Aspek-aspek Motivasi berprestasi Faktor-faktor Motivasi Berprestasi

Sem entara itu Edward As’ad dalam Wirabayu, 2005 menguraikan motivasi berprestasi sebagai kebutuhan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas lebih sukses untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dari beberapa pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi sebagai dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan aktivitas tertentu dan usaha yang maksimal serta mengatasi rintangan yang ada guna mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

2.1.2. Aspek-aspek Motivasi berprestasi

Lebih lanjut McClelland dalam Wirabayu 2005 mengemukakan aspek- aspek motivasi berprestasi sebagai berikut: a. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tanggung jawab secara pribadi atas tindakan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan. Individu merasa puas dengan prestasinya sekarang meskipun belum melebihi prestasi orang lain karena sanggup dapat berbuat suatu hal yang merubah prestasinya yang lampau. Individu menikmati kesibukkannya sepanjang hari karena baginya semakin banyak kemampuan yang dimiliki maka semakin berhasil dan senang melakukan ketrampilan tingkat tinggi. Individu menikmati kesibukkannya setiap hari dan penting baginya untuk melebihi prestasi orang lain. b. Menetapkan arah tujuan untuk berhasil dan sukses. Individu menetapkan arah dan tujuan sukses dalam dirinya dengan standar optimis akan berhasil, dengan memilih pekerjaan yang bersifat moderat membuat individu merasa santai dan mudah dikuasai daripada tugas yang bersifat sulit. Suka belajar dan berkerja keras, apabila mengalami kesulitan akan terus mencoba hingga berhasil daripada beralih ke pekerjaan lainnya, bagi individu menjadikkan diri sendiri untuk menang adalah penting. c. Menempatkan tujuan yang sedang dan bekerja lebih keras, oleh karena itu individu berusaha memaksimalkan kepuasan akan prestasinya. Individu merasa puas apabila melakukan pekerjaan sebaik-baiknya oleh karena itu bila mengerjakan suatu tugas berusaha terus menerus menekuninnya hingga berhasil, oleh karena itu individu memilih tugas yang merasa dikerjakan. Apabila mengerjakkan tugas maka akan dikerjakan secara maksimal sehingga kepuasan individu akan lebih besar dalam persaingan terhadap orang lain dalam prestasi, individu puas karena dapat melebihi prestasinya yang lalu.

2.1.3. Faktor-faktor Motivasi Berprestasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi ada 2 yaitu: faktor internal dan eksternal dalam Wirabayu, 2005. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu, yang termasuk faktor internal adalah: 1. Keadaan jasmani Keadaan jasmani antara lain bentuk wajah, warna kulit, dan sebagainya. Sebaliknya Kartikawati 1995 mengemukakan bahwa cacat fisik yang dimiliki individu akan dapat menghambat dirinya untuk mempunyai motivasi berprestasi. 2. Jenis kelamin Jung Hananto, 2000 berpendapat bahwa faktor jenis kelamin mem- pengaruhi motivasi berprestasi. Ada kecenderungan wanita untuk menghindari sukses merupakan faktor yang melatarbelakangi rendahnya motivasi berprestasi pada wanita. 3. Usia Neugarten 1987 mengatakan bahwa kesadaran akan umur yang semakin bertambah menjadi suatu pendorong untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Orang yang berusia lebih tua akan semakin banyak pengalaman dalam kehidupan dan mempunyai suatu kiat-kiat tertentu untuk menghindari kegagalan dan tidak akan melakukan kegagalan yang sama. 4. Inteligensi Individu dengan taraf kecerdasan yang tinggi diharapkan memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini didukung oleh Pietrofesa dan Splete dalam Ariani, 1995 bahwa intelegensi akan mempengaruhi motivasi berprestasi individu, semakin tinggi inteligensi akan semakin tinggi pula motivasi berprestasinya. 5. Kepribadian Tiap-tiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda. Salah satu contoh adalah 2 tipe kepribadian individu, yaitu kepribadian locus of control internal dan locus of control external. Individu dengan locus of control internal lebih suka menentang pengaruh dari luar serta tanggung jawab pribadi terhadap kegagalan dari usaha yang dilakukannya, sedangkan individu dengan locus of control eksternal memiliki anggapan bahwa kegagalan berasal dari hal-hal yang di luar dirinya, misalnya dari guru, orang tua, teman, dan lain-lain. 6. Minat Individu mempunyai minat untuk belajar, berkompetisi dan tidak mengharapkan kegagalan akan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi Setiawan, 1993. 7. Citra diri Ratnawati Sinabela 1996 menyatakan bahwa individu yang mempunyai citra diri positif akan tampak percaya diri, aktif dan berani menghadapi sesuatu. Sebaliknya individu yang memiliki citra diri negatif akan tampak ragu-ragu, kurang percaya diri dan kurang berani dalam menghadapi sesuatu meskipun sebenarnya memiliki kemampuan. Dilihat dari ciri-ciri yang ada, maka individu yang mempunyai citra diri positif akan memiliki motivasi berprestasi tinggi daripada individu yang memiliki citra diri negatif. 8. Keberhasilan yang pernah dicapai Greene Hananto, 2000 menyatakan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan memiliki arti bahwa individu mampu mengatasi kesulitan dan tantangan yang dihadapi, keberhasilan ini akan menumbuhkan kepercayaan pada diri serta penghargaan atas usaha yang dilakukannya. Individu akan berpandangan positif pada dirinya sehingga menimbulkan suatu harapan baru untuk mencapai prestasi yang lebih baik. 9. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan individu akan berpengaruh pada kebutuhan- kebutuhannya. Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menuntut timbal balik nyata, misalnya memiliki aspirasi yang realistik terhadap dirinya. Klein Mahen Hananto, 2000 mengungkapkan bahwa individu yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak menuntut peranan bagi dirinya daripada individu yang berpendidikan rendah. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu : 1. Lingkungan keluarga Terbentuknya motivasi berprestasi bersumber dari cara orang tua mendidik dan mengasuh anak. Orang tua yang mendidik anaknya untuk berusaha menentukan sendiri apa yang sebaiknya dilakukan dan mampu mengerjakan tugas-tugas tanpa bantuan orang lain, disertai dengan sikap orang tua yang selalu menghargai setiap prestasi yang telah dicapai anaknya, akan menumbuhkan motivasi berprestasi yang lebih tinggi pada anak. Heckhausen Martaniah,1975 menambahkan latihan yang diberikan oleh orang tua untuk percaya diri sendiri dapat membantu tumbuhnya motivasi berprestasi. 2. Lingkungan masyarakat Mencakup tempat individu hidup dan bergaul, berbudaya, tradisi nilai hidup dan pola hidup yang dianut masyarakat lingkungannya, semua itu memperngaruhi motivasi berprestasinya individu. McClelland 1978 mengatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan bagian dari kebudayaan secara keseluruhan, yaitu bagian dari agama, gaya hidup atau lebih khusus lagi dari cara orang tua mengasuh anaknya. Motivasi berprestasi berkembang karena pengaruh kebudayaan dan lingkungan yang mementingkan perkembangan kebebasan pada anggota keluarganya, orang tua pada umumnya mengasuh anak sesuai dengan pola hidup yang dianut lingkungannya. 3. Lingkungan sekolah Sementara itu, Ratnawati Sinambela 1996 menjelaskan bahwa sejauh mana sekolah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam berprestasi di sekolah yang meliputi fasilitas yang disediakan, hubungan antar siswa dan guru, hubungan antara siswa dengan siswa itu sendiri. Siswa merasakan kebutuhannya terpenuhi jika pihak sekolah mampu menyediakan fasilitas pendidikan yang mampu memuaskan rasa ingin tahu siswa yang tinggi, hubungan siswa dengan guru, dan dengan siswa lain terjalin harmonis. Selanjutnya, siswa akan memperoleh iklim yang menyenangkan dan siswa akan terus menerus terdorong untuk meningkatkan prestasinya. Dari faktor-faktor tersebut dapat digolongkan kedalam 2 faktor yaitu faktor internal meliputi: keadaan jasmani, jenis kelamin, usia, intelegensi, citra diri, keberhasilan yang pernah dicapai, dan tingkat pendidikan. Sedangkan faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. 2.2 Pola Asuh Orang Tua 2.2.1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2