaran atau voice, dan komunikasi dasar pemikiran bagi kurangnya pengaruh bawahan terhadap target anggaran akhir, atau explanation. Hasil penelitian Libby ini menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan ketika voice dan explanation digabungkan dibandingkan dengan voice saja.

Peneliti lainnya yaitu Parker & Kyj (2006) yang mengembangkan model pertukaran informasi vertikal antara atasan dan bawahan dalam proses

penganggaran dengan kinerja. Pertukaran informasi dari atasan kepada bawahan juga diuji dengan memasukkan ambiguitas peran dalam model. Selanjutnya Parker dan Kyj menemukan bahwa partisipasi anggaran berbanding terbalik dengan ambiguitas peran, yang pada gilirannya, berpengaruh negatif terhadap kinerja.

Contoh peneliti lainnya adalah Byrne dan Damon (2008) yang telah mengkaji hubungan antara voice, persepsi keadilan, dan kinerja. Hasil penelitian Byrne & Damon mengungkapkan bahwa semakin tinggi persepsi keadilan, semakin tinggi pula kinerja. Lebih lanjut Byrne menyatakan bahwa voice tidak signifikan

mempengaruhi kinerja. 2.3 Model Penelitian

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, model penelitian yang

menggambarkan hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran, voice, dan kinerja manajerial adalah sebagai berikut:


(32)

15

H2 H3

H1

Gambar 1. Model Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Partisipasi umumnya dinilai sebagai suatu pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi (Brownell, 1982). Brownell telah mengukur hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dan menemukan hubungan positif dan signifikan. Partisipasi penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja karena partisipasi

memungkinkan bawahan untuk mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan kepada atasannya dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh atasannya. Ketika tujuan telah direncanakan dan disetujui secara partisipatif, staf akan menginternalisasi tujuan tersebut dan mereka akan memiliki tanggung jawab secara personal untuk mencapainya melalui keterlibatan dalam proses anggaran (Milani, 1975).

Chong et al. (2006) juga melakukan penelitian melalui 74 responden dari manajer tingkat atas di sektor jasa keuangan Australia. Mereka menemukan bahwa

Voice Partisipasi Penyusunan Anggaran Kinerja Manajerial Voice Partisipasi Penyusunan Anggaran Kinerja Manajerial


(33)

16

partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial. Penelitian Murdayanti et al. (2013) pada 31 staf di organisasi sektor publik di Depok juga menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H1: partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

2.4.2 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Voice

Menurut literatur yang disebutkan oleh Elicker et al. (2006) voice timbul dengan cara menanyakan anggota organisasi tentang pemikiran mereka dan aktif

mendengarkan mereka ketika sedang berkomunikasi dalam pembuatan keputusan. Oleh sebab itu, dengan adanya keterlibatan anggota organisasi dalam menyusun anggaran dapat memunculkan peluang untuk meningkatkan voice mereka. Dengan ikut terlibat dalam penyusunan anggaran berarti para anggota organisasi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengungkapkan opini dan pandangan mereka, baik dalam bentuk instrumental voice maupun non-instrumental voice.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya oleh Nouri dan Parker (1998) bahwa voice yang tinggi dari partisipasi penyusunan anggaran memungkinkan pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran memberikan informasi yang realistis atas pelaksanaan anggaran. Dalam hal ini voice yang dimaksud adalah instrumental voice, karena para pihak yang berada pada kondisi instrumental voice tentu akan memberikan informasi yang realistis dan akurat jika masukan dari mereka


(34)

17

Menurut Lau dan Lim (2002) partisipasi penyusunan anggaran berguna untuk mengkomunikasikan keluhan para anggota organisasi, yang dalam hal ini merupakan penerapan non-instrumental voice. Tujuan anggaran serta pertukaran informasi antara atasan dan bawahan akan menjadi lebih jelas jika terdapat voice di dalamnya (Yuen, 2004). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H2: partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap voice 2.4.3 Pengaruh Voice terhadap Kinerja Manajerial

Menurut literatur yang disebutkan oleh Elicker et al. (2006), perilaku atasan yang meningkatkan voice bawahannya dapat membantu meminimalisir perlawanan dari bawahannya dan mengurangi penolakan terhadap hasil keputusan. Dengan tidak adanya keinginan untuk melawan atasan dan menolak keputusan, akan membuat para anggota organisasi lebih fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka sehingga kinerja mereka akan meningkat.

Ketika keputusan belum ditetapkan, instrumental voice dianggap sebagai alat pada diri individu untuk mempercayai bahwa mereka dapat mempengaruhi kinerja (Geddes et al., 2003). Lind et al. (1990) mengungkapkan bahwa individu yang diberi kesempatan untuk mempengaruhi keputusan akhir melalui pandangan dan masukan mereka, percaya bahwa voice akan membantu mengontrol hasil kinerja mereka.

Pada kondisi non-instrumental voice, meskipun anggota organisasi tidak mampu mempengaruhi keputusan, dengan diberikannya peluang untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi anggaran akan membuat para bawahan merasa memiliki status dan


(35)

18

memiliki peran penting di mata atasannya (Korsgaard dan Roberson, 1995). Oleh sebab itu, mereka akan merasa dipercaya dan merasa ikut memiliki organisasi sehingga akan timbul rasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi dan pada akhirnya kinerja mereka akan ikut meningkat.

Menurut Parker & Kyj (2006) bawahan memiliki informasi tentang ketidakpastian strategis yang terdapat di organisasinya. Dengan adanya pengungkapan informasi ini melalui voice, maka strategi yang telah ada dapat diperbaiki atau menghasilkan strategi baru yang dapat menguntungkan organisasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Lind et al. (1990), Lindquist (1995), dan Chow et al. (1996) juga mengemukakan bahwa voice mempengaruhi kinerja manajerial secara positif. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang diajukan yaitu:


(36)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung. Teknik pemilihan sampel Pemerintah Kabupaten/Kota menggunakan random sampling dengan probabilitas yang sama. Sedangkan dalam pemilihan SKPD dan responden di masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota dilakukan secara multistage sampling. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) multistage sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap lebih dari satu kali untuk mendapatkan calon responden yang diinginkan dengan probabilitas yang sama. Alasan penggunaan multistage sampling dalam penelitian ini yaitu

ketidakmungkinan untuk menjangkau setiap elemen sampel serta tingginya biaya. Adapun tahapan pemilihan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah yang menjadi sampel penelitian ini adalah dua Pemerintah Kabupaten dan dua Pemerintah Kota, yaitu:

a. Pemerintah Kabupaten Pringsewu b. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan c. Pemerintah Kota Bandar Lampung d. Pemerintah Kota Metro


(37)

20

Pemilihan sampel Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut dilakukan secara acak dengan probabilitas yang sama karena keempat daerah tersebut dianggap dapat mewakili seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. 2. Penelitian ini dilakukan pada SKPD karena kegiatan dinas atau badan

berhubungan secara langsung dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dibandingkan Sekretariat Daerah dan SKPKD.

3. SKPD yang menjadi sampel penelitian ini adalah SKPD yang mewakili pusat belanja, pusat pendapatan, pusat pelayanan publik, dan pusat administrasi, yaitu:

a. Dinas Pekerjaan Umum sebagai pusat belanja b. Dinas Perhubungan sebagai pusat pendapatan c. Dinas Pendidikan sebagai pusat pelayanan publik d. Dinas Kesehatan sebagai pusat pelayanan publik

e. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai pusat administrasi. f. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah sebagai pusat administrasi Pemilihan SKPD tersebut karena dianggap dapat mewakili seluruh SKPD yang terdapat pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang dikelompokkan berdasarkan pusat pertanggungjawabannya.

4. Aparat pemerintah yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan dan pengusulan anggaran pemerintah daerah. Fokus responden penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yaitu Kepala SKPD, Sekretaris, seluruh Kepala Bidang, serta Kasubag Perencanaan.


(38)

21

Pemilihan dinas atau badan dilakukan dengan alasan instansi tersebut merupakan satuan kerja pemerintah yang memiliki kepentingan dalam menyusun,

menggunakan, mengawasi dan melaporkan keuangan atau sebagai pelaksana pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah metode survei, dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada para staf yang

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada para staf. Jawaban dari para responden inilah yang kemudian akan diolah dan dianalisis agar bisa mendapatkan hasil penelitian. Penulis melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu sebelum menyebar kuesioner kepada responden yang bertujuan mengurangi permasalahan yang dialami oleh responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuesioner.

Studi pendahuluan yang dilakukan pertama yaitu tentang tata bahasa, sebab data literatur dan kuesioner asli penelitian ini menggunakan bahasa Inggris, oleh sebab itu penulis perlu menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara tepat.


(39)

22

menimbulkan kerancuan pertanyaan pada kuesioner sehingga responden dapat memahami maksud pertanyaan yang ada pada kuesioner yang disebarkan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kepada para responden secara langsung atau meminta bantuan kepada salah satu anggota untuk

mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner. Sebelum menyerahkan kuesioner kepada responden, penulis menanyakan terlebih dahulu apakah di organisasi tersebut terdapat partisipasi anggaran supaya kuesioner ditujukan kepada orang yang tepat dan dapat bermanfaat bagi penelitian. Pengumpulan dilakukan secara langsung dengan cara mendatangi kantor Pemda dan selanjutnya penulis dibantu oleh para staf untuk menyebarkan kuesioner kepada para staf lainnya.

3.3 Variabel Penelitian & Pengukuran Instrumen 3.3.1 Partisipasi Penyusunan Anggaran

Partisipasi penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan

individu-individu secara langsung dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka (Brownell, 1982). Pengukuran partisipasi penyusunan anggaran ini menggunakan 5 point skala likert. Instrumen yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran terdiri dari enam item pertanyaan yang dikembangkan oleh Milani (1975). Instrumen ini telah banyak digunakan oleh peneliti terdahulu dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang memuaskan (Brownel dan Chenhall (1988), Nouri (1998), Nouri dan Kyj (2008)). Responden diminta untuk memberikan penilaian dengan memilih salah satu dari


(40)

23

lima point skala likert. Angka 1 untuk sangat tidak setuju sampai angka 5 untuk sangat setuju.

3.3.2 Voice

Menurut Leventhal (1980) dalam Libby (1999) voice didefinisikan sebagai kemampuan dari bawahan untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan dengan mengkomunikasikan pandangan mereka kepada para atasan. Pengukuran voice ini menggunakan 5 point skala likert. Instrumen yang digunakan untuk mengukur voice terdiri dari dua belas item pertanyaan yang dikembangkan oleh Korsgaard & Roberson (1995). Instrumen ini juga telah digunakan oleh Elicker et al. (2006), Noeverman (2010). Responden ditanya seberapa besar pendapat mereka atas pertanyaan - pertanyaan tersebut dengan menggunakan skala likert 1-5. Angka 1 untuk sangat tidak setuju sampai angka 5 untuk sangat setuju.

3.3.3 Kinerja Manajerial

Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan dalam suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi selama periode tertentu yang dinilai dengan serangkaian tolak ukur. Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Pengukuran kinerja manajerial ini menggunakan 5 point skala likert. Pengukuran kinerja manajerial dalam penelitian ini menggunakan instrumen self-ratting yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) yang terdiri dari sembilan item pertanyaan. Instrumen diukur dengan skala likert mulai dari 1 (satu) yang menunjukkan kinerja yang paling rendah sampai 5 (lima) yang menunjukkan kinerja yang paling tinggi.


(41)

24

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktural (SEM). Menurut Smith (2004) dalam Yuliansyah et al. (2013) dua langkah yang digunakan dalam menganalisis SEM adalah

measurement model dan measurement structural model. Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai alat statistik yang tepat untuk pengujian variabel ini. Henseler dan Sarstedt (2013, p.567) mengatakan bahwa “PLS is a family of alternating least squares agorithms, which extend principal component and canonical correlation analysis.”

3.4.1 MeasurementModel

Penelitian ini menggunakan metode survey kuesioner untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu tiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut harus

memenuhi kualitas data yang valid dan reliable. Uji validitas digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam

kuesioner. Instrumen yang terdapat di penelitian ini dinyatakan valid jika data yang diperoleh bisa menjawab tujuan penelitian yang akan dicapai dengan akurat. Jika instrumen penelitian yang sama bisa stabil ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya maka instrumen tersebut dapat dinyatakan reliable. 3.4.1.1Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) agar dapat menganalisis Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability. Menurut Hulland (1999), sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa apabila Cronbach’s alpha dan


(42)

25

Composite Reliability memiliki nilai lebih dari 0,7 berarti menunjukan tingkat reliabilitas yang cukup baik. Akan tetapi apabila Cronbach’s alpha dan Composite Reliability memiliki nilai lebih dari 0,6 masih bisa dikatakan menunjukkan tingkat reliabilitas yang cukup baik juga. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing pernyataan pada tiap variabel dengan skor total.

3.4.1.2 Uji Validitas

Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan SPSS dan PLS. Pendekatan yang digunakan untuk menguji validitas menggunakan SPSS yaitu dengan

melakukan analisis faktor. Analisis faktor bertujuan untuk mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur korelasi antar sejumlah variabel dengan cara mendefinisikan dimensi atau faktor. Dengan analisis faktor, penulis dapat mengidentifikasi faktor dari suatu struktur dan melakukan pengelompokan jenis indikator ke dalam populasi dan memberikan analisis yang lebih terperinci terhadap data yang disajikan. Sebelum dilakukan analisis faktor masing-masing instrumen diharapkan memiliki nilai KMO MSA lebih dari 0,5 untuk mengetahui apakah data-data yang dikumpulkan tepat untuk analisis faktor. Pada analisis faktor ini, nilai loading dikatakan baik apabila memiliki nilai lebih dari 0,5 (Hair, JFJ et al. 2010). Oleh sebab itu, item dengan nilai factor loading kurang dari 0,5 akan dihilangkan dalam penelitian ini.

Sedangkan uji validitas yang menggunakan PLS yaitu dengan menguji validitas convergent dan discriminant. Validitas convergent dihitung dengan melihat skor Average Variance Extracted (AVE). Nilai validitas convergent dinyatakan sangat


(43)

26

baik apabila skor AVE di atas 0.5 (Henseler et al, 2009). Validitas selanjutnya adalah validitas discriminant, yang bertujuan untuk melihat apakah suatu item unik dan tidak sama dengan konstruk lain dalam model (Hulland, 1999). Pengujian validitas discriminant dapat dilakukan dengan dua metode, yang pertama yaitu dengan metode Fornell-Larcker, yang dapat dilakukan dengan cara membandingkan square roots atas AVE dengan korelasi vertikal laten. Validitas discriminant dikatakan baik apabila square root atas AVE sepanjang garis diagonal lebih besar korelasi antara satu konstruk dengan yang lainnya. Sedangkan metode yang kedua adalah dengan metode Cross-loading, di mana untuk mengukur validitas discriminant semua item harus lebih besar daripada konstruk lainnya (Al-Gahtani et al., 2007).

3.4.2 Measurement Structural Model

Pengukuran struktur model pada penelitian dalam literatur akuntansi manajemen banyak menggunakan teknik coefficient of determinant dan path coefficient (Chenhall, 2004). Penelitian ini juga sama menggunakan kedua teknik tersebut. 1. Coefficient of Determination (R²)

Pada teknik pengukuran ini konstruk endogen diuji untuk menguatkan hubungan antara konstruk eksogen dengan mengevaluasi R² yang berfungsi untuk mengukur hubungan antara variabel laten terhadap total varians. Nilai R² dengan variabel endogen di atas 0,1 merupakan yang dapat diterima (Chenhall, 2004).

2. Path Coefficient

Tes Path Coefficient (β) digunakan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar konstruk kuat. Cara ini dinilai melalui prosedur bootstrap dengan menggunakan 500 pergantian (e.g. Chenhall, 2004; Sholihin et al.,2010). Apabila path


(44)

27

coefficient lebih besar dari 0,100 maka hubungan antar konstruk dapat dikatakan kuat (Urbach & Ahlemann, 2010). Hubungan antar variabel laten dinilai

signifikan jika path coefficient berada pada level 0,050 (Urbach & Ahlemann, 2010).

3.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis atas partisipasi penyusunan anggaran, voice dan kinerja manajerial dilakukan dengan menggunakan perbandingan hasil path coeficient dengan t-tabel. Hipotesis dikatakan signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%, dan apabila T hitung < T tabel maka hipotesis dikatakan tidak signifikan.

3.6 Uji Jalur

Tujuan pengujian jalur adalah untuk mengetahui jalur mana yang paling tepat dan singkat pada saat variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir (Sugiyono, 2008). Uji jalur dihitung dengan menggunakan kalkulator The Sobel’s Test.


(45)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial melalui voice sebagai variabel mediasi. Untuk menjawab tujuan di atas, penulis melakukan survey kuesioner atas Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. Berdasarkan data 125 responden, kami

menganalisis data tersebut dengan menggunakan Structural Equation Modeling

(SEM), khususnya SmartPLS.

Penulis menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja manajerialsehingga hipotesis pertama diterima.

Hasil uji hipotesis kedua partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif dan

secara statistik signifikan terhadap voice. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis

kedua diterima. Pada hipotesis ketiga, voice 1 (instrumental voice) tidak

berpengaruh terhadap kinerja manajerial, dan voice 2 (non instrumental voice)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Oleh karena itu,

hipotesis ketiga diterima sebagian.

Dari hasil analisis di atas, hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial lebih tinggi jika melalui voice sebagai variabel mediasi, dibandingkan hubungan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja


(46)

48

manajerial secara langsung. Namun voice merupakan partially mediated, yaitu memediasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial namun tidak sepenuhnya karena hanya memediasi melalui non-instrumental voice.

5.2 Implikasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kepala Dinas atau Kepala Badan sebagai pengelola keuangan daerah tentang pentingnya partisipasi dalam penyusunan anggaran di pemerintahan daerah. Dengan adanya partisipasi dalam penganggaran maka voice para pihak yang terlibat akan ikut meningkat, sehingga anggaran yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Voice yang tinggi ini akan memicu individu untuk meningkatkan kinerja mereka. Hasil penelitian ini setidaknya dapat memotivasi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang terutama yang berkaitan dengan kinerja pemerintah daerah atau organisasi sektor publik lainnya.

5.3 Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain, hanya terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, voice, dan kinerja manajerial. Selanjutnya penelitian ini hanya terbatas pada dua kabupaten dan dua kota di Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan ketidakmungkinan untuk menjangkau setiap elemen sampel serta tingginya biaya yang diperlukan.

Penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel, sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang kiranya dapat digunakan sebagai


(47)

49

penghubung antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Penulis juga menyarankan agar penelitian selanjutnya memperluas sampel yang diteliti sehingga sampel yang diperoleh bisa lebih mewakili Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Agbejule, A. and L. Saarikoski. 2006. The Effect of Cost Management Knowledge on The Relationship Between Budgetary Participation and Managerial Performance. The British Accounting Review. Volume 38, Issue 4, Pages 427–440.

Al-Gahtani, S.S., Hubona, G.S. and Wang, J. 2007. Information Technology in Saudi Arabia: Culture and The Acceptance and Use of Information Technology. Information and Management, pp: 681-691.

Becker, S. and D. Green. 1962. Budgeting and Employee Behaviour. Journal of Business. pp. 392 – 402.

Bozeman, B. and D. J. Straussman. 1982. Shrinking Budgets and Shrinkage of Budget Theory. Public Administration Review. pp. 509–15.

Brownell, P. 1982. The Role of Accounting Data in Performance Evaluation, Budgetary Participation and Organizational Effectiveness. Journal of Accounting Research, 20, 12–27.

Byrne, S. and F. Damon. 2008. To Participate or Not to Participate? Voice and Explanation Effects on Performance in A Multi-Period Budget Setting. The British Accounting Review.

Chenhall, R.H. 2004. The Role of Cognitive and Affective Conflict in Early Implemantation of Activity-Bast Cost Management. Behavioral Research in Accounting, 16: 19-44.

Chenhall, R.H. and P. Brownell. 1988. The Effect of Participative Budgeting on Job Satisfaction and Performance: Role Ambiguity as an Intervening Variable. Accounting Organizations and Society. Vol. 13, No. 3. pp. 225-233.

Chong, V.K., I.R.C. Eggleton and M.K.C. Leong. 2006. The Multiple Roles of Participative Budgeting on Job Performance. Advances in Accounting, Volume 22, 67–95.


(49)

Chow, C. W., Lindquist, T. M. and Wu, A. 1996. Impact of national culture, justice perceptions and referent cognitions in the implementation of stretch target performance standards. Working paper. San Diego State University. Elicker, J.D., P.E. Levy and R.J. Hall. 2006. The Role of Leader-Member

Exchange in the Performance Appraisal Process. Journal of Management, Vol. 32 No. 4, August 2006, 531-551.

Geddes, D., K. Merriman, G. Ross and D. D. Hinkler. 2003. Self Appraisal ‘Voice’ and Perceptions of Justice: Examining The Impact and Interdependance of Instrumental and Value Expressive Effects. The International Journal of Conflict Management, vol 14, No. 1, pp 23-41. Hair, JFJ., Black, WC. Babin, BJ & Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis.

Upper Saddle River, NJ.

Henseler, J. and M. Sarstedt. 2013. Goodness-of-fit indices for partial least squares path modeling. Computational Statistics, 28(2), 565-580.

Henseler, J., C. Ringke and R. Sinkovics. 2009. The Use of Partial Least Squares Path Modeling in International Marketing. Advances in International Marketing, 20: 277-319.

Huang, C.L. and M.L. Chen. 2009. Relationships among Budgetary Leadership Behavior, Managerial Budgeting Games, and Budgetary Attitudes: Evidence from Taiwanese Corporations. Journal of International Accounting,

Auditing and Taxation. 18, 73–84.

Hulland, J. 1999. Use of Partial Least Squares (PLS) in Strategic Management Research: A Review of Four Recent Studies. Strategic Management Journal 20 (2): 195-204.

Kanfer, R, Sawyer, J, Earley, P. C, & Lind, E. A. (1987). Participation in Task Evaluation Procedures: The Effects of Influential Opinion Expression and Knowledge of Evaluative Criteria on Attitudes and Performance. Social Justice Research, 1, pp 235-249.

Korsgaard, M. A., & Roberson, L. 1995. Procedural justice in performance evaluation: The role of instrumental and non-instrumental voice in

performance appraisal discussions. Journal of Management, 21: 657-669. Lau, C.M., and E.W. Lim. 2002. The Effects of Procedural Justice and Evaluative

Styles on The Relationship Between Budgetary Participation and Performance. Advances in Accounting, Vol 19, 2002, Pages 139–160. Libby, T. 1999. The influence of voice and explanation on performance in a

participative budgeting setting. Accounting, Organizations and Society, 24, 125-137.


(50)

Lind, E. A., Kanfer, R., Earley, P.C. 1990. Voice, control, and procedural justice: Instrumental and non-instrumental concerns in fairness judgements. Journal of Personality and Social Psychology. 59 (5), 952-959.

Lindquist, T. M. 1995. Fairness as an antecedent to participative budgeting: Examining the effects of distributive justice, procedural justice and referent cognitions on satisfaction and performance. Journal of Management

Accounting Research. 7, 122-147.

Lu, C.T. 2011. Relationships among Budgeting Control System, Budgetary Perceptions, and Performance: a Study of Public Hospitals. African Journal of Business Management, Vol. 5(15), pp. 6261-6270.

Mahoney, T.A., T.H. Jerdee and S. J. Carrol. 1963. Development of Managerial Performance: A. Research Approach. Cincinnati, OH: South western publising company.

Milani, K. 1975. The relationship of participation in budget-setting to industrial supervisor performance and attitude: A field study. The Accounting Review. pp. 274-284.

Murdayanti, Y., N. Hasanah and D. Nurmalasari. 2013. Organization Structure, Asymmetric Information, Budget Emphasis with Connection in

Participation Budgeting Against Performance of Local Government Forces. The 2013 IBEA, International Conference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok – Thailand.

Noeverman, J. 2010. Not Just Because it is Fair - The Role of Feedback Quality and Voice in Performance Evaluation. Erasmus Research Institute Of Management.

Nouri, H. and L. Kyj. 2008. The effect of performance feedback on prior budgetary participative research using survey methodology: An empirical study. Critical Perspectives on Accounting, 19, 1431–1453.

Nouri, H. and R.J. Parker. 1998. The Relationship Between Budget Participation and Job Performance: The Roles of Budget Adequacy and Organizational Commitment. Accounting Orgnnization and Society, Vol. 23, No 5/6, pp. 467-483.

Parker, R.J. and L. Kyj. 2006. Vertical Information Sharing in The Budgeting Process. Accounting, Organizations and Society. 31, 27–45.

Pramesthiningtyas, A.H dan A. Rohman. 2011. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial, melalui Komitmen Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada 15 Perusahaan Di Kota Semarang). (Thesis). Universitas Diponegoro. Semarang.


(51)

Republik Indonesia, 2006, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta.

Rofingatun, S., M.S. Idrus, U. Salim, and Djumahir. 2013. Effect of Budgeting Participation to Justice Organization, Organizational Commitment and Organizational Performance in Papua Hospital. Journal of Business and Management. Volume 8, Issue 2, pp 01-06.

Sholihin, M. and R. Pike. 2010. Organizational Commitment in The Police Service: Exploring The Effects of Performance Measures, Procedural Justice, and Interpersonal Trust. Financial Accountability and Management, 26 (4): 392-417.

Silmilian. 2013. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah dengan Motivasi Kerja dan Internal Locus Of Control sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada SKPD

Pemerintah Daerah Kota Padang). (Skripsi). Universitas Negeri Padang. Padang. 23 pp.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, no. 2, Desember 2005.

Urbach, N. and F. Ahlemann. 2010. Structural Equation Modeling in Information Systems Research Using Partial Least Square. Journal of Information Technology Theory and Application, 11 (2): 5-39.

Yuen, D.C.Y. 2004. Goal Characteristics, Communication and Reward Systems, and Managerial Propensity to Create Budgetary Slack. Managerial Auditing Journal. Vol. 19 No. 4, pp. 517-532.

Yuliansyah, S. Khoirina dan M. Yunus. 2013. Bagaimana Implementasi Hall’s (2008) Framework Pada Level Staf di Service Sector?. SNA XVI Manado. Zainuddin, S. and C.R. Isa. 2011. The Role of Organizational Fairness and

Motivation in the Relationship Between Budget Participation and

Managerial Performance: A Conceptual Paper. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(12): 641-648.


(1)

48

manajerial secara langsung. Namun voice merupakan partially mediated, yaitu memediasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial namun tidak sepenuhnya karena hanya memediasi melalui non-instrumental voice.

5.2 Implikasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kepala Dinas atau Kepala Badan sebagai pengelola keuangan daerah tentang pentingnya partisipasi dalam penyusunan anggaran di pemerintahan daerah. Dengan adanya partisipasi dalam penganggaran maka voice para pihak yang terlibat akan ikut meningkat, sehingga anggaran yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Voice yang tinggi ini akan memicu individu untuk meningkatkan kinerja mereka. Hasil penelitian ini setidaknya dapat memotivasi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang terutama yang berkaitan dengan kinerja pemerintah daerah atau organisasi sektor publik lainnya.

5.3 Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain, hanya terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu partisipasi penyusunan anggaran, voice, dan kinerja manajerial. Selanjutnya penelitian ini hanya terbatas pada dua kabupaten dan dua kota di Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan ketidakmungkinan untuk menjangkau setiap elemen sampel serta tingginya biaya yang diperlukan.

Penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel, sehingga bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang kiranya dapat digunakan sebagai


(2)

49

penghubung antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Penulis juga menyarankan agar penelitian selanjutnya memperluas sampel yang diteliti sehingga sampel yang diperoleh bisa lebih mewakili Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agbejule, A. and L. Saarikoski. 2006. The Effect of Cost Management Knowledge on The Relationship Between Budgetary Participation and Managerial Performance. The British Accounting Review. Volume 38, Issue 4, Pages 427–440.

Al-Gahtani, S.S., Hubona, G.S. and Wang, J. 2007. Information Technology in Saudi Arabia: Culture and The Acceptance and Use of Information Technology. Information and Management, pp: 681-691.

Becker, S. and D. Green. 1962. Budgeting and Employee Behaviour. Journal of Business. pp. 392 – 402.

Bozeman, B. and D. J. Straussman. 1982. Shrinking Budgets and Shrinkage of Budget Theory. Public Administration Review. pp. 509–15.

Brownell, P. 1982. The Role of Accounting Data in Performance Evaluation, Budgetary Participation and Organizational Effectiveness. Journal of Accounting Research, 20, 12–27.

Byrne, S. and F. Damon. 2008. To Participate or Not to Participate? Voice and Explanation Effects on Performance in A Multi-Period Budget Setting. The British Accounting Review.

Chenhall, R.H. 2004. The Role of Cognitive and Affective Conflict in Early Implemantation of Activity-Bast Cost Management. Behavioral Research in Accounting, 16: 19-44.

Chenhall, R.H. and P. Brownell. 1988. The Effect of Participative Budgeting on Job Satisfaction and Performance: Role Ambiguity as an Intervening Variable. Accounting Organizations and Society. Vol. 13, No. 3. pp. 225-233.

Chong, V.K., I.R.C. Eggleton and M.K.C. Leong. 2006. The Multiple Roles of Participative Budgeting on Job Performance. Advances in Accounting, Volume 22, 67–95.


(4)

Chow, C. W., Lindquist, T. M. and Wu, A. 1996. Impact of national culture, justice perceptions and referent cognitions in the implementation of stretch target performance standards. Working paper. San Diego State University. Elicker, J.D., P.E. Levy and R.J. Hall. 2006. The Role of Leader-Member

Exchange in the Performance Appraisal Process. Journal of Management, Vol. 32 No. 4, August 2006, 531-551.

Geddes, D., K. Merriman, G. Ross and D. D. Hinkler. 2003. Self Appraisal ‘Voice’ and Perceptions of Justice: Examining The Impact and Interdependance of Instrumental and Value Expressive Effects. The International Journal of Conflict Management, vol 14, No. 1, pp 23-41. Hair, JFJ., Black, WC. Babin, BJ & Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis.

Upper Saddle River, NJ.

Henseler, J. and M. Sarstedt. 2013. Goodness-of-fit indices for partial least squares path modeling. Computational Statistics, 28(2), 565-580.

Henseler, J., C. Ringke and R. Sinkovics. 2009. The Use of Partial Least Squares Path Modeling in International Marketing. Advances in International Marketing, 20: 277-319.

Huang, C.L. and M.L. Chen. 2009. Relationships among Budgetary Leadership Behavior, Managerial Budgeting Games, and Budgetary Attitudes: Evidence from Taiwanese Corporations. Journal of International Accounting,

Auditing and Taxation. 18, 73–84.

Hulland, J. 1999. Use of Partial Least Squares (PLS) in Strategic Management Research: A Review of Four Recent Studies. Strategic Management Journal 20 (2): 195-204.

Kanfer, R, Sawyer, J, Earley, P. C, & Lind, E. A. (1987). Participation in Task Evaluation Procedures: The Effects of Influential Opinion Expression and Knowledge of Evaluative Criteria on Attitudes and Performance. Social Justice Research, 1, pp 235-249.

Korsgaard, M. A., & Roberson, L. 1995. Procedural justice in performance evaluation: The role of instrumental and non-instrumental voice in

performance appraisal discussions. Journal of Management, 21: 657-669. Lau, C.M., and E.W. Lim. 2002. The Effects of Procedural Justice and Evaluative

Styles on The Relationship Between Budgetary Participation and Performance. Advances in Accounting, Vol 19, 2002, Pages 139–160. Libby, T. 1999. The influence of voice and explanation on performance in a

participative budgeting setting. Accounting, Organizations and Society, 24, 125-137.


(5)

Lind, E. A., Kanfer, R., Earley, P.C. 1990. Voice, control, and procedural justice: Instrumental and non-instrumental concerns in fairness judgements. Journal of Personality and Social Psychology. 59 (5), 952-959.

Lindquist, T. M. 1995. Fairness as an antecedent to participative budgeting: Examining the effects of distributive justice, procedural justice and referent cognitions on satisfaction and performance. Journal of Management

Accounting Research. 7, 122-147.

Lu, C.T. 2011. Relationships among Budgeting Control System, Budgetary Perceptions, and Performance: a Study of Public Hospitals. African Journal of Business Management, Vol. 5(15), pp. 6261-6270.

Mahoney, T.A., T.H. Jerdee and S. J. Carrol. 1963. Development of Managerial Performance: A. Research Approach. Cincinnati, OH: South western publising company.

Milani, K. 1975. The relationship of participation in budget-setting to industrial supervisor performance and attitude: A field study. The Accounting Review. pp. 274-284.

Murdayanti, Y., N. Hasanah and D. Nurmalasari. 2013. Organization Structure, Asymmetric Information, Budget Emphasis with Connection in

Participation Budgeting Against Performance of Local Government Forces. The 2013 IBEA, International Conference on Business, Economics, and Accounting. Bangkok – Thailand.

Noeverman, J. 2010. Not Just Because it is Fair - The Role of Feedback Quality and Voice in Performance Evaluation. Erasmus Research Institute Of Management.

Nouri, H. and L. Kyj. 2008. The effect of performance feedback on prior budgetary participative research using survey methodology: An empirical study. Critical Perspectives on Accounting, 19, 1431–1453.

Nouri, H. and R.J. Parker. 1998. The Relationship Between Budget Participation and Job Performance: The Roles of Budget Adequacy and Organizational Commitment. Accounting Orgnnization and Society, Vol. 23, No 5/6, pp. 467-483.

Parker, R.J. and L. Kyj. 2006. Vertical Information Sharing in The Budgeting Process. Accounting, Organizations and Society. 31, 27–45.

Pramesthiningtyas, A.H dan A. Rohman. 2011. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial, melalui Komitmen Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada 15 Perusahaan Di Kota Semarang). (Thesis). Universitas Diponegoro. Semarang.


(6)

Republik Indonesia, 2006, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta.

Rofingatun, S., M.S. Idrus, U. Salim, and Djumahir. 2013. Effect of Budgeting Participation to Justice Organization, Organizational Commitment and Organizational Performance in Papua Hospital. Journal of Business and Management. Volume 8, Issue 2, pp 01-06.

Sholihin, M. and R. Pike. 2010. Organizational Commitment in The Police Service: Exploring The Effects of Performance Measures, Procedural Justice, and Interpersonal Trust. Financial Accountability and Management, 26 (4): 392-417.

Silmilian. 2013. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparatur Pemerintah dengan Motivasi Kerja dan Internal Locus Of Control sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris pada SKPD

Pemerintah Daerah Kota Padang). (Skripsi). Universitas Negeri Padang. Padang. 23 pp.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, no. 2, Desember 2005.

Urbach, N. and F. Ahlemann. 2010. Structural Equation Modeling in Information Systems Research Using Partial Least Square. Journal of Information Technology Theory and Application, 11 (2): 5-39.

Yuen, D.C.Y. 2004. Goal Characteristics, Communication and Reward Systems, and Managerial Propensity to Create Budgetary Slack. Managerial Auditing Journal. Vol. 19 No. 4, pp. 517-532.

Yuliansyah, S. Khoirina dan M. Yunus. 2013. Bagaimana Implementasi Hall’s (2008) Framework Pada Level Staf di Service Sector?. SNA XVI Manado. Zainuddin, S. and C.R. Isa. 2011. The Role of Organizational Fairness and

Motivation in the Relationship Between Budget Participation and

Managerial Performance: A Conceptual Paper. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 5(12): 641-648.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 4 21

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening

0 3 22

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH DENGAN KECUKUPAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Dengan Kecukupan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel

0 1 17

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH DENGAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah Dengan Kecukupan Anggaran Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating

0 1 19

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARAT PEMERINTAH DAERAH: GAYA Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah: Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating.

0 1 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARAT PEMERINTAH DAERAH: GAYA Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah: Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating.

0 1 17

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 1 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 0 15

Kepuasan Kerja Sebagai Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah ( Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Badung).

0 0 36